Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMERIKSAAN KEUANGAN

AUDITING

Disusun Oleh
Nama :Putu Novitasari Udayani
NIM : 18106025
Prodi : Manajemen Akuntansi Hosptaliti

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/

BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan perekonomian masyarakat sudah sangat cepat.

Disinilah data-data ekonomi sangat diperlukan. Perekonomian masyarakat

dicerminkan dalam bentuk organisasi badan usaha yang besar dimana para

pemilik atau penanam modalnya sudah menyebar ke segala pelosok daerah dan

operasinya yang sudah meluas bahkan sampai luar negeri. Para penanam modal

tersebut percaya bahwa modal yang ditanam dalam perusahaan perlu diadakan

pengawasan dan pengendalian. Sehingga mereka sangat memerlukan laporan

keuangan yang dapat dipercaya dari perusahaan dimana mereka menenamkan

modalnya.

Laporan keuangan yang disajikan tersebut hendaknya dapat memenuhi

keperluan yaitu dapat memberi informasi secara kuantitatif, lengkap daan dapat

dipercaya. Disamping itu laporan keuangan harus mencerminkan keadaannya

secara tepat dan netral sehingga para pengambil keputusan yang mendasarkan diri

pada laporan keuangan tidak akan tersesat. Dengan adanya kegiatan-kegiatan

ekonomi dari badan usaha maka laporan keuangan harus disajikan untuk pihak-

pihak yang menggunakan atau yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

tersebut. Laporan keuangan yang biasanya terdiri dari posisi keuangan dan

laporan rugi-laba harus disajikan wajar. Untuk itu kegiatan audit sangatlah
diperlukan guna memeriksa laporaan keuangan dan menyatakan pendapat

(opinion) atas laporan keuangan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian Auditing?

1.2.2. Apa perbedaan Auditing dengan Akuntansi dan bagimana tahap-tahapnya?

1.2.3. Apa saja jenis-jenis Audit?

1.3 Tujuan

1.3.1. Mampu memahami apa pengertian auditing

1.3.2. Mampu memahami perbedaan auditing dengan akuntantansi serta

bagaimana tahap-tahapnya.

1.3.3. Mampu memahami apa saja jenis-jenis Audit

1.4 Manfaat

1.4.1. Dapat memahami apa pengertian auditing.

1.4.2. Dapat memahami perbedaan auditing dengan akuntantansi serta bagaimana

tahap-tahapnya.

1.4.3. Dapat memahami apa saja jenis-jenis Audit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Audit .

Umumnya auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai

catatan pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat oleh manajemen

suatu perusahaan. Proses auditing dilakukan oleh auditor, yaitu seseorang

yang memiliki komptensi untuk mengaudit dan sifatnya independen. Berikut

ini para ahli yang mengemukakan pengertian audit itu sendiri, yaitu :

1. Whittington, O. Ray and Kurt Pann (2012)

Menurut Mereka, Audit adalah pemeriksaaan hasil laporan keuangan

entitas atau perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang

independen.Dengan mengamati, memeriksa dokumen dan asset, dan

bertanya baik di dalam ataupun luar perusahaan serta melakukan prosedur

audit, auditor akan mendapatkan data yang diperlukan untuk menentukan

apakah laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan dan

kegiatan perusahaan selama periode yang diaudit.

2. Arens and Loebbecke

Menurut Arens and Loebbecke, pengertian audit adalah kegiatan

mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi

untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi


dengan kriteria yang telah ditetapkan dimana proses audit dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen.

3. Konrath (2002)

Menurutnya, Audit adalah suatu proses yang sistematis untuk secara

objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti asersi mengenai kegiatan

dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan keterkaitan antara asersi tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil

laporan pada pihak yang berkepentingan.

4. William F. Meisser. Jr

Menurut beliau pengertian audit adalah proses yang sistematik dengan

tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi

untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang

telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada

pihak pengguna yang berkepentingan.

5. Sawyer (2005)

Menurutnya, Audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif

yang dilakukan auditor (orang yang melakukan audit) terhadap operasi

dan control yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian audit secara luas adalah

aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi untuk


menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi

dengan kriteria yang sudah ditentukan.

2.2. Perbedaan Auditing dengan Akuntansi dan Tahap-tahap Auditing

2.2.1. Perbedan Auditing dengan Akuntansi

Akuntansi yaitu pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan

kejadian ekonomi yang terjadi untuk tujuan menyediakan keuangan

informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan

karena pada dasarnya manusia mudah lupa susah ingat dan mustahil bagi

kita semua untuk mengingat apa yang sudah dilakukan 100%. Terutama

jika hal ini menyangkut masalah laporan dan keuangan.

Auditing yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan

benar mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode

akuntansi.

Akuntansi meliputi: Transaksi–>Jurnal–>Buku Besar–>Laporan

Keuangan. Auditing memiliki siklus kebalikan dari Akuntansi : Laporan

Keuangan–>Buku Besar–>Transaksi. Metode akuntansi mencakup

kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi

perusahaan atau pemerintah. Setelah diidentifikasi, maka bukti dan

transaksi diukur, dicatat, diklasifikasikan, serta dibuat ringkasan/ikhtisar


dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan

laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum

(PABU). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan

andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Para karyawan

perusahaan atau pegawai pemerintah terlibat dalam proses akuntansi ini,

sedangkan tanggung jawab akhir laporan keuangan terletak pada

manajemen perusahaan atau pemerintah.

Auditing laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan

industri klien serta memperoleh dan menilai bukti yang berkaitan dengan

laporan keuangan, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada

kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan laporan

keuangan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum

(PABU). Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing

yang diterima umum (Generally Accepted Auditing Standard / GAAS)

dalam mengumpulkan dan menilai bukti, serta dalam menerbitkan laporan

uang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat

(opini) atas laporan keuangan.

TABEL 1.1.

KOLOM PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI

Keterangan Auditing Akuntansi


Metode Memperoleh dan menilai atau Mengidentifikasi
mengevaluasi bukti yang kejadian-kejadian dan
berhubungan dengan laporan kemudian mengukur,
keuangan yang disusun oleh mencatat,
manajemen. mengklasifikasikan
dan meringkasnya
dalam catatan-catatan
akuntansi.
Menyusun dan
Menyatakan pendapat tentang
Tujuan mendistribusikan
kewajaran laporan keuangan.
laporan keuangan.
Pihak yang Laporan auditing (audit report) Laporan keuangan
bertanggung tanggung jawab auditor. tanggung jawab
jawab manajemen
Arti Pemeriksaan atas pembukuan Pencatatan secara
dan laporan keuangan suatu sistematis dari
organisasi rekening suatu
organisasi dan
penyusunan laporan
keuangan pada akhir
tahun
Peraturan Mengikuti aturan standards on Mengikuti aturan
auditing accounting standards
Pekerjaan Auditor Akuntan
dilakukan
oleh

1. Output dari Akuntansi dan Auditing


Akuntansi menghasilkan output berupa Laporan Keuangan. Laporan

Keuangan (Financial Statement) meliputi: (PSAK no. 01).

 Laporan Posisi Keuangan/Statement of Financial Position atau

Neraca.

 Laporan Laba Rugi Komprehensif/Statement of Comprehensive

Income atau Laporan Laba Rugi.

 Laporan Perubahan Ekuitas/Statement of Changes In Equity.

 Laporan Arus Kas/Statement of Cash Flow, dan

 Catatan atas Laporan Keuangan/Notes to Financial Statement)


Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang

diterima umum (Generally Accepted Auditing Standard/GAAS) dalam

mengumpulkan dan menilai bukti, serta dalam menerbitkan laporan uang

memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat (opini)

atas laporan keuangan. Auditing menghasilkan output berupa Pendapata/Opini

(Opinion)

1. Unqualified ( coba cari pengertiannya)

2. Qualified (coba cari pengertiannya)

3. Adverse (coba cari pengertiannya)

4. Disclaimer (coba cari pengertiannya)

2.2.2. Tahap-tahap Auditing

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal

audit maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang

biasanya diwakili oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka

harus ada sebuah kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama.

Manajemen atau klien menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor

dan auditor menyanggupi audit laporan keuangan sesuai dengan

kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam bentuk surat perikatan audit.

Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah

memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut.


Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal

seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi,

menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam

menentukan untuk menerima audit atau tidak memerlukan pertimbangan

yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien saja.

2. Perencanaan Proses Audit

Tahap selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat

perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti

memahami bisnis dan industri klien, melakukan prosedur analitik,

menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan,

memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian,

mengembangkan rencana audit dan program audit. Nanti pada praktiknya

tidaklah sesingkat hal tersebut. Dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam

perencanaan proses audit tersebut memiliki hal atau bagian lain yang harus

dikerjakan lagi. Sehingga rencana audit laporan keuangan pun dibuat dengan

benar dan tepat.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan

pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik,

pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian

analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis

klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian


pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi

efektivitas pengendalian internal klien. Sementara pengujian substantif

merupakan prosedur audit untuk menemukan kesalahan yang langsung

memberikan pengaruh pada laporan keuangan.

4. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari

pekerjaan audit yang telah dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk

komunikasi auditor dengan pihak lainnya. Laporan audit tidak boleh dibuat

secara sembarangan. Di dalam laporan audit harus mencakup jenis atau jasa

yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan

rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi lainnya.

Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk

memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati. Jika tidak maka nama

kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan ada hukuman dari

pihak berwajib.

2.3. Jenis-jenis Audit

1. Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya pemeriksaan dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

a. General Audit (pemeriksaan Umum)

General audit dilakukan oleh auditor independen dengan tujuan untuk

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara


keseluruhan. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Standar Professional

Akuntan Publik dengan memperhatikan Kode Etik Akuntan Publik.

b. Special Audit (pemeriksaan Khusus)

Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan sesuai pesanan dari perusahaan

klien yang dilakukan oleh akuntan independen. Pada akhir pemeriksaan

auditor tidak memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan

secara keseluruhan.

2. Jenis-jenis audit ditinjau dari Bidang Pemeriksaan dapat dibedakan menjaadi


tujuh yaitu :
a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang

laporan-laporan suatu entitas dengan tujuan memberikan pendapat (opini)

tentang laporan tersebut apakah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Audit Operasional (Management Audit)

Adalah jenis pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan.

Meliputi kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional manajemen yang

telah ditetapkan, dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan operasi yang

dilakukan berjalan  secara efektif dan efisien.

c. Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Yaitu jenis pemeriksaan yang tujuanya untuk mengetahui apakah

perusahaan telah mentaati peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku


baik yang di tetapkan oleh pihak intern maupun pihak ekstern

entitas/perusahaan. Audit ketaatan berfungsi untuk menentukan sejauh

mana perusahaan mentaati peraturan, kebijakan, peraturan pemerintah

bahkan hukum yang harus dipatuhi oleh entitas yang di audit.

d. Audit Sistem Informasi

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap

perusahaan yang melakukan proses data akuntansi. Umumnya

menggunakan system Elektronik Data Processing (EDP). Auditor harus

memperhatikan hal-hal berikut :

1. Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan computer baik

program, komunikasi, atau data dari akses yang tidak sah, modifikasi

bahkan penghancuran.

2. Pengembangan program yang dilakukan atas otorisasi khusus dan umum

dari pihak manajemen perusahaan.

3. Pemrosesan transaksi, file, laporan dan catatan computer dengan akurat

dan lengkap.

4. Data file laporan yang tersimpan di computer sangat dijaga

kerahasiaanya.

e. Audit Forensik
Tujuan dilakukan audit forensic adalah sebagai upaya pencegahan

terjadinya kecurangan (fraud).  Hal yang dapat dilakukan audit forensik

termasuk :

1) Investigasi criminal

2) Indikasi kecurangan dalam bisnis atau karyawan

3) Mengetahui kerugian suatu bisnis,

f. Audit Investigasi

Yang dimaksud audit investigasi adalah serangkaian kegiatan

mengenali (recorganized), menidentifikasi (Identify) dan

menguji (examine) fakta-fakta dan informasi yang ada guna mengungkap

kejadian yang sebenarnya. Dalam rangka pembuktian demi mendukung

proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan

suatu entitas (organisasi /perusahaan /negara/daerah).

g. Audit Lingkungan

Menurut (Kep. Men. LH 42/1994) audit lingkungan adalah proses

manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, tercatat

(terdkumentasi), serta obyekttif, tentang bagaimana suatu kinerja

manajemen organisasi  yang bertujuan memfasilitasi kendali manajemen

terhadap upaya pengendalian dampak lingkungan dan pemanfaatan

kebijakan usaha terhadap perundang-undangan tentang pengelolaan

lingkungan.
3. Jenis – jenis audit ditinjau dari kelompok pelaksana audit dapat dibedakan

menjadi empat yaitu :

a. Auditor Internal

Mempunyai tugas membantu manajemen puncak (top management) dalam

mengawasi asset (saveguard of asset) dan mengawasi kegiatan operasional

perusahaan sehari-hari. Bekerja untuk perusahaan yang mereka audit, oleh

karena itu tugas auditor intern adalah mengaudit manajemen perusahaan

termasuk  compliance audit.

b. Auditor Ekstern

Bekerja untuk lembaga / kantor akuntan publik (pihak ke-3) yang statusnya

diluar struktur perusahaan yang mereka audit dan bekerja secara

independent dan objektif. Umumnya auditor ekstern menghasilkan

laporan financial audit.

c. Auditor Pajak

Mempunyai tugas melakukan ketaatan wajib pajak yang diaudit menurut

undang-undang perpajakan yang berlaku. Di Indonesia dilaksanakan oleh

Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah naungan Departemen

Keuangan Republik Indonesia.

d. Auditor Pemerintah
Adalah lembaga yang mempunyai tugas menilai kewajaran informasi

laporan keuangan instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan

penggunaan asset milik pemerintah. Audit instansi pemerintah umumnya

dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan

Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, berserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya dengan tujuan untuk mendapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditing mempunyai sifat analitis,

sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif. Jenis-jenis audit menurut

obyek auditnya dapat dibedakan menjadi empat, antara lain : Audit Laporan

Keuangan (Financial Audit), Audit Operasional (Operational Audit), Audit

Ketaatan (Compliance Audit), Audit Kinerja. Jenis-jenis audit ditinjau dari

luasnya pemeriksaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :General Audit

(pemeriksaan Umum) dan Special Audit (pemeriksaan Khusus). 

Anda mungkin juga menyukai