Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL

OBSERVASI PUNGLI DI
INSTANSI POLRESTA
BARELANG BATAM
Kelompok 3
Cempaka Inggrid PO72201191548
Dinda Serli Hartati PO72201191552
Elsa Natalia Harefa PO72201191555
Moh. Ridho Fajar M PO72201191610
Kairisya PO72201191562
Vika Lovinda PO72201191582
PUNGUTAN LIAR
(PUNGLI)C
Pungutan liar adalah sebutan semua bentuk pungutan yang tidak resmi, yang
tidak mempunyai landasan hukum, maka tindakan pungutan tersebut dinamakan
sebagai pungutan liar atau pungli. Pungutan liar menjadi salah satu tindak pidana
yang sudah akrab di telinga masyarakat. Walaupun dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) tidak satupun ditemukan mengenai tindak pidana
pungutan liar atau delik pungli. Namun secara tersirat dapat ditemukan dalam
rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001 berasal dari pasal
423 KUHP yang dirujuk dalam pasal 12 UU No. 31 Tahun 1999 sebagai tindak
pidana korupsi, yang kemudian dirumuskan ulang pada UU No.20 Tahun 2001
tentang tindak pidana korupsi.
Satuan Lalu lintas Kepolisian Negara Republik
Indonesia adalah pegawai negeri pada
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kepolisian Negara Republik Indonesia
bertujuan untuk mewujudkan keamanan
dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat; tertib
dan tegaknya hukum; terselenggaranya
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
masyarakat serta terbinanya ketentraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
(UU RI No. 2 tahun 2002)
Pada kehidupan sehari-hari terdapat contoh
fenomena yang menggambarkan tindakan
polisi lalu lintas yang terjadi dalam
masyarakat seperti adanya “salam tempel”
pada polisi lalu lintas, dimana hal tersebut
sering dilakukan oleh para pelanggar lalu
lintas agar pelanggar tidak mendapat tilang
dari aparat polisi lalu lintas. Pada proses
pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) juga
sering kali dilaksanakan secara tidak
professional seperti maraknya pungutan liar
dalam proses pembuatan SIM oleh anggota
Satlantas.
Undang – Undang Aturan hukum yang
Lalu Lintas mengatur tentang Peraturan
Pembuatan SIM yaitu
Peraturan Kapolri (Perkap)
no. 9 tahun 2012.
Faktor Penyebab Terjadinya Pungli

1 Banyaknya persyaratan
serta uji praktek yang
menyulitkan banyak orang
2 Bagi mereka yang gagal
dan gagal dalm ujian, itu
adalah cara pintas untuk
sehingga menggunakan mendapatkan SIM
cara cepat untuk
mendapatkan SIM

3 Adanya kolusi sehingga


dengan mudah 4 Pengaruh Jabatan

mendapatkan SIM
METODE ANALISA

Adapun Variabel yang digunakan


dalam observasi ini adalah
variabel tunggal yakni tinjauan
hukum pungutan liar terhadap
salah satu masyarakat yang
ingin membuat Surat Izin
Mengemudi (SIM) di Polresta
Barelang Batam.
Untuk mengumpulkan data, dalam
penelitian ini digunakan teknik-
teknik sebagai berikut:
1. Observasi.
2. Wawancara
3. Dokumentasi
HASIL OBSERVASI
Untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor terjadinya
pungutan liar terhadap salah satu masyarakat, maka disajikan
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk wawancara dan dilakukan
observasi langsung. Dari hasil observasi penulis membagi
pungutan liar terhadap salah satu masyarakat ke dalam
beberapa pernyataan :
1. Pungutan liar yang di lakukan di luar tarif yang telah
ditetapkan oleh aturan hukum yang berlaku.
2. Prosedur dalam pembuatan SIM tidak sesuai dengan prosedur
yang ada
3. Waktu pembuatan yang lebih cepat dari yang biasanya

Ini terlihat dari hasil observasi langsung penulis di lapangan


beserta hasil wawancara dengan narasumber. Seperti halnya
saat penulis mengambil inisiatif untuk membuat SIM secara pungli
sekaligus wawancara terhadap anggota Satlantas tersebut, untuk
memastikan sendiri benar tidaknya terjadi pungutan liar
Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang telat dilakukan, maka ada beberapa


pernyataan sebagai berikut:
1. Biaya yang diharus dibayarkan untuk SIM C Rp 500.000,- dan untuk SIM A
Rp 700.000,-.
2. Masyarakat hanya perlu datang untuk berfoto, sidik jari dan bertanda tangan
tanpa melewati rangkaian cek kesehatan, ujian tertulis dan ujian praktek.
3. Waktu pembuatan sekitar 1-2 hari.
4. Masyarakat tidak perlu repot-repot mengantri untuk melalukan pengurusan.
Kesimpulan
Pungutan liar adalah sebutan semua bentuk pungutan yang tidak resmi, yang
tidak mempunyai landasan hukum.
Pada proses pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) juga sering kali
dilaksanakan secara tidak professional seperti maraknya pungutan liar dalam
proses pembuatan SIM oleh anggota Satlantas.
Aturan hukum yang mengatur tentang Peraturan Pembuatan SIM yaitu Peraturan
Kapolri (Perkap) no. 9 tahun 2012
Faktor Penyebab terjadinya Pungli :
1. Banyaknya persyaratan serta uji praktek yang menyulitkan banyak orang
sehingga menggunakan cara cepat untuk mendapatkan SIM
2.Bagi mereka yang gagal dan gagal dalm ujian, itu adalah cara pintas untuk
mendapatkan SIM
3.Adanya kolusi sehingga dengan mudah mendapatkan SIM
4. Pengaruh Jabatan
Kesimpulan
Hasil observasi penulis membagi pungutan liar terhadap salah satu masyarakat
ke dalam beberapa pernyataan :
1. Pungutan liar yang di lakukan di luar tarif yang telah ditetapkan oleh aturan
hukum yang berlaku.
2. Prosedur dalam pembuatan SIM tidak sesuai dengan prosedur yang ada
3. Waktu pembuatan yang lebih cepat dari yang biasanya
Berdasarkan hasil wawancara yang telat dilakukan, maka ada beberapa
pernyataan sebagai berikut:
1. Biaya yang diharus dibayarkan untuk SIM C Rp 500.000,- dan untuk SIM A
Rp 700.000,-.
2. Masyarakat hanya perlu datang untuk berfoto, sidik jari dan bertanda tangan
tanpa melewati rangkaian cek kesehatan, ujian tertulis dan ujian praktek.
3. Waktu pembuatan sekitar 1-2 hari.
4. Masyarakat tidak perlu repot-repot mengantri
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai