Anda di halaman 1dari 24

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha

dan cara memperoleh modal


A. Cara Menilai Kebutuhan Usaha
1. Pengertian Kebutuhan Usaha
Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan
perusahaan berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang
harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga
perusahaan beroperasi. Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung
dari bidang usaha masing-masing perusahaan. Artinya, jenis dan jumlah kebutuhan antara satu
bidang dengan bidang yang lain jelas berbeda. Misalnya, bidang usaha perhotelan memerlukan
jenis dan jumlah kebutuhan usaha yang berbeda dengan bidang industri, berbeda pula dengan
bidang pertanian coklat.
Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan
akurat. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan pada saat usaha hendak
dijalankan. Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan biaya dan kelebihan
mengakibatkan ada yang mubazir dan tidak bermanfaat sehingga pengeluaran biaya menjadi
berlebihan. Jumlah kebutuhan usaha perusahaan juga disesuaikan dengan tujuan peusahaan dapat
ini. Namun, dapat pula dibuat kebutuhan untuk beberapa periode ke depan. Penyusunan
kebutuhan ini harus dilakukan secara benar sehingga tidak ada yang ditinggalkan.
Setelah jenis-jenis kebutuhan disusun secara lengkap, langkah selanjutnya adalah
menentukan komponen harga setiap jenis kebutuhan. Harga pada setiap jenis komponen yang
ditetapkan harus benar-benar sesuai dengan harga pasar, atau harga dipatok berdasarkan prediksi
kondisi yang akan terjadi pada periode tertentu. Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun
secara rinci sehingga terlihat secara jelas apa saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan. Selain
itu, dapat diketahui jumlah biayasetiap komponen dan pada akhirnya dapat dihitung total biaya
yang dibutuhkan untuk mendirikan atau menjalankan usaha tersebut.
Dengan diketahui total kebutuhan usaha, dapat diketahui berapa kekurangan dana yang
dimiliki sekarang ini. Untuk menutup kekurangan biaya kebutuhan usaha tersebut dapat
dicarikan dari berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Namun
biasanya untuk usaha baru berjalan, pihak perbankan sulit atau bahkan tidak mau meminjamkan
modal. Dalam praktiknya perbankan hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan baik yang
merupakan perluasan usaha atau penambahan kapasitas produksi. Artinya dunia perbankan
hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan. Oleh karena itu, untuk usaha yang baru
kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau pihak lainnya. Modal sendiri dapat
berupa penyetoran modal dari pemegang saham atau dari modal sumbangan. Bagi perusahaan
yang sudah berjalan, di samping modal bank dapat pula menggunakan cadangan laba atau laba
yang belum dibagi.[1]

2. Biaya Kebutuhan Usaha


Setelah kita mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan untuk usaha, kita akan merinci
jumlah setiap kebutuhan. Kemudian harus disusun anggaran untuk kegiatan dalam periode
tertentu. Artinya dengan mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan usaha, kita dapat membuat
rencana anggaran untuk memulai suatu usaha dan selama perusahaan berjalan beberapa periode.
Besarnya dana (uang) yang akan digunakan untuk menutup biaya dan jenis-jenis biaya yang
diperlukan dibuat secara rinci berdasarkan harga saat ini. Rincian komponen jenis kebutuhan dan
total biaya yang dikeluarkan ini kita kenal dengan nama biaya kebutuhan usaha. Banyaknya jenis
dan jumlah yang digunakan untuk kebutuhan usaha disesuiakan dengan jenis usaha yang akan
dijalankan. Artinya komponen biaya kebutuhan usaha tergantung dari jenis usahanya.
Secara garis besar jenis-jenis komponen kebutuhan usaha meliputi:
a. Biaya prainvestasi.
Biaya prainvestasi adalah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka memulai suatu
usaha. Jenis biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini misalnya biaya survei lapangan, biaya
pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, pengurusan dan pembersihan lahan, serta biaya
prainvestasi lainnya.
b. Biaya pembelian aktiva tetap.
Biaya pembelian aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap tidak
berwujud. Biaya pembelian aktiva tetap berwujud adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk
membeli aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin-mesin atau
peralatan, pembelian kendaraan operasional, pembelian inventaris kantor, seperti meja, kursi,
dan komputer. Sementara itu, aktiva yang tidak berwujud terdiri pembelian lisensi, hak paten,
atau sistem franchising (waralaba).
c. Biaya operasional.
Biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan adalah sejumlah dana yang
digunakan untuk mejalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Biaya operasional meliputi
gaji karyawan, upah, biaya listrik, biaya telepon, air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi,
biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.[2]
3. Contoh Kebutuhan Usaha
Setelah kita merinci komponen kebutuhan investasi, selanjutnya kita akan memasukkan
nilai rupiah yang dibebankan pada setiap komponen ke dalam suatu daftar atau tabel. Tujuannya
agar mudah dibaca dan dipahami serta dianalisis kebenaran dan keakuratannya. Hal ini juga
dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan persiapan pendirian dan
menjalankan suatu usaha.
Berikut ini contoh kasus untuk menilai biaya kebutuhan investasi yang dikeluarkan jika
kita hendak mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pom bensin disuatu
wilayah tertentu.
a. Biaya prainvestasi Rp. 350.000.000,00
b. Pembelian aktiva tetap
1) Biaya pembelian tanah untuk lokasi Rp. 9.000.000.000,00
SPBU (3000 m)
2) Biaya bangunan dan prasarananya:
 Bangunan kantor 1 buah Rp. 50.000.000,00
 Kioas penjualan 4 buah Rp. 70.000.000,00
 Bangunan gudang 1 buah Rp. 25.000.000,00
 Mushola 1 buah Rp. 10.000.000,00
 Toilet 2 buah Rp. 10.000.000,00
 Bangunan genset 1 buah Rp. 90.000.000,00
 Jalan dan penerangan Rp. 75.000.000,00
 Pagar dan taman Rp. 15.000.000,00
 Rumah racun api Rp. 20.000.000,00
 Signboard Pertamina 2 buah Rp. 15.000.000,00
 Mobil 2 buah Rp. 300.000.000,00
 Motor 2 buah Rp. 25.000.000,00
 Sarana dan perlengkapan lainnya Rp. 50.000.000,00
3) Biaya pembelian peralatan
 Tangki pendam 4 buah Rp. 800.000.000,00
 Pompa BBM 6 buah Rp. 300.000.000,00
 Listri PLN 10.000 watt Rp. 15.000.000,00
 Mesin diesel 2 buah Rp. 80.000.000,00
 Pemadam api Rp. 55.000.000,00
4) Inventaris kantor
 Meja 3 buah Rp. 1.500.000,00
 Kursi 6 buah Rp. 1.200.000,00
 Lemari dan rak 3 buah Rp. 2.250.000,00
 Komputer 2 buah Rp. 8.000.000,00
 Telepon 2 buah Rp. 1.500.000,00
 Mesin fax 1 buah Rp. 1.000.000,00
 Mesin ketik manual 1 buah Rp. 500.000,00
5) Modal kerja
 Biaya bahan baku selama 1 bulan Rp. 500.000.000,00
 Biaya tenaga kerja 6 bulan Rp. 45.000.000,00
 Listrik, air, telepon dan lain-lain Rp. 35.000.000,00

Jumlah kebutuhan investasi Rp. 11.950.950.000,00


Dana yang tersedia (modal asing) Rp. 7.000.000.00,00
Dana pinjaman (harus dicari) Rp. 4.950.950.000,00

Secara garis besar kebutuhan investasi digambarkan sebagai berikut:


No. Kebutuhan investasi Jumlah (rupiah)
1. Biaya prainvestasi 350.000.000,00
2. Biaya pembelian tanah untuk lokasi 9.000.000.000,00
SPBU
3. Biaya bangunan dan prasarananya 755.000.000,00
4. Biaya pembelian peralatan 1.250.000.000,00
5. Inventaris kantor 15.950.000,00
6. Modal usaha 580.000.000,00
Jumlah kebutuhan dana 11.950.950.000,00
Dana sendiri 7.000.000.000,00
Dana pinjaman bank 4.950.950,00

B. Cara Memperoleh Modal


1. Pengertian Modal
Untuk mendirikan atau menjalankan usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga
(keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha,
mulai dari biaya prainvestas, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap,
sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan
seseorang untuk mengelola dan menjalankan suatu usaha.
Modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan
(prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri
(memiliki badan usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei
lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya investasi lainnya. Setelah biaya
prainvestasi dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk membeli sejumlah aktiva (harta) tetap.
Biaya ini dekeluarkan untuk mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat atau alat untuk
melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung, pembelian
mesin-mesin, dan peralatan kantor. Disamping itu, modal juga diperlukan untuk membiayai
operasi usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap. Dalam
kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Masing-masing memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya
jumlah modal yang diperlukan. Misalnya, jenis usaha pabrikan berbeda dengan pertanian. Hal ini
yang mempengaruhi besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu perusahaan
menghasilkan produk yang diinginkan. Usaha yang memerlukan jangka waktu yang panjang
memerlukan modal yang relatif lebih besar pula.
Sementara itu, kebutuhan modal tenaga keahlian perusahaan disesuiakan dengan
kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Kebutuahan akan tenaga ahli yang akan
menjalankan usaha dapat diperoleh dari rekrutmen karyawan (penarikan pegawai) dari berbagai
sumber, seperti melalui iklan, dari surat lamaran yang masuk, referensi (kenalan) atau perguruan
negeri. Untuk memperoleh karyawan seperti yang dipersyaratkan, perlu dilakukan proses seleksi.
Agar hasil yang diperoleh maksimal, para calon karyawan yang sudah diseleksi sebagian atau
seluruhnya diberikan pelatihan agar mereka bertambah ahli dan terbiasa dengan pekerjaan yang
akan dilakukan nanti.[3]
2. Jenis-Jenis Modal Usaha
Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Modal investasi; dan
b. Modal asing.
Kedua jenis modal ini berbeda baik dalam penggunaannya maupun jangka waktunya.
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan berulang-ulang.
Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Sedangkan modal kerja digunakan untuk jangka pendek
dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak
lebih dari satu tahun. Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli
aktiva tetap, sperti tanah, bangunan atau gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, dan
inventaris lainya. Modal investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu
usaha dan biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan atau untuk perluasan pabrik.
Modal investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang (lebih dari
setahun). Pinjaman ini biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
Setelah kebutuhan modal investasi terpenuhi, selanjutnya adalah pemenuhan kebutuhan
modal kerja. Modal kerja, yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
pada saat perusahaan sedang beroperasi. Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya
digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk
keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan biaya pemeliharaan serta biaya-
biaya lainnya. Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya maksimal
setahun). Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi dan modal kerja baik
secara bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung kebutuhan dan permintaan nasabah).[4]
3. Sumber-Sumber Modal
Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Modal sendiri
adalah modal dari pemilik usaha sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan.
Seperti yang dikemukakan di atas bahwa penggunaan masing-masing modal tergantung dengan
maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu pengembalian yang dibutuhkan
apakah jangka pendek atau jangka panjang. Disamping itu, jumlah atau nilai modal yang
diinginkan perusahaan juga menjadi pertimbangan khusus. Pertimbangan yang paling penting
adalah faktor besarnya biaya yang harus ditanggung. Hal ini penting karena merupakan
komponen biaya yang harus dikeluarkan. Disamping itu, faktor persyaratan yang harus dipenuhi
ada yang rumit dan ada yang mudah. Jadi, masing-masing modal memiliki keuntungan dan
kerugian, baik dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat
dipenuhi.
Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara gabungan antara modal
sendiri dan modal pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri, modal pinjaman, atau
modal gabungandari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan
pemilik usaha.
Pada awalnya untuk usaha baru, biasanya perusahaan lebih menitikberatkan pada modal
sendiri. Hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh modal pinjaman, terutama dari bank. Bank
biasanya jarang memberikan pinjaman untuk usaha baru, mengingat bank belum mengenal dan
nasabah belum berpengalaman. Namun, perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari perusahaan
nonbank atau lembaga keuangan bukan bank, seperti leasing atau pegadaian.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu modal
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan perusahaan.
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman tersebut, apakah untuk modal
investasi atau modal kerja, apakah sebagai modal utama atau hanya sekedar modal tambahan,
apakah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.
b. Masa pengembalian modal.
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke kreditor (bank). Bagi
perusahaan jangka waktu pengembalian investasi juga perlu dipertimbangkan, sehingga tidak
menjadi beban perusahaan dan tidak mengganggucash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu
pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
c. Biaya yang dikeluarkan.
Faktor biaya yang dikeluarkan harus dipertimbangkan secara matang, misalnya biaya bunga,
biaya administrasi, provisi dan komisi, atau biaya lainnya. Hal ini penting karena biaya
merupakan komponen produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga
jual dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank atau lembaga
keuangan kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Sebaiknya dipilih bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan biaya lainnya) yang paling
rendah (kompetitif) bagi perusahaan. Sekali lagi besarnya biaya yang dibebankan akan berakibat
pada meningkatnya biaya operasi dan pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
d. Estimasi keuntungan.
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang perlu menjadi
pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu
periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu
usaha. Oleh karena itu, perlu dibuat estimasi pendapatan dan biaya sebelum memperoleh
pinjaman modal.
Estimasi pendapatan yang akan diperoleh dimasa yang akan datang perlu diperhitungkan secara
teliti dan cermat dengan membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Estimasi
biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang akan
dikeluarkan pun perlu dibuat serinci mungkin
Pengertian masing-masing modal dilihat dari sumber asalnya dapat diuraikan sebagai
berikut:

a. Modal sendiri.
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan secara tertutup atau
terbuka. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha adalah tidak
adanya beban biaya bunga, tetapi hanya akan membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan
apabila perusahaan memperoleh keuntngan dan besarnya dividen tergantung dari keuntungan
perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban untuk mengembalikan modal yang telah digunakan.
Kerugian menggunakan modal sendiri adalah jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk
memperolehnya.
Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal selain berupa saham dapat juga
diambil dari cadangan laba atau laba yang belum dibagi. Namun, modal ini hanya dapat
digunakan perusahaan untuk sementara waktu. Untuk usaha tertentu, seperti yayasan dapat
menggunakan modal sumbangan atau hibah dari pihak lainnya.
b. Modal asing (pinjaman).
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga, biaya administrasi, seta biaya
provisi dan komisi yang besarnya relatif. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan
pengembalian pinjaman setelah jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia
dalam jumlah banyak. Disamping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:
1) Pinjaman dari dunia perbankan, baik perbankan swasta, pemerintah, maupun perbankan asing;
2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pengadaian, modal ventura, asuransi,
leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya;
3) Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan.[5]
4. Kelebihan dan Kekurangan Suatu Modal
Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing modal sebagai berikut:
a. Kelebihan modal sendiri
1) Tidak adanya biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban
perusahaan.
2) Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik
modal.
3) Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama.
4) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang akan ditanamkan pemilik akan
tetanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain.
b. Kekurangan modal sendiri
1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari
pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
2) Perolehan modal dari modal sendiri dalam jumlah tetentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) relatif lebih sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan
prospek usahanya.
3) Kurang motivasi, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi usahanya
lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.
c. Kelebihan modal pinjaman
1) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke berbagai
sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak
pihak berusaha menawarkan dananya ke perusahaanyang dinilai memiliki prospek cerah.
2) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal semdiri. Jika
menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan
adanya beban perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha
menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak tercemar.
d. Kekurangan modal pinjaman
1) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang diperoleh dari
lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar jasa, seperti bunga, biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi, materai, dan asuransi.
2) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah
disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan beban yang
harus ditanggung.
3) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang mengakibatkan
kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atau utang
yang belum atau akan dibayar.

e. Kelebihan modal campuran


Dapat mengatur komposisi modal yang diperlukan secara seimbang. Artinya, persentase modal
pinjaman disesuiakan dengan kebutuhan atau kekurangan modal sendiri.[6]
Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan perusahaan berdiri sampai
beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang harus dipenuhi
perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga perusahaan
beroperasi.
Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang
usaha masing-masing perusahaan. Artinya jenis dan jumlah kebutuhan antara satu
bidang dengan bidang yang lain jelas berbeda. Misalnya, bidang usaha perhotelan
memerlukan jenis dan jumlah kebutuhan usaha yang berbeda-beda dengan bidang
industry, berbeda pula dengan bidang pertanian cokelat.
Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan
akurat. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan pada saat
usaha hendak dijalankan. Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan
biaya dan kelebihan mengakibatkan ada yang mubazir dan tidak bermanfaat
sehingga pengeluaran biaya menjadi berlebihan. Jumlah kebutuhan usaha
perusahaan juga disesuaikan dengan tujuan perusahaan saat ini. Namun, dapat pula
dibuat kebutuhan untuk beberapa periode ke depan. Penyusunan kebutuhan ini harus
dilakukan secara benar sehingga tidak ada yang ketinggalan. Harga pada setiap jenis
komponen yang ditetapkan harus benar-benar sesuai dengan harga pasar.
Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara
jelas apa saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan. Selain itu, dapat diketahui
jumlah biaya setiap komponen dan pada akhirnya dapat dihitung total biaya yang
dibutuhkan untuk mendirikan atau menjalankan usaha tersebut.
Untuk menutupi kekurangan biaya kebutuhan usaha tersebut dapat dicarikan dari
berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Namun biasanya
untuk usaha yang baru berjalan, pihak perbankan sulit atau bahkan tidak mau
meminjamkan modal. Dalam praktiknya, perbankan hanya mau membiayai usaha
yang sudah berjalan baik yang merupakan perluasan usaha atau pernambahan
kapasitas produksi.

Kewirausahaan BAB 5 Menilai kebutuhan usaha


·
Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan perusahaan
berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang harus dipenuhi
perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga perusahaan beroperasi.
Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang usaha masing-
masing perusahaan. Artinya, jenis dan jumlah kebutuhan antara satu bidang dengan bidang yang lain
jelas berbeda.

Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan akurat.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan pada saat usaha hendak dijalankan.
Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan biaya dan kelebihan mengakibatkan ada yang
mubazir dan tidak bermanfaat sehingga pengeluaran biaya menjadi berlebihan.Setelah jenis-jenis
kebutuhan disusun secara lengkap, langkah selanjutnya adalah menentukan komponen harga setiap
jenis kebutuhan. Harga pada setiap jenis komponen yang ditetapkan harus benar-benar sesuai dengan
harga pasar, atau harga dipatok berdasarkan prediksi kondisi yang akan terjadi pada periode tertentu.
· Biaya Kebutuhan Usaha

Setelah kita mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan untuk usaha, kita akan merinci jumlah
setiap kebutuhan. Kemudian harus disusun anggaran untuk kegiatan dalam periode tertentu. Artinya
dengan mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan usaha, kita dapat membuat rencana anggaran untuk
memulai suatu usaha dan selama perusahaan berjalan beberapa periode.

Secara garis besar jenis-jenis komponen kebutuhan usaha meliputi:


1.Biaya prainvestasi.
- biaya pengurusan izin-izin
- biaya studi kelayakan
2. Biaya pembelian aktiva tetap.
a. Aktifa tetap berwujud ,seperti:
- tanah
- gedung/bangunan
- mesin
- kendaraan
- dan lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud, seperti:
- hak pate
- franchises
- merek
- dan lainnya
3. Biaya operasiona, terdiri dari:
- gaji karyawan
- upah
- biaya administrasi
- biaya listrik
- biaya telepon
- biaya air
- biaya pemeliharaan
- pajak
- premi asuransi
- biaya pemasaran
- dan biaya-biaya lainnya.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Disekitar, banyak kita saksikan orang yang selalu berusaha namun tidak pernah berhasil
dalam usahanya, diantara penyebabnya adalah kurangnya ketekunan, persiapan, dan manajmen
usaha yang baik, sehingga kadang usaha harus mandek ditengah jalan karena kehabisan modal,
sehingga sebelum mendirikan usaha salah satu hal yang sangat penting yang harus kita lakukan
adalah mengetahui kebutuhan usaha yang akan kita dirikan, mengkalkulasi dana yang akan kita
butuhkan ketika mendirikan usaha agar kita dapat menyesuaikan jenis usaha serta besar usaha
yang harus kita rintis dari awal dengan kondisi keuangan kita.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa masalah yang penulis temukan yang kemudian
dirumuskan sebagai berikut:
A. Apa Pengertian kebutuhan usaha?
B. Berapa Biaya kebutuhan usaha yang kita butuhkan?
C. Apa contoh kebutuhan usaha?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN


Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Mengetahui pengertian kebutuhan usaha
B. Mengetahui biaya kebutuhan usaha
C. Mengetahui contoh kebutuhan usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
MENILAI KEBUTUHAN USAHA

A. DEFINISI KEBUTUHAN USAHA


Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan
perusahaan berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang
harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga
perusahaan beroperasi[1].
Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang usaha
masing-masing perusahaan. Artinya jenis dan jumlah kebutuhan antara satu bidang dengan
bidang yang lain jelas berbeda. Misalnya, bidang usaha perhotelan memerlukan jenis dan jumlah
kebutuhan usaha yang berbeda dengan bidang industri, berbeda pula dengan bidang pertanian
Cokelat. Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan
akurat. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan pada saat usaha hendak
dijlankan. Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan biaya dan kelebihan akan
mengakibatkan adanya yang mubazir dan tidak bermanfaaat sehingga pengeluaran biaya menjadi
berlebihan.
Jumlah kebutuhan usaha perusahaan juga disesuaikan dengan tujuan perusahaan saat ini.
Namun, dapat pula dibuat kebutuhan untuk beberapa periode kedepan . penyusunan kebutuhan
ini harus dilakukan secara benar sehingga tidak ada yang ketinggalan. Setelah jenis-jenis
kebutuhan disusun secara lengkap, langkah selanjutnya adalah menentukan komponen harga
setiap jenis kebutuhan. Harga pada setiap jenis komponen yang diteapkan harus benar-benar
sesuai dengan harga pasar, atau harga dipatok berdasarkan prediksikondisi yang akan terjadi paa
periode tertentu.
Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara jelas apa
saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan.selain itu, dapat diketahui jumlah biaya setiap
komponen dan pada akhirnya dapat dihitung total biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan atau
menjalankan usaha tersebut. Dengan diketahuinya total kebutuhan usaha, dapat diketahui
beberapa kekurangan dana yang dimiliki sekarang ini. Untuk menutup kekurangan biaya
kebutuhan usaha tersebut dapat dicarikan dari berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun
modal pinjaman. Namun biasanya untuk usaha yang baru berjalan, pihak perbankan sulit atau
bahkan tidak mau meminjamkan modal.
Dalam peraktiknya perbankan hanya mau membiyai usaha yang sudah berjalan baik yang
merupaka perluasan usaha atau penambahan kapasitas produksi. Artinya dunia perbankan hanya
mau membiayai usaha yang sudah berjalan. Oleh karena itu untuk usaha yang baru kebutuhan
dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau pihak lainnnya. Modal sendiri dapat berupa
penyetoran modal dari pemegang saham atau dari modal sumbangan. Bagi perusahaan yang
sudah berjalan, disamping modal bank dapat pula menggunakan cadangan laba atau laba yang
belum dibagi.[2]

B. BIAYA KEBUTUHAN USAHA


Setelah kita mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan untuk usaha, kita akan merinci
jumlah setiap jenis kebutuhan kemudian harus dususun anggaran untuk kegiatan dalam periode
tertentu. Artinya dengan mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan usaha, kita dapat membuat
rencana anggaran untuk memulai suatu usaha dan selama perusahaan berjalan beberapa periode.
Besarnya dana (uang) yang akan digunakan untuk menutup biaya dan jenis-jenis biaya yang
diperlukan dibuat secara rinci berdasarkan harga saat ini.
Rincian komponen jenis kebutuhan dan total biaya yang dikeluarkan ini kita kenal dengan
nama biaya kebutuhan usaha disesuaikan dengan jenis usaha yang kan dijlankan. Artinya
komponen biaya kebutuhan usaha tergantung dari jenis usahanya. Secara garis besar jenis-jenis
komponen kebutuhan usaha meliputi:
1. Biaya prainvestasi
2. Biaya pembelian aktiva tetap
3. Biaya operasional[3].
Biaya prainvistasi adalah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka memulai
suatu usaha.jenis biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini misalnya biaya survei lapangan,
biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, pengurusan dan pembersihan lahan, serta
biaya praivestasi lainnya.
Biaya pembelian aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap yang berwujud dan aktiva tetap tidak
berwujud. Biaya pembelian aktiva tetap berwujud adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk
membeli aktiva tetap seperti pembelian tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin-mesin atau
peralatan,pembelian kendaraan operasional, pembelian inventanris kantor, seperti meja, kursi
dan computer.
Sementara itu, aktiva yang tidak berwujud terdiri dari pembelian lisensi, hak paten, atau
systemfranchising (walaba). Biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan
adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan .
biaya operasional meliputi gaji karyawan, upah , biaya listrik, biaya elpon, air biaya
pemeiharaan, pajak premi asuransi, biaya pemasaran dan biaya-biaya lainnya.
C. CONTOH KEBUTUHAN USAHA
Setelah kita merinci kompoen kebutuhan investasi, selanjutnya kita kan memasukkan nilai
rupiah yang dibebankan pada setiap komponen kedalam suatu daftar atau table. Tujuannya
adalah agar mudah dibaca dan dipahami serta dianalisis kebenran dan keakuratannya. Hal ini
juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan kegitan persiapan pendirian dan
menjalankan suatu usaha.
Berikutini contoh kasus untuk menilai biaya kebutuuhan in-vistasi yang dikeluarkan jika kita
hendak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau pom bensin disuatu lokasi tertentu.
No Nama Kebutuhan Jumlah
1 Biaya Pra investasi Rp. 350.000.000.00,-
2 Biaya Aktiva Tetap
a. Biaya pembelian tanah untuk lokasi SPBU
(3000 m) Rp. 9.000.000.000.00,-

b. Biaya bagunan dan parasarnanya Rp. 50.000.000.00,-


- Bangunan kantor 1 buah Rp. 70.000.000.00,-
- Kios penjualan 4 buah Rp. 25.000.000.00,-
- Bangunan gudang 1 buah Rp. 10.000.000.00,-
- Mushollah 1 buah Rp. 10.000.000.00,-
- Toilet 2 buah Rp. 90.000.000.00,-
- Banguna gengset 1 buah Rp. 75.000.000.00,-
- Jalan dan penerangan Rp. 15.000.000.00,-
- Pagar dan taman Rp. 20.000.000.00,-
- Rumah racun api Rp. 15.000.000.00,-
- Signboard pertamina 2 buah Rp. 25.000.000.00,-
- Mobil 2 buah Rp. 50.000.000.00,-
- Sarana dan perlengkapan lainnya

c. Biaya pembelian peralatan Rp. 800.000.000.00,-


- Tangki pendam 4 buah Rp. 300.000.000.00,-
- Pompa BBM 6 buah Rp. 15.000.000.00,-
- Listrik PLN 10.000 watt Rp. 80.000.000.00,-
- Mesin diesel 2 buah Rp. 55.000.000.00,-
- Pemadam api

d. Investasi kantor Rp. 1.500.000.00,-


- Meja 3 buah Rp. 1.200.000.00,-
- Kursi 6 buah Rp. 2.250.000.000,-
- Lemari dan rak 3 buah Rp. 8.000.000.00,-
- Computer 2 buah Rp. 1.000.000.00,-
- Telepon 2 buah Rp. 500.000.00,-
- Mesin fax 1 buah
Rp. 500.000.000.00,-
e. Modal kerja Rp. 45.000.000.00,-
- Biaya bahan baku selama 1 bulan 35.000.000.00,-
- Biaya tenaga kerja 6 bulan
- Listrik, air, telepon dll
Jumlah Kebutuhan investasi Rp. 11.950.950.000.00,-
Dana yang tersedia (modal sendiri) Rp.7. 000.000.000.00,-
Dana pinjaman Rp. 4.950.950.000.00,-

Secara garis besar kebutuhan investasi digambarkan sebagai berikut:


No Nama Kebutuhan Jumlah
1 Kebutuhan investasi
- Biaya prainvestasi Rp. 350.000.000.00,-
- Biaya pembelian tanah Rp. 9.000.000.000.00,-
- Biaya bagunan dan prasananya Rp. 755.000.000.00,-
- Biaya pembelian peralatan Rp. 1.250.000.000.00,-
- Inventaris kantor Rp. 15.950.000.00,-
- Modal kerja Rp. 580.000.000.00,-
Jumlah kebutuhan dana Rp. 11.950.950.000.00,-
Dana sendiri Rp. 7.000.000.000.00,-
Dana pinjaman bank Rp. 4.950.950.000.00,-
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwaKebutuhan usaha
adalah hal-hal yang harus dipenuhi perusahaan utnuk mendirikan dan menjalankan suatu usaha
pada awal perusahaan didirikan. Terdapat berbagai jenis kebututuhan sesuai dengan bidang
usaha masing-masing.
Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara jelas
komponen-komponen kebutuhan usaha yang diperlukan. Kemudian, dapat diketahui pula jumlah
biaya setiap komponen yang dibutuhkan untuk mendirikan atau menjalankan usaha tersebut.
Dengan diketahuinya total kebutuhan usaha,kita dapat mengetahui berapa kekurangan dana yang
kita miliki sekarang ini dari total kebutuhan usaha. Jenis dan jumlah yang digunakan untuk
kebutuhan usaha disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan.
http://ibnu-soim.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-menilai-kebutuhan-usaha.html

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disekitar, banyak kita saksikan orang yang selalu berusaha namun tidak pernah berhasil
dalam usahanya, diantara penyebabnya adalah kurangnya ketekunan, persiapan, dan manajmen
usaha yang baik, sehingga kadang usaha harus mandek ditengah jalan karena kehabisan modal,
sehingga sebelum mendirikan usaha salah satu hal yang sangat penting yang harus kita lakukan
adalah mengetahui kebutuhan usaha yang akan kita dirikan, mengkalkulasi dana yang akan kita
butuhkan ketika mendirikan usaha agar kita dapat menyesuaikan jenis usaha serta besar usaha
yang harus kita rintis dari awal dengan kondisi keuangan kita.
Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan
perusahaan berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, kebutuhan usaha adalah hal-hal yang
harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga
perusahaan beroperasi.
Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang usaha
masing-masing perusahaan. Artinya jenis dan jumlah kebutuhan antara satu bidang dengan
bidang yang lain jelas berbeda. Misalnya, bidang usaha perhotelan memerlukan jenis dan jumlah
kebutuhan usaha yang berbeda dengan bidang industri, berbeda pula dengan bidang pertanian
Cokelat.
Dengan diketahuinya total kebutuhan usaha, dapat diketahui beberapa kekurangan dana
yang dimiliki sekarang ini. Untuk menutup kekurangan biaya kebutuhan usaha tersebut dapat
dicarikan dari berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Namun
biasanya untuk usaha yang baru berjalan, pihak perbankan sulit atau bahkan tidak mau
meminjamkan modal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diuraikan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menilai kebutuhan usaha?
2. Baagaimana cara memperoleh modal?
C. Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu menilai kebutuhan usaha.
2. Mampu memperoleh modal.

BAB II
PEMBAHASAN
Menilai Kebutuhan Usaha
A. Pengertian kebutuhan usaha
Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari
persiapan perusahaan berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, Kebutuhan usaha adalah hal-
hal yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga
perusahaan beroperasi.
Kebutuhan usaha yang diperlukan terdiri dari beragam jenis tergantung dari bidang
usaha masing-masing perusahaan. Artinya jenis dan jumlah kebutuhan antara satu bidang dengan
bidang yang lain jelas berbeda. Misalnya, bidang usaha yang berbeda dengan bidang industry,
berbeda pula dengan bidang pertanian cokelat.
Baik jenis maupun jumlah kebutuhan usaha memerlukan penilaian secara benar dan
akurat. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan pada saat usaha hendak
dijalankan. Kekurangan akan menyebabkan adanya penambahan biaya dan kelebihan
mengakibatkan ada yang mubazir dan tidak bermanfaat sehingga pengeluaran biaya menjadi
kelebihan. Jumlah kebutuhan usaha perusahaan juga disesuaikan dengan tujuan perusahaan saat
ini. Namun, dapat pula dibuat kebutuhan untuk beberapa periode kedepan. Penyusunan
kebutuhan ini harus dilakukan secara benar sehingga tidak ada yang ketinggalan.
Setelah jenis-jenis kebutuhan disusun secara lengkap, langkah selanjutnya adalah
menentukan komponen harga setiap jenis kebutuhan. Harga pada setiap komponen yang
ditetapkan harus benar-benar sesuai dengan harga pasar, atau harga dipatok berdasarkan prediksi
kondisi yang akan terjadi pada periode tertentu.
Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara jelas
apa saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan. Selain itu, dapat diketahui jumlah biaya setiap
komponen dan pada akhirnya dapat dihitung biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan atau
menjalankan usaha tersebut.
Dengan diketahuinya total kebutuhan usaha, dapat diketahui berapa kekurangan dana
yang dimiliki sekarang ini. Untuk menutup kekurangan biaya kebutuhan usaha tersebut dapat
dicarikan dari berbagai sumber, baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Namun
biasanya untuk usaha yang baru berjalan, pihak perbankan sulit atau bahkan tidak mau
meminjamkan modal.
Dalam praktiknya perbankan hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan baik
yang merupakan perluasan usaha atau penambahan kapasitas produksi. Artinya dunia perbankan
hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan. Oleh karena itu, untuk usaha yang baru
kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau pihak lainnya. Modal sendiri dapat
berupa penyetoran modal dari pemegang saham atau dari modal sumbangan. Bagi perusahaan
yang sudah berjalan, disamping modal bank dapat pula menggunakan cadangan laba atau laba
yang belum dibagi.
B. Biaya kebutuhan usaha
Setelah kita mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan untuk usaha, kita akan merinci
jumlah setiap jenis kebutuhan. Kemudian harus disusun anggaran untuk kegiatan dalam periode
tertentu. Artinya, dengan mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan usaha, kita dapat membuat
rencana anggaran untuk memulai suatu usaha dan selama perusahaan berjalan beberapa periode.
Besarnya dana (uang) yang akan digunakan untuk menutup biaya dan jenis-jenis biaya
yang diperlukan dibuat secara rinci berdasarkan harga saat ini, rincian komponen jenis
kebutuhan dan total biaya yang dikeluarkan ini kita kenal dengan nama biaya kebutuhan usaha.
Banyaknya jenis dan jumlah yang digunakan untuk kebutuhan usaha disesuaikan dengan jenis
usaha yang akan dijalankan. Artinya, komponen biaya kebutuhan usaha tergantung dari jenis
usahanya.
Secara garis besar jenis-jenis komponen kebutuhan usaha meliputi :
1. Biaya pra investasi terdiri dari :
a. Biaya pengurusan izin-izin
b. Biaya studi kelayakan
2. Biaya pembelian aktiva tetap, dibagi menjadi dua. Yaitu :
a. Aktiva tetap berwujud, seperti :
- Tanah
- Gedung/bangunan
- Mesin
- Kendaraan
- Dan lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud, seperti :
- Hak paten
- Franchises
- Merek
- Dan lainnya
3. Biaya operasional, terdiri dari :
a. Gaji karyawan
b. Upah
c. Biaya administrasi
d. Biaya listrik
e. Biaya telepon
f. Biaya air
g. Biaya pemeliharaan
h. Pajak
i. Premi asuransi
j. Biaya pemasaran
k. Dan biaya lainnya
C. Contoh kebutuhan usaha
Setelah kita merinci komponen kebutuhan investasi selanjutnya kita akan memasukkan
nilai rupiah yang dibebankan pada setiap komponen kedalam suatu daftar atau tabel. Tujuannya
adalah agar mudah dibaca dan dipahami serta dianalisis kebenaran dan keakuratannya. Hal ini
juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan persiapan pendirian dan
menjalankan suatu usaha.
Cara Memperoleh Modal
A. Pengertian Modal
Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan
tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan
usaha, melalui dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian
aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan
kemampuan seseorang untuk mengelolah atau menjalankan suatu usaha.
Modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perushaan
(prainvestasi), mulai dari perapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki
badan usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survey lapangan , biaya
pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi lainnya.
Setelah biaya prainvestasi dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk membeli sejumlah
aktiva (harta) tetap. Biaya ini dikeluarkan untuk mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat
atau alat untuk melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah, pendirian bagunan atau gedung,
pembelian mesin-mesin, dan peralatan kantor. Di samping itu modal juga digunakan untuk
mebiayai operasi usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya.
B. Jenis-Jenis Modal Usaha
Seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa jenis modal yang dapat digunakan
untuk kegiatan usaha. Pada dasarnya, kebutahan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua
jenis yaitu:
1. Modal investasi; dan
2. Modal kerja.
Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam penggunaanya maupun jangka waktunya.
Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan berulang-ulang.
Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Sementara modal kerja yang digunakan untuk jangka
pendek dan beberapa kali pakai dalam suatu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya
tidak lebih dari satu tahun.
Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap,
seperti tanah, bangunan atau gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, inventaris lainnya.
Modal investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha dan
biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan atau untuk perluasan pabrik. Modal
investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang ( lebih dari setahun).
Pinjaman ini biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
Setelah kebutuhan modal terpenuhi, selanjutnya adalah pemenuhan kebutuhan madal kerja.
Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan pada saat
perusahaan di operasikan. Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan
sekali atau beberapa kali prose produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan untuk membeli
bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliaharran serta biaya-biaya lainnya.

C. Sumber-Sumber Modal
Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Modal sendiri
adalah modal dari pemilik usaha sedangkan modal asing adalah modal dari luar perudsahaan.
Seperti dikemukakan diatas bahwa penggunaan masing-masing modal tergantung dengan
maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu pengembalian yang dibutuhkan
akankah jangka pendek atau jangka panjang. Di samping itu, jumlah atau nilai modal yang
diinginkan perusahaan juga menjadi pertimbangan khusus. Pertimbangan paling adalah faktor
besarnya biaya yang harus ditanggung. Hal ini penting karena ini merupakan komponen biaya
yang harus dikeluarkan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu modal
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman tersebut, apakah untuk modal
investasi atau modal kerja, apakah sebagai modal utama atau hanya sekedar modal tambahan,
apakah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.
2. Masa pengembalian modal
Dalam waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke kreditor (bank). Bagi perusahaan
jangka waktu pengembalian investasi juga perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi beban
perusahaan dan tidak menganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3. Biaya yang dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara matang, misalanya biaya
bunga, biaya administrasi, provisi dan komisi, atau biaya lainnya. Hal ini penting karena biaya
merupakan komponen produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga
jual dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank atau lembaga
keuangan kepada nasabahberbeda-beda antara satu dengan lainnya.
4. Estimilasi keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang perlu menjadi
pertimbangan. Etimilasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu
priode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengfambilan dana suatu
usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan etimilasi pendapatan dan biaya sebelum memperoleh
pinjaman modal.
1. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan
saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka .
keuntungan menggunakan modal sendiri untum membiayai suatu usaha adalah tidak adanya
beban membayar bunga, tetapi hanya membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan apabila
perusahaan memperoleh keuntungan dan besar dividen tergantung besarnya dari keuntungan
perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban mengembalikan modal yang digunakan. Kerugian
menggunakan modal sendiri adalah jumlahnya sangat terbatas dan relative sulit untuk
memperolehnya.
2. Modal asing (pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan
biayanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha
akan menimbulkan beban biaya bunga, biaya administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang
besarnya relative. Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman setelah
jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia
dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:
1. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah, maupun perbankan
asing.
2. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura, asuransi, leasing,
dana pension, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya;
3. Pinjaman dari perusahaan nonkeuagan.
D. kelebihan dan kekurangan suatu modal
Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing modal adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan modal sendiri
a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban
perusahaan.
b. Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik
modal.
c. Tanpa memelukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relative lama.
d. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan
tertanam lam dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan kepihak lain.
2. Kekurangan modal sendiri
a. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari
pemilik dan jumlahnya relative terbatas.
b. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon pemengan
saham baru) relative lebih sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek
usahanya.
c. Kurang motivasi, artinya pemilik usaha yang menggunkan modal sendiri motivasi usahanya
lebih rendah dibandingkan dengan menggunkan modal asing.
3. Kelebihan modal pinjaman
a. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman keberbagai
sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak
pihak perusahaan yang menawarkan dananya keperusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.
b. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebaikan menggunkan modal sendiri. Jika
menggunkan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan
adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman.
4. Kekurangan modal pinjaman
a. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang diperoleh dari
lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti bunga, biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi, meterai dan asuransi.
b. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan suatu beban
yang harus ditanggung.
c. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang mengakibatkan
kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral atas utang
yang belum atau akan dibayar.
5. Kelebihan modal campuran
Dapat mengatur komposisi modal yang diperlukan secara seimbang. Artinya presentasi modal
pinjaman sesuai dengan kebutuhan atas kekurangan modal sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kebutuhan usaha adalah hal-hal yang harus dipenuhi perusahaan utnuk mendirikan dan
menjalankan suatu usaha pada awal perusahaan didirikan. Terdapat berbagai jenis kebututuhan
sesuai dengan bidang usaha masing-masing. Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun
secara rinci sehingga terlihat secara jelas komponen-komponen kebutuhan usaha yang
diperlukan. Kemudian, dapat diketahui pula jumlah biaya setiap komponen yang dibutuhkan
untuk mendirikan atau menjalankan usaha tersebut.
Sedangkan modal Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan
usaha, melalui dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian
aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan
kemampuan seseorang untuk mengelolah atau menjalankan suatu usaha. Modal yang pertama
kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perushaan (prainvestasi), mulai dari
perapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan usaha). Contoh
biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survey lapangan , biaya pembuatan studi
kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi lainnya.
B. Saran
Setelah membahas makalah ini, semoga kita semua kelak menjadi guru yang professional
dibidangnya, serta mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Karena keberhasilan seorang
tenaga didik dalam melahirkan generasi bangsa tergantung pada pendidiknya. Jadi, sebaiknya
kita ber etika baik di depan maupun di belakang siswa, terutama di depan siswa
http://fisika-atom.blogspot.co.id/2015/02/menilai-kebutuhan-usaha-dan-memproleh.htmlJUMRAN JUM

Anda mungkin juga menyukai