A. Lessor, disini lessor adalah mutlak dari sebuah perusahaan pembiayaan yang
telah diberi izin dari departemen keuangan untuk melakukan pembiayaan seperti
barang modalnya.
leasing, antara lessor dan lessee, biasanya lessee memerlukan barang modal dari
supplier, dan lessee mengajukan permohonan leasing kepada lessor agar barang
modal tersebut dibeli lessor, dan lessor dapa menyewakannya kepada lessee
perjanjian leasing, dalam hal ini lessee bisa dikenakan biaya asuransi bila terjadi
1
Taufik Effendy, Mekanisme Pemanfaatan Leasing Dalam Praktiknya, Junral: Al’Adl volume VII
nomor 13, Januari-juni 2015, Hal. 62
Gambar 2.1 Mekanisme Leasing Keterangan gambar:
A. Pada langkah awalnya adalah calon lessee melakukan negosiasi dengan supplier
akan kebutuhan barang modalnya, dalam negosiasi ini , lessee bisa bersepakat
akan harga, jenis barang, tipe dan masalah garansi dan hal-hal yang berhubungan
dengan barang modal tersebut. Maka pada langkah awalnya kita mendatangi
penyedia barang modal (supplier) untuk mengechek barang modal, tahapan ini
suatu surat pesanan (surat pesanan dalam hal Purchase order), yang mana
selanjutnya yang akan memesan dan membeli adalah lessor, dan nantinya barang
C. Lessee disini bukanlah sebagai pemilik barang, tapi lessee adalah pihak yang
nantinya menyewa barang yang dimiliki lessor untuk digunakan dalam modal
D. Setelah terjadi kesepakatan spesifikasi barang antara lessee dan supplier, maka
supplier meminta surat pemesanan kepada lessor, selanjutnya antara lessor dan
supplier akan terjadi perjanjian jual beli yang nantinya barang tersebut akan
dibeli dan dimiliki oleh lessor. Maka selanjutnya kepemilikan barang adalah
lessor.
E. Setelah barang modal dimiliki oleh lessor, maka langkah selanjutnya adalah
perjanjian Leasing antara lessor dan lessee. Yaitu kontrak yang dilakukan lessor
dan lessee sebagai landasan hukum atas perjanjian leasing yang telah disepakati
bersama. Jadi dalam hal ini telah terjadi 2 perjanjian yang dilakukan lessor, yaitu
perjanjian jual beli dengan supplier, dan selanjutnya perjanjian leasing dengan
lessee.
F. Pada hal sebelumnya, harga barang modal yang telah disepakati antara lessee dan
supplier dan telah disepakati, itulah harga yang nantinya akan dibayar oleh lessor
lessee.
G. Dalam perjanjian leasing ini, para pihak baik lessor maupun lessee akan
menentukan pembayaran rental atas barang modal yang telah dibiayai oleh lessor.
H. Didalam perjanjian leasing antara lessor dan lessee, harus ditentukan besaran
I. Dalam menentukan jangka waktu leasing , biasanya para pihak tidak asal dalam
jangka waktu perjanjian leasing biasanya ditentukan dengan mengacu pada hal:2
J. Dan hal yang paling membedakan adalah dalam ketentuan nilai sisa (residual
value), yang dimana berdasar nilai sisa yang telah disetujui bersama dalam
perjanjian leasing, (biasanya nilai sisa minimal adalah 10% dari harga barang)
4. Jenis-jenis leasing
Sewa guna usaha (leasing) dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu finance lease,
operating lease, sales typed lease, dan leveraged lease. Adapun masing-masing jenis
A. Finance lease (sewa guna usaha pembiayaan) Dalam sewa guna usaha ini,
perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan
barang modal. Penyewa guna usaha (lease) biasanya memilih barang modal yang
dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang
modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha melakukan pembayaran
sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, pengguna sewa usaha
membayar sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah
dengan nilai sisa (residual value), kalau ada akan mencakup pengembalian harga
2
Eddy P. Soekadi, Mekanisme Leasing, Ghalia Indonesia , Jakarta, 1987 hal. 83
perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya yang merupakan
B. Operating lease Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha
guna usaha. Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa
guna usaha berkala dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang
beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya. Dalam sewa guna usaha jenis ini
dibutuhkan keahlian khusus dari perusahaan sewa guna usaha untuk memelihara
dengan finance lease, perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease
biasanya bertanggung jawab atas biayabiaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti
C. Sales-typed lease (sewa guna usaha penjualan) Suatu transaksi sewa guna usaha,
dimana produsen/ pabrikan juga berperan sebagai perusahaan sewa guna usaha,
sehingga jumlah transaksi termasuk bagian laba usaha sudah diperhitungkan oleh
Keuangan.
D. Leveraged Lease Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibarkan lessor dan
terbesar dalam transaksi. Jenis transaksi ini jarang terjadi di Indonesia hal ini
dikarenakan suku bunga perbankan dengan suku bunga yang dikenakan
perusahaan sewa guna usaha terdapat selisih yang cukup besar. Dari keempat
jenis transaksi sewa guna usaha (leasing) tersebut diatas, transaksi sewa guna