Anda di halaman 1dari 11

KPAP (Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah)

1. Pengertian

KPAP adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai


alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelaian perilaku anak prasekolah.

KPAP adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku anak prasekolah, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan untuk mengantisipasinya. KPAP diberikan kepada anak usia prasekolah atau
3-6 tahun. Dalam KPAP terdapat 30 perilaku yang ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh
anak. Jika didapatkan hasil nilai lebih atau sama dengan sebelas, maka anak perlu dirujuk.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari KPAP yaitu ;
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan perilaku anak secara dini sehingga
tindakan tepat dapat segera dilakukan.

3. Prosedur KPAP
a. Cara menggunakan KPAP

Dengan mengajukan 30 pertanyaan pada orang tua/pengasuh à oleh kader, orang


tua dan guru.

b. Cara menilai KPAP


Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai data perilaku anak yaitu :
Ø Tidak terdapat (T) = 0
Ø Kadang – kadang terdapat (K) = 1
Ø Sering terdapat (S) = 2
Jumlah nilai jawaban dari data perilaku anak
Apabila jumlah nilai < 11 =" tidak"> 11 = anak perlu dirujuk
4. Interpretasi KPAP

a) Petunjuk
- Kuesioner ini berisi 30 perilaku anak yang ditanyakan kepada orang tua atau
diisi sendiri oleh orang tua untukmendeteksi didni kelainan perilaku anak pra
sekolah.(3-6)
- Orang tua dapat menjawab ;
o Tidak pernah (nilai 0 )
o Kadang-kadang (nilai 1)
o Sering (nilai 2 ) sesuai dengan perilaku anak sehari-hari.
- Jika jumlah seluruh nilai >11, maka anak perlu dirujuk sedangkan jika jumlah
nilai

PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH

• Beberapa aspek perkembangan yang dialami pada masa prasekolah pada umunya
merupakan lanjutan dari perkembangan yang telah ada sejak bayi. Adapun aspek
perkembangan sebagai berikut:

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

• Perkembangan gerak motorik anak sendiri, sebagaimana dibedahkan Elizabeth B.


Hurlock, seorang psikolog perkembangan dan pemerhati masalah anak merupakan
perkembangan pergerakan jasmaniah melalui kegiatan saraf, urat, dan oto yang
terkoordinasi. Aspek atau gerak motorik kasar, merupakan gerak anggota badan
secara kasar, atau setidaknya dilakukan dengan gerakan-gerakan yang agak keras.
Misalnya berjalan, naik turun tangga, melempar, dan menangkap bola yang
disodorkan kepadanya.
• Saat berusia 3 tahun, anak menikmati gerakan sederhana, seperti loncat-loncatan,
melompat, dan lari kesana-kemari hanya demi kesenangan murni melakukan
aktivitas tersebut. Aktivitas berlari-melompat ini tidak akan mendapat medali,
tetapi bagi anak berusia 3 tahun, aktivitas tersebut merupakan sumber
kebanggaan.

• Saat berusia 4 tahun, anak masih menikmati aktivitas yang sama, tetapi mereka
menjadi lebih suka berpetualang. Mereka memanjat dengan tangkas dan
menunjukkan kemampuan atletis mereka yang luar biasa. Meskipun mereka sudah
lama mampu memanjat tangga dengan satu kaki disetiap anak tangga, mereka
baru mampu menuruni tangga dengan cara yang sama.

• Di usia 5 tahun, anak semakin menyukai petualangan dibandingkan ketika mereka


berusia 4 tahun. Bukanlah hal yang luar biasa bagi anak umur 5 tahun yang
percaya diri untuk melakukan adegan yang menakutkan, mereka berlari cepat dan
menyenangi balapan satu sama lain dan dengan orang tua.

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

• Adapun perkembangan gerak motorik halus sendiri adalah meningkatnya


pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot dan saraf yang lebih
kecil. Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus.
Kelompok otot dan saraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak
motorik halus seperti merobek, menggambar, dan menulis.

• Pada usia 3 tahun, anak telah memiliki kemampuan untuk mengambil objek
terkecil diantara ibu jari dan telunjuk untuk beberapa waktu. Di usia ini anak
dapat membangun menara balok yang tinggi, selain itu mereka mulai dapat
bermain dengan gambar bongkar pasang sederhana dan memasangkannya
ditempat yang kososng dengan menekannya dengan kuat.
• Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak lebih tepat. Kadang anak
berumur 4 tahun bermasalah dalam membangun menara tinggi dengan balok
karena, dengan keinginan mereka untuk meletakkan setiap balok dengan
sempurna, mereka membongkar lagi balok yang sudah tersusun.

• Saat berusia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin meningkat. Tangan,
lengan, dan jari semua bergerak bersama dibawah perintah mata. Menara
sederhana tidak lagi menarik minat anak, yang sekarang ingin membangun sebuah
rumah atau gereja, lengkap dengan menaranya.

BAHASA

• Bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Pada manusia bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis
dan adanya suatu sistem aturan. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh
masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan
mengkombinasikannya. (Santrock, 2007)

• Bahasa ditata dan diorganisasikan dengan sangat baik (Berko Gleason, 2005).
Organisasi tersebut melibatkan lima sistem aturan fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik dan pragmatik.

• Perubahan-perubahan dalam paragmatik juga mencirikan perkembangan bahasa


anak-anak yang belia ini (Brayant, 2005). Perkembangan-perkembangan
paragmatik yang terjadi selama tahun-tahun prasekolah sebagai berikut :

• Pada usia 3 tahun, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk berbicara


tentang hal-hal yang secara fisik tidak ada, mereka mengembangkan penguasaan
mereka atas aspek bahasa, yang dikenal sebagai pemindahan (displacement), dan
menghidupkan imajinasi mereka.

• Anak-anak usia 4-5 tahun mengembangkan kepekaan besar terhadap kebutuhan


orang lain dalam percakapan dengan mengubah pola percakapan mereka sesuai
situasi. Mereka mebedakan cara berbicara antara dengan teman sebaya dan
dengan orang yang lebih dewasa, dengan menggunakan bahasa formal dan lebih
sopan.

• Suatu ringkasan tentang tonggak sejarah perkembangan dalam bahasa


diklasifikasikan oleh Roger Browm (1973) sebagai berikut :

• Tahap usia 35-40 bulan atau sekitar 3-4 tahun memiliki karakteristik yang mana
anak mampu untuk meletakkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain,
seperti “Ini mobil yang ibu beli untukku”.

• Tahap usia 41-46 bulan atau sekitar 4-5 tahun, jumlah rata-rata per kalimat adalah
3,75-4,50 dan sudah mampu mengoordinasikan antara kalimat-kalimat sederhana
dan hubungan-hubungan proporsional, seperti “Jerry dan Cindy itu saudara”.

SOCIAL DAN MORAL

• Perkembangan dalam aspek moral adalah perubahan-perubahan yang dialami


seseorang menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung yang menyangkut
pertambahan pengetahuan seorang anak mengenai baik dan buruk. Perkembangan
moral seseorang berkaitan erat dengan perkembangan sosial anak.

• Robert J. Havighurst telah membagi tahap perkembangan moral seseorang


kedalam empat tahap, tahap perkembangan moral yang terjadi pada usia pra
sekolah yaitu anak belum dapat menafsirkan hal-hal yang tersirat dari sebuah
perbuatan, antara perbuatan disengaja atau tidak, anak belum mengetahui, yang ia
nilai hanyalah kenyataannya.

• Namun demikian, sebagian ahli berpendapat bahwa masalah moral akan muncul
manakalaterjadi suatu pertentangan ataupun konflik mengenai persoalan tujuan,
rencana, hasrat, keinginan, serta harapan manusia.

• Ketika anak-anak berhadapan dengan pertentangan yang dikemukakan diatas,


proses yang mereka lakukan dalam menyelesaikan masalah permasalahan moral
dapay untuk memotivasi agar memeperhatikan kepentingan orang lain dan
kecendrungan untuk merasa tidak senang manakala mereka tidak memperhatikan
kepentingan orang lain.

EMOSIONAL

• Emosi merupakan perasaan yang merupakan perpaduan gejolak fisiologis dan


perilaku yang terlibat didalamnya. Kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan
adalah diantara jenis bagian yang melingkupi emosi ini. Oleh karena itu, semua
hal yang bersumber pada emosi harus diperhatikan karena jika tidak bisa
melahirkan masalah besar.

• Pada awal pertumbuhannya, seorang anak belum memiliki reaksi emosional


terhadap objek yang bersifat abstrak, seperti mencintai keindahan, kejujuran,
kebenaran, etika, dan estetika sebagaimana yang dimiliki oleh orang dewasa.

• Anak usia pra sekolah pun akan memiliki bahasa tubuh yang khas dalam
merefleksikan emosinya bila sedang marah, sedih, atau bahagia. Meski demikian
kondisi tiap-tiap anak berbeda satu sama lain.

• Menurut Dadang Hawari perbedaan emosi antar anak satu dengan yang lain
dipengaruhi sikap, cara, dan kepribadian orang tua dalam memelihara, mengasuh,
dan mendidik anaknya. Dalam paradigma yang lain ada factor lain diluar anak
yang mempengaruhi perbedaan tersebut, salah satu yang mendasar adalah
lingkungan dimana anak itu tinggal.

Daftar Kuesioner KPAP

No Perilaku Anak
1 Tidak bias duduk diam, lari-lari atau loncat-loncat

Tidak bias tenang , gugup atau gelisah

Merusak barang ( milik sendiri atau orang lain )

Berkelahi dengan anak lain

Tidak disukai anak lain ( dijauhi anak lain )

Khawatir mengenai banyak hal

Lebih suka bekerja atau main sendiri

Mudah tersinggung dan cepat marah

Tampak murung, sedih dan tertekan


8 Terdapat gerakan-gerakan yang tak terkendali (tik) pada wajah dan badan

9 Menggigit kuku atau jari

10 Tidak menurut ketika disuruh

Sukar memusatkan perhatian dan konsentrasi

Takut menghadapi situasi atau barang baru

11

Rewel atau banyak menuntut

12

Berbohong

13

Ngompol atau berak di celana

14

Suka mengganggu anak lain


15 Tak ada perhatian pada lingkungan

16 Suka mengganggu anak lain

17 Tak ada perhatian pada lingkungan

18 Tidak mau meminjamkan/memberikan mainan kepada anak lain

19 Mudah menangis (cengeng)

20 Menyalahkan orang lain

21 Mudah putus asa

22 Tidak memperhatikan kepentingan orang lain

Terdapat gangguan perilaku seksual


Suka menyakiti anak lain

Suka melamun

23

Orang tua menganggap anak mengalami perilaku

24

25

26

27

28

29
30

Anda mungkin juga menyukai