Anda di halaman 1dari 8

Aku, Mentoring, dan Keinginan Belajar Islam

Salah satu yang membuat saya sangat ingin untuk datang ke setiap sesi mentoring
waktu itu adalah saya bisa mendapat ilmu ke-Islaman yang menarik dari setiap
pertemuan. Materinya disajikan dengan ringan oleh mentor pertama saya, Kak Anjar
(ketua FUKI tahun 2007), lewat cerita dan ilustrasi sederhana. Saya yang selama ini
mengalami kekurangan sumber informasi tentang ke-Islaman seperti menemukan
fasilitas untuk bisa mendapatkan itu. Tapi yang paling penting dari itu semua
adalah mentoring membuat keinginan saya untuk mempelajari Islam
bertumbuh dengan sendirinya dari dalam diri. Kebingungan demi kebingungan
dan ketidaktahuan saya tentang Islam saat itu yang menjadi penyebab dahaga saya
akan ilmu-ilmu tentang Islam muncul terus silih berganti. Hal itu menyebabkan setiap
pertemuan-pertemuan mentoring jadi sarana untuk menguji seberapa cepat saya bisa
bertumbuh dalam wawasan ke-Islaman.
Aku, Mentoring, dan Keinginan Berkontribusi untuk Islam
Boro-boro ingin berjuang untuk Islam, tahu tentang Islam saja saya masih sangat
hijau waktu itu. Tapi seiring dengan berjalanannya waktu ditambah dengan semakin
dalamnya saya terlibat dalam aktivitas-aktivitas di Lembaga Dakwah Fakultas yang
bernama FUKI Fasilkom UI, semakin menumbuhkan semangat dan keinginan saya
untuk bisa berkontribusi dengan Islam. Bila teman-teman tahu tentang Badr
Interactive, start up yang saya dirikan bersama dengan teman-teman Fasilkom lain,
cikal bakal dari Badr Interactive adalah sebuah kelompok mentoring. Teman-teman
bisa lihat cerita lengkapnya di sini. Yap, mentoring sedikit demi sedikit telah bisa
membuat saya memiliki keinginan yang lebih besar untuk mengetahui tentang Islam.
Pengetahuan tentang Islam itu yang membuat saya semakin cinta dan ingin bisa
berguna untuk Islam.
Aku, Mentoring, dan Saudara Perjuangan
Siapa sahabat dan saudara kita, menentukan karakter kita. Nah inilah salah satu hal
yang berpengaruh sangat signifikan terhadap perkembangan kedewasaan dan jaringan
saya saat ini. Bagaimana mentoring telah bisa membuat saya memiliki lingkungan
yang baik dan kondusif untuk bertumbuh. Bertemu dan bergaul dengan orang-orang
shaleh telah memancing saya untuk bisa terus belajar dan mengembangkan diri. Jika
masa kuliah kita habiskan sebagian besar untuk berada di lingkungan yang tidak baik
maka diri kita akan berpotensi besar juga untuk menjadi tidak baik. Hal inilah yang
membuat saya berkeyakinan bahwa mentoring tidak sekedar belajar agama, tapi juga
soal berinvestasi dalam perkembangan kepribadian.

Itulah sekilas pengalaman saya dari banyak sekali kisah berwarna saya bersama
dengan mentoring. Mentoring memang hanya sebuah sarana jika hanya diartikan
sebagai sarana, tapi mentoring bisa menjadi investasi dan inkubasi berkualitas jika
kita artikan dan jadikan mentoring kita sebaik-baik wadah tumbuh berkembang.
Memang sebuah sarana pasti tetap ada kekurangannya, termasuk mentoring dengan
segala kelebihan dan kekuarangannya, tapi orang cerdas adalah orang yang selalu
bisa mengalikan potensi positif yang ada dan menutupi potensi negatif sehingga tak
mempengaruhinya, lebih bagus lagi jika kita bisa memperbaikinya. Jalani dengan
semangat, cerdas, dan ikhlas, maka Allah akan membukakan pintu hidayah, hikmah,
dan pertolongan-Nya.

Awalnya saya tidak mengerti apa itu mentoring karena sebelumnya waktu di SMA
tidak ada yang namanya mentoring. Baru kali ini di ITS saya mengenal dengan
mentoring. Menurut saya mentoring itu adalah suatu kegiatan yang berisi beberapa
kelompok dan setiap kelompok akan berkumpul seminggu sekali untuk mengkaji dan
sharing-sharing tentang agama islam. Setiap kelompok berisi antara 7-10 orang.
Terdiri atas 1 mentor dan beberapa mente.
Kegiatan mentoring ini adalah bagian dari kuliah agama islam. Diadakan selama 1
jam dalam seminggu. Kegiatan ini dimulai dengan membaca alquran dan dilanjutkan
dengan materi yang dibawakan oleh mentor. Materi yang diberikan adalah seputar
agama islam dalam kehidupan sehari – hari. Selama materi disampaikan, mente bias
bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas. Setelah materi semua sudah diberikan
dan sesi tanya jawab selesai dan masih ada waktu, biasanya digunakan untuk sharing-
sharing soal agama, kuliah dan lain-lain. Oleh karena itu kegiatan mentoring di
lingkungan ITS ini, sangat membantu mahasiswa sebagai wadah untuk memperdalam
ilmu agama.

Kesan saya selama ini mengikuti mentoring adalah kegiatan ini sangat bermanfaat
karena saya bisa membiasakan diri untuk membaca alquran, bisa mempelajari islam
lebih banyak, menambah teman baru dan lebih akrab dengan teman-teman serta
menambah pengalaman selain itu saya juga bisa merubah prilaku – prilaku yang
kurang baik menjadi lebih baik dan masih banyak lagi.

Pesan saya untuk kegiatan mentoring, semoga kegiatan mentoring ini tetap ada
karena manfaatnya sangat besar dan kegiatan –kegiatanya lebih manarik lagi supaya
tidak monoton. Untuk teman – teman mente tetap semangat dalam mengikuti
mentoring dan manfaatkanlah kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

Wassalammualaikum wr. wb.

Mentoring perdana
Sinar mentari begitu terang tak seperti hatiku yang gelap diselimuti
kegelisahan atas apa yang telah aku rencanakan kemaren bersama kelompok kecil
mentoringku.aku pun baru ingat,bahwa nanti sore akan ada mentoring perdana
disemester ini yang diadakan oleh UKM GSI(salah satu organisasi kerohanian yang
ada dikampusku).bergegas kunyalakan hp yang sudah tua dan banyak penyakitnya
ini,berkali-kali kucoba untuk bisa mengaktifkannya agar aku dapat menghubungi
salah satu temanku untuk dapat hadi bersama pada acara itu.akan tetapi,semuanya sia-
sia hp tua ini tidak ada tanda-tanda nya untuk dapat aktif.Kebingungan pun datang
dalam pikiranku,entah apa yang harus kuperbuat untuk dapat menghubungi salah satu
temanku yang mempunyai kendaraan.hampir saja aku putus asa dan tak ingin
mencoba untuk menghidupkannya kembali tiba-tiba keajiban muncul sehingga hp tua
ini bisa aktif dan dapat beroperasi seperti biasanya dan sudah ada pesan dari ketua
UKM GSI untuk mengingatkan semua anggota agar dapat hadir di masjid darul
ulum(masjid yang terletak jauh dari rumahku) sore nanti ba’da ashar.
Langsung kutelpon dan sms candra(salah satu teman kost yang mempunyai
motor)tapi semua nya percuma tidak ada jawaban satupun darinya,betapa bingungnya
aku karena belum dapat tumpangan untuk pergi ke masjid itu dan juga aku yang
bertugas menjadi pembaca do’a ketika penutupan mentoring nanti.tiba-tiba, muncul
perkataan dalam hatiku(entah mau bicara apa mulut ini nanti ketika bertemu dengan
ketua UKM GSI)apakah mungkin aku berbohong?ataukah aku akan menjelaskan
semuanya?bingung...bingung...bingung.....
Tak tau apalagi yang harus kulakukan,karena aku tidak dapat hadir akibat aku
tidak punya kendaraan dan masjid itu begitu jauh dari tempat kosku.Kemudian
sayupan adzan terdengar ditelingaku,aku pun lekas membasahi muka dengan air
wudhu yang begitu dingin menyejukkan hatiku.lepas dari sholatku tak lupa aku
berdo’a atas apa yang telah aku sia-siakan hari ini”yaallah maafkan aku bukan
maksudku untuk lari dari tanggung jawab,akan tetapi aku tak tau harus
gimana.Engkau maha mengetahui apa yang tidak kami ketahui”
Namaku Istiqomah, dahulu duduk di bangku SMA kelas X-5, aku sekolah di SMA 89
Jakarta dan aku punya teman sekelas bernama Novi dan Ifat. Setiap hari kamis, mereka
berdua selalu mengajakku untuk ikut mentoring.
“Assalamu’alaikum….”, sapa mereka berdua kepada diriku di waktu istirahat sekolah.
“Wa’alaikumussalam…”
“Apa kabar, say?”
“Alhamdulillah baik.”
“Hari ini ada mentoring dari Rohis Al-Fath, ikutan yuk?”
“Rohis Al-Fath itu apa ya?”
“Hmm.. belum tau ya.. iya Rohis itu singkatan dari Rohani Islam, ini ekstrakurikuler
bidang agama Islam di SMA 89 Jakarta. Temen-temen Rohis menamakannya dengan
Al-Fath yang artinya kemenangan.”
“Owh gitu.. kalau mentoring itu apa?”
“Mentoring itu ngaji, ikut aja yuk..nanti kamu juga tau..”
“Maaf..kayaknya belum bisa. Aku mau segera pulang ke rumah nanti.”
“Baiklah..ditunggu lain waktu ya.”, balas mereka berdua lengkap dengan senyum
***

Hari berganti dan berlalu dengan cepatnya, setiap hari Rabu kulihat teman-teman Rohis
selalu mengingatkan di kelas kalau setiap Kamis ada mentoring, dan setiap hari Kamis
mereka tetap semangat mengajak teman-teman sekelasnya untuk mentoring, termaksud
aku, dan sudah empat kali aku menolak ajakan mereka tapi mereka tetap semangat
mengajakku.

Semangat mereka itulah yang membuatku penasaran “Mentoring itu apa si…gimana
rasanya mentoring?”
Minggu berikutnya, dengan hal yang sama setiap hari Rabu kami selalu diingatkan
untuk ikut mentoring. Sempat terlintas dibenakku, rasanya ingin sekali aku
menggunakan kerudung. Keinginan itu sudah ada sejak SMP kelas 2 dan di saat itu
pula terlintas dibenakku, aku ingin ikut Rohis. Tapi…

Tapi, kok anak Rohis kerudungnya lebar-lebar?

Tapi, aku kelar sekolah aja sudah hampir menjelang sore nanti cape dan meresahkan
orang tua.
Tapi, banyak tugas dari sekolah.

Alasan-alasan itu yang selalu menghalangiku untuk ikut Rohis.

***

Di hari kamis, tak seperti biasanya… hari ini hujan deras dan terjadilah percakapanku
dengan Novi dan Ifat.

“Assalamu’alaikum.”
“Walaikumusalam.. pasti mau ngajakin mentoring.”
“Hehe..iya..yuk ikut mentoring..sekalian nunggu hujan reda.”
“Hmm..baiklah.” kali ini aku menerima ajakan mereka.
Kalau bukan karena hujan, mungkin aku akan menolak ajakkan mereka lagi. Tapi entah
kenapa hatiku lega sekali setelah mengiyakan untuk ikut mentoring, seperti batu yang
menghambat saluran air..ketika batu itu diambil maka airnya akan mengalir deras. Dan
kami pun jalan menuju Masjid.

Sesampai di masjid, aku disambut dengan baik dan hangat oleh kakak Rohis yang pada
saat itu mengenakan pakaian muslimah bebas (tidak berseragam). Aku berpikir ini guru
ngajinya mungkin. Lalu kami berkenalan.

“Assalamu’alaikum.. siapa namanya?”


“Iis kak.”
“Owh iya Iis, panggil saja kakak Mba Ria ya..” lengkap dengan senyuman
“Iya Mba.”
Kemudian aku diajak untuk berwudhu. Setelah berwudhu aku dan teman-teman yang
lainnya membentuk lingkaran di dalam ruangan masjid. Saatnya mentoring dimulai.

“Assalamu’alaikum wr wb.. iya adik2 bisa kita mulai mentoringnya?”


“Wa’alaikumusalam.. iya bisa Mba Ria.”, jawab kami serempak
Mba Ria membuka mentoring, kemudian menanyakan kabar teman-teman mentoring,
setelah itu waktunya untuk membaca Al-Qur’an atau tilawah satu per satu. Dan aku
pun muncul pertanyaan.

“Mba, maaf mau tanya.”


“Iya kenapa sayang.”
Hah, dipanggil sayang.. senengnya bukan main perasaanku..

“Aku kan nggak berkerudung, apa boleh membaca Al-Qur’an tidak mengenakan
kerudung?”
Saat itu ada sekitar 8 orang yang ikut mentoring dan aku sendiri yang belum
menggunakan kerudung.

“Owh iya.. kalau kamu mau pake kerudung bisa gunakan atasan mukena, kalau tidak
mau Insya Allah tidak apa-apa.. Insya Allah bertahap, kita belajar dan semoga Allah
mempermudah dirimu untuk berkerudung.”
“Aamiin”, serentak teman-teman mengaminkan ucapan sekaligus do’a dari Mba Ria
untukku.
***

Setelah tilawah kakak mentornya memberikan taushiyah tentang ‘Dahsyatnya Senyum


dan Keberkahannya’. Di sini dijelaskan bahwa senyum mampu membuat orang yang
tidak suka dengan kita akan menjadi luluh hatinya dan suka dengan kita, dengan
senyum teman-teman kita akan berasa lebih bersahabat dan saling mengerti satu sama
lain, dengan senyum beban yang ada dipikiran dapat terobati, dan dengan senyum kita
akan mendapatkan keberkahan dari Allah, yaitu pahala sedekah.
Detik demi detik, menit demi menit ku lalui begitu saja..dengan mendengarkan
taushiyah yang disampaikan Mba Ria.. hatiku terasa damai, pikiranku plong.. beban
pelajaran di sekolah terasa ringan, sampai tak sadar aku ikutan2 senyum. Hff… ternyata
mentoring itu enak ya.. kakaknya baik, perhatian, dan semangat. Terus temen-temen
mentoringnya juga..baik dan kompak. Kenapa nggak ikut mentoring dari dulu.. Ya
Allah terima kasih kau berikan perantara hujan agar aku ikut mentoring. Hujan
pembawa berkah.
***

Setelah taushiyah, agenda selanjutnya adalah sesi pertanyaan dan curhat. Saat itu
kebanyakan teman2 pada curhat. Menceritakan pelajaran yang susah, guru yang killer,
pergaulan remaja, dan kakak mentorku merespon curhatan2 itu dengan bijak dan
mengajarkan kami untuk berpikir dewasa. Kini giliran aku, tapi aku tak ada pertanyaan
dan tak ada curhatan, biasa masih malu-malu gitu deh… Hanya diam dan geleng-
geleng kepala yang mengartikan ‘tidak ada curhatan dan pertanyaan’. Kakak mentorku
membalasnya dengan senyuman dan berkata,
“Nanti kalau ada yang ingin ditanyakan dan diceritakan hubungi kakak saja atau main
ke rumah.”
“Iya Mba.”
“Oh iya, kelompok mentoring kita belum ada pengurusnya nih. Gimana kalau kita
buat? Sekalian kita tentukan amalan ibadah harian.”
“Oke Mba kita buat..”, jawab kami dengan kompak.
Saat itu yang dibutuhkan dalam mentoring adalah Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
Untuk sekretaris dan bendahara sudah ditentukan, Sekretaris Eka, dan Bendahara
Linda. Saatnya memilih ketua mentoring. Tapi nggak ada yang menawarkan diri.
“Karena tidak ada yang mau, gimana kalau Mba yang menentukan?” Ucap Mba Ria
kepada kami
“Iya, Mba aja yang nunjuk.”
“Baik.. Mba mau Istiqomah jadi ketua mentoring kita.”
“hah..”, spontan aku kaget.
Duuuhh..kenapa aku..kenapa nggak anak Rohisnya?
Kenapa nggak yang pake kerudung? Kenapa nggak yang kerudungnya lebar? Hmm..
kenapa aku si…? Aku kan pendiam masa, disuruh jadi ketua..? Itu pertanyaan-
pertanyaan yang ada di hatiku saat itu, tak berani aku ungkapkan kepada teman-teman
dan kakak mentor. Malu euy..
“Bagaimana adik2 sepakat ya Iis jadi ketua mentoring kita?”
“Iya Mba, sepakat.”
“Iis, gimana bersedia ya?”
“Iya Mba, tapi ajarin caranya jadi ketua.”
“Insya Allah sayang.”
***

Setiap hari senin aku menghubungi Mba Ria di wartel dekat rumah, maklum dulu
belum punya HaPe. Setiap hari Selasa aku sudah mulai menyebarkan info ke teman-
teman satu kelompok mentoring tentang jadwal mentoring dan petugas mentoring
untuk menjadi MC. Seperti biasa teman-teman Rohis setiap hari Rabu mengumumkan
di kelas kalau hari kamis ada mentoring. Dan di hari Kamis, kini aku juga
ikut ngingetin dan ngajak teman-teman untuk mentoring terutama teman-teman satu
kelompok.
Dan ada yang lain di hari kamis ini, hari kedua aku ikut mentoring. Aku sudah
menguatkan niatanku untuk menggunakan kerudung, sempet ragu pas berangkat
sekolah, mondar-mandir ke cermin kamar dan hati berkata ‘pake nggak, pake nggak,
pake nggak’, ‘Nanti kalau pake tanggapan mama dan bapak gimana ya?’, ‘duhh..pake
nggakya..aku takut orang tuaku tak mengizinkan’. Lalu di saat aku masih bimbang,
muncul lah suara dari luar rumah.
“Ndok, ayo cepet berangkat sekolah. Mama sama Bapak mau berangkat kerja nih.
Kamu tumben lama banget?”, ucap Mamaku dari luar rumah.
“Iya Ma, bentar lagi.”
Mama dan Bapakku kerja dan setiap pagi kami bertiga berangkat bareng naik motor,
pertama nganter aku ke sekolah terus baru orang tuaku menuju ke tempat kerja.
Hmm… bismillah, aku mau pake kerudung. Kukenakan kerudung dan keluar rumah.
Orang tuaku melihatku dengan senyum tak ada perkataan yang muncul. Selama
perjalanan pun tak ada respon dari orang tuaku. Sesampai di sekolah mama ku berkata,
“Ndok, Mama suka sama pakaianmu hari ini, terutama kamu yang sekarang
berkerudung.”
“Iya, Ndok. Bapak juga suka. Semoga kamu Istiqomah ya, seperti namamu.”
“Iya Ma, Pak”, … iiihhhhh… seneng banget rasanya, sampe ngeluarin air mata.
Iya itulah yang beda di hari kamis ini, aku sudah berkerudung. Kakak mentor dan
teman-temanku memberiku selamat dan motivasi agar aku istiqomah mengenakan
kerudung. Hmm… hari ini spesial banget. Ini kado terindah yang pernah aku dapatkan.
Terima kasih ya Allah atas nikmat ini, atas hadiah ini. Aku senang berada di kelompok
mentoring ini. Terima kasih atas kasih sayang-Mu Ya Rabb kepadaku, terus
bimbinglah aku menjemput hidayah-Mu.
***

Setelah mengikuti beberapa kali mentoring, kini aku sadar bahwa mentoring memliki
peran penting terhadap moral generasi muda, mentoring memiliki peran penting untuk
membentuk kepribadian muslim generasi muda dan mengajak orang lain mengenal
indahnya Islam. Dengan peran itu generasi muda terus belajar dan memiliki semangat
untuk melaksanakan ibadah-ibadah wajib bahkan yang sunnah, mengenali dan
mengembangkan potensi diri untuk kebaikan, memotivasi diri untuk terus mengubah
diri dalam kebaikan, bahkan mengajarkan kami untuk simpati pada persoalan Islam.

***

Dari mentoring aku temukan hidayah, hidayah berjilbab…

Dari mentoring aku mengenal indahnya ukhuwah Islamiyah…

Dari mentoring aku mengenal indahnya Islam…

Dari mentoring aku disadarkan pentingnya sebuah tanggung jawab…

Dari mentoring aku belajar kedewasaan…

Dari mentoring kini aku berani mengungkapkan ide dan memperbaiki komunikasi…

Dari mentoring aku menemukan saudara/i ku yang baik, menuntun pada kebenaran,dan
saling memotivasi dalam meraih cita-cita…

Dari mentoring aku mengenal indah dan menyenangkannya jalan dakwah…

Dari mentoring aku terus dibimbing untuk menjadi generasi muda yang sholehah…
Dari mentoring aku mengenali potensi yang ada di dalam diri, kemudian dari mentoring
aku mengembangkan potensi itu dan memfaatkan potensi itu dengan baik sehingga
bermanfaat untuk diriku, orang tuaku, dan lingkungan sekitar…

Mentoring bukanlah segala-segalanya, tapi dari situlah dimulai segala-galanya!

Jadikan mentoring semanis coklat.

#CintaRohis

Anda mungkin juga menyukai