Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ni Made Ayu Ningsih Wardani (18106017)

Mata Kuliah : Pemeriksaan Keuangan

LAPORAN AKUNTAN DAN PENDAPAT AUDITOR

A. PENGERTIAN

- Laporan Akuntan

Pengertian laporan keuangan menurut SAK (Standar Akuntansi

Keuangan) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya sebagai laporan

arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

- Pendapat Auditor

Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah

laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil

penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

B. JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN

Menurut SA 700 (IAPI, 700) dan SA 705 (IAPI, 705) yang berlaku

untuk audit laporan keuangan tahun 2013, opini auditor dibagi menjadi dua

yaitu:
1. Opini Tanpa Modifikasi (Unmodified Opinion)

Diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

2. Opini Dengan Modifikasian (Modified Opinion)

a. Opini dengan modifikasian diberikan jika auditor menyimpulkan

bahwa laporan keuangan tidak bebas dari salah saji material.

b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup (sufficient) dan

tepat (appropriate) untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan

secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.

Terdapat tiga jenis modifikasi terhadap opini auditor yaitu:

a) Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian

ketika :

 Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,

menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara

individual maupun secara agregasi adalah material tetapi tidak

pervasif terhadap laporan keuangan.

 Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan

tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan

bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak

terdeteksi terhadap laporan keuangan. Jika ada, dapat bersifat

material, tetapi tidak pervasif.

b) Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika

auditor setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,

menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual

maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap

laporan keuangan.

c) Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor

tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang

mendasari opini dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan

dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan

keuangan jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

C. KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN

Pelaporan merupakan pengomunikasian temuan dan rekomendasi

auditor untuk meyakinkan manajemen mengenai keabsahan hasil audit melalui

suatu laporan komprehensif yang memuat temuan penting yang mendukung

kesimpulan dan disajikan dalam bahasa operasional yang mudah dimengerti.

Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu:

a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam

setiap tahapan audit.

Seorang auditor memperoleh informasi melalui beberapa tahapan

sebagai berikut:

 Pengumpulan Informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan.


 Menetapkan tujuan audit sesungguhnya (definitive audit objective)

berdasarkan hasil review dan pengujian terhadap sistem pengendalian

manajemen.

 Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temuan berkaitan

dengan tujuan audit pada tahap audit lanjutan.

 Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang

berhasil dikumpulkan.

 Merusmuskan rekomendasi.

 Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan.

b. Cara penyajian yang arus informasinya menitikberatkan penyajian

kepada kepentingan para pembaca (pengguna) laporan.

Dalam penyajian ini, auditor mengikuti format sebagai berikut:

 Informasi latar belakang.

Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan gambaran

umum tentang tujuan dan karakteristik perusahaan serta

program/aktivitas yang diaudit, sifat, ukuran program, serta organisasi

manajemennya.

 Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk

mendukung kesimpulan audit.

Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus

menyajikan temuan-temuan yang diperoleh sebagai pendukung setiap

kesimpulan yang dibuat. Dalam menyajikan temuan audit, auditor

harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:


- Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat

mungkin juga arah dari temuan.

- Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat

dan harus mengungkapkan kepada pengguna akan adanya

uraian yang mendukung dan menjelaskan pokok-pokok

temuan tersebut.

- Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan

tentang hal-hal yang ditemukan baik bersifat negatif maupun

positif, apa penyebab dan akibat dari temuan tersebut.

- Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus

mempertimbangkan dan mengevaluasi komentar para pihak

yang berkaitan dengan progam/aktivitas yang diaudit.

- Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu

pernyataan yang menjelaskan sikap akhir auditor atas dasar

pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh.

 Rumusan rekomendasi.

Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan

auditor dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya

peningkatan ekonomisasi, efisiensi, atau efektivitas yang akan dicapai

pada pelaksanaan program/aktivitas serupa di masa depan atau

kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika

rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan.

 Ruang lingkup audit.


Ruang lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari

program/aktivitas yang diaudit dan periode waktu dari

program/aktivitas yang diaudit oleh auditor.

D. PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS

DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

Dalam PSA (Pernyataan Standar Auditing) No. 30 (IAPI, 2011:

341.1 – 342.7) antara lain dinyatakan :

1. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan

besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak

tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.

2. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat keraguan mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

jangka waktu pantas dengan cara sebagai berikut:

a) Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan

dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan

audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau

peristiwa yang secara keseluruhan untuk menunjukkan adanya

kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

b) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu yang pantas, ia harus :


 Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen.

 Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat

secara efektif dilaksanakan.

c) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil

kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar megenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu pantas.

3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau

peristiwa yang akan datang. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya

kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang

sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk

mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara

keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

jangka waktu pantas.

5. Setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah

diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian

besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu yang pantas, ia harus mempertimbangkan

rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi


atau peristiwa tersebut. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan

rencana manajemen meliputi :

a) Rencana untuk menjual aset

 Pembatasan terhadap penjualan aset, seperti adanya pasal yang

membatasi transaksi tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau

perjanjian yang serupa.

 Kenyataan dapat dipasarkannya aset yang direncanakan akan dijual

oleh manajemen.

 Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul

dari penjualan aset.

b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang

 Tersedia pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit

yang telah ada atau yang telah disanggupi, perjanjian penjualan

piutang atau jual-kemudian-sewa aset (sale-leaseback of assets).

 Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang

ada maupun yang telah disanggupi atau untuk meminta jaminan

utang dari entitas.

 Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk

penarikan utang dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam

menambah pinjaman, cukup atau tidaknya jaminan yang dimiliki

oleh entitas.

c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran


 Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya

administrasi, untuk menunda biaya penelitian dan pengembangan,

untuk menyewa sebagai alternatif membeli.

 Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul

dari pengurangan atau penundaan pengeluaran.

d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

 Kelayakan rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk

perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk menaikkan

tambahan modal.

 Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi

dividen atau untuk mempercepat distribusi kas dari perusahaan

afiliasi atau investor.

Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor harus

mengidentifikasi unsur-unsur terutama yang signifikan untuk mengatasi

dampak negatif kondisi atau peristiwa dan harus merencanakan dan

melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit tentang

tentang hal tersebut.

Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana

manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk

menyediakan informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau

tidaknya dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi

tersebut. Auditor harus menaruh perhatian terhadap beberapa asumsi


seperti material bagi informasi keuangan prospektif, rentan atau mudah

sekali berubah, tidak konsisten dengan trend masa lalu

Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya

mengenai entitas, bisnis, dan manajemennya harus meliputi: (a) membaca

informasi dan asumsi yang melandasinya, (b) membandingkan informasi

keuangan prospektif periode lalu dengan dengan hasil sesungguhnya yang

dicapai sampai saat ini.

6. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu

auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib

mengevaluasi rencana manajemen.

Anda mungkin juga menyukai