Anda di halaman 1dari 13

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Penyusunan Anggaran Produksi

Oleh:
Kelompok 7
Ainun Nur Azizah 2018410784
Yoke Very Irawan 2018410823
Zyana Nabila 2018410829
Sriwahyuningsih 2018410839

D3 AKUNTANSI
STIE PERBANAS SURABAYA
2020
1. Pengertian Penyusunan Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah suat perencanaan secara terperinci


mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan
datang, yang di dalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas),
jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan. Anggaran
produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan.
[ CITATION Ell02 \l 1033 ]
Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah
yang harus diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan
pendekatan yang berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang
menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang mengambang, dan jika
kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian tingkat
persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan
produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan
produksi yang yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang
telah disusun. Rencana produksi meliput penentuan produk yang harus
diproduksi untuk memenuhi penjualan yang direncanakan dan
memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian
sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan
lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu
periode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau
diramalkan. [ CITATION Adi95 \l 1033 ]
Dan adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
1) Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang
diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase
tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
2) Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap
mempunyai market share tertentu.
3) Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat
efisien tertentu.
4) Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan
kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang. [ CITATION
Den17 \l 1033 ]

2. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penyusunan Anggaran Produksi

Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan


menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan,
anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan
anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan penjadwalan produksi adalah
tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan
penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan anggaran produksi antara lain adalah:

1) Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,

2) Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk


teknologi yang digunakan,

3) Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan,


penggpahan, dan pemutusan hubungan kerja.

4) Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan

5) Modal kerja untuk menjalankan proses produksi.

Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi :

2.1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan


yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :

1) Penjualan tahun lalu bisa jadi patokan

2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual

3) Syarat pembayaran barang yang dijual


4) Pemilihan saluran distribusi

5) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)

6) Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current


liabilities)

7) Fasilitas yang dimiliki perusahaan

8) Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan di bidang-


bidang lain.

2.2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki


pengaruh terhadap perusahaan :

1) Persaingan
2) Tingkat pertumbuhan penduduk
3) Tingkat penghasilan masyarakat
4) Tingkat pendidikan masyarakat
5) Tingkat penyebaran masyarakat
6) Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
7) Kebijaksanaan pemerintah
8) Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan
kemajuan tehnologi.

Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan.


Dalam kondisi pasar persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan
acuan utama untuk menyusun anggaran produksi, anggaran biaya pemasaran,
anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi. Manajer produksi
sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit dan
anggaran persediaan barang jadi dalam unit. [ CITATION Mun98 \l 1033 ]

Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara


faktor-faktor produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan
sempurna maka akan menghasilkan output yang baik. Dengan adanya
pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki tingkat
efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan manajemen
produksi akan dapat dicapai dengan baik.

Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan


berdasarkan kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang
mana dapat dicapai, sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk
dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam faktor-faktor produksi,
maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan
yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan
bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur,
sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan
dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya.

3. Informasi Yang Diperlukan Dalam Penyusunan Anggaran Produksi

Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan


rumus umum sebagai berikut :
Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan) .........................XXX

Tingkat persediaan akhir ......................................................…XXX

 Jumlah……………………………………………...................XXX

 Tingkat persediaan awal  ............................................………(XXX)

Tingkat produksi  .....................................................…………XXX

3.1. Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi


 Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
1) Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan anggaran produksi yang selaras dengan periode yang
digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
2) Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3) Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga
kerja langsung dan penggunaan fasilitas.
4) Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5) Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam
bentuk sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan
jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung dengan
mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang
jadi. Produksi = Penjualan+ pewrsediaan akhir – persediaan awal.
6) Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan
dengan prinsip jelas dan informatif
3.2. Langkah Praktis Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang
dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
A. Tahap Perencanaan
1) Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar
dalam penyusunan bagian produksi.
2) Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus
dihasilkan.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Menentukan kapan barang diprodusir.
2. Menentukan dimana barang akan diprodusir
3. Menentukan urut-urutan prose produksi 
4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi
untuk mencapai efisiensi
5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh,
service dan peralatan.
6. Menyusun standar produksi 
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
        Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan
jumlah satuan fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan
rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam
unit fisik,sehingga menghitung jumlah barang yang harus diprodusir
adalah mudah. [ CITATION Hen20 \l 1033 ]
3.3. Metode Penyusunan Anggaran Produksi
1) Metode Produksi Stabil
Adalah suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume
produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan
tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke
bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang
sangat memperhatikan kestabilan produksi.Langkah-langkah
penyusunan anggaran produksi dangan stabilitas produksi.
2) Metode Persediaan Stabil
Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan
volume persediaan yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali
untuk bulan tertentu. Metode ini mengakibatkan volume produksi
menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
3) Metode Kombinasi atau Fleksibel
Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol
produksi yg berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan dan volume produksi menjadi naik
tidak stabil dari bulan ke bulan.

4. Contoh Soal dan Pembahasan

4.1. Metode Penyusunan Anggaran

Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya


sebanyak 142.000 unit. Jumlah persediaan awal jaunari diperkirakan sbanyak
20.000 unit. Sedangkan akhir tahun sebesar 15.000 unit. Dari total volume
yangdianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun, direncanakan akan dijual
dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut:

Anggaran Biaya Pemasaran


Maka untuk tahun 2010 Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus
memproduksi barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari:

Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka


untuk mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume
produksi dengan 12 bulan:

137.000 unit / 12 bln = 11.416,67

Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka


dibulatkan pada angka ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini
dikalikan 12 bulan maka:

11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit

Hasilnya sebesar 132.000 unit. Sedangkan volume totalnya adalah sebesar


137.000 selisihnya adalah:

137.0    – 132.000 = 5.000 unit.

Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif


lebihtinggi yaitu Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga
sisa volume produksi dibagi 5 bulan:

5.000 unit / 5bln = 1.000 unit


Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut. Jika vol produksi telah
diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:

(vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari

(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit

Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan


akhir januari menjadi persediaan awal februari.

Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel
berikut ini:

Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil

Volume Persediaan Volume


Bulan
Penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000


Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000
Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000
April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000
Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000
Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000
Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000
September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000
Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000
Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 147.000 289.000 152.000 137.000

4.2. Metode Persediaan Stabil


Dengan menggunakan ilustrasi sebelumnya, volume persediaan awal
Desember disamakan dengan persediaan akhir desember yaitu 15.000 unit. Maka
untuk menentukan tingkat persediaan yaitu:

Pers. Awal – Pers. Akhir ↔ 20.000 – 15.000 = 5.000 unit

Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit
dibagi dengan 5 sehingga :

5.000 / 5 = 1.000 unit.

Untuk menentukan volume persediaan akhir januari yaitu:

Persediaan akhir januari = 20.000 – 1.000 = 19.000,

Akhir Februari = 19.000 – 1.000 =18.000,

Akhir Maret = 18.000 – 1.000 =17.000,

Akhir April = 17.000 – 1.000 =16.000,

Akhir Mei = 16.000 – 1.000 =15.000

Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)

Untuk bulan mei s.d desember disamakan dengan 15.000 unit

Untuk menentukan Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) –


Persediaan Awal

Persediaan awal dibulan berikutnya = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya

Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti


tabel berikut ini:

Volume Produksi Dengan Metode Persediaan Stabil

volume Persediaan Volume


Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi
Januari 15.000 19.000 34.000 20.000 14.000
Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000
Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000
April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000
Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000
Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000
September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000
Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000
Nopember 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000

142.000 190.000 332.000 195.000 137.000

4.3. Metode Kombinasi atau Fleksibel


Bedasarkan ilustrasi sebelumnya, jika perusahaan menetapkan
menggunakan metode fleksibel maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan
misalnya tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 8% diatas atau
dibawah rata- ratanya.

137.000 x 8% = 10.960 dibulatkan 11.000 unit


11.000 unit x 12 bulan = 132.000
Sisa 137.000 – 132.000 = 5.000
Volume Produksi Dengan Metode Fleksibel

Volume
volume Persediaan
Bulan Produksi
penjualan
Akhir Total Awal
Januari 15.000 16.000 31.000 20.000 11.000
Februari 16.000 13.000 29.000 16.000 13.000
Maret 16.000 10.000 26.000 13.000 13.000
April 14.000 7.000 21.000 10.000 11.000
Mei 12.000 6.000 18.000 7.000 11.000
Juni 10.000 7.000 17.000 6.000 11.000
Juli 7.000 11.000 18.000 7.000 11.000
Agustus 6.000 16.000 22.000 11.000 11.000
Septembe
9.000 18.000 27.000 16.000 11.000
r
Oktober 11.000 18.000 29.000 18.000 11.000
Nopember 12.000 17.000 29.000 18.000 11.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000
296.00
142.000 154.000 159.000 137.00
0
[ CITATION Sun18 \l 1033 ]
DAFTAR PUSTAKA

Christina, E. (2002). Anggaran Perusahaan. In E. Christina, Anggaran Perusahaan (p. 60).


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Munandar. (1998). Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan
Kerja. In Munandar, Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan
Pengawasan Kerja (p. 32). Yogyakarta: BPFE UGM.
Nayyira, D. K. (2017, Oktober). Dictio. Retrieved from dictio.id: https://www.dictio.id/t/apa-
yang-dimaksud-dengan-anggaran-produksi-production-budget/13614
Poerwanto, H. (2020, Oktober). Budgeting. Retrieved from sites.google.com:
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-produksi/langkah-
praktis-menyusun-anggaran-produksi
Saputro, A. (1995). Anggaran Perusahaan 1. In A. Saputro, Anggaran Perusahaan (p. 35).
Yogyakarta: Penerbit Grasindo.
Sunset. (2018). My Sunset. Retrieved from mysunsetland.bogspot.com:
http://mysunsetland.blogspot.com/2016/12/anggaran-produksi.html#

Anda mungkin juga menyukai