Anda di halaman 1dari 16

1

PENGARUH OPINI AUDIT, FEE AUDIT DAN FINANCIAL DISTRESS


TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017)
Dina Rosdiana
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Rosdianadina2860@gmail.com

ABSTRACT

This study discusses the effect of audit opinion, audit fee, and financial
distress on auditor switching. The object of research is manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2014-2017.
The sample selection method is a purposive sampling method. 70 companies
were taken in this study that met the sample criteria. The data used are secondary
data collected by documentation and literature study. The analytical tool used is
logistic regression analysis.
The results of this research show that audit opinion and financial distress
has a positive effect towards auditor switching. While audit fee have a negative
effect on auditor switching.

Keywords: Audit Opinion. Audit Fee, Financial Distress, Auditor Switching.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitan
Perkembangan profesi akuntan publik semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan akan jasa audit. Bertambahnya jumlah Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang beroperasi dapat menimbulkan persaingan antara KAP yang
satu dengan lainnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk berpindah dari
satu KAP ke KAP lain (Nuryanti, 2012). Untuk menjaga kepentingan publik,
auditor tidak diperbolehkan memiliki hubungan pribadi dengan klien yang
mungkin dapat menimbulkan terjadinya konflik dalam kepentingan. Salah satu
saran yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya konflik yaitu dengan
melakukan rotasi auditor (Muhtadi, 2015)
Pergantian auditor bisa bersifat mandatory (wajib) dan bisa juga bersifat
voluntary (sukarela). Pergantian mandatory (wajib) dilakukan karena ada
peraturan pemerintah yang mengatur tentang kewajiban rotasi auditor. Sedangkan
pergantian secara voluntary (sukarela), faktor-faktor penyebabnya dapat berasal
dari sisi klien (misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal,
perubahan ownership, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit,
kualitas audit, dan sebagainya) (Febrianto, 2009 dalam Wijayani, 2011).
2

Kasus yang terjadi adalah kasus yang melibatkan KAP Big Four yaitu Deloitte
Touche Tohmatsu. Pada tahun 2018, Deloitte dikenai sanksi atas audit laporan PT.
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Hasil pemeriksaan
menyimpulkan bahwa Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul yang
tergabung dalam KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan (Deloitte Indonesia) belum
sepenuhnya mematuhi Standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam
pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP Finance. Karena menurut
laporan keuangan hasil audit Deloitte menyatakan bahwa SNP Finance memiliki
ekuitas Rp. 733 miliar, namun faktanya hasil temuan OJK menyatakan bahwa
SNP Finance memiliki ekuitas yang minus, sehinggga hal tersebut mengindikasi
bahwa keuangan SNP Finance tidak sehat dan berdampak buruk bagi kreditur
yang memberikan pinjaman kepada SNP Finance. Dan kasus ini juga berdampak
pada kualitas dan reputasi Deloitte sebagai KAP Big Four
(https://cakaphukum.com).
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberlakukan adanya
pergantian KAP secara wajib. Peraturan pemerintah mengenai rotasi KAP dan
auditor yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
13/POJK.03/2017 tentang ”Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor
Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan”. Peraturan ini terdapat didalam
pasal 16 ayat 1, yaitu pihak yang melaksanakan kegiatan jasa keuangan wajib
membatasi penggunaan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan dari
AP yang sama paling lama untuk periode audit 3 (tiga) tahun buku pelaporan
secara berturut-turut.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menguji apakah opini audit merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi pergantian auditor.
2. Untuk mengetahui dan menguji apakah fee audit merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi pergantian auditor.
3. Untuk mengetahui dan menguji apakah financial distress merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi pergantian auditor.
TINJAUAN LITERATUR
Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Wijayani (2011) teori keagenan menggambarkan hubungan
keagenan (agency relationship) sebagai hubungan yang timbul karena adanya
kontrak yang ditetapkan antara prinsipal dan agen. Yang dimaksud dengan
prinsipal dalam hal ini adalah pemegang saham, sedangkan agen yang dimaksud
adalah manajer. Pemegang saham memberikan wewenang kepada manajer untuk
mengelola perusahaan sesuai kepentingan pemegang saham termasuk memberikan
wewenang dalam mengambil keputusan.
Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk operasi perusahaan
sedangkan agen bertindak sebagai pengelola perusahaan yang berkewajiban untuk
meningkatkan kemakmuran prinsipal melalui peningkatan nilai perusahaan
3

sebagaimana yang telah dipercayakan pemegang saham kepadanya (Susanti,


2014).
Prinsipal menginginkan pengembalian secepatnya serta menguntungkan atas
investasi yang telah dilakukannya terhadap perusahaan. Sedangkan agen memiliki
tujuan untuk memperoleh kesempatan menerima bonus dan insentif yang lebih
besar atas pencapaian kinerjanya. Jika tidak dilakukan pengawasan yang cukup,
agen bisa melakukan berbagai cara sehingga seolah-olah target perusahaan
tercapai. Oleh karena itu, manajemen mengharapkan kantor akuntan publik yang
menjadi partner perusahaannya dapat bekerja sama sehingga menghasilkan opini
yang diharapkan manajemen tersebut. Apabila perusahaan memperoleh opini
selain wajar tanpa pengecualian dari auditornya, manajemen akan melakukan
pergantian auditor karena opini tersebut tidak sesuai dengan keinginan manajemen
(Muhtadi, 2015).
Prinsipal bertugas untuk menentukan biaya agensi. Biaya agensi tersebut
ditentukan dari banyaknya aktivitas yang dilakukan dalam mengaudit laporan
keuangan. Biaya pengawasan yang tinggi tersebut dapat memicu terjadinya
financial distress pada suatu perusahaan sehingga memicu perusahaan melakukan
auditor switching (Susanti, 2014).
Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa penunjukkan kantor
akuntan publik oleh perusahaan, yang diwakili oleh pemegang saham,
berhubungan dengan total fee yang mereka bayarkan. Total fee audit yang relatif
tinggi dapat mendorong perusahaan melakukan pergantian auditor.
Peraturan Pemerintah mengenai Pergantian Auditor
Kemudian peraturan tersebut disempurnakan dengan dikeluarkannya
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017 tentang “Penggunaan
Jasa Akuntan Publik Dan Kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa
Keuangan”. Peraturan yang diubah terdapat pada pasal 16, yang berisi tentang:
1) Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan wajib membatasi
penggunaan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan dari AP yang
sama paling lama untuk periode audit selama 3 (tiga) tahun buku pelaporan
secara berturut-turut.
2) Pembatasan penggunaan jasa audit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
juga berlaku bagi AP yang merupakan pihak terasosiasi.
3) Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan hanya dapat menggunakan
kembali jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan dari AP yang sama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah 2 (dua) tahun buku pelaporan
secara berturut-turut tidak menggunakan jasa audit atas informasi keuangan
historis tahunan dari AP yang sama (cooling-off period).

Audit
Audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi (secara obyektif) bukti yang berhubungan dengan asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat
kepatuhan antar asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
4

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery,


2017:10).

Pergantian Auditor (Auditor Switching)


Auditor Switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan
oleh faktor eksternal dan internal perusahaan, faktor eskternal yaitu kewajiban
rotasi audit menurut peraturan pemerintah (bersifat mandatory) dan faktor internal
(bersifat voluntary) yaitu keputusan manajemen yang mengganti auditornya
sebelum kewajiban rotasi audit atau auditor yang mengundurkan diri.
Opini Audit
Agoes (2017:108) opini audit merupakan pengungkapan suatu pendapat
yang diberikan oleh akuntan publik terhadap kewajaran laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
Fee Audit
Fee Audit merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan oleh auditor. Besarnya fee audit dapat bervariasi
tergantung pada risiko penugasan yang diberikan, kompleksitas tugas, tingkat
keahlian yang diperlukan, struktur biaya dan pertimbangan professional lainnya
(Sari, 2017).
Financial Distress
Hery (2017:33) mendefinisikan financial distress merupakan suatu keadaan
dimana sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi
kewajibannya, keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total
biaya dan mengalami kerugian. Bagi kreditor, keadaan ini merupakan gejala awal
kegagalan debitor
HIPOTESIS
1. Pengaruh Opini Audit Terhadap Pergantian Auditor.
Berdasarkan Teori Agensi, prinsipal menginginkan pengembalian
secepatnya serta menguntungkan atas investasi yang telah dilakukannya terhadap
perusahaan. Sedangkan agen memiliki tujuan untuk memperoleh kesempatan
menerima bonus dan insentif yang lebih besar atas pencapaian kinerjanya. Jika
tidak dilakukan pengawasan yang cukup, agen bisa melakukan berbagai cara
sehingga seolah-olah target perusahaan telah tercapai. Oleh karena itu manajeman
mengharapkan kantor akuntan publik yang menjadi partner perusahaannya dapat
bekerja sama sehingga menghasilkan opini yang diharapkan oleh manajemen.
Apabila perusahaan memperoleh opini selain wajar tanpa pengecualian dari
auditornya, manajemen akan melakukan pergantian auditor.
H1 : Opini audit berpengaruh terhadap pergantian auditor.
5

2. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian Auditor.


Teori agensi dijadikan sebagai dasar hipotesis variabel fee audit yaitu,
apabila jumlah fee audit yang ditawarkan dianggap relatif tinggi oleh perusahaan
klien, maka hal tersebut akan menimbulkan tidak tercapainya kesepakatan yang
sesuai harapan antara perusahaan dengan KAP, dan ketidaksepakatan tersebut
dapat menjadi dorongan untuk melakukan pergantian auditor.
H2 : Fee Audit berpengaruh terhadap pergantian auditor.
3. Pengaruh Financial Distress Terhadap Pergantian Auditor.
Berdasarkan Teori Agensi, prinsipal bertugas untuk menentukan biaya
agensi. Biaya agensi tersebut ditentukan dari banyaknya aktivitas yang dilakukan
dalam mengaudit laporan keuangan. Biaya pengawasan yang tinggi tersebut
dapat memicu terjadinya financial distress. Apabila klien mengalami kondisi
kesulitan keuangan maka perusahaan akan cenderung mengganti auditornya
karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya
audit yang dibebankan oleh KAP.
H3 : Financial distress berpengaruh terhadap pergantian auditor.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian ini
termasuk kedalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), karena bertujuan untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.
Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2017:39) variabel ini sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen atau variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen, yaitu pergantian
auditor.
2. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2017:39) variabel ini sering disebut sebagai stimulus,
prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian
ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu opini audit, fee audit, dan financial distress.
6

Tabel 3.1
Operasional Variabel
No. Variabel Indikator Skala
1. Opini Audit Wajar tanpa pengecualian dan selain Nominal
wajar tanpa pengecualian
2. Fee Audit Melakukan perpindahan KAP ke Big Nominal
Four dan tidak melakukan
perpindahan KAP ke Big Four

3. Financial Distress Debt Equity Ratio Nominal

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐻𝑈𝑇𝐴𝑁𝐺
𝐷𝐸𝑅 = × 100%
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐸𝐾𝑈𝐼𝑇𝐴𝑆
4. Pergantian Auditor Perusahaan yang melakukan Nominal
pergantian auditor dan perusahaan
yang tidak melakukan pergantian
auditor
Sumber : Data sekunder yang diolah
Sumber Data, Tempat Dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan sumber data sekunder.
Data sekunder ini akan berpusat pada Laporan Keuangan perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2017.
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur pada periode
2014-2017 dan diakses dari website resmi BEI, yakni www.idx.co.id. Informasi
mengenai jumlah maupun nama perusahaan diakses pada website
www.sahamok.com. Adapun waktu yang dibutuhkan penelitian ini untuk
mengumpulkan data dan informasi dimulai pada Februari 2019.
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pariode 2014 sampai dengan 2017. Sampel pada
penelitian ini adalah jumlah perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria yang
diberikan oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat 70 perusahaan yang dijadikan
sampel.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji
data sekunder yang berupa laporan keuangan yang dipublikasikan tahunan oleh
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama empat tahun berturut-turut. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id. Data sekunder yang dibutuhkan yaitu informasi dari laporan
keuangan perusahaan yang termasuk dalam sampel sesuai dengan variabel yang
diteliti.
7

Metode Analisis Data


Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression) dan dengan menggunakan alat analisis statistik
dengan software IBM SPSS (Statistical Package for Social Science 22.0).
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic
regression) sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
2. Kelayakan Regresi
3. Nagelkerke R Square
4. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
5. Uji Hipotesis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.4
Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pergantian
280 0 1 .12 .323
Auditor
Opini Audit 280 0 1 .01 .103
Fee Audit 280 0 1 .39 .488
Financial Distress 280 0 1 .40 .491
Valid N (listwise) 280
Sumber: Hasil pengolahan SPSS.
a. Pergantian Auditor
Pergantian auditor adalah pergantian KAP atau auditor yang dilakukan
oleh suatu perusahaan. Variabel ini menggunakan variabel dummy, dimana
perusahaan yang mengalami pergantian auditor diberikan poin 1 sedangkan
perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberikan poin 0. Hasil
analisis deskriptif variabel pergantian auditor diperoleh nilai mean sebesar
0,12 dan standar deviasi sebesar 0,323.
b. Opini Audit
Opini audit adalah suatu pendapat yang diberikan oleh auditor setelah
melakukan pemeriksaan terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan.
Variabel ini menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang
mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian diberikan poin 1
sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian
diberikan poin 0. Hasil analisis deskriptif variabel opini audit diperoleh nilai
mean 0,01 dan standar deviasi sebesar 0,103.
8

c. Fee Audit
Fee audit merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan oleh auditor. Variabel ini menggunakan
variabel dummy, dimana jika klien melakukan perpindahan KAP dari Big
Four diberikan poin 1 sedangkan jika klien tidak melakukan perpindahan
KAP dari diberikan poin 0. Hasil analisis deskriptif variabel fee audit
diperoleh nilai mean 0,39 dan standar deviasi sebesar 0,488.

d. Financial Distress
Financial distress merupakan istilah keuangan yang dialami oleh
perusahaan dimana perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya atau perusahaan tidak dapat membayar hutang perusahaan
kepada debitur. Variabel ini menggunakan variabel dummy, dimana jika
perusahaan klien memiliki rasio DER diatas 100% diberikan poin 1
sedangkan jika perusahaan memiliki rasio DER dibawah 100% diberikan
poin 0. Hasil analisis deskriptif variabel financial distress diperoleh mean
0,40 dan standar deviasi sebesar 0,491.
2. Kelayakan Regresi
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
-2LL awal (Block Number = 0) 203,075
-2LL akhir (Block Number = 1) 188,958
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan antara nilai -2LL blok pertama dan
dengan -2LL blok kedua. Dari hasil perhitungan nilai -2LL terlihat bahwa
nilai blok pertama (Block Number = 0) adalah 203,075 dan nilai -2LL pada blok
kedua (Block Number =1) adalah 188,958. Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang kedua lebih baik, karena terdapat
penurunan nilai dari blok pertama ke blok kedua.
3. Nagelkerke’s R Square
Tabel 4.6
Nagelkerke R Square
N
a
Step -2 Log likelihood Nagelkerke R Square
1 188.958a .095
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel diketahui nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,095, hal ini
menunjukkan bahwa pergantian auditor pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh opini audit, fee audit, dan
financial distress sebesar 9,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar penelitian ini.
9

4. Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test

Tabel 4.7
Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 .974 3 .807
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Dari hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh Chi-square sebesar 0,974
dengan nilai signifikansi sebesar 0,807. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti tidak
ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi logistik yang digunakan
telah memenuhi kecukupan data (fit).
5. Uji Hipotesis
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step X1 1.231 1.315 .877 1 .349 3.426
a
1 X2 -1.615 .555 8.448 1 .004 .199
X3 .239 .388 .381 1 .537 1.270
Constant -1.737 .287 36.558 1 .000 .176
Sumber: Hasil pengolahan SPSS

Dari hasil tabel 4.8 diatas, diperoleh nilai α sebesar -1,737, β1OPINI sebesar
1,231, β2FEE sebesar -1,615, β3FD sebesar 0,239. Dengan demikian, maka
dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻
𝐿𝑛 1−𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻 = −1,737 + 1,231 OPINI − 1,615 𝐹𝐸𝐸 + 0,239 𝐹𝐷

Pembahasan
1. Pengaruh Opini Audit terhadap Pergantian Auditor.
Variabel Opini Audit mempunyai nilai EXP (B) 3,426 maka perusahaan
yang mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian cenderung akan melakukan
pergantian auditor sebanyak 3,426 kali lipat dibandingkan perusahaan yang
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Variabel Opini Audit memiliki hasil
koefisien sebesar 1,231. Karena hasil koefisien bernilai positif, maka opini audit
mempunyai pengaruh positif terhadap pergantian auditor. Opini Audit mempunyai
nilai signifikansi sebesar 0,349 yang artinya lebih besar dari 0,05.
2. Pengaruh Fee Audit terhadap Pergantian Auditor
10

Variabel Fee Audit mempunyai nilai EXP (B) 0,199 maka penetapan fee
audit yang relatif tinggi cenderung akan membuat perusahaan melakukan
pergantian auditor sebanyak 0,199 kali lipat dibandingkan perusahaan yang
mendapatkan auditor yang menetapkan fee audit lebih rendah. Variabel Fee Audit
memiliki hasil koefisien sebesar -1,615. Karena hasil koefisien bernilai negatif,
maka fee mempunyai pengaruh negatif terhadap pergantian auditor. Fee
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,004 yang artinya lebih kecil dari 0,05.
3. Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian Auditor
Variabel Financial Distress mempunyai nilai EXP (B) 1,270 maka
perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan cenderung akan
melakukan pergantian auditor sebanyak 1,270 kali lipat dibandingkan perusahaan
yang kondisi keuangannya sehat. Variabel Financial Distress memiliki hasil
koefisien sebesar 0,239. Karena hasil koefisien bernilai positif, maka financial
distress mempunyai pengaruh positif terhadap pergantian auditor. Financial
Distress mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,537 yang artinya lebih besar dari
0,05.
REFLEKSI TAUHID
Seorang auditor haruas mempertahankan sikap independensi. Dan sikap
independensi auditor bisa terancam jika terjadi hubungan pribadi dengan klien
yang mungkin akan mempengaruhi sikap mental dan opini seorang auditor.
Kedekatan antara seorang auditor dan klien dalam waktu yang lama akan
menghasilkan sebuah kenyamanan antara dua belah pihak dan akan muncul
sebuah indikasi kehilangan independensi dari seorang auditor.
Sebagai seorang yang diharuskan menjaga Independensi dalam
pekerjaannya maka diperlukan tanggung jawab yang besar akan pekerjaannya.
Hal itu tercantum pada Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 27 yang artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui”. Pada ayat ini, Allah SWT
menyeru kaum Muslimin agar mereka tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya,
yaitu mengabaikan kewajiban-kewajiban yang harus mereka laksanakan,
melanggar larangan-larangan-Nya yang telah ditentukan dengan perantara wahyu.
Dan tidak mengkhianati amanat yang telah dipercayakan kepada mereka, yaitu
mengkhianati segala macam urusan pemerintahan, urusan perang, urusan perdata,
urusan kemasyarakatan dan tata tertib hidup masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan


bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan Opini Audit terhadap
Pergantian Auditor pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2014-2017.
11

2. Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan


bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan Fee Audit terhadap Pergantian
Auditor pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
3. Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan Financial Distress
terhadap Pergantian Auditor pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2014-2017.
Implikasi
1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan informasi bagi para akuntan publik di KAP mengenai praktik
pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
perusahaan melakukan pergantian kantor akuntan publik. Dalam penelitian ini
faktor yang mempengaruhi adalah opini audit dan financial distress. Fee audit
tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. Opini audit memiliki pengaruh
terhadap pergantian auditor. Implikasinya, sebaiknya perusahaan
mempertimbangkan secara serius dalam hal penunjukkan KAP. Financial
distress memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Implikasinya,
perusahaan yang mengalami kesulitan dalam bidang keuangan akan memakai
jasa KAP yang mempunyai independensi tinggi untuk memperoleh
kepercayaan para investor, kreditur dan untuk mengurangi resiko litigasi.
3. Bagi auditor, dalam mengaudit suatu perusahaan tentunya auditor melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesional yang telah ditetapkan oleh IAPI.
Dengan demikian, opini audit yang terdapat dalam laporan auditor merupakan
representasi yang sesungguhnya dari laporan keuangan.
Keterbatasan
1. Peneliti hanya mengambil empat tahun penelitian pada perusahaan Manufaktur
yaitu dari tahun 2014 sampai 2017
2. Hanya menggunakan perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai
populasi dan sampel, sehingga belum dapat mewakili keseluruhan perusahaan
yang terdaftar di BEI.
3. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel opini audit, fee audit dan
financial distress sedangkan masih banyak faktor lain yang mungkin memiliki
pengaruh terhadap pergantian auditor, sehingga hasil penelitian kurang valid.
Saran
1. Peneliti selanjutnya dapat memperluas objek penelitian yang digunakan. Objek
penelitian dapat menambahkan objek perusahaan property dan real estate,
perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa.
2. Opini Audit, Fee Audit dan Financial Distress mempengaruhi Pergantian
Auditor pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017
sebesar 9,5% sedangkan sisanya 90,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
penelitian ini. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor-
12

faktor yang mempengaruhi Pergantian Auditor. Misalnya seperti Ukuran KAP,


Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas dan sebagainya.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah tahun penelitian karena diharapkan
akan mendapatkan hasil yang sesuai.
13

DAFTAR REFERENSI
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Andreansah, Bima. 2018. Pengaruh Ukuran KAP, Opini Audit, Pergantian
Manajemen, Financial Distress, Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap
Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Dan
Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(Bei) Pada Tahun 2014-2016). Surakarta: Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Astuti, Ni Luh Putu Paramita Novi dan I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Audit
Fee, Opini Going Concern, Financial Distress Dan Ukuran Perusahaan
Pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3.
Atho’illah, Amna. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan
Dalam Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar BEI Tahun 2012-2015). Naskah Publikasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Pontianak: Simposium
Nasional Akuntansi 11.
Dewi, Rosmala. 2017. Pengaruh Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Shopping,
Dan Opini Going Concern Terhadap Pergantian Auditor (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015).
Bandung: Draft Skripsi Universitas Pasundan.
Fitriani, Fifi. 2013. Pengaruh Independensi, Komitmen Organisasi Dan Etika
Auditor Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Jakarta
Selatan. Jakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handini, Ulfi Yulia Mutiara. 2017. Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern,
Financial Distress, Ukuran Perusahaan Klien, Kepemilikan Institusional,
Dan Kompleksitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode
2011-2015). Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hery. 2017. Auditing 1: Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta: Prenada
Media
Hery. 2017. Auditing Dan Asurans: Integrated And Comprehensive Edition.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi: Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini
Dalam Bidang Akuntansi Dan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.
14

Iqra, Muh. Fajar. 2017. Pengaruh Auditor Switching, Audit Tenure, Dan
Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag Dengan Komite Audit Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Makassar: Skripsi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Press
Mahantara, A.A. Gede Widya. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Bali: E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana Vol. 02 No. 10.
Muhtadi, Awliya. 2015. Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Dan Financial
Distress Terhadap Auditor Switching. Jakarta: Skripsi Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Nuryanti, Lely. 2012. Pengaruh Opini Audit Dan Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Pergantian Auditor. Surabaya: Jurnal Akuntansi
UNESA Vol. 1 No. 1.
Patrioti, Resi. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor
Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan
Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2016). Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pawitri, Ni Made Puspa dan Ketut Yadnyana. 2015. Pengaruh Audit Delay, Opini
Audit, Reputasi Auditor Dan Pergantian Manajemen Pada Voluntary
Auditor Switching. Bali: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan
Jasa Akuntan Publik Dan Kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa
Keuangan.
Pradana, Novia Putri. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016). Surakarta: Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pradhana, Made Aditya Bayu dan I.D.G. Dharma Suputra. 2015. Pengaruh Audit
Fee, Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Pergantian
Manajemen Pada Pergantian Auditor. Bali: E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 11.3.
Ruroh, Farida Mas. 2016. Pengaruh Pergantian Manajemen, Kesulitan
Keuangan, Ukuran KAP, Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta.
15

Salim, Apriyeni dan Sri Rahayu. 2014. Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen Dan Financial Distress Terhadap Auditor
Switching. e-Proceeding of Management Vol.1 No.3.
Sari, Okviana. 2017. Pengaruh Opini Audit, Reputasi Kap, Dan Fee Audit
Terhadap Auditor Switching Periode 2010-2015 (Studi Kasus Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).
Yogyakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sidhi, B A Diva Muria dan Made Gede Wirakusuma. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Tingkat Penjualan Perusahaan, Dan Reputasi KAP Pada
Pergantian KAP. Bali: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.13.3.
Sirait, Monica Emy Litha. 2018. Pengaruh Financial Distress, Audit Delay, Audit
Tenure Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2016. Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara.
Srimindarti, Ceacilia. 2006. Opini Audit Dan Pergantian Auditor: Kajian
Berdasarkan Resiko, Kemampuan Perusahaan Dan Kinerja Auditor.
Fokus Ekonomi Vol. 5 No. 1.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susanti, Rahayu. 2015. Pengaruh Audit Fee, Ukuran Kap, Financial Distress,
Ukuran Perusahaan Dan Pergantian Manajemen Terhadap Auditor
Switching. UDiNus Repository.
Susanti, Silviana Ika. 2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Auditor
Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). Semarang: Skripsi
Universitas Diponegoro.
Susiani, Rini. 2015. Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial
Distress Dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2006-2013). Bandung: Thesis Universitas Widyatama.
Uslifah, Raudatul dan Hadriana Hanafie. 2016. Auditor Switching Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin.
Wea, Alexandros Ngala Solo dan Dewi Murdiawati. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary Pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 22 No. 2.
Wijaya, R.M Aloysius Pangky. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pergantian Auditor Oleh Klien. Malang: Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya Vol. 1 No.1.
16

Wijayani, Evy Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Semarang:
Skripsi Universitas Diponegoro.
Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Auditor Switching Di Indonesia. Semarang: Skripsi
Universitas Diponegoro.
https://m.detik.com di akses pada tanggal 22 Juni 2019.
https://cakaphukum.com di akses pada tanggal 19 Februari 2019.
https://risalahmuslim.id di akses pada tanggal 19 Juli 2019.
https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal 2 September 2019.
https://www.statistikian.com diakses pada tanggal 2 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai