Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI

Kelompok:

NAMA : ARJUN BANGUN


NIM : 5173151008
DOSEN PENGAMPU: MHD. DOMINIQUE MENDOZA, S.KOM., S.E., M.M
MATA KULIAH : MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

PROGRAM STUDI S1
PEND TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya sehingga saya masih memberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Teknologi Informasi ini.

Makalah ini kami kerjakan guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Manajemen Proyek Teknologi Informasi, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun kedepannya.

Akhir kata saya mengucapkan terimah kasih dan selamat membaca materi
yang ada dalam makalah. Semogaa dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.

Medan, 09 September 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................ Error: Reference source not found


DAFTAR ISI..........................................................................Error: Reference source not found
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Error: Reference source not found
1.2 Rumusan Masalah Error: Reference source not found
1.3 Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Project Life Cycle................................................................................................2
2.2 Analisa Sistem TI dalam e-Toll.....................................................................6
2.2.1 Sistem Kerja e-Toll................................................................................6
2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan e-Toll.........................................................7
2.3 Pengembangan Sistem e-Toll........................................................................7
2.4 Goals……………………………………………………………………….
3.1 Specsification………………………………………………………………
3.2 Tasks……………………………………………………………………….
3.3 Responsibility………………………………………………………………
3.4 Teams………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP 7
3.1 Kesimpulan Error: Reference source not found

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisa sistem IT yang sudah berjalan di perusahaan - perusahaan /


pemerintahan Indonesia, lalu temukan ide baru untuk mengembangkan sistem
tersebut menjadi lebih baik lagi, lalu buatlah PLC nya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perumusan studi kasus PLC dalam rumah sakit?
2. Bagaimana analisa sistem IT dalam perusahaan dan ide baru apa yang akan
diterapkan agar perusahaan tersebut menjadi lebih baik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui studi kasus PLC dalam rumah sakit.


2. Mengetahui analisa sistem IT dalam perusahaan agar perusahaan menjadi
lebih baik.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Project Life Cycle
Pada umumnya saat ini sistem informasi yang ada di beberapa rumah sakit
dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum


terintegrasi. Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan
waktu yang cukup lama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di
berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk
mengelola dan mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan
data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem
informasi, sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk
memasuki atau dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.
Sistem Informasi Rumah sakit harus dibangun untuk mengatasi kekurangan
maupun ketidakkompakan antar unit kerja. Dalam melakukan pengembangan
sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami
oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer).

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi


Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi
komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam
implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer
Based Information System).

2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

4
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem
yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna.

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi,
jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem
yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus
dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam
sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan
sistem informasi yang terpadu.

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi


yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung
kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi
tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas
yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana
Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan
Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.

6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan


fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik).
Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka
mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang

5
sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi
dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi
yang terpadu.

7. Informasi telah menjadi aset organisasi.


Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari
suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif
(competitive advantage).

8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang


mudah dipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah
sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan
penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya.

Outsourcing dalam Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit


Pada dasarnya setiap rumah sakit memiliki sistem yang berbeda antara satu rumah
sakit dengan rumah sakit lainya. Selain karena lokasi, bentuk fisik, jumlah SDM
dan lain sebagainya, maka setiap rumah sakit akan menyesuaikan sistem kerjanya
dengan kondisi yang ada.

Secara garis besar, rancang bangun sistem informasi rumah sakit dapat
menggunakan dua cara, yaitu dengan dilakukan sendiri (insourcing) dan dilakukan
oleh pihak lain yang memiliki kompetensi dibidang tersebut (outsourcing)

Pada dasarnya outsourcing di bidang IT adalah suatu perusahaan atau lembaga


diluar rumah sakit yang memiliki kemampuan untuk membuat sistem informasi di
Rumah Sakit. Pada umumnya mereka terdiri dari tiga bagian yaitu Programmer,
System Analyst, dan Technical Support.

6
2.2 Analisa Sistem TI dalam e-Toll
2.2.1 Sistem Kerja E-Toll
Saat ini sudah hampir keseluruhan tol di Indonesia menggunakan sistem
pembayaran elektronik melalui Gardu Tol Otomatis (GTO). Perlu digunakan kartu
e-Toll untuk melakukan pembayaran. Selain dengan menempelkan kartu e-Toll
pada GTO, kini juga tersedia sistem transaksi otomatis yang bahkan membuat
pengendara tidak perlu menempelkan kartu mereka dan bahkan tanpa perlu
membuka kaca mobil.

2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan e-Toll


Adapun beberapa keuntungan menggunakan E-toll yang
 Transaksi lebih cepat, dengan kartu ini transaksi bayar tol menjadi
jauh lebih cepat, karena yang bekerja adalah mesin dan bukan
manusia, tak perlu menunggu lama untuk pengembalian bayar tol,
karena pembayaran langsung didebet dari kartu.
 Tidak perlu antri panjang, gardu tol yang menyediakan pembayaran
dengan e-tol ini cenderung lancar, coba anda perhatikan antrian
panjang menjelang gardu pembayan, terlihat padat di gardu bayar
cash, namun lancar di gardu otomatis.
 mudah digunakan, kartu ini mudah untuk digunakan hanya tinggal
tempel kartu pada tempat yang sudah disediakan maka mesin akan
membaca kartu kermudian palang pintu akan terbuka.
Disamping keuntungan menggunnakan E-toll adapun kekuranagan
di dalam penggunaan E-toll yaitu
 Kekurangan yang lain, yaitu seperti curangnya para pengendara yang
memainkan kartu. Seperti, pengendara dengan golongan 3 yang
seharusnya menempel kartu pada golongan 3, tetapi karena untuk
memainkan harga, ia menempel kartu di golongan dua. Hal tersebut
dapat merugikan perusahaan karena saldo yang terpotong tidak sesuai
dengan golongan kendaraan yang masuk.

7
2.3 Pengembangan pada Sistem e-Toll
Pengembangan pada sistem e-Toll ini diambil dari kekurangan yang
terdapat system e-Toll ini. Dari kekurangan tersebut, dapat diambil bahwa pada
sistem ini harus dikembangkan dengan cara penambahan perekam kendaraan yang
akan tersambung dengan database saat masuk ke pintu tol. Dengan cara saat mobil
menempelkan kartunya, alat perekam langsung merekam mobil tersebut termasuk
golongan 1, 2 atau 3, dan tersambung ke database, sehingga pada saat pintu keluar
supir mobil yang curang tidak akan terjadi lagi.
Untuk mengurangi tindak kecurangan dalam memainkan harga, maka
saran dari kami yaitu dengan tidak membedakan tempelan kartu pada pintu masuk
jalan tol. Tujuan utama pembedaan kartu pada pintu masuk jalan tol tersebut, yaitu
untuk membedakan tingkat tinggi rendahnya kendaraan, tetapi dalam tempelan
tersebut juga teredapat perbedaan dalam golongan. Maka dari itu, saran kami yaitu
dengan membuat 2 tempelan tersebut yang hanya memiliki beda fungsi, yaitu
untuk mengukur tinggi rendahnya kendaraan. Untuk fungsi lain seperti perbedaan
golongan dalam tempelan tersebut, lebih baik di tiadakan karena dapat merugikan
perusahaan. Dalam arti lain, tempelan tersebut dibuat 2 buah atas dan bawah
tetapi memiliki fungsi yang sama, yaitu dalam satu tempelan terdapat fungsi
golongan yang sama, golongan satu, dua, ataupun 3.

8
Definisi

2.4 Goals

Goals :
peningkatan pelayanan pada e-toll menjadi solusi pengganti pencatatan
yang praktis
Specification :
Pada system e-toll dibangun menggunakan system komputer berbasis
web ini membutuhkan system yang sangat berkala agar tidak eror
Task:
Guna memprlancar jalan tol agar tidak terjadi kepadatan arus lalu lintas
akibat mengantri dan menghemat dana
Responsibilities:
Pada System yang kami bangun dibuat untuk memberikan kenyamanan
bagi pengguna jalan tol.

Planing
Schedule: Pada tahap ini dilakukan
-Membentuk konsep kartu E-toll
-Teknologi yang dibutuhkan
-Menentukan resolusi tampilan yang bisa diterima
-Pola rancangan dan memvisualisasikan
-Rencana konten
-Pemeliharaan secara berkala
Waktu pengerjaan :
paling lama 6 bulan dimulai pertanggal 6 september 2019
Resiko: agar meminimalkan resiko kegagalan dan keterlambatan,dengan cara
menambah isi kartu e-toll
-Executing
Status report: Melakuan quality control yang baik,dan manajement yang
baik pula
Quality: dengan melakukan quality control dan pengujian trail dan error
maka menunjukkan bahwa sistem ini sudah dapat berkerja dengan dengan baik.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu sistem informasi yang komplek
yang membutuhkan perhatian khusus dalam pembuatannya. Namun jika sudah
berjalan, hanya diperlukan pemeliharaan yang prosesnya tidak serumit pada saat
pembuatannya.
Dengan outsourcing, maka Rumah Sakit tidak perlu memberi gaji setaraf
pakar yang dapat menyusun sistem informasi rumah sakit seumur masa kerjanya
yang tentunya akan menjadi mahal dalam perhitungan proses pengadaan sistem
informasi rumah sakit. Selain itu manajemen akan menjadi lebih focus, karena
manajemen hanya menganggarkan sesuai dengan kontrak kerja untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Namun demikian, outsourcing tidak dapat dilepas begitu saja untuk
membuat program yang diinginkan. Tetap perlu keterlibatan orang dalam rumah
sakit untuk sama-sama menyusun perencanaan dan bisnis proses sehingga produk
akhir yag dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

10

Anda mungkin juga menyukai