Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEORI AKUNTANSI

SITI HAJAR PRATIWI


142150205/EA-A

1. Kenapa perusahaan terdorong untuk melakukan tanggung jawab sosial?


Terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat mendorong perusahaan
melakukan tanggung jawab sosial(CSR). Faktor eksternal terutama berkaitan
dengan kritik organisasi masyarakat sipil terhadap kinerja sosial dan lingkungan
perusahaan. Sejarah hubungan antara perusahaan dan masyarakat mencatat
banyak peristiwa tragis yang disebabkan operasi perusahaan. Organisasi
masyarakat sipil memprotes kinerja yang buruk, yang kemudian ditanggapi oleh
perusahaan. Tanggapan defensif serta kamuflase hijau memperumit masalah,
sedang yang positif menghasilkan perkembangan CSR.

Institusi pembiayaan yang kian kritis menanamkan investasi memperkuat


kecenderungan CSR. Demikian pula konsumen yang juga bersedia membayar
untuk produk-produk tertentu yang dihasilkan perusahaan berkinerja sosial dan
lingkungan baik. Terakhir, pasar tenaga kerja yang menunjukkan adanya
pergeseran pilihan dengan mempertimbangkan reputasi perusahaan.

Faktor internal, misalnya, kepemimpinan puncak manajemen perusahaan


yang melihat CSR merupakan sumber peluang memperoleh keunggulan
kompetitif (responsibility is opportunity). Cukup banyak pengamat yang
berpendapat bahwa faktor internal sebagai pendorong CSR semakin kuat
berperan di masa datang.

Menurut Bhatt, 2002 : 6) terdapat tiga alasan mengapa perusahaan


melakukan CSR
 Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional.
Demikian pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan
hukum, kesepakatan, konvensi ataupun standar internasional yang berlaku.
 Risk minimisation. Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus
menyadari impact nyata dan impact potensial secara sosio ekonimi, politik
maupun lingkungan. Berdasarkan pada kesadaran inilah, perusahaan harus
mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta prosedur untuk
meminimalisasi berbagai kerusakan atau kerugian yang mungkin dihasilkan
dari operasi perusahaan atau dari rekanan bisnisnya.
 Value Creation. Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi
kerusakan, perusahaan dapat menciptakan “positive social value” dengan
melibatkan masyarakat di dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi
sosial (innovative social investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog
kebijakan (policy dialogue), dan membangun istitusi masyarakat (building
civic institution), baik secara mandiri ataupun bersama dengan perusahaan
yang lain.

2. Sebutkan conceptual framework (kerangka teori) untuk CSR!


 Kontrak Sosial
Kontrak sosial bertujuan untuk menjelaskan batas-batas interaksi
yang dapat diterima antara peserta dalam masyarakat. Awalnya,
kontrak sosial berusaha untuk menjelaskan kekuatan dan kewajiban
pemerintah dengan membuat konsep kontrak teoritis yang ditarik di
antara individu (atau pemangku kepentingan). Ini dieksplorasi
kesetaraan, pembagian tanggung jawab dan kekuasaan, dan
penentuan praktik yang dapat diterima atau tidak dapat diterima
dalam mencapai kebutuhan masyarakat.
Konsep kontrak sosial pada awalnya didasarkan pada gagasan
'keadilan' bagi individu di dalam masyarakat. Namun, kontrak sosial
juga mengakui biaya kepada individu, meskipun bantuan yang
diberikan harus melebihi biaya terkait (baik keuangan dan sosial).
Karena sifat implisit dari kontrak sosial, beberapa orang mungkin
mengabaikan batas-batas perilaku yang diinginkan secara sosial.
Untuk melawan perilaku seperti itu, masyarakat memungkinkan
pembentukan pemerintah dengan kekuasaan untuk mengatur dan
membatasi individu. Pemerintah dapat menghukum individu atau
struktur sosial di mana mereka beroperasi menggunakan hukuman
yang bersifat finansial dan / atau membatasi kegiatan individu atau
kebebasan pribadi.
 Organizational Legitimacy
Menurut teori kontrak sosial, manajemen perusahaan berusaha
untuk memenuhi harapan masyarakat, sehingga memperoleh
legitimasi organisasi. Lindblom mendeskripsikan legitimasi
organisasi sebagai:
o kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas adalah
kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih
besar di mana entitas adalah bagiannya. Ketika perbedaan
aktual atau potensial, ada di antara dua sistem nilai, ada
ancaman terhadap legitimasi entitas. ”Lindblom juga
menyarankan:
o Legitimasi tidak identik dengan keberhasilan atau legalitas
ekonomi.
o Legitimasi ditentukan untuk ada ketika tujuan organisasi,
output, dan metode operasi sesuai dengan norma dan nilai-
nilai kemasyarakatan.
o Tantangan legitimasi terkait dengan ukuran organisasi dan
jumlah dukungan sosial dan politik yang diterimanya dengan
kemungkinan yang paling terlihat untuk ditantang.
o Tantangan legitimasi dapat melibatkan sanksi hukum, politik
atau sosial
 Political Economic Theory
Cara alternatif untuk mengamati pelaporan sosial dan lingkungan
adalah dari perspektif ekonomi politik. Teori ekonomi politik
menunjukkan bahwa sistem akuntansi bertindak sebagai mekanisme
yang digunakan untuk menciptakan, mendistribusikan dan
membingungkan kekuasaan, di mana laporan akuntansi berfungsi
sebagai alat untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi
[penekanan ditambahkan] pengaturan ekonomi dan politik, lembaga
dan tema ideologis yang berkontribusi pada kepentingan pribadi
perusahaan. Teori ekonomi politik, oleh karena itu, mengadopsi
perspektif yang mirip dengan teori legitimasi. sehubungan dengan
fungsi laporan tahunan dan alasan perusahaan untuk
mengungkapkan informasi. Oleh karena itu, tindakan yang
digambarkan oleh teori ekonomi politik dilihat sebagai 'sarana untuk
legitimasi organisasi

3. Carilah contoh di annual report yang menjelaskan tentang praktik CSR di


perusahaan!
(Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai