Anda di halaman 1dari 4

CARA MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK

A. Menghitung Penghasilan Kena Pajak Dengan Menggunakan Pembukuan


Untuk WP badan besarnya PKP dihitung berdasarkan besarnya penghasilan neto, sedangkan
untuk WP orang pribadi besarnya PKP sama dengan penghasilan neto dikurangi PTKP. Rumusnya
sebagai berikut :
PKP orang pribadi = penghasilan neto PTKP
= (penghasilan bruto biaya yang dikenakan UU PPh) PTKP
Besarnya PKP wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan,
termasuk :
1. Biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha.
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memproleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

dari satu tahun.


Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh MENKEU.
Kerugian atasa penjualan harta yang dimilik dan digunakan dalam perusahaan.
Kerugian selisih kurs.
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.
Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
Piutang nyata-nyata yang tidak dapat ditagih.
Sumbangan dalam penanggulangan bencana.
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang ketentuannya diatur

11.
12.
13.
14.

pemerintah.
Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang diatur peraturan pemerintah.
Sumbangan fasilitas pendidikan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Sumbangan pembinaan olah raga yang diatur dalam peraturan pemerintah.
Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya.

Untuk menghitung PKP bagi WP dalam negeri dan BUT tidak boleh dikurangkan dengan :
1. Pembagian laba dengan nama dan bentuk apapun.
2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,
atau anggota.
3. Pembentukan atau pembentukan dana cadangan.
4. Premi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang
pribadi.
5. Imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau
kenikmatan.
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau dengan
orang yang memeiliki hubungan istimewa terkait dengan suatu pekerjaan.
7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan.

8. Pajak penghasilan.
9. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi WP atau yang menjadi tanggungannya.
10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham.
11. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda
yang berkenaan dengan pelaksanaan perpu di bidang perpajakan.
12. Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
13. Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang PPh-nya
dihitung dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan neto.
B. Menghitung Penghasilan Kena Pajak Dengan Menggunakan Norma Perhitungan
Penghasilan Neto
Perhitungan PKP dengan menggunakan norma perhitungan neto, besarnya penghasilan neto
adalah sama besarnya dengan besarnya (persentase) norma perhitungan netto dikalikan dengan
jumlah peredaran usaha atau penerimaan bruto pekerjaan bebas setahun.
WP yang boleh menggunakan norma perhitungan penghasilan neto adalah WP orang pribadi
yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Peredaran brutonya kurang dari Rp 4.800.000.000,- per tahun
2. Mengajukan permohonanb dalam jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun buku.
3. Menyelenggarakan pencatatan.
PENGHASILAN KENA PAJAK
Penghasilan kena pajak adalah penghasilan Wajib Pajak yang menjadi dasar untuk
menghitung pajak penghasilan. Pendapatan kena pajak diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan.

Penghasilan kena pajak didapat dengan menghitung penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Apabila dalam menghitung penghasilan kena
pajak, penghasilan bruto setelah dikurangkan dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan didapat kerugian maka kerugian tersebut dikompensasikan mulai dengan
penghasilan tahun pajak berikutnya sampai dengan berturut-turut lima tahun.
Untuk Wajib Pajak dalam negeri orang pribadi, dalam menghitung penghasilan kena pajak
diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak adalah
sebagai berikut:

1) Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi:


Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri adalah sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena PajakTarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%
di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- 15%
di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,di atas Rp 500.000.000,-

25%

30%

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan
persen).
2) Tarif tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diturunkan menjadi paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2a) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25% (dua puluh lima persen)
yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.
(2b) Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40%
(empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek
di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5%
(lima persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat
(2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
(2c) Tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final.
(2d) Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2c) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
3) Besarnya lapisan Penghasilan Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan.
4) Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jumlah Penghasilan
Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
5) Besarnya pajak yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang terutang pajak
dalam bagian tahun pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (4), dihitung sebanyak
jumlah hari dalam bagian tahun pajak tersebut dibagi 360 (tiga ratus enam puluh) dikalikan
dengan pajak yang terutang untuk 1 (satu) tahun pajak.

6) Untuk keperluan penghitungan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (5), tiap bulan yang
penuh dihitung 30 (tiga puluh) hari.
7) Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan tarif pajak tersendiri atas penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi
sebagaimana tersebut pada ayat (1).

Anda mungkin juga menyukai