Anda di halaman 1dari 41

Pada tumbuhan tomat, jamblang, bawang Dayak dan kersen

Menurut (Winarsi, 2007) antioksidan dalam arti biologis adalah senyawa yang
mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh.
Antioksidan sangat diperlukan oleh manusia, bagian terluar yang melindungi
tubuh manusia adalah kulit. Masalah yang sering dihadapi oleh manusia adalah
paparan radikal bebas yang bisa menyebabkan penuaan dini ketika radikal bebas
memiliki jumlah yang besar. Oleh karena itu antioksidan sangat diperlukan
untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan-kerusakan sel dalam tubuh yang
disebabkan oleh radikal bebas.
BAHAN ALAMI
Pada kosmetika tradisional pastinya menggunakan bahan-bahan alami yang bisa
ditemukan di alam, seperti contohnya adalah tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang
mengandung antioksidan alami antara lainnya dalah :
1. Tomato (Solanum Lycopersicum)
2. Jamblang (Syzygium)
3. Dayak Onion (Eleutherine Americana Merr)
4. Karsen (Muntingia Calabura)
tomat
Dalam buah tomat terdapat kandung lycopene. Lycopene, salah satu antioksidan
alami yang sangat kuat ternyata terkandung di dalam buah tomat dengan kadar 30-100
ppm (Bombardelli, 1999). Lycopene mampu mengendalikan singlet oxygen (oksigen dalam
bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali dari pada
gluthation. Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat radiasi sinar ultra
violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Oleh karena itu tomat bisa
membantu dalam mengatasi penuaan dini pada kulit.
KOSMETIK
tomat
Produk-produk kosmetik yang memanfaatkan buah tomat sebagai bahan
utama maupun bahan pelengkap dalam sebuah kosmetik. Salah satunya
adalah dijadikan sebagai masker. Cara pembuatan tersebut antara lain
adalah dengan memanfaatkan air dari tomat sebagai masker yang dioleskan
pada seluruh wajah selama 15 menit. Setelah air tomat mongering maka bisa
dibilas dengan air bersih. Selain didapatkan manfaat sebagai sumber
antioksidan alami, manfaat lain yang didapatkan pada masker tomat alami
yaitu mengecilkan pori-pori, membantu mengatasi jerawat dan juga
mencerahkan wajah.
Jamblang
Kandungan senyawa aktif dalam tanaman jamblang cukup banyak, diantaranya
adalah senyawa golongan polifenol (flavonoid dan tanin) yang merupakan salah satu
antioksidan alami. Oleh karena itu, tanaman ini memiliki potensi tuk dikembangkan
sebagai sumber antioksidan alami. Biji jamblang juga kaya akan flavonoid, antioksidan
yang terkenal bertanggung jawab atas pemulungan radikal bebas dan efek perlindungan
pada enzim antioksidan dan juga ditemukan memiliki jumlah fenolat tinggi dengan
aktivitas antioksidan yang signifikan. Jamblang juga kaya akan zat gizi seperti protein,
kalsium, gula, garam mineral, dan vitamin C.
KOSMETIK
Jamblang
Pembuatan kosmetik dari buah jamblang terutama pada lipstick dapat
dibuat dengan cara membuat ekstrak buah terlebih dahulu dan dipisah
antara buah dan bijinya. Buah diblender hingga rata tanpa menambahkan
pelarut apapun, selanjutnya buah yang sudah disaring di blender untuk
kemudia di uapkan menggunakan thermostatic waterbath 40-60 derajat
celcius hingga mendapatkan ekstrak yang kental. Pemanasan atau
penguapan tidak boleh lebih dari suhu tersebut karena jika terlalu panas
kandungan antioksidan pada ekstrak buah jamblang akan berkurang.
Bawang dayak
Bawang Dayak memiliki beberapa kandungan yang sangat bermanfaat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, kandungan tersebut antara lainnya adalah antioksidan,
seperti flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, triterpenoid, dan tanin. Nantinya antioksidan ini
akan bekerja secara efektif dalam mematikan sekaligus menghambat potensi tumbuhnya
jamur, bakteri, dan virus yang menyebabkan penyakit.
Bawang dayak sangat efektif dalam memerangi bakteri jenis Staphylococcus
aureus atau MRSA, P. aeruginosa, Shigella sp, dan B. cereus.
Kersen
Kersen memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan tanin. Terdapat penelitian
bahwa tumbuhan Kersen yang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa
flavonoid berguna sebagai penangkap radikal bebas yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan. Daun kersen (Muntingia calabura ) secara empiris di masyarakat digunakan
untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu potensi yang dimiliki dari daun
kersen adalah sebagai antioksidan. Senyawa aktif yang dimiliki oleh daun kersen yang
memiliki aktivitas antioksidan diantaranya adalah fenolik, flavonoid, dan alkaloid.
KOSMETIK
Kersen

Kersen adalah salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai


tabir surya alami. Terdapat penelitian bahwa tumbuhan yang
mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan
fenol berguna sebagai penangkap radikal bebas, yang memiliki
aktivitas sebagai antioksidan. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, bahwa daun kersen dapat diformulasikan ke dalam
sediaan ge tabir surya karena memenuhi persyaratan sifat fiska dan
kimia yaitu organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya
lekat, pH, dan viskositas.
ANTIOKSIDANT ALAMI

Di Susun oleh :
Kelompok 4
1. Elvira Indah (5402420056)
2. Safithri K (5402420060)
3. Winda Lia (5402420068)
4. Wa Ode Yeyeng (5402420072)

Dosen Pengampu :

ADHI KUSUMASTUTI, S. T., M. T., Ph.D.


dr. ENY WIDHIA AGUSTIN, M.K.M.

PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT dan semesta alam yang kepada Nya kita menyembah dan
kepada Nya kami memohon pertolongan.Sholawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW
khataman nabiyyin,beserta para keluarga dan sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman.

Dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT kami berikan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dari ibu Delta dan ibu Maria.

Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna,maka dari itu apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon
dimaafkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,aamiin.

Semarang, 2 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..4

A. Antioksidan dan Radikal Bebas ………………………………………………………4


B. Tomat sebagai Antioksidan dan Pemanfaatannya sebagai Kosmetik yang
Mengandung Antioksidan …………………………………………………………….5
C. Jamblang sebagai Antioksidan dan Pemanfaatannya sebagai Kosmetik yang
mengandung Antioksidan ……………………………………………………………14
D. Bawang Dayak sebagai Antioksidan dan Pemanfaatannya sebagai Kosmetik yang
Mengandung Antioksidan …………………………………………………………...18
E. Karsen sebagai Antioksidan dan Pemanfaatannya sebagai Kosmetik yang
Mengandung Antioksidan …………………………………………………………...20

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………….27

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut (Winarsi, 2007) antioksidan dalam arti biologis adalah senyawa yang
mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan
sangat diperlukan oleh manusia, bagian terluar yang melindungi tubuh manusia adalah
kulit. Masalah yang sering dihadapi oleh manusia adalah paparan radikal bebas yang bisa
menyebabkan penuaan dini ketika radikal bebas memiliki jumlah yang besar. Oleh karena
itu antioksidan sangat diperlukan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan-kerusakan
sel dalam tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas.

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif
karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya.
Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan
molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan
berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit
degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu
antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat
menginduksi suatu penyakit (Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K., Akiyama, K.,
and Taniguchi, H., 2002).

Selain didapatkan alami dari tubuh, antioksidan juga dapat didapatkan secara
alami melalui tumbuh-tumbuhan yang kita konsumsi. Tumbuh-tumbuhan tersebut
adalah tomat, jamblang, bawang Dayak, dan karsen. Bahan-bahan tersebut memiliki
kandungan antioksidan yang cukup baik untuk tubuh, tidak hanya bisa dikonsumsi
secara langsug saja, tumbuhan tersebut juga bisa dijadikan sebagai kandungan dalam
kosmetik tradisional. Selain membantu untuk Kesehatan tubuh dari dalam juga bisa
membantu dalam menyehatkan kulit dari luar.

Dalam buah tomat terdapat kandung lycopene. Lycopene, salah satu antioksidan
alami yang sangat kuat ternyata terkandung di dalam buah tomat dengan kadar 30-100
ppm (Bombardelli, 1999). Lycopene mampu mengendalikan singlet oxygen (oksigen
dalam bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali
dari pada gluthation. Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat
1
radiasi sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Oleh
karena itu tomat bisa membantu dalam mengatasi penuaan dini pada kulit.
Kandungan senyawa aktif dalam tanaman jamblang cukup banyak, diantaranya
adalah senyawa golongan polifenol (flavonoid dan tanin) yang merupakan salah satu
antioksidan alami. Oleh karena itu, tanaman ini memiliki potensi tuk dikembangkan
sebagai sumber antioksidan alami. Biji jamblang juga kaya akan flavonoid,
antioksidan yang terkenal bertanggung jawab atas pemulungan radikal bebas dan efek
perlindungan pada enzim antioksidan dan juga ditemukan memiliki jumlah fenolat
tinggi dengan aktivitas antioksidan yang signifikan. Jamblang juga kaya akan zat gizi
seperti protein, kalsium, gula, garam mineral, dan vitamin C.
Bawang Dayak memiliki beberapa kandungan yang sangat bermanfaat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, kandungan tersebut antara lainnya
adalah antioksidan, seperti flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, triterpenoid, dan tanin.
Nantinya antioksidan ini akan bekerja secara efektif dalam mematikan sekaligus
menghambat potensi tumbuhnya jamur, bakteri, dan virus yang menyebabkan
penyakit. Bawang dayak sangat efektif dalam memerangi bakteri jenis Staphylococcus
aureus atau MRSA, P. aeruginosa, Shigella sp, dan B. cereus.
Kersen memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan tanin. Terdapat penelitian
bahwa tumbuhan Kersen yang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa
flavonoid berguna sebagai penangkap radikal bebas yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan. Daun kersen (Muntingia calabura ) secara empiris di masyarakat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu potensi yang
dimiliki dari daun kersen adalah sebagai antioksidan. Senyawa aktif yang dimiliki
oleh daun kersen yang memiliki aktivitas antioksidan diantaranya adalah fenolik,
flavonoid, dan alkaloid.
1.2. Rumusan Masalah
Dari pembahasan di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari antioksidan dan radikal bebas?
2. Apa saja kandungan dalam tomat yang menggandung antioksidan dan bisa
dijadikan sebagai kosmetik?
3. Apa saja kandungan dalam jamblang yang menggandung antioksidan dan bisa
dijadikan sebagai kosmetik?
4. Apa saja kandungan dalam bawang dayak yang menggandung antioksidan dan bisa

2
dijadikan sebagai kosmetik?
5. Apa saja kandungan dalam karsen yang menggandung antioksidan dan bisa
dijadikan sebagai kosmetik?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masala diatas, maka didapatkan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari antioksidan dan radikal bebas
2. Untuk mengetahui apa saja kandungan dalam tomat yang menggandung antioksidan
dan bisa dijadikan sebagai kosmetik
3. Untuk mengetahui apa saja kandungan dalam jamblang yang menggandung
antioksidan dan bisa dijadikan sebagai kosmetik
4. Untuk mengetahui apa saja kandungan dalam bawang dayak yang menggandung
antioksidan dan bisa dijadikan sebagai kosmetik
5. Untuk mengetahui apa saja kandungan dalam karsen yang menggandung
antioksidan dan bisa dijadikan sebagai kosmetik

3
BAB II

ISI

2.1. ANTIOKSIDAN DAN RADIKAL BEBAS

Antioksidan sangat diperlukan oleh manusia, bagian terluar yang melindungi tubuh
manusia adalah kulit. Masalah yang sering dihadapi oleh manusia adalah paparan radikal
bebas yang bisa menyebabkan penuaan dini ketika radikal bebas memiliki jumlah yang besar.
Oleh karena itu antioksidan sangat diperlukan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan sel dalam tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. tubuh manusia memiliki
antioksidan alami yang memang sudah tercipta guna menetralisir radikal bebas yang
terbentuk didalam tubuh manusia.

Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang
dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida Dismutase), gluthatione,
dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak
mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan
yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian,
buah-buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, A.,
2001).

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk
mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul
disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus
menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti
kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu,
tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal
bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit (Kikuzaki, H., Hisamoto, M.,
Hirose, K., Akiyama, K., and Taniguchi, H., 2002).

Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa


yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat.
Keseimbangan oksidan dan antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan berfungsinya
sistem imunitas tubuh. Kondisi tersebut terutama untuk menjaga integritas dan berfungsinya

4
membran lipid, protein sel dan asam nukleat serta mengontrol transduksi signal dan ekspresi
gen dalam sel imun.

2.2. TOMAT SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI


KOSMETIK YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN

2.2.1 Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu produk hortikultura


yang berpotensi, menyehatkan dan mempunyai prospek pasar yang cukup
menjanjikan. Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi
zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering
tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50% dari
berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi (terutama glukosa dan fruktosa),
sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan lipid.
Tomat yang oleh para ahli botani disebut sebagai Lycopersicum esculentum
Mill, Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk
satu kali periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang
bisa mencapai 2 meter. Secara taksonomi, tanaman tomat digolongkan sebagai
berikut :
 Kingdom : Plantae

 Subkingdom : Trachebionta

 Divisio : Magnoliophyta

 Kelas : Magnoliopsida

 Subkelas : Asteridae

 Ordo : Solanales

 Famili : Solanaceae

 Genus : Solanum

 Species : Solanum Lycopersicum

 Nama binomial : lycopersicon esculentum L.

Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat,
bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari

5
kuning, oranye, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya
pun bervariasi, dari masam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan.
Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air.

(a) (b)

Gambar 1 : buah tomat

(a) buah tomat dibelah vertikal ; (b) buah tomat dipotong horisontal.

Buah tomat memiliki keanekaragaman jenis. Namun, akhir-akhir ini sedang


dikembangkan jenis baru di beberapa negara berkembang untuk mendapatkan buah
tomat dengan kualitas dan flavour yang baik. Ada 5 (lima) jenis buah tomat
berdasarkan bentuk buahnya (Musaddad, 2003; Wiryanta, 2002),yaitu :
1 Tomat biasa (L. commune) yang banyak ditemui di pasar-pasar lokal.

2 Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk bulat dan sedikit
keras menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini juga banyak ditemui di
pasar lokal.
3 Tomat kentang (L. grandifolium) yang ukuran buahnya lebih besar bila
dibandingkan dengan tomat apel.
4 Tomat gondol (L. validum) yang bentuknya agak lonjong, teksturnya keras
dan berkulit tebal.
5 Tomat ceri (L. esculentum var cerasiforme) yang bentuknya bulat, kecil-
kecil dan rasanya cukup manis.
Dalam buah tomat terkandung gizi – gizi yang penting bagi tubuh seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa antioksidan seperti lycopene. Berikut ini adalah
tabel kandungan gizi yang terkandung dalam buah tomat matang.

6
Tabel 1. Kandungan gizi buah tomat segar (matang) tiap 180 gram bahan.

nutrien jumlah Kebutuhan per Kepadatan

hari (%) nutrisi


Vitamin C 34,38 mg 57,3 27,3
Vitamin A 1121,40 IU 22,4 10,7
Vitamin K 14,22 mcg 18,8 8,5
molybdenum 9,00 mcg 12,0 5,7
Kalium 399,6 mg 11,4 5,4
Mangan 0,19 mg 9,5 4,5
Serat 1,98 g 7,9 3,8
Kromium 9,00 mcg 7,5 3,6
Vitamin B1 (thiamine) 0,11 mg 7,3 3,5
Vitamin B6 (pyridoxine) 0,14 mg 7,0 3,3
Folat 27,00 mcg 6,8 3,2
Tembaga 0,13 mg 6,5 3,1
Vitamin B3 (niacin) 1,13 mg 5,6 2,7
Vitamin B2 (riboflavin) 0,09 mg 5,3 2,5
Magnesium 19,80 mg 5,0 2,4
Besi 0,81 mg 4,5 2,1
Vitamin B5 (as. pantotenat) 0,44 mg 4,4 2,1
Phosphor 43,20 mg 4,3 2,1
Vitamin E 0,68 mg 3,4 1,6
Tryptophan 0,01 g 3,1 1,5
Protein 1,53 g 3,1 1,5

7
(Sumber : Whfoods.org, 2007)

Tomat merupakan buah pangan yang saat ini telah dikonsumsi di seluruh
penjuru dunia. Diyakini, mengkonsumsi tomat baik bagi kesehatan hati. Lycopene,
salah satu antioksidan alami yang sangat kuat ternyata terkandung di dalam buah
tomat dengan kadar 30-100 ppm (Bombardelli, 1999). Lycopene memiliki
kemampuan untuk mencegah penyakit kanker. Saat ini telah dikembangkan pula
ekstrak buah tomat yang digunakan sebagai treatment tekanan darah tinggi. Selain
digunakan sebagai sayur, tomat juga digunakan dalam seni kuliner, seperti tomato
paste, tomato purěe, tomato pie, gazpacho (Andalussia), Paamb tomăquet (Spanyol),
dan pizza (Italy).
Tabel 2. Kandungan Likopen Buah Segar dan Olahan Tomat

Bahan Kandungan Likopen (mg/100g)


Pasta tomat 42,2
Saus spagetti 21,9

Sambal 19,5

Saus tomat 15,9

Jus tomat 12,8

Sup tomat 7,2

Saus seafood 17,0

Semangka 4,0

Pink grapefruit 4,0

Tomat mentah 8,8


Sumber : Tsang (2005) ; Arab dan Steck (2000)

2.2.2. Fungsi Zat Antioksidan

Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan

8
dalamlima tipe antioksidan, yaitu:
1. Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu memutus
rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan
atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga
terbentuk senyawa yang stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok
ini, misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ, dan tokoferol.
2. Oxygen scavengers , yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat
oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa
tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem
sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa
kelompok ini adalah vitamin C (asam askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat,
dan sulfit.

3. Secondary antioxidantsI, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan


untuk berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang stabil. Tipe
antioksidan ini pada umumnya digunakan untuk menstabilkan poliolefin resin.
Contohnya, asam tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.
4. Antioxidative EnzimeI, yaitu enzim yang berperan mencegah terbantuknya
radikal bebas. Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD),
glutation peroksidase, dan kalalase.
5. Chelators sequestrants.yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat logam
seperti besidan tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak.
Senyawa yang termasuk didalamnya adalah asam sitrat, asam amino,
ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan fosfolipid.
2.2.3. Likopen

Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu


karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam
buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Pada penelitian
makanan dan phytonutrien yang terbaru, lycopene merupakan objek paling
populer. Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan
sebuah antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker.
Nama lycopene diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon
esculantum.
(Di Mascio P, Kaiser, dan Sies,1989).

9
Gambar 2. bentuk molekul lycopene

Secara struktural, lycopene terbentuk dari delapan unit isoprena.


Banyaknya ikatan ganda pada lycopene menyebabkan elektron untuk menuju
ke transisi yang lebih tinggi membutuhkan banyak energi sehingga lycopene
dapat menyerap sinaryang memiliki panjang gelombang tinggi (sinar tampak)
dan mengakibatkan warnanya menjadi merah terang. Jika lycopene
dioksidasi, ikatan ganda antarkarbon akan patah membentuk molekul yang
lebih kecil yang ujungnya berupa –C=O. Meskipun ikatan –C=O merupakan
ikatan yang bersifat kromophorik (menyerap cahaya), tetapi molekul ini tidak
mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi sehingga
lycopene yang teroksidasi akan menghasilkan zat yang berwarna pucat atau
tidak berwarna. Elektron dalam ikatan rangkap akan menyerap energi dalam
jumlah besar untuk menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas
yang merupakan sumber penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh
lycopene (Di Mascio P, Kaiser, dan Sies,1989).

Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka,


jeruk besar merah muda, jambu biji, pepaya, strawberry, gac, dan rosehip
merupakan sumber utama lycopene. Sumber lain adalah bakteri seperti
Blakeslea trispora. Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang
apabila buah atau sayur dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada
bahan makanan tersebut setelahdimasak atau disimpan dalam waktu tertentu.
Misalnya, lycopene dalam pasta tomat empat kali lebih banyak dibanding
dalam buah tomat segar. Hal ini disebabkan lycopene sangat tidak larut
dalam air dan terikat kuat dalam serat.

Lycopene merupakan suatu antioksidan yangt sangat kuat.

10
Kemampuannya mengendalikan singlet oxygen (oksigen dalam bentuk
radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali dari
pada gluthation. Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat
radiasi sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit.
Selain sebagai anti skin aging, lycopene juga memiliki manfaat untuk
mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, osteoporosis, infertility,
dan kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan
terutama kanker prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya ikatan rangkap
dalam molekulnya (Di Mascio P., Kaiser., dan Sies.,1989).

Hasil aktivitas antioksidan pada jus tomat dan bekatul awet dapat
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
besarnya aktivitas antioksidan total pada jus tomat dan bekatul berturut-turut
adalah 60.74% dan 83.89%. Hal ini mengindikasikan bahwa bekatul
mempunyai kemampuan mereduksi radikal bebas lebih besar (efektif)
dibandingkan sari buah tomat. Aktivitas antioksidan total bekatul lebih tinggi
dibandingkan tomat dimana, rata-rata dalam 100gram jus tomat mampu
mereduksi radikal bebas DPPH setara dengan vitamin C sebanyak 1.87 kali,
sedangkan bekatul mampu mereduksi radikal bebas DPPH yang setara
dengan kemampuan vitamin C sebesar 28.74 kali.

Gambar 3. Rata-rata Pengaruh Intervensi Minuman Jus Tomat dan Minuman Bekatul
terhadapAktivitas Antioksidan Kelompok Non-kista dan Kista (%)

Anti radikal serum yang terukur dengan metode DPPH dinyatakan dalam
satuan persentase inhibisi. Hasil pengukuran menunjukkan hasil yang beragam.
Setelah intervensi selama 2 minggu pertama dengan minuman jus tomat, kemampuan
serum untuk menghambat reaksi dengan radikal DPPH menurun dibandingkan

11
sebelum intervensi. Kemampuan serum untuk menghambat reaksi dengan radikal
DPPH kembali menurun setelah intervensi dengan minuman bekatul selama 2 minggu.
Aktivitas antioksidan serum setelah intervensi minuman jus tomat turun dibandingkan
dengan sebelum intervensi (p>0.05), namun baru terlihat nyata setelah intervensi
minuman bekatul (p<0.05). Penurunan aktivitas antioksidan yang terjadi pada serum
yang diintervensi jus tomat dan terutama minuman bekatul diduga terjadi karena
antioksidan likopen atau tokoferol, to-kotrienol dan orizanol di dalam serum telah
digunakan tubuh untuk melindungi tubuh dengan cara terlebih dahulu telah bereaksi
dengan prooksidan. Hasil penelitian yang serupa telah ditunjukkan oleh Carrapeiro et
al. (2007) dimana kapasitas antioksidan pada plasma darah tikus yang mengkonsumsi
pakan kaya akan asam lemak EPA(C20:5) dan DHA (C22:6) serta disuplementasi
dengan likopen menjadi turun.

Hal tersebut dijelaskan diduga diakibatkan oleh aktivitas likopen dalam


menangkal reaksi radikal bebas yang terdapat dalam tubuh dan ditunjukkan oleh
kadar malonaldehid darah yang tidak berubah. Hasil menunjukkan bahwa penurunan
aktivitas antioksidan serum setelah intervensi minuman bekatul lebih nyata
dibandingkan yang diintervensi jus tomat, mungkin hal ini terkait dengan aktivitas
antioksidan total minuman bekatul yang jauh lebih besar dibandingkan jus tomat,
yaitu hampir 15 kali.

2.2.4. Manfaat Buah Tomat Untuk Kosmetik Yang Mengandung Antioksidan


Tomat bukan merupakan bahan yang asing bagi kita, karena sudah
banyak sekali produk-produk kosmetik yang memanfaatkan buah tomat
sebagai bahan utama maupun bahan pelengkap dalam sebuah kosmetik. Salah
satunya adalah dijadikan sebagai masker. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh (Syahara and Vera 2020) buah tomat bisa dijadikan sebagai sumber
antioksidan alami melalui masker sederhana yang bisa dibuat di rumah. Cara
pembuatan tersebut antara lain adalah dengan memanfaatkan air dari tomat
sebagai masker yang dioleskan pada seluruh wajah selama 15 menit. Setelah
air tomat mongering maka bisa dibilas dengan air bersih. Selain didapatkan
manfaat sebagai sumber antioksidan alami, manfaat lain yang didapatkan pada
masker tomat alami yaitu mengecilkan pori-pori, membantu mengatasi jerawat
dan juga mencerahkan wajah.

12
2.3. JAMBLANG SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PEMANFAATANNYA
SEBAGAI KOSMETIK YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN
2.3.1. JAMBLANG

Gambar 4. Buah Jamblang

Jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) merupakan salah satu


tumbuhan berbuah lokal indonesia. Kurangnya pembudidayaan tanaman
jamblang menyebabkan tanaman ini mulai langka. Disisi lain, jamblang
memiliki banyak manfaat hampir seluruh bagian tumbuhan tersebut telah
diketahui kegunaannya secara tradisional (Dalimartha S, 2003).

a. Klasifikasi

Klasifikasi Jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) dalam sistematika


tanaman adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzigium cumini (L.) Skeels (Herbarium Medanense , 2016)

Tanaman Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) termasuk ke dalam


keluarga suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Jenis ini termasuk jenis asli
kawasan Indo-Malaysiana, termasuk Indonesia. Masyarakat di kawasan ini
telah lama mengenalnya sebagai tanaman buah yang dapat di konsumsi.

13
Tanaman ini dikenal dengan berbagai macam nama seperti di India dan
Malaysia dikenal dengan nama jaman, jambul, jambu, jamelong, di Indonesia
dikenal sebagai jambulan, jamblang (Jawa Barat), juwet atau duwet (Jawa
Timur), dan jambu kaliang (Sumatra Barat) (Arifin, 2006).

2. Khasiat Jamblang

Daun Jamblang (Syzygium cumini) merupakan salah satu tumbuhan


dipercaya khasiatnya sebagai obat diabetes millitus di banyak negara. Selain
itu, daun jamblang juga digunakan untuk mengobati keputihan, sakit perut,
demam, gastropati, stranguria, dermopati, sembelit dan menghambat
keluarnya darah dalam tinja (Soni et al., 2011). Di India, jus dari daun
jamblang digunakan sebagai obat diabetes dan untuk mengatasi sakit perut,
sedangkan di Thailand serbuk daun juwet digunakan secara topikal untuk
mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan serangga (Ross, 2003).
Selain itu, daun juwet juga memiliki aktivitas farmakologi diantaranya seperti
antiinflamasi (Kumar et al., 2008) antioksidan (Nair et al., 2013) antibakteri
(Bhusari, 2014) dan hepatoprotektor (Annisya, 2011).

Daun Jamblang memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar


12,84 ppm dan berkhasiat sebagai antidiabetes (Marliani et al., 2014). Ekstrak
etanol 70% daun juwet memiliki aktivitas antidiabetes dengan menghambat α-
glukosidase dengan IC50 sebesar 17,4% (Saraswaty, 2010).

Ekstrak etanol 70% daun juwet telah melaporkan beberapa aktivitas


diantaranya antihipertensi dan antidiabetes. Aktivitas antihipertensi
ditunjukkan dengan penurunan tekanan darah hingga 62% pada tikus
hipertensi (Arifin et al., 2006). Ruan et al. (2009) juga melakukan pengujian
aktivitas antioksidan pada tanaman Jamblang. Hasil pengujian menunjukkan
ekstrak metanol daun Jamblang juga memiliki aktivitas antioksidan (IC50
125,39 bpj).

3. Jamblang (Syzygium cumini) sebagai antioksidan

Kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada dasarnya dapat


diatasi oleh antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
14
menghambat atau menunda serta memperlambat reaksi oksidasi. Kandungan
senyawa aktif dalam tanaman jamblang cukup banyak, diantaranya adalah
senyawa golongan polifenol (flavonoid dan tanin) yang merupakan salah satu
antioksidan alami. Oleh karena itu, tanaman ini diduga memiliki potensi tuk
dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami. Biji jamblang diklaim
mengandung alkaloid, jambosin, dan glikosida jambolin atau antimellin yang
menghentikan konversi diastatik pati menjadi gula. Biji jamblang juga kaya
akan flavonoid, antioksidan yang terkenal bertanggung jawab atas
pemulungan radikal bebas dan efek perlindungan pada enzim antioksidan dan
juga ditemukan memiliki jumlah fenolat tinggi dengan aktivitas antioksidan
yang signifikan. Jamblang juga kaya akan zat gizi seperti protein, kalsium,
gula, garam mineral, dan vitamin C.

a). Flavanoid

Flavonoid merupakan senyawa polau, flavanoid larut dalam pelarut


ethanol, methanol, dimetilfoemamida, air dan lain-lain, Adanya gula yang
terikat pada flavanoid cenderung meyebabkan flavanoid lebih cepat larut
didalam air. Mekanisme antibakteri pada flavid menyebabkan terjadinya
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosim sebagai
hasil interaksi antara flavanoida dan DNA.

b). Tanin

Tanin merupakan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol,


mempunyai rasa sepat. SSenyawa tanin dapat menganggu permeabilitas
dinding sel atau membran sel. Tanin mampu mengaktivasi adhesin mikroba,
enzim dan protein transport pada membran sel. Beberapa enzim yang
dihasilaka mikroba mampu dinhibisi oleh astrigent yang dimiliki oleh
tanin.(Noorhamdani, 2012).

2.2.5. Manfaat Buah Jamblang Untuk Kosmetik Yang Mengandung Antioksidan


Tiga mahasiswa apoteker Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya meneliti dan mengembangkan kosmetik yang berbahan dasar dari
buah jamblang.
Pembuatan kosmetik dari buah jamblang terutama pada lipstick dapat
dibuat dengan cara membuat ekstrak buah terlebih dahulu dan dipisah antara
15
buah dan bijinya. Buah diblender hingga rata tanpa menambahkan pelarut
apapun, selanjutnya buah yang sudah disaring di blender untuk kemudia di
uapkan menggunakan thermostatic waterbath 40-60 derajat celcius hingga
mendapatkan ekstrak yang kental. Pemanasan atau penguapan tidak boleh
lebih dari suhu tersebut karena jika terlalu panas kandungan antioksidan pada
ekstrak buah jamblang akan berkurang. Selain lipstick kosmetik lain yang bisa
dibuat dari ekstrak buah jamblang adalah eyeshadow, terutama pada
eyeshadow berwarna ungu yang berasal dari warna alami dari buah jamblang.

16
2.4. BAWANG DAYAK SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PEMANFAATANNYA
SEBAGAI KOSMETIK YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN
2.4.1. BAWANG DAYAK

Gambar 5. Bawang Dayak

Indonesia memiliki beragam jenis flora yang tersebar dalam seluruh wilayah,
salah satunya adalah bawang Dayak atau Dayak onion (Eleutherine Americana
Merr). Jenis bawang ini berbeda dengan bawang pada umumnya, dari segi
bentuknya bawang Dayak memiliki bentuk yang lebih lonjong dan panjang,
sehingga ketika dipotong akan sangat terlihat sekali garis-garis yang memanjang.
Menurut (Sharon et al, 2013) dalam (Prayitno, Mukti, and Lagiono 2018) dalam
bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr) mengandung senyawa flafonoid,
fenolik, dan tannin yang dapat digunakan sebagai antioksidan.
Menurut Fakultas Pertanian Unniversitas Medan Tahun 2021, bawang
Dayak merupakan salah satu dari species bawang yang asalnya dari Amerika.
Tidak seperti kebanyakan bawang lainnya yang bisa tumbuh pada daerah dataran
rendah yang umunya memiliki cuaca panas. Bawang Dayak ini akan berkembang
biyak dengan baik ketika ditanam pada daerah pegunungan atau dataran tinggi
dengan ketinggian tanah antara 600-1500 diatas permukaan laut. Bawang Dayak
lebih menyukai tanah yang bersifat lembab dan humus, oleh karena itu tanaman
ini banyak ditemukan di Dayak Kalimantan Barat. Meskipun begitu tanaman ini
termasuk tanaman yang sangat mudah untuk dibudidayakan karena tidak
mengenal musim dan dapat dipanen 2-3 bulan setelah proses penanaman
dilakukan.
Bawang Dayak merupakan tanaman yang tumbuh dengan lebat dan rapat,
sama dengan jenis bawang pada umumnya. Daun daribawang Dayak berukuran
panjang dan lebar yaitu sepanjang 15-20 cm dan lebar 3-5 cm. bunga dari bawang
Dayak termasuk bunga yang jarang bisa dijumpai dengan mudah oleh manusia
karena bunga dari bawang Dayak hanya akan mekar ketika hari sudah gelap dan
waktu mekarnya pun lumayan singkat yaitu dalam waktu 1 jam saja.
Keunikan atau ciri lain dari bawang Dayak yang membedakan dengan
bawang lain adalah pada baunya, jika pada bawang pada umunya akan berbau
sangat menyengat dan aroma pedas yang menusuk hidung. Bau dari bawang

17
Dayak tidak menyengat, bahkan ketika diiris pun tidak akan membuat mata
menangis. Sangat berbeda dengan bawang pada umumnya yang sering kita
jumpai. Warna pada bawang Dayak ini juga akan menempel pada tangan, atau
bisa dibilang warnanya akan luntur.
Klasifikasi Bawang Dayak
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobinota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Spesies : Eleutherine sp.

2.2.4. Kandungan- Kandungan Baik Yang Terdapat Dalam Bawang Dayak Dan
Kandungan Bawang Dayak Yang Berfungsi Sebagai Antioksidan

a. Antiinflamasi

Menurut (Sorensen 2019) inflamasi adalah suatu respon protektif yang normal dan
terjadi pada tubuh manusia ketika terjadi trauma fisik, atau bisa juga diartikan sebagai usaha
alami dari tubuh untuk mengaktivasi atau merusak suatu organisme yang telah menyerang ,
menghilangkan zat iritan, dan mengatur perbaikan yang ada dalam tubuh manusia.

b. Senyawa Flavonoid

Menurut (alodokter 2018) flavonoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang banyak
ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga bisa
dikategorikan sebagai antioksidan dan dapat membantu memperbaiki sel-sel yang rusak
akibat dari adanya radikal bebas.

Manfaat dari senyawa flavonoid :

1. Membantu dalam mengefektifitaskan vitamin C dan atioksidan yang sangat baik


untuk tubuh
2. Membantu mengatasi alergi, infeksi virus, arthritis dan peradangan tertentu

18
3. Membantu dalam memperbaiki sel-sel dalam tubuh yang rusak akibat dari radikal
bebas
4. Dapat membantu dalam mengurangi resiko terkena penyakit kanker, jantung, asma
dan stroke.
5.

d. Senyawa Fenolik

Menurut (Dhurhania and Novianto 2019) Senyawa Fenolik merupakan sebuah


senyawa yang mempunyai peran sebagai antioksidan dengan kandungan antioksidan yang
cukup tinggi, kandungan antioksidan tersebut bisa didapatkan secara alami dalam tumbuh-
tumbuhan. Hal tersebut dapat terjadi karena senyawa fenolik sendiri mempunyai kemampuan
yang baik dalam membentuk radikal fenoksi yang stabil pada reaksi oksidasi yang dapat
menyebabkan senyawa fenolik sangat bisa berpotensi sebagai antioksidan alami.

Tanin

Menurut (Prayitno et al. 2018) tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder
yang dapat mengatasi beberapa permasalah seperti astringen, antidiare, antibakteri dan
antioksidan. Menurut (Sehatq 2020) jenis tanin yang berfungsi sebagai antioksidan adalah
theaflavin dan thearubigin.

2.5. KARSEN SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI


KOSMETIK YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN
2.5.1. KARSEN

A. Pengertian Kersen ( Muntingia Calabura )

Kersen adalah pohon yang memiliki buah kecil dan manis. Di beberapa daerah
buah ini dinamai ceri. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah : datiles, aratiles,
manzanitas (Filipina), khoom somz, takhob (Laos), Krakhob barang (Kamboja), dan
kerup siam (Malaysia). Dikenal juga sebagai Capulin blanco, Cacaniqua, Nigua,
Iguito (bahasa Spanyol), Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry (Inggris)
dan Japanse kers (Belanda), yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi kersen.
Nama ilmiahnya adalah Muntinga calabura L. Klasifikasi tanaman ini sebagai berikut
(Kosasih dkk, 2013).

19
Gambar 7. Buah Kersen
Kingdom : Planate
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Muntingiaceae
Genus : Muntinga
Species : Muntinga calabura L

Kersen (Muntingia calabura) merupakan salah satu tumbuhan yang umumnya


banyak ditemukan tumbuh di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Kersen
termasuk tumbuhan obat yang sangat mudah ditemukan dan dibudidayakan. Bagian
tumbuhan ini yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah daunnya. Sejauh
ini pemanfaatan daun kersen sebagai obat alami masih kurang maksimal karena
masyarakat pada umumnya kurang memahami manfaat dari kandungan senyawa aktif
di dalam daun kersen yang dapat digunakan sebagai obat.

Daun kersen mengandung beberapa senyawa aktif seperti flavonoid, saponin


dan tanin (Handayani & Sentat, 2016). Kelompok senyawa flavonoid yang
terkandung di dalam daun kersen antara lain flavon, flavanon, flavan, flavonol, dan
biflavan (Manik et al., 2014; Puspitasari & Wulandari, 2017). Penelitian mengenai
daun kersen sejauh ini sudah banyak dilakukan untuk mengetahui manfaatnya sebagai
obat alami, seperti penelitian Danugroho & Widyaningrum (2014) yang menyatakan
bahwa infus daun kersen memiliki aktivitas sebagai analgetik pada mencit jantan ras
Swiss dilihat dari jumlah geliat dengan dosis 270 mg/kgBB diperoleh rata-rata
60,81%. Penelitian Ibad et al (2013) membuktikan bahwa konsentrasi ekstrak daun
kersen 50% memberi pengaruh signifikan dalam menurunkan eritema pada proses
inflamasi marmut dengan luka bakar derajat II dangkal dan dapat digunakan sebagai
alternative antiinflamasi yang diberikan secara topikal.

20
Masyarakat pada umumnya menggunakan obat alami untuk mengobati
penyakit-penyakit ringan bahkan sampe penyakit kronik, misalnya seperti luka.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa daun kersen
memiliki kemampuan antiinflamasi dan analgetik sehingga penulis tertarik untuk
meneliti manfaat dari daun kersen jika digunakan sebagai alternatif obat alami luka
sayat karena sejauh ini masih belum ada penelitian mengenai pemanfaatan daun
kersen sebagai obat luka sayat yang dikemas dalam bentuk sediaan gel. Senyawa yang
berfungsi sebagai antiinflamasi pada daun kersen umumnya adalah flavonoid
golongan flavonol seperti kaempferol dan kuercetin (Sukmawan & Aryani., 2016;
Mutia & Oktarlina., 2017). Senyawa-senyawa tersebut dipercaya mampu
mempercepat penyembuhan luka karena memiliki aktivitas antiinflamasi dan anti
radang, oleh sebab itu perlu dilakukan uji coba terhadap penyembuhan luka sayat.

2.5.2. Khasiat Kersen ( Muntingia Calabura )


Pada percobaan perebusan air kersen, terbukti dapat membunuh beberapa
bakteri, seperti C.Diptheriea, S. Aureus, P Vulgaris, S Epidemidis, Salmonella Typhi
dan K Rizhophil pada percobaan yang dilakukan secara invitro. Hal ini membuktikan
daun rebusan kersen dapat dijadikan sebagai Anti septik.Senyawa ini lah yang enjadi
antimikroba atau antiseptik, Polifenol, Flavonoid, Tannin.
a) Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida,
dan aglikon. Flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin
yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiflamasi. Flavonol lain yang
terdapat di alam bebas kebanyakanmerupakan variasi struktur sederhana
dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasanabasa dioksidasi oleh udara
tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa padamampu
menghambat enzim topoisomerase II (DNA girase), yang merupakan
enzim penting dalam proses replikasi dan transkripsi DNA bakteri,
sehingga dapat mengganggu proses tersebut
Senyawa flavonol sebenamya terdapat pada semua bagian tumbuhan
termasukdaun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji.
Kebanyakan flavonol ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan kecuali alga.
Namun ada juga flavonol yang terdapat dalam hewan, misalnya dalam

21
kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu-kupu
dengan anggapan bahwa flavonol berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh
mereka. Penyebaran jenis flavonol pada golongan tumbuhan yang tersebar
yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham, 1988)
b) Polifenol
Mampu mengganggu pembentukan dinding sel sehingga dapat
mengganggu proses pertumbuhan bakteri. Selain itu komponen bioaktif
fenol dapat mengakibatkan lisis sel dan menyebabkan denaturasi protein,
menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat serta 9
menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel. Dalam uji selanjutnya,
dalam kandungan air rebusan kersen ini berfungsi sebagai anti inflamasi.
Uji ini telah dilakukan dengan percobaan pada tikus sebagai objek
penelitian.
c) Tannin
Tanin yang juga dimiliki oleh ekstrak daun kersen mempunyai sifat
spasmolitik, diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel
sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya
permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Tanin juga diduga mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menginaktivasi enzim.
Apabila kerja enzim terganggu dalam mempertahankan kelangsungan
aktivitas mikroba, maka akan mengakibatkan enzim membutuhan energi
dalam jumlah yang lebih besar untuk aktivitasnya. Akibatnya energi untuk
pertumbuhan menjadi berkurang, sehingga aktivitas mikroba menjadi
terhambat dan lisis atau inaktif apabila berlangsung lama.

2.5.3. Peranan Kersen ( Munntingia Calabura ) sebagai antioksidan


Kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada dasarnya dapat diatasi oleh
antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat atau menunda
serta memperlambat reaksi oksidasi. Penggunaan tanaman obat dianggap memiliki
efek sebagai sumber antioksidan alami salah satunya adalah daun kersen. Kersen
memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan tanin. Terdapat penelitian bahwa

22
tumbuhan Kersen yang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid
berguna sebagai penangkap radikal bebas yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Daun kersen (Muntingia calabura ) secara empiris di masyarakat digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu potensi yang dimiliki dari daun
kersen adalah sebagai antioksidan. Senyawa aktif yang dimiliki oleh daun kersen yang
memiliki aktivitas antioksidan diantaranya adalah fenolik, flavonoid, dan alkaloid.
Daun kersen mengandung flavanoid, tanin, saponin, dan minyak esensial
(Kosasih dkk, 2013), Senyawa aktif ini mempunyai kemampuan bioaktifitas dan
berfungsi untuk pelindung tumbuhan itu sendiri dari gangguan hama dant lingkungan.
a) Flavanoid
Flavanoid merupakan senyawa polau, flavanoid larut dalam pelarut
ethanol, methanol, dimetilfoemamida, air dan lain-lain, Adanya gula yang
terikat pada flavanoid cenderung meyebabkan flavanoid lebih cepat larut
didalam air. Mekanisme antibakteri pada flavid menyebabkan terjadinya
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosim sebagai
hasil interaksi antara flavanoida dan DNA. Penggolongan flavanoid
dibeadakan berdasarkan cincin beterusiklik, aksigen tambahan dan gugus
hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan pada rantai 3
(Mukhlisoh, 2010). Flavanoid dalam tumbuhan umumnya terikat sebagai
glikosida, baik O glikosida maupun C glikosida. Struktur flavanoid
mengandung lima puluh atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun
dalam konfigurasi C6C3C6 yaitu dua gugus C6 disambung oleh 3 rantai
karbon (Cushine dkk, 2005). Manfaat flavanoid antara lain untuk
melindungi struktur sel, antiimflamasi, antioksidan, antibakteri dan sebagai
antibiotik (Haris, 2011).
b) Tanin
Tanin merupakan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol,
mempunyai rasa sepat. Secara kimia tanin dibagi menjadi dua golongan,
yaitu tanin terkondensasi dan tanin hidrolisis. Tanin terkondensasi terdapat
dalam paku -pakuan dan angiospermae, terutama pada tumbuhan berkayu.
Tanin hidrolisis terdapat pada tumbuhan berkeping dua (Rahayu, 2008).
Senyawa tanin dapat menganggu permeabilitas dinding sel atau membran
sel. Tanin mampu mengaktivasi adhesin mikroba, enzim dan protein

23
transport pada membran sel. Beberapa enzim yang dihasilaka mikroba
mampu dinhibisi oleh astrigent yang dimiliki oleh tanin.(Noorhamdani,
2012).
c) Saponin
Saponin berasal dari bahasa te sapo yang artinya sabun karena sifatnya
yang menyerupai sahun. Saponin merupakan glikosida kompleks yang
terdapat dalam tanaman. Glikosida adalah steroid umum dalam produk
tumbuh tumbuhan sebagai pertahanan tubuh (Faradisa. 2008), Saponin
termasuk dalam kelompok antibakteri yang menganggu permeabilitas
membran sel mikroba, Mengakibatkan kerusakan membran sel dan
menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel
mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain (Agung dkk,
2013).
2.5.4. Manfaat Buah Jamblang Untuk Kosmetik Yang Mengandung
Antioksidan
Menurut (Puspitasari, A. D. dan Setyowati, D. A., 2018) dalam
(Haerani, A., 2020) Kersen (Muntingia calabura L. ) adalah salah satu
tanaman yang berkhasiat sebagai tabir surya alami. Daun kersen mengandung
senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan tannin sehingga dapat digunakan
sebagai antioksidan (Mintowati, Setya dan Maria, 2013). Terdapat penelitian
bahwa tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa
flavonoid dan fenol berguna sebagai penangkap radikal bebas, yang memiliki
aktivitas sebagai antioksidan (Nishantini, et al., 2012). Daun kersen
(Muntingia calabura L ) mempunyai kandungan flavonoid total dan fenolik
total yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagan bahan dasar pembuatan
gel tabir surya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa daun kersen dapat
diformulasikan ke dalam sediaan ge tabir surya karena memenuhi persyaratan
sifat fiska dan kimia yaitu organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat,
pH, dan viskositas.

24
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Nilai aktivitas antioksidan total pada bekatul lebih tinggi dari jus tomat,
dimana rata-rata 100gram jus tomat mampu memreduksi radikal bebas DPPH setara
dengan vitamin C sebanyak 1.87 kali, sedangkan bekatul mampu mereduksi radikal
bebas DPPH yang setara dengan kemampuan vitamin C sebesar 28.74 kali.
Aktivitas antioksidan serum setelah interventasi minuman jus tomat turun
dibandingan dengan sebelum interventasi (p>0.05), namun baru terlihat setelah
intervetasi minuman bekatul (p<0,05). Pemanfaatan bekatul sebagai pangan manusia
masih terbatas maka perlu upaya yang lebih kuat untuk mengajak wanita yang
beresiko tinggi kanker payudara agar mengonsumsi minuman bekatul. Untuk yang
akan datang perlu dianalisis kadar homon estrogen darah untuk menjelaskan pengaruh
antioksidan terhadap kadar estrogen darah.
Kandungan antioksidan pada jamblang dapat membantu menangkal radikal
bebas dengan senyawa golongan polifenol. Selain itu, jamblang juga bermanfaat
sebagai obat diabetes, mempunyai khasiat Astringet, dan mencegah penyakit anemia
karena tinggi akan zat besi.

Bawang Dayak memiliki beberapa kandungan yang sangat bermanfaat untuk


menyembuhkan berbagai penyakit, kandungan tersebut antara lainnya
adalah antioksidan, seperti flavonoid, senyawa fenolik dan tanin. Nantinya
antioksidan ini akan bekerja secara efektif dalam mematikan sekaligus menghambat
potensi tumbuhnya jamur, bakteri, dan virus yang menyebabkan penyakit.

Kandungan antioksidan yang tinggi kersen membantu membunuh radikal


bebas yang merugikan tubuh dengan kandungan flavonoid dan senyawa fenolik,
senyawa antioksidan dalam buah kersen. Dan daun kersen mempunyai zat antiseptic
dan anti kanker yang dapat membunuh mikroorganisme pengganggu. Kersen yang
memiliki manfaat tidak hanya buahnya saja, akan tetapi daunnya juga dapat
dimanfaatkan. Selain kersen memiliki nutrisi yang baik, kersen juga mengandung anti
inflamasi, anti septik dan anti bakteri.

25
DAFTAR PUSTAKA

Andarina, Rosi, and Tantawi Djauhari. 2017. “Antioksidan Dalam Dermatologi.” Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan 4(1):39–48.

Adrian, dr. Kevin. 2018. “Ini Fakta Flavonoid Yang Perlu Anda Ketahui.” Alodokter.Com.
Retrieved (https://www.alodokter.com/ini-fakta-flavonoid-yang-perlu-anda-ketahui).

Dhurhania, Crescentiana Emy, and Agil Novianto. 2019. “Uji Kandungan Fenolik Total Dan
Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Bentuk Sediaan Sarang
Semut (Myrmecodia Pendens).” Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia
5(2):62. doi: 10.20473/jfiki.v5i22018.62-68.

Penggunaan, Terhadap, Alat Kontrasepsi, Pada Ibu, and Yang Menikah. 2020. “Vol 10, No. 2,
September 2020.” 10(2):51–60.

Prayitno, Budi, Bayu Hari Mukti, and Lagiono. 2018. “Optimasi Potensi Bawang Dayak
(Eleutherine Sp.) Sebagai Bahan Obat Alternatif.” Jurnal Pendidikan Hayati 4(3):149–
58.

Putra, Arif. 2020. “Tanin Dalam Teh, Bermanfaat Namun Bisa Ganggu Penyerapan Zat
Besi.” Sehatq.Com. Retrieved (https://www.sehatq.com/artikel/tanin-dalam-teh-
bermanfaat-namun-bisa-ganggu-penyerapan-zat-besi).

Sorensen, Georg. 2019. “INOVASI SEDIAAN OBAT BARU ANTIINFLAMASI UNTUK


MEMINIMALISIR PEMBENGKAKAN AMANDEL DARI ANGGUR LAUT
TROPIKA Caulerpa Racemosa DENGAN TEKNIK KAPSULISASI BIOLOGICALLY
ACTIVE COMPOUND.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–
99.

Syahara, Suci, and Yulia Vera. 2020. “Penyuluhan Pemanfaatan Buah Tomat Sebagai Produk
Kosmetik Antioksidan Alami Di Desa Manunggang Julu.” Education and Development
Institut 8(1):21–22.

Widia, Stevy. 2017. “Inovasi Kosmetik Antioksidan Dari Buah Jamblang.” Youngster.Id.
Retrieved (https://youngster.id/innovation/inovasi-kosmetik-antioksidan-dari-buah-
jamblang/).

26
Sari, A. N. (2017). Potensi antioksidan alami pada ekstrak daun jamblang (Syzigium cumini
(L.) Skeels). Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN: 2549-7464), 18(02),
107-112.

Syahara, Suci, and Yulia Vera. 2020. “Penyuluhan Pemanfaatan Buah Tomat Sebagai Produk
Kosmetik Antioksidan Alami Di Desa Manunggang Julu.” Education and Development
Institut 8(1):21–22.

Yuniarsih, Nia, Aeni Indriyati, and Ani Munjiani. 2010. “REVIEW : MASKER WAJAH
HERBAL DI INDONESIA 1 1 Nia Yuniarsih , 2 Aeni Indriyati , 3 Ani Munjiani.”
Buana Farma 1:17–21.

27

Anda mungkin juga menyukai