Anda di halaman 1dari 13

AKTIVITAS OUTBOND DAN APLIKASINYA DALAM

BIMBINGAN DAN KONSELING

Tugas Makalah

Di ajukan untuk memenuhi mata kuliah Bimbingan Kelompok

Dosen pengampu :

Vesti Dwi Cahyaningrum, M.Pd

Disusun oleh :

1. Fahma Lucky NWS (3320190280)

2. Bisma Indah Lestari (3320190255)

5. Khoirul Arifin (3320190267)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT tak


lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW . Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan lancar, tanpa hambatan apapun.

Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi tugas matakuliah


Bimbingan Kelompok yang telah diberikan Ibu Vesti Dwo
Cahyaningrum,.M.Pd. Kami berharap makalah ini dapat di gunakan
sebagai bahan bacaan dan refrensi oleh pembaca, meskipun makalah ini
jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami oleh siapa saja


yang membaca, sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya bisa membuat makalah lebih baik lagi.

Bojonegoro, 1 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Filsafat Jawa.............................................................................3


B. Ajaran-ajaran Filsafat Jawa .......................................................................3
C. Filsafat Jawa Membawa Kearifan Seseorang ............................................6
D. Falsafah Hidup Orang Jawa ......................................................................7

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat manusia sebagai mahluk sosial tentu tidak lepas dari

pergaulan antar sesama baik dilingkungan keluarga, kerja, sekolah maupun

tempat-tempat keramaian lainnya. Manusia sebagai mahluk sosial tentu

membutuhkan kehadiran seseorang dimanapun dan kapanpun juga mereka

berada tanpa terkecuali. Manusia selalu bergantung hidupnya dengan

manusia lainnya. Oleh karena itu dalam kehidupan manusia selalu terjadi

interaksi, untuk memperlancar hubungan antar manusia tentu dibutuhkan

komunikasi yang baik. Kesuksesan kehidupan sosial seseorang sangatlah

dipengaruhi oleh proses komunikasi antar pribadi yang dijalaninya, tanpa

adanya komunikasi maka tidak akan mungkin ada kehidupan yang

harmonis.

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi antar pribadi akan selalu

terjadi tak terkecuali di lingkungan kampus. Kemampuan komunikasi

antar pribadi dikalangan mahasiswa sangatlah beragam. Ada yang

mempunyai komunikasi antar pribadi yang baik, sedang ada pula yang

jelek. Mahasiswa yang memiliki komunikasi antar pribadi yang baik

mempunyai indikasi seperti mudah dalam bergaul, aktif berorganisasi,

banyak teman, peka terhadap lingkungan, dll. Begitu juga sebaliknya

mahasiswa yang mempunyai kemampuan komunikasi antar pribadi yang

rendah akan terlihat dengan indikasi sulit untuk bergaul dengan orang lain

1
(hanya mempunyai teman itu saja). Berdasarkan hasil observasi dapat

disimpulkan bahwa tidaksedikit di lingkungan mahasiswa khususnya prodi

Bimbingan dan Konseling memiliki kemampuan komunikasi antar pribadi

yang kurang baik, mengingat komunikasi adalah faktor yang paling

penting dalam kehidupan sehari-hari apalagi mahasiswa prodi BK yang

merupakan calon konselor diharapkan mampu berkomunikasi yang baik

sehingga secara khusus bisa menjalin hubungan yang baik dengan klien,

atas pertimbangan tersebut kami tertarik ingin membantu meningkatkan

komunikasi antar pribadi mahasiswa melalui layanan bimbingan kelompok

teknik outbound

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi outbond?

2. Bagaimana teknik permainan outbond dalam bimbingan kelompok?

3. Bagaimana aplikasi permainan outbond dalam bimbingan kelompok?

4. Bagaimana Falsafah Hidup orang Jawa?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian Filsafat Jawa.

2. Mengetahui ajaran-ajaran yang ada di dalam Filsafat Jawa.

3. Mengetahui kearifan Filsafat Jawa.

4. Mengetahui Falsafah Hidup orang Jawa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Outbound

Outbound berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yaitu out
dan bound. Menurut asal katanya, out berarti keluar dan bound berarti bentuk.
Jadi secara umum outbound dapat didefinisikan sebagai bentuk kegiatan yang
dilakukan di luar atau ruang terbuka. Jadi arena outbound dapat diartikan
sebagai ruang terbuka yang dirancang khusus sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan-kegiatan edukatif berupa petualangan melalui penekanan
pada upaya untuk memperkaya diri dengan pengalaman (experience learning
metode).

Outbound training adalah permainan yang dapat me-refreshpikiran dan


menambah kecepatan kita, di situ terdapat pula konsep-konsep, materi, dan
tujuan tertentu yang harus kita lakukan dan harus dicapai (As‟adi Muhammad
2009).

Outbound Training merupakan metode terbaru dalam menggugah


kecerdasan kolektif sebuah tim kerja. Kecerdasan kolektif dibangun dari
kematangan-kematangan individu, kemampuan koordinasi kilat, kepercayaan
antar anggota tim dan semangatyang saling mendukung. Outbund adalah
sebuah desain pelatihan yang dikemas untuk dilakukan diluar ruangan. Selain
mendekatkan diri kepada alam, fungsi rekreatif dan edukatifnya lebih
mengena di hati peserta (Risang Sutawijaya, 2008).

Outbound training adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam


terbuka (outdoor)yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk
kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui perainan-permainan (games)
yang kreatif, rekreatif dan edukatif baik secara individual maupun kelompok,
dengan tujuan untuk mengembangkan diri (personal development) maupun
kelompok (team development). Melalui pelatihan outbound, diharapkan lahir

3
pribadi-pribadi baru yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berpikir
kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling
percaya dan lain-lain (Badiatul muchlisin Asti 2009).

Di dalam outbound terdapat beraneka ragam permainan yang


menyenangkan sekaligus edukatif dan safetyyang mengutamakan
keselamatan, sehingga setiap peserta outbound dapat merasa senang dan
nyaman. Adapun permainan-permainan dalam outbound merupakan perpauan
antara permainan-permainan sederhana, permainan ketangkasan, olah raga
dan disertai juga dengan petualangan-petualangan. Permainan yang disajikan
dalam outbound disusun bukan hanya sebagai pengasah kemampuan
psikomotorik(fisik) peserta, tetapi juga afeksi (emosi) dan kognisi
(kemampuan berpikir)(http://www.peloporadventure.co.id)..

B. Tujuan Outbound

Secara umum (seperti pada perusahaan, organisasi, dan lain-lain),


tujuan kegiatan pelatihan pada outbound ini adlaah melatih para peserta
untuk mampu menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap perubahan yang ada
dengan membentuk sikap profesionalisme para peserta yang didasarkan
pada perubahan traits(sifat mendasar) dari individu. Perkembangan traits ini
meliputi aspek trust, belief, dan komitmen, serta kinerja yang
diharapkan akan semakin baik.
Sikap dan perilaku profesionalisme seperti ini meliputi hal-hal berikut.

1. Terbentuknya suatu komitmen (commitment) yang utuh dari setiap


peserta melalui 4C.
a.Competency, yaitu peningkatan kompetensi
b.Conseption, yaitu pembentukan konsepsi dan pemikiran yang
komprehensif

4
c.Connection, yaitu terjadinya hubungan yang semakit erat diantara
para pimpinan organisasi, khususnya relasi kerja antara bawahan dan
atasan.
d.Confidence, yaitu munculnya keyakinan dan kepercayaan diri akan
kemampuan masing-masing peserta.Semua poin tersebut akan
membentuk rasa saling memiliki (the owners) dan bukan sekedar
menjadi karyawan. Perubahan ini akan terlibat dari tumbuhnya
rasa tanggung jawab dalam melakukan tugas di unit kerjanya masing-
masing.

2. Pola perilaku yang berkarakter dalam melakukan tugas-tugas


kehidupan, berdisiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa
depan, mengutamakan tugas dan pengabdian, memiliki sikap etika, dan
etos kerta yang tinggi.
3. Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab masing-masing, serta meningkatkan keberaninan peserta dalam
mengambil resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.
4. Team building yang solid dan didasarkan pada saling pengertian, kerja
sama, koordinasi, menghargai perbedaan, sikap mengutamakan
kepentingan tugas daripada kepentingan pribadi, dan meyakini bahwa
keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan.
5. Peningkatan kematangan Emotional Question(EQ), melalui program
olah rasa yang menjadi porsi latihan outbound. Bahkan perhatiannya
pada pengembangan Spiritual Question(SQ) akan sangat membantu
peserta alam meningkatkan kemampuan menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan saat menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi
(http://bandungadvertiser.com).

C. Manfaat Outbound

Dari beragamnya tujuan yang telah disampaikan di atas, tentu outboundini


juga memiliki manfaat yang sangat besar. Secara umum manfaat manfaat dari
kegiatan outboundini adalah untuk meningkatkan keberaninan dalam

5
bertindak maupun dalam berpendapat. Kegiatan outbound membentuk pola
pikir kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam
berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang
menuju sebuah pendewasaan diri. Pengalaman dalam kegiatan outbound
memberikan masukan yang positif dalam perkembangan seseorang(As‟adi
Muhammad 2009).
Manfaat lainnya, outbound dapat dapat mengasah kemampuan dalam
bersosialisasi. Karena pada saat tergabung dalam sebuah tim, peserta akan
bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin memiliki
kepribadian yang berbeda dengan dirinya. Kondisi tersebutakan menjadikan
peserta lebih menghargai perbedaan disekitarnya.
Apapun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan (adventure)
dan permainan (games) yang biasa dijalankan sebenarnya memiliki manfaat
yang beragam, diantaranya (Dzikron, 2011).
(1)komunikasi efektif (effective communication)
(2)pengembangan tim(team building)
(3)pemecahan masalah(problem sulving)
(4)kepercayaan diri (self confidence)
(5)kepemimpinan(leadership)
(6)kerja sama(sinergi)
(7)permainan yang menghibur dan menyenangkan(fun games)
(8)konsentrasi/fokus (concentration)
(9)kejujuran/sportivitas.
Ragam manfaat tersebut bermuara pada tercapainya pengembangan diri
(personal development) dan tim (team development) yang dapat dirasakan
oleh para peserta.
Karena sukses seseorang dalam kehidupannya, terutama dalam karier
bisnis dan organisasi, sangat ditentukan oleh kepercayaan diri (self efficacy),
kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang
lain. Para pakar di bidang kecerdasan emosi berpendapat bahwa sukses dalam
karier di perusahaan (juga di ranah kehidupan lainnya) lebih ditentukan oleh
kecerdasan emosional dibandikan dengan kecerdasan intelektual. Oleh karena

6
itu, upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional mendapat perhatian
yang semakin besar.
D. Jenis Permainan Outbound

Dilihat dari tujuannya outbound dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a.Model Outbound untuk Perkenalan

b.Model Outbound Untuk Kerjasama Team

c.Model Outbound Untuk Mentalitas

d.Model OutboundUntuk Kecerdasan

e.Model Outbound Untuk Ice Breaker

f.Model Outbound Untuk Anak (Games For Kids)

Pengklasifikasian di atas didasari atas kebutuhan akan pelatihan yang


akurat sehingga, apayang menjadi tujuan dari pelatihan akan dapat dicapai
secara maksimal.Menurut Ritonga (2011) materi Outbound dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

1.Low Impact, bentuk permainan

a.Spider Net (jarring laba-laba), dengan tujuan :

1)Kerjasama team dan pertisipasi terpadu

2)Membuat perencanaan matang

3)Efisiensi waktu dan memacu produktifitas

4)Menubuhkan tanggung jawab

b.HighRoof merupakan kegiatan berjalan di atas jembatan yang terbuat


dari tali tambang ataupun bamboodengan tujuan:

1)Melatih keberanian mengambil resiko

2)Meningkatkan rasa percaya diri

7
3)Melatih kegigihan dalam mencapai tujuan

4)Kemandirian

c.Truss Fall Membangun rasa percaya diri maupun rasa percaya terhaap
rekan

d.FlyingFox

1)Melatih keberanian mengambil resiko 2)Meningkatkan rasa percaya diri


e.Rappelingf.Kayak, mendayung sendiri perahu kecil 1)Kemandirian

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan


dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan
tamak.

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti

Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan
dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji,


Sugih Tanpa Bandha

Berjuang tanpa perlu membawa massa. Menang tanpa merendahkan


atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan,
kekuatan,kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari kebendaan.

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan

Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan


sedih manakala kehilangan sesuatu.

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman

8
Jangan mudah terheran-heran. Jangan mudah menyesal. Jangan
mudah terkejut-kejut. Jangan mudah ngambeg, jangan manja.

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman

Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk


memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka

Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka
berbuat curang agar tidak celaka.

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo

Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan
berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat Jawa adalah ilmu yang mempelajari tentang filsafat


yang bertumpu pada pemikiran-pemikiran yang berakar pada
budaya Jawa..
2. Dalam filsafat jawa dapat di cotohkan dengan etika dalam

kebatinan orang jawa yang terdapat dalam serat pepali ki

9
Ageng Sela. Menurut Ki Ageng Sela hidup di dunia harus di

dasari degan keutamaan / keluhuran.

3. Manusia diciptakan memiliki akal untuk bebas manantukan

pilihan. Tetapi apapun pilihan manusia akan selalu tunduk pada

aturan main hukum almnya. Itulah yang dinamakan kearifan

yaitu kemauan manusia untuk melihat dan bertindak sesuai alur

hokum alam Sang Pencipta

4. Falsafah hidup orang Jawa dapat digunakan sebagai landasan

dalam berkehidupan maupun bimbingan konseling.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan

dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

perbaikan karya-karya berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, Dani Priyo. Pandangan Hidup Kejawen. Yogyakarta: Narasi, 2004.


Amrih, Pitoyo. Ilmu Kearian Jawa. Yogyakarta : Pinus, 2008.
http://e.journal..com/2018/01/filsafat-jawa.
https://www.academia.edu/36334331/Filsafat_Jawa
http://e.journal.com/2015/03/filsafat-jawa.
.

10

Anda mungkin juga menyukai