PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari paper ini adalah
untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal hotel.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang bisa diambil mahasiswa
yaitu dapat memahami dan mengetahui sistem pengendalian internal hotel.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Mulyadi (2001: 3)
B. Pengertian Penjualan
2
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengertian akuntansi penjualan merupakan metode yang diciptakan untuk
mengidentifikasikan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi penjualan
untuk memudahkan pengendalian penjualan perusahaan. Jadi sistem akuntansi
penjualan adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk menangani transaksi
penjualan barang dan jasa baik secara tunai maupun secara kredit.
3
BAB III
PEMBAHASAN
1. Trade Selling
2. Missionary Selling
3. Technical Selling
5. Responsibility Selling
4
terdapat perbedaan dalam cara penjualannya. Adapun cara-cara penjualan yang
dapat dilakukan adalah:
1. Penjualan langsung
5
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi
2. Fungsi kredit
3. Fungsi gudang
6
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
5. Fungsi penagihan
6. Fungsi akuntansi
7
Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai sebaiknya
dilakukan dengan melalui kas register pada saat transaksi penjualan
terjadi, untuk menjamin bahwa angka rupiah yang dimasukan dengan
melalui kas register sesuai dengan harga jual yang sesungguhnya (Al.
Haryono Jusup, 2005: 8). Menurut Mulyadi (2001: 463) Dokumen ini
dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas
(cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jumlah penjualan. Menurut Jerry J.
Weygandt, Donald E. Kieso, dan Paul D. Kimmel (2007: 268) pita mesin
kas memberikan bukti penjualan tunai.
4. Bill Of Lading
8
6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas
ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam
jurnal penerimaan kas.
2. Surat Tagihan
1. Jurnal Penjualan
9
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
dan meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu
kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan
menurut jenis produk tersebut.
3. Jurnal Umum
4. Kartu Persediaan
5. Kartu Gudang
1. Jurnal penjualan
10
2. Kartu piutang
3. Kartu persediaan
4. Kartu gudang
5. Jurnal umum
11
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang
dibelinya dari fungsi pengiriman.
Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
1. Prosedur Penjualan
12
fungsi tersebut memberikan kontribusinya dalam melayani order dari
pembeli.
2. Prosedur Pengiriman
4. Prosedur Penagihan
Organisasi
13
2. Tidak ada satupun transaksi penjualan terjadi hanya dilaksanakan
secara keseluruhan oleh salah satu bagian tersebut di atas.
14
4. Secara Periodik dilakukan penghitungan fisik barang dan
dibandingkan dengan jumlah yang tertera pada Kartu Persediaan Barang.
Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai
kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering
kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari
transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap
status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan.
Fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak pemberian kredit kepada
seorang pembeli berdasarkan analisis terhadap riwayat pelunasan piutang
yang dilakukan oleh pembeli piutang tersebut dimasa yang lalu. Dengan
dipisahkannya fungsi penjualan dengan fungsi kredit, resiko tidak
tertagihnya piutang dapat dikurangi.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
Dengan dipisahkannya tiga fungsi pokok tersebut, catatan piutang
dapat dijamin ketelitian dan dan keandalannya serta kekayaan perusahaan
(piutang) dapat dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih).
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya
manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan julukan lapping. Lapping
merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi
jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang
yang berada ditangan satu karyawan. Karyawan tersebut mempunyai
kesempatan melakukan kecurangan yang disebut lapping dengan cara
menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur, menggunakan
kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya, dan
menutupi kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang
debitur tersebut dari penerimaan kas dari debitur lainnya.
15
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara
lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. Dengan menggunakan unsur
pengendalian intern tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan
tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu
dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan lain.
16
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan
potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
Dengan demikian pengisian informasi ke dalam surat order
pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga
jual, syarat penjualan, potongan penjualan yang ditetapkan oleh direktur
pemasaran.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan,
jurnal penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi
dengan cara memberikan kredit dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo
kredit).
Catatan akuntansi diisi informasi yang bersal dari dokumen sumber
yang sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan
dilampirkannya dokumen pandukung yang lengkap yang telah diotorisasi
oleh pejabat berwenang.
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukkung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
Dengan cara ini tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi
dapat dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun
perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak
dipertanggungjawabkan.
17
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account
receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan adanya pengecekan
secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh
perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar
yang bebas. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek
ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secaera
periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi
yang dicatat oleh perusahaan.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
kontrol piutang dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat
dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang
sama. Dalam pencatatan piutang, dokumen sumber yang digunakan
sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan.
18
Lembar 2 : dikirim ke bagian pembungkus/pengiriman barang bersamaan
bersamaan dengan barangnya.
b. Bagian Kasa
c. Bagian Pembungkus
1. Menerima FPT lb.2 dan barang yang terjual dari bagian order
penjualan.
19
3. Membungkus/mengkemas barang dan menempelkan FPT lb.2 pada
pembungkusnya sebagai identitas kemasan barang sehingga siap
diserahkan pada pembeli.
4. Menerima FPT lb. 1 yang sudah di cap “Lunas” dan pita register kas
dari pembeli.
6. Membandingkan kebenaran data yang ada di FPT lb.1 dan FPT lb. 2
yang tertempel pada pembungkus barang yang bersangkutan.
d. Bagian Akuntansi
1. Menerima FPT lb.1 yang ditempeli pita register kas dan memeriksa
kebenarannya.
20
3. Mengarsip permanen FPT lb. 1 dan pita register kas berdasarkan
nomor urut faktur.
21
6) Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian Penagihan.
b. Bagian Kredit
c. Bagian Gudang
d. Bagian Pengiriman
22
4) Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian
Order Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan.
e. Bagian Penagihan
f. Bagian Piutang
2) Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar
2 diarsipkan permanen menurut nomor urut.
23
2) Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga
pokok penjualan secara periodik.
h. Bagian Jurnal
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
http://sistemakuntansiumby15.blogspot.com/2016/06/sistem-penjualan-
kredit.html
http://yosipratamaputra.blogspot.com/2012/04/sistem-penjualan-tunai.html
https://tugasakuntansiperkuliahan.blogspot.com/2016/05/sistem-penjualan-
tunai.html
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5184/Bab%
202.pdf?sequence=7
http://asthreenovianti.blogspot.com/2014/05/pengendalian-internal-atas-
penjualan.html
26