Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan.


Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap kontinuitas operasi perusahaan. Oleh karena itu, penjualan
merupakan sumber pendapatan yang paling utama bagi perusahaan. Penjualan
barang dan jasa perusahaan dapat dilaksanakan melalui penjualan tunai maupun
penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan
telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka
waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan
penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan
kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjualan tunai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
Maka rumusan masalah yang didapatkan yaitu “Sistem Akuntansi Penjualan Hotel
(tunai dan kredit)?”.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari paper ini adalah
untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal hotel.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang bisa diambil mahasiswa
yaitu dapat memahami dan mengetahui sistem pengendalian internal hotel.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

A. Pengertian Sistem Akuntansi

Mulyadi (2001: 3)

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang


dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

B. Pengertian Penjualan

Moekijat (2000: 488)

“Penjualan ialah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,


mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannnya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian
mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak”.

C. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan

Sistem akuntansi penjualan termasuk sistem akuntansi yang penting yang


harus didesain didalam perusahaan, disebabkan penjualan secara kredit maupun
secara tunai merupakan sumber pendapatan perusahaan. Sistem akuntansi
penjualan juga harus menghasilkan informasi yang mutakhir mengenai situasi
pasar, harga, calon pembeli, cara distribusi, syarat penyerahan, dan syarat
pembayaran yang didukung oleh prosedur penerimaan order, posedur pengiriman
barang, dan prosedur pencatatan akibat adanya penjualan.

2
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengertian akuntansi penjualan merupakan metode yang diciptakan untuk
mengidentifikasikan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi penjualan
untuk memudahkan pengendalian penjualan perusahaan. Jadi sistem akuntansi
penjualan adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk menangani transaksi
penjualan barang dan jasa baik secara tunai maupun secara kredit.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis – Jenis Penjualan


Menurut Basu Swastha (1998;8) jenis-jenis penjualan dibagi menjadi lima,
yaitu:

1. Trade Selling

Trade Selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar


mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-
produk mereka.

2. Missionary Selling

Dalam missionary Selling berusaha meningkatkan penjualan


dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur
perusahaan.

3. Technical Selling

Dalam Technical Selling berusaha meningkatkan penjualan dengan


pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan
jasanya.

4. New Bussines Selling

New Bussines Selling berusaha membuka transaksi baru dengan


merubah calon pembeli menjadi pembeli.

5. Responsibility Selling

Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi


terhadap permintaan pembeli.

3.2 Cara – Cara Penjualan

Antara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lainnya sering

4
terdapat perbedaan dalam cara penjualannya. Adapun cara-cara penjualan yang
dapat dilakukan adalah:
1. Penjualan langsung

Merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan


dengan calon pembeli.

2. Penjualan tidak langsung

Merupakan cara penjualan dimana penjual tidak berhubungan


secara langsung dengan calon pembeli.

3.3 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Penjualan

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (1999;173) tujuan penyusunan


sistem akuntansi penjualan disebabkan sebagai berikut:
1. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan.
Kurangnya pengelolaan aktivitas penjualan dengan baik secara langsung
akan merugikan perusahaan disebabkan selain sasaran penjualan tidak
tercapai juga pendapatan akan berkurang.

2. Pendapatan dari hasil penjualan merupakan sumber pembiayaan


perusahaan, oleh karenanya perlu diamankan.

3. Akibat adanya penjualan akan merubah posisi harta dan


menyangkut:

- Timbulnya piutang kalau penjualan secara kredit atau masuknya


uang kontan kalau penjualan secara tunai.

- Kuantitas barang yang akan berkurang di gudang karena penjualan.

3.4 Fungsi Yang Terkait


Dalam sistem akuntansi penjualan tunai:
1. Fungsi Penjualan

5
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan


menyerahkan barang yang dipesan pembeli, serta menyerahkan barang
tersebut ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan


menyerahkan barang yang telah dibayarkan harganya kepada pembeli.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi


penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan.

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:


1. Fungsi penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari


pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi
yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit,
menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan
dikirim, dan mengisi surat order pengiriman.

2. Fungsi kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit


pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3. Fungsi gudang

6
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas


dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.

5. Fungsi penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan


faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi
kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

6. Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul


dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan
pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan.

3.5 Dokumen Yang Digunakan

Dalam sistem akuntansi penjuala tunai:


1. Faktur Penjualan Tunai

Menurut Krismiaji (2005, 38) faktur penjualan berfungsi untuk


merekam transaksi penjualan barang baik tunai maupun kredit. Dokumen
ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai
diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran
kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan (Mulyadi, 2001: 463)

2. Pita Register Kas (Cash Register Tape)

7
Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai sebaiknya
dilakukan dengan melalui kas register pada saat transaksi penjualan
terjadi, untuk menjamin bahwa angka rupiah yang dimasukan dengan
melalui kas register sesuai dengan harga jual yang sesungguhnya (Al.
Haryono Jusup, 2005: 8). Menurut Mulyadi (2001: 463) Dokumen ini
dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas
(cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jumlah penjualan. Menurut Jerry J.
Weygandt, Donald E. Kieso, dan Paul D. Kimmel (2007: 268) pita mesin
kas memberikan bukti penjualan tunai.

3. Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang


menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi
anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa,
dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk
menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk
transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.

4. Bill Of Lading

Dokumen ini merupakan dokumen sumber tanda pengiriman untuk


kegiatan bisnis mengirim pesanan (Marshall B. Romney dan Paul John
Steinbart, 2006: 31). Menurut Mulyadi (2001: 465) Dokumen ini
merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang
kepada perusahaan angkutan umum.

5. Faktur Penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.


Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk
menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan
barang yang dipesan oleh pelanggan.

8
6. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas
ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam
jurnal penerimaan kas.

7. Rekap Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas


harga pokok produksi yang dijual selama satu periode. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi
pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual.

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

1. Faktur Penjualan Kartu Kredit

Faktur Penjualan Kartu Kredit digunakan untuk mencatat transaksi


atau merekam penjualan kredit dan mencatat di kartu penjualan kredit.

2. Surat Tagihan

Surat Tagihan merupakan turnaround document yang isinya dibagi


dua bagian : bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan
dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan
bagian bawah berisi rincian transaksi pembelian yang dilakukan
pelanggandalam periode tertentu.

3.6 Catatan Yang Digunakan

Dalam sistem akuntansi penjualan tunai:

1. Jurnal Penjualan

9
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
dan meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu
kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan
menurut jenis produk tersebut.

2. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk


mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari
penjualan tunai.

3. Jurnal Umum

Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga


pokok produk yang dijual.

4. Kartu Persediaan

Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat


berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini
diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan
persediaan barang yang disimpan digudang.

5. Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya


berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini
diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan
barang yang disimpan dalam gudang.

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

1. Jurnal penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi


penjualan baik secara tunai maupun kredit.

10
2. Kartu piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi


rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

3. Kartu persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi


rincian mutasi setiap jenis persediaan.

4. Kartu gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat


mutasi dan persediaan fisik barang yang di simpan di gudang.

5. Jurnal umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok


produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

3.7 Prosedur Yang Membentuk Sistem

Dalam sistem akuntansi penjualan tunai:

1. Prosedur Order Penjualan

Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur


penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran
harga barang ke fungsi kas, untuk memungkinkan fungsi gudang dan
fungsi pengiriman menyimpan barang yang akan diserahkan kepada
pembeli.

2. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang


dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas
dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk

11
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang
dibelinya dari fungsi pengiriman.

3. Prosedur Penyerahan Barang

Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada


pembeli.

4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pancatatan


transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas.

5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas


berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga


pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

1. Prosedur Penjualan

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli


dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan
mengirimkannya kepada berbagi fungsi yang lain untu memungkinkan

12
fungsi tersebut memberikan kontribusinya dalam melayani order dari
pembeli.

2. Prosedur Pengiriman

Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang kepada


pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan
kartu kredit yang diteriam dari fungsi gudang.

Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda


tangan penerimaan barang pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan
kartu kredit.

3. Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur


penjualan kartu kredit kedalam kartu piutang

4. Prosedur Penagihan

Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan


kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi
penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang
kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kredit.

5. Prosedur Pencatatan Penjualan

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tansaksi penjualan


kartu kredit kedalam jurnal penjualan.

3.8 Unsur Pengendalian Intern

Dalam sistem akuntansi penjualan tunai:

Organisasi

1. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh Bagian Order


Penjualan, Bagian Kasa, Bagian Pembungkus, dan Bagian Akuntansi.

13
2. Tidak ada satupun transaksi penjualan terjadi hanya dilaksanakan
secara keseluruhan oleh salah satu bagian tersebut di atas.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Penerimaan Order dari pembeli diotorisasi oleh Bagian Order


Penjualan dengan menggunakan Faktur Penjualan Tunai.

2. Penerimaan kas diotorisasi oleh Bagian Kasa dengan cara


membubuhkan cap “Lunas” pada Faktur Penjualan Tunai dan
menempelkan pita register kas pada faktur tersebut.

3. Penyerahan barang ke pembeli diotorisasi oleh Bagian Pembungkus


dengan cara membubuhkan cap “Sudah Diserahkan” pada faktur penjualan
tunai.

4. Pencatatan ke dalam catatan jurnal dan buku pembantu Persediaan


Barang diotorisasi oleh Bagian Akuntansi dengan cara membubuhkan
paraf pada faktur penjualan tunai.

Praktek Yang Sehat

1. Faktur Penjualan Tunai bernomor urut tercetak dan penggunaannya


dipertanggung-jawabkan oleh Bagian Order Penjualan.

2. Jumlah Kas yang diterima dari hasil penjualan tunai disetor


seluruhnya ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.

3. Dilakukan penghitungan saldo kas yang ada di tangan bagian kasa


secara periodik dan mendadak oleh Bagian Pemeriksa Intern dan
dibandingkan dengan seluruh jumlah Faktur Penjualan Tunai dan
tembusan Pita Register Kas.

14
4. Secara Periodik dilakukan penghitungan fisik barang dan
dibandingkan dengan jumlah yang tertera pada Kartu Persediaan Barang.

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai
kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering
kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari
transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap
status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan.
Fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak pemberian kredit kepada
seorang pembeli berdasarkan analisis terhadap riwayat pelunasan piutang
yang dilakukan oleh pembeli piutang tersebut dimasa yang lalu. Dengan
dipisahkannya fungsi penjualan dengan fungsi kredit, resiko tidak
tertagihnya piutang dapat dikurangi.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
Dengan dipisahkannya tiga fungsi pokok tersebut, catatan piutang
dapat dijamin ketelitian dan dan keandalannya serta kekayaan perusahaan
(piutang) dapat dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih).
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya
manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan julukan lapping. Lapping
merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi
jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang
yang berada ditangan satu karyawan. Karyawan tersebut mempunyai
kesempatan melakukan kecurangan yang disebut lapping dengan cara
menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur, menggunakan
kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya, dan
menutupi kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang
debitur tersebut dari penerimaan kas dari debitur lainnya.

15
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara
lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. Dengan menggunakan unsur
pengendalian intern tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan
tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu
dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan lain.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


a. Penerimaan order pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam
bentuk tanda tangn otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat
order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung
jawab atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman
dalam pemenuhan order yang diterimanya dari pembeli
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan
surat order pengiriman).
Untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, tansaksi
penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari fungsi kredit, sebelum
barang dikembalikan kepada pembeli.
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah
dikirim” pada copy surat order pengiriman.
Dokumen yang dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi
penagihan sebagai bukti telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai
dengan perintah pengiriman barang yang diterbitkan oleh fungsi penjualan,
sehingga fungsi penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur
penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.

16
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan
potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
Dengan demikian pengisian informasi ke dalam surat order
pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga
jual, syarat penjualan, potongan penjualan yang ditetapkan oleh direktur
pemasaran.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan,
jurnal penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi
dengan cara memberikan kredit dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo
kredit).
Catatan akuntansi diisi informasi yang bersal dari dokumen sumber
yang sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan
dilampirkannya dokumen pandukung yang lengkap yang telah diotorisasi
oleh pejabat berwenang.
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukkung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
Dengan cara ini tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi
dapat dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun
perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak
dipertanggungjawabkan.

Praktik yang Sehat


a. Surat Order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Untuk menciptakan praktik
yang sehat formulir penting yang digunakan dan pengguanaan nomor urut
tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk
menggunakan.

17
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account
receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan adanya pengecekan
secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh
perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar
yang bebas. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek
ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secaera
periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi
yang dicatat oleh perusahaan.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
kontrol piutang dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat
dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang
sama. Dalam pencatatan piutang, dokumen sumber yang digunakan
sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan.

3.9 Uraian Kegiatan

Dalam sistem akuntansi penjualan tunai:

a. Bagian Order Penjualan

1. Menerima pesanan/order dari pembeli

2. Mengisi formulir Faktur Penjualan Tunai (FPT) rangkap 3.

3. Mendistribusikan FPT sebagai berikut :

Lembar 1 : diserahkan ke pembeli untuk kepentingan pembayaran ke


bagian kasa

18
Lembar 2 : dikirim ke bagian pembungkus/pengiriman barang bersamaan
bersamaan dengan barangnya.

Lembar 3 : Diarsip sementara oleh bagian order penjualan berdasarkan


nomor urut FPT untuk kepentingan penghitungan komisi/bonus dan
pengendalian penjualan barang.

b. Bagian Kasa

1. Menerima FPT lb.1 dari bagian order penjualan via pembeli

2. Menerima uang sejumlah yang tercantum dalam FPT.

3. Mengoperasikan mesin register kas untuk memeriksa kebenaran


penghitungan jumlahnya dan menyelesaikan transaksi penerimaan kas
sehingga menghasilkan pita register kas.

4. Membubuhkan cap “Lunas” pada FPT lb.1 dan menempelkan pita


register kas pada FPT tersebut.

5. Menyerahkan FPT lb 1dan pita register kas ke pembeli untuk


kepentingan pengambilan barang di bagian pembungkus.

6. Setiap hari menyetorkan seluruh penerimaan kas dari hasil penjualan


hari itu atau hari kerja sebelumnya ke bank dan menerima bukti setoran
dari bank.

7. Menyerahkan bukti setoran bank ke Bagian Akuntansi.

c. Bagian Pembungkus

1. Menerima FPT lb.2 dan barang yang terjual dari bagian order
penjualan.

2. Memeriksa kebenaran jenis barang dengan yang tertulis pd. FPT.

19
3. Membungkus/mengkemas barang dan menempelkan FPT lb.2 pada
pembungkusnya sebagai identitas kemasan barang sehingga siap
diserahkan pada pembeli.

4. Menerima FPT lb. 1 yang sudah di cap “Lunas” dan pita register kas
dari pembeli.

5. Memeriksa apakah FPT lb. 1 dari pembeli tersebut telah dicap


“Lunas”.

6. Membandingkan kebenaran data yang ada di FPT lb.1 dan FPT lb. 2
yang tertempel pada pembungkus barang yang bersangkutan.

7. Menyerahkan barang berikut FPT lb.2 pada pembeli sesuai dengan


yang tertera pada FPT lb. 1 dan FPT lb.2.

8. Mengirimkan FPT lb.1 berikut pita register kas-nya ke bagian


akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan
tunai.

d. Bagian Akuntansi

1. Menerima FPT lb.1 yang ditempeli pita register kas dan memeriksa
kebenarannya.

2. Menggunakan FPT lb.1 sebagai dokumen sumber dan pita register


kas sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan tunai
ke buku catatan berikut :

a. Catatan Jurnal Penjualan sebagai penambah jumlah penjualan.

b. Catatan Jurnal Penerimaan kas sebagai penambah jumlah kas


dari penjualan.

c. Catatan Kartu Persediaan sebagai buku pembantu untuk mencatat


pengurangan barang yang dijual.

20
3. Mengarsip permanen FPT lb. 1 dan pita register kas berdasarkan
nomor urut faktur.

4. Setiap hari bagian akuntansi menerima bukti setor ke bank dengan


jumalh dari keseluruhan FPT 1 yang telah dibukukan sebagai
pengendalian.

5. Setiap periode tertentu, bagian akuntansi membuat laporan penjualan


barang berupa :

a. Laporan Penjualan berdasarkan jenis produk

b. Laporan Penjualan berdasarkan pelanggan

c. Laporan Penjualan berdasarkan daerah pemasaran

d. Laporan Penjualan berdasarkan bagian order penjualan


(pelayan)

Dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

a. Bagan Order penjualan

1) Menerima order dari pelanggan.

2) Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan membuat


Surat Order Pengiriman dan faktur.

3) Mendistribusikan Surat Order Pengiriman lembar pertama dikirim ke


Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian pengiriman, lembar 6
ke bagian pelanggan, lembar 7 ke bagian kredit, lembar 8, 9 diarsipakan
sementara menurut tanggal.

4) Menerima Surat Order pengiriman lembar 7 dan bagian kredit untuk


diarsipkan permanan menurut abjad.

5) Menerima Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari bagian


pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9.

21
6) Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian Penagihan.

b. Bagian Kredit

1) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 7 dari bagian Order


Penjualan dilakukan pemeriksaan status kredit.

2) Memberikan otorisasi kredit.

3) Surat Order Pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order


penjualan.

c. Bagian Gudang

1) Berdasarkan Surat Order Pengiiman lembar 1, dilakukan penyiapan


barang.

2) Barang yang telah disiapkan kemudian dilakukan penyerahan


barang.

3) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1, maka direkap ke


dalam kartu gudang.

4) Bersama dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar 1 dikirim


ke bagian pengiriman.

d. Bagian Pengiriman

1) Surat Order Pengriman dan barang yang diterima secara bersama


dari bagian gudang serta Surat Order Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5.

2) Menempel Surat Order Pengiriman lembar 5 pada pembungkus


barang sebagai slip pembungkus.

3) Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan.

22
4) Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian
Order Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan.

5) Surat Oder Pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen


menurut nomor urut.

e. Bagian Penagihan

1) Menurut faktur berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2


yang diterima dari bagian order Penjualan.

2) Mengirim Faktur lembar 1 ke pelanggan.

3) Mengirim Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2


ke bagian piutang.

4) Mengirimkan Faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan.

5) Mengirimkan Faktur lembar 4 ke bagian jurnal.

6) Mengirimkan Faktur lembar 5 ke Wiraniaga.

f. Bagian Piutang

1) Faktur yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap ke dalam


kartu piutang.

2) Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar
2 diarsipkan permanen menurut nomor urut.

g. Bagian Kartu Persediaan

1) Berdasrkan faktur lembar 3, merekap ke kartu persediaan dan faktur


tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut.

23
2) Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga
pokok penjualan secara periodik.

3) Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan membuat bukti


memorial.

4) Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal.

h. Bagian Jurnal

1) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan dan Bukti Memorial direkap ke


dalam jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut.

2) Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian


diarsipkan.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem


akuntansi penjualan termasuk sistem akuntansi yang penting yang harus didesain
didalam perusahaan, disebabkan penjualan secara kredit maupun secara tunai
merupakan sumber pendapatan perusahaan. Penjualan barang dan jasa
perusahaan dapat dilaksanakan melalui penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualan
tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika
perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://sistemakuntansiumby15.blogspot.com/2016/06/sistem-penjualan-
kredit.html
http://yosipratamaputra.blogspot.com/2012/04/sistem-penjualan-tunai.html
https://tugasakuntansiperkuliahan.blogspot.com/2016/05/sistem-penjualan-
tunai.html
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5184/Bab%
202.pdf?sequence=7
http://asthreenovianti.blogspot.com/2014/05/pengendalian-internal-atas-
penjualan.html

26

Anda mungkin juga menyukai