Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ni Made Ayu Ningsih Wardani (18106017)

Mata Kuliah : Anggaran Bisnis

ANGGARAN PRODUKSI

1. Pengertian Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk


perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan akhir periode tertentu. Anggaran
produksi juga berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan.

Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus
diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang
berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi
persediaan yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan
maka pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan
memunculkan produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.

Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang


yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana
produksi meliput penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan
yang direncanakan dan memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.

Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa


elemen terkait yaitu volume penjualan yang direncanakan, volume persediaan barang
pada awal periode dan volume persediaan pada akhir periode tertentu. Jumlah barang
yang direncanakan akan dijual ditambah dengan persediaan akhir dan dikurangi
persediaan barang pada awal akan menghasilkan jumlah barang yang akan diproduksi
pada periode tersebut.
Perencanaan volume persediaan diawal dan diakhir periode akan mempengaruhi
volume peroduksi tersebut. Mengabaikan ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan
volume produksi menjadi terlalu tinggi atau rendah jumlahnya dibandingkan dengan
kebutuhan perusahaan. Anggaran produksi dapat disusun dengan menggunakan formula
sebagai berikut:

Rencana Penjualan (dari anggaran penjualan)                                                xxxxxx

Persediaan Akhir                                                                                             xxxx +

Jumlah baarang yang tersedia                                                             xxxxxx

Persediaan awal                                                                                              xxxx -

Rencana Produksi                                                                                           xxxxxx

Contoh:

Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal
periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit. Sedangkan
persediaan akhir diperkirakan 40 unit. Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A
sebanyak 80 unit, dengan perhitungan sebagai berikut:

Penjualan                                          100     unit


Persediaan akhir                                 40      unit +
Kebutuhan                                        140     unit
Persediaan awal                                  60     unit -
Produksi                                             80     unit

2. Kegunaan Anggaran Produksi

Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan


pengendalian kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja
berdasar anggaran produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:
a. Menunjang kegiatan penjualan,
b. Menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh
konsumen,
c. Mengendalikan kegiatan produksi agar dapat mencipta harga pokok produksi
yang serendah- rendahnya.

Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian


kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna
sebagai:

a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai


dengan waktu yang telah direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan
persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
c. Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

3. Tujuan Anggaran Produksi

Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang


diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase
tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap
mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat
efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan
kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Produksi

Aggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan


anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau
anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan
dan penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah
barang yang diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah :

a. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,


b. Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang
digunakan.
c. Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan
pemutusan hubungan kerja
d. Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
e. Modal kerja untuk menjalankan proses produksi

5. Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Anggaran Produksi


A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
a. Penjualan tahun lalu bisa jadi patokan
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
c. Syarat pembayaran barang yang dijual
d. Pemilihan saluran distribusi
e. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (kuantitatif atau kualitatif)
f. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (current asset - current liabilities)
g. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain

B. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap
perusahaan:
a. Persaingan
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Tingkat penyebaran masyarakat
f. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan
teknologi.

6. Metode Penyususnan Anggaran Produksi


Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa
metode produksi, yaitu:
A. Metode Produksi Stabil
Adalah suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume produksi yang
relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume
penjulannya lebih tinggi. Metode ini mengakibatkan volume persediaan menjadi
tidak stabil dari bulan ke bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen
yang sangat memperhatikan kestabilan produksi.Langkah-langkah penyusunan
anggaran produksi dangan stabilitas produksi.

Contoh:
Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak
142.000 unit. Jumlah persediaan awal jaunari diperkirakan sbanyak 20.000 unit.
Sedangkan akhir tahun sebesar 15.000 unit. Dari total volume yangdianggarkan
sebesar 142.000 unit dalam setahun, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan
operasi, dengan rincian sebagai berikut:
Anggaran Biaya Pemasaran

Bulan Volume Penjualan

Januari 15.000

Februari 16.000

Maret 16.000
April 14.000

Mei 12.000

Juni 10.000

Juli 7.000

Agustus 6.000

September 9.000

Oktober 11.000

Nopember 12.000

Desember 14.000

Maka untuk tahun 2010 Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi
barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari:

Keterangan Volume

Vol Penjualan 142.000

Vol Persediaan, akhir tahun 15.000

Vol Persediaan, awal tahun (20.000)

Volume Produksi 137.000

Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka


untuk mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume
produksi dengan 12 bulan:

137.000 unit / 12 bln = 11.416,67


Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka
dibulatkan pada angka ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini dikalikan
12 bulan maka:

11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit

Hasilnya sebesar 132.000 unit, sedangkan volume totalnya adalah sebesar


137.000 selisihnya adalah:

137.000  – 132.000 = 5.000 unit.

Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif


lebih tinggi yaitu Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga sisa
volume produksi dibagi 5 bulan:

5.000 unit / 5bln = 1.000 unit

Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut

Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:

(vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari

(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit

Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan akhir
januari menjadi persediaan awal februari.

Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel
berikut ini:

Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000

Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000


Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000

April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000

Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000

Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000

Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000

Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000

September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000

Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000

Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000

Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 147.000 289.000 152.000 137.000

B. Metode Persediaan Stabil

Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang
relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini mengakibatkan
volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.

Contoh:

Dengan menggunakan ilustrasi sebelumnya, volume persediaan awal Desember


disamakan dengan persediaan akhir desember yaitu 15.000 unit. Maka untuk menentukan
tingkat persediaan yaitu:

Pers. Awal – Pers. Akhir ↔ 20.000 – 15.000 = 5.000 unit

Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit dibagi dengan 5
sehingga:

5.000 / 5 = 1.000 unit.

Untuk menentukan volume persediaan akhir januari yaitu:


Persediaan akhir januari = 20.000 – 1.000 = 19.000,

Akhir Februari = 19.000 – 1.000 =18.000,

Akhir Maret = 18.000 – 1.000 =17.000,

Akhir April = 17.000 – 1.000 =16.000,

Akhir Mei = 16.000 – 1.000 =15.000

Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)

Untuk bulan mei s.d desember disamakan dengan 15.000 unit

Untuk menentukan Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) – Persediaan


Awal.

Persediaan awal dibulan berikutnya = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya.

Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti tabel berikut
ini:

Volume Produksi Dengan Metode Persediaan Stabil

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 19.000 34.000 20.000 14.000

Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000

Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000

April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000

Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000

Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000

Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000

Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000

September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000


Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000

Nopember 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000

Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000

142.000 190.000 332.000 195.000 137.000

C. Metode Kombinasi atau Fleksibel


Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol produksi yg
berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan
volume produksi menjadi naik tidak stabil dari bulan ke bulan.
Contoh:
Bedasarkan ilustrasi sebelumnya, jika perusahaan menetapkan menggunakan metode
fleksibel maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan misalnya tingkat produksi tidak
boleh berfluktuasi lebih dari 8% diatas atau dibawah rata- ratanya.
137.000 x 8% = 10.960 dibulatkan 11.000 unit
11.000 unit x 12 bulan = 132.000
Sisa 137.000 – 132.000 = 5.000
Volume Produksi Dengan Metode Fleksibel

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 16.000 31.000 20.000 11.000

Februari 16.000 13.000 29.000 16.000 13.000

Maret 16.000 10.000 26.000 13.000 13.000

April 14.000 7.000 21.000 10.000 11.000

Mei 12.000 6.000 18.000 7.000 11.000

Juni 10.000 7.000 17.000 6.000 11.000

Juli 7.000 11.000 18.000 7.000 11.000

Agustus 6.000 16.000 22.000 11.000 11.000


September 9.000 18.000 27.000 16.000 11.000

Oktober 11.000 18.000 29.000 18.000 11.000

Nopember 12.000 17.000 29.000 18.000 11.000

Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 154.000 296.000 159.000 137.000

Anda mungkin juga menyukai