Para murid yang berada di sekolah pemerintah Belanda tertarik belajar pada Ahmad
Dahlan karena mereka tahu bahwa Ahmad Dahlan akan mendirikan sekolah disuraunya. Bagi
Ahmad Dahlan, Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, memberikan kedamaian bagi
siapa saja termasuk non muslim. Selama masih dalam koridor membangun kesejahteraan
masyarakat. Baginya, hal pertama yang seharusnya dikedepankan umat Islam adalah akhlaq
yang baik, terbuka dan toleran seperti Rasulullah SAW. Secara perlahan, kiprah Dahlan muda
yang dianggap kontroversi mampu mengubah tidak hanya pandangan umat Islam
kebanyakan, tetapi kaum barat terhadap Agama Islam.
Didampingi isteri tercinta, Siti Walidah, dan 5 murid-murid setianya yakni Sudja,
Fahrudin, Hisyam, Syarkawi, dan Abdulgani, Ahmad Dahlan membentuk organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan
perkembangan zaman.
Pada hampir akhir cerita, satu hal yang menarik yang dapat kita saksikan dalam film
tersebut yakni kegigihan yang dilahirkan oleh sosok Ahmad Dahlan semakin membesarkan
niat beliau untuk berdakwah dan terus berdakwah. Dan, beliau berpikir dan berencana serta
berunding dengan murid-murid pengikutnya bahwa ia ingin mendirikan sebuah perkumpulan
sendiri seperti halnya perkumpulan Boedi Oetomo. Ia pun meluruskan niat dan rencananya
itu dengan tidak gentar sekalipun masih dicap kafir. Dan, akhirnya setelah dirundingkan oleh
pengurus Boedi Oetomo dan mendapat izin dari presiden, maka ia pun member nama
perkumpulannya dengan nama Muhammadiyah, yang artinya pengikut Muhammad,
Rasulullah SAW. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud untuk berta’faul
mampu meneladani jejak perjuangan nabi Muhammad SAW dalam rangka mengakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam. Di sisi itu pun sempat beliau mengutarakan,”hiduplah,
dengan menghidupi Muhammadiyah bukan hidup dalam Muhammadiyah”. Sesungguhnya,
Muhammadiyah itu hanyalah sebatas organisasi yang mungkin bisa dikatakan juga sebagai
organisasi dakwah dan bukan merupakan sebuah agama. Namun, setelah menjelaskan itu,
kyai Penghulu pun tetap tidak setuju dan mengira kalau Ahmad Dahlan diangkat menjadi
residen yang artinya bawahan orang-orang Belanda.
Di penghujung kisahnya, terlihat jelas betapa susahnya perjuangan yang dilalui oleh
Ahmad Dahlan hingga akhirnya beliau berhasil meyakinkan dan memperbaiki
kesalahpahaman antara dia dengan kyai-kyai masjid Besar Keraton. Tidak hanya itu, mereka
pun akhirnya mendukung semua yang telah dijalankan oleh Ahmad Dahlan yang kemudian
meresmikan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Muhammadiyah adalah sebuah
gerakan modernisasi / pembaharuan Islam di tanah air Indonesia dengan mayoritas muslim
terbesar di dunia.