Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Tugas Tutorial 2
Auditing I (EKSI4308)

1. Apa yang harus dilakukan auditor dalam laporan auditnya jika ia


menyatakan pendapat tidak wajar atas laporan keuangan perusahaan?

Pendapat tidak wajar (adverse opinion) diberikan oleh auditor jika laporan
keuangan secara keseluruhan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Dalam PSA No. 29 SA Seksi 508 par. 58-60 dinyatakan bahwa
jika auditor menyatakan pendapat tidak wajar, maka auditor harus menjelaskan
dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporan audit
mengenai:
a) Alasan-alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.
b) Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar
terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas jika praktis untuk
dilakukan. Jika dampak tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan
audit harus menyatakan hal tersebut.
Paragraf pendapat juga harus berisi penunjukan langsung ke paragraf terpisah
yang menjelaskan dasar untuk pendapat tidak wajar.

Referensi:
Sumiyana, Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L.
(2021).
Auditing I. Penerbit Universitas Terbuka. Hal 5.9-5.10 dan 5.57.

2. Dalam keadaan adanya bagian audit anak perusahaan dilaksanakan oleh


auditor independen lain, bagaimana kaitan tanggung jawab auditor dengan

1
keputusan pengacuan yang dapat dilakukannya atas pekerjaan yang dilakukan
auditor independen lain? Jelaskan dengan singkat!

Auditor utama harus menentukan apakah akan mengacu atau tidak mengacu
pada bagian audit yang dilakukan oleh auditor lain dalam laporannya. Jika
auditor utama memutuskan untuk memikul tanggung jawab atas pekerjaan
auditor lain, selama pekerjaan tersebut berkaitan dengan pendapat auditor
utama atas laporan keuangan secara keseluruhan, tidak ada pengacuan yang
harus dibuat terhadap pekerjaan auditor lain. Sebaliknya, jika auditor utama
memutuskan untuk tidak memikul tanggung jawab tersebut, maka laporannya
harus menunjukkan pengacuan terhadap audit yang dilakukan auditor lain.

Laporan juga harus menunjukkan secara jelas pembagian tanggung jawab


antara auditor utama dan auditor lain dalam pernyataan pendapat atas laporan
keuangan, baik dalam paragraf pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf
pendapat. Auditor lain tetap bertanggung jawab atas pekerjaan dan
laporannya, tanpa memperhatikan keputusan yang diambil oleh auditor utama.
Pengacuan dalam laporan auditor utama terhadap audit yang dilakukan auditor
lain tidak diartikan sebagai pengecualian pendapat, namun merupakan suatu
petunjuk tanggung jawab yang terpisah di antara auditor-auditor yang
melakukan audit terhadap berbagai komponen laporan keuangan secara
keseluruhan.

Referensi:
Sumiyana, Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L.
(2021).
Auditing I. Penerbit Universitas Terbuka. Hal 5.33-5.36.

3. Sebutkan dan jelaskan teknik dasar dalam menyusun kertas kerja yang baik!

Teknik dasar dalam menyusun kertas kerja audit ( audit workpaper) yang baik
antara lain yaitu:
a) Judul (Heading)
2
Setiap kertas kerja harus memuat nama klien, judul deskriptif yang
dapat mengidentifikasi isi dari kertas kerja, dan tanggal neraca atau
periode yang menjadi ruang lingkup audit. Contoh judul kertas kerja
adalah "Rekonsiliasi Bank-Bank DEF".
b) Nomor Indeks (Index Number)
Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau nomor referensi untuk
tujuan pengarsipan atau identifikasi. Contohnya adalah A-1, B-1, dll.
c) Referensi Silang (Cross-Reference)
Jika dalam kertas kerja terdapat data yang diambil dari kertas kerja
lainnya, atau data dalam kertas kerja digunakan dalam kertas kerja lain,
maka harus diberi referensi silang dengan nomor.
d) Tanda Koreksi (Tickmark)
Tanda koreksi adalah tanda berupa simbol-simbol seperti tanda
checklist (√) yang digunakan dalam kertas kerja. Tanda ini menunjukkan
bahwa auditor telah melaksanakan prosedur pada item-item yang diberi
tanda tersebut. Tanda tersebut bisa juga menunjukkan bahwa informasi
tambahan mengenai item tersebut dapat diperoleh di bagian lain dari
kertas kerja.
e) Tanda Tangan dan Tanggal (Signatures and Date)
Tanda tangan (paraf) dan tanggal diberikan pada kertas kerja setelah
penyusun dan reviewer kertas kerja selesai menyelesaikan tugasnya
masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menetapkan tanggung jawab
atas pekerjaan dan review yang dilakukan.

Referensi:
Sumiyana, Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L.
(2021).
Auditing I. Penerbit Universitas Terbuka. Hal 6.54-6.55.

4. Apakah yang dimaksud dengan asersi manajemen? Sebutkan beberapa


asersi manajemen!

3
Asersi manajemen (management assertion) adalah pernyataan manajemen
yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan yang dapat bersifat
implisit atau eksplisit (PSA No. 07 SA Seksi 326). Asersi manajemen dapat
didefinisikan sebagai representasi implisit atau eksplisit yang dinyatakan oleh
manajemen mengenai transaksi-transaksi dan akun-akun terkait serta
penyajiannya di dalam laporan keuangan. Asersi manajemen menjadi panduan
auditor untuk merencanakan pengumpulan bukti audit.

Beberapa asersi manajemen antara lain yaitu:


a) Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurrence)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas ada
pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi
selama periode tertentu.
b) Kelengkapan (Completeness)
Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang
seharusnya disajikan di dalam laporan keuangan telah dicantumkan di
dalamnya.
c) Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak dan ada di
bawah kontrol entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada
tanggal tertentu.
d) Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan biaya telah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya.
e) Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen dalam
laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan
dengan semestinya.

Referensi:
Sumiyana, Bone, H., Pribadi, A., Khaidir, I. A., Muhsyi, A. A., & Nurjanah, L.
(2021).

4
Auditing I. Penerbit Universitas Terbuka. Hal 6.21-6.22.

Anda mungkin juga menyukai