Anda di halaman 1dari 41

BAB 10

PRINSIP SEWA ( AL-


IJARAH)
Di Susun Oleh :
Kelompok 4

1.Bella Fahira 2010630110024


2.Ziddan Alfani 2010630110020
Pengertian Al-Ijarah
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.
Landasan Syariah
Al –Qur’an

01 "Dan, jika kamu ingin


anakmu disusukan oleh Al-Hadits
orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu 02 "Diriwayatkan dari Ibnu
memberikan pembayaran Abbas bahwa Rasulullah
menurut yang patut. SAW. bersabda,
Bertakwalah kamu kepada "Berbekamlah kamu,
Allah dan ketahuilah bahwa kemudian berikanlah
Allah Maha Melihat apa olehmu upahnya kepada
yang kamu kerjakan" (al- tukang bekam itu."(HR
Baqarah: 223) Bukhari dan Muslim)
Manfaat Dan Risiko Yang Harus Diantisipasi

Manfaat dari transaksi al-ijarah untuk bank adalah keuntungan sewa dan
kembalinya uang pokok. Adapun risiko yang mungkin terjadi dalam al-ijarah
adalah sebagai berikut:

a) Default; nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.


b) Rusak; aset ijarah rusak sehingga menyebabkan biayapemeliharaan
bertambah, terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan
harus dilakukan oleh bank.
c) Berhenti; nasabah berhenti dengan kontrak dan tidak mau membeli aset
tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung kembali keuntungan dan
mengembalikan sebagaian kepada nasabah.
Aplikasi Dalam Perbankan

Bank-bank islam yang mengoperasikan produk al-ijarah, dapat melakukan


leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Akan tetapi,
pada umumnya, bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan al-ijarah al-
muntahia bit-tamlik karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu,
bank pun tidak drepotkan untuk mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat
leasing maupun sesudahnya.
Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik (Financial lease
with purchase option)

a. Al-Ijarah al-muntahia bit-Tamlik b. Al-ijarah al-mutahia bit-tamlik

Transaksi yang disebut dengan al-ijarah al- Al-ijarah al-mutahia bit-tamlik


muntahia bit tamlik (IMB)108 adalah memilki banyak bentuk, bergantung
sejenis perpaduan antara kontrak jual beli pada apa yang disepakati kedua pihak
dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang berkontrak. Misalnya, al-ijarah
yang diakhiri dengan kepemilikan barang dan janji menjual; nilai sewa yang
di tangan si penyewa. Sifat pemindahan mereka tentukan dalam al-ijarah; harga
kepemilikan ini pula yang membedakan barang dalam transaksi jual; dan kapan
dengan ijarah biasa. kepemilikan dipindahkan.
Skema Al-Ijarah
Perbandingan Beda Kredit, Pembiayaan
Dengan Leasing

Kredit dan pembiayaan ijarah bertujuan menyediakan dana


sementara leasing bertujuan menyewakan barang modal. Kredit
terfokus kepada uang, jadi kreditur bukan pemilik dari barang
yang didanai. Pembiayaan ijarah pada dasarnya mempunyai
definisi yang sama dengan kredit, bedanya pada prinsip syariah
yang digunakan. Perbedaan yang kedua adalah bank dapat
memiliki atau tidak memiliki barang yang didanai. Sedangkan
pada leasing, paling tidak secara yuridis, lessor merupakan
pemilik barang modal.
Perbandingan Ijarah, Sewa Menyewa, Pembiayaan Ijarah Dan Leasing
Pembiayaan Ijarah tidak sama dengan
Ijarah. Ijarah mempunyai definisi yang Pada pembiayaan ijarah, bank
sama dengan definisi sewa menyewa. berkedudukan sebagai penyedia uang atau
Sedangkan pembiayaan ijarah mempunyai tagihan yang dipersamakan dengan itu
definisi yang sangat mirip dengan definisi dalam rangka penyewaan barang
kredit, kecuali dalam hal penggunaan berdasarkan prinsip ijarah. Mengikuti
prinsip syariah pada pembiayaan ijarah. penjelasan ijarah dalam PSAK 59, maka
Ijarah adalah akad sewa menyewa, pembiayaan ijarah dapat digunakan untuk
sedangkan pembiayaan ijarah adalah membiayai penyewaan barang yang
perjanjian untuk membiayai kegiatan sewa kemudian disewakannya kembali kepada
menyewa. nasabah, dan dapat pula digunakan untuk
Pada leasing biasanya masih dibutuhkan jaminan
membiayai pembelian barang yang
tertentu, sedangkan pada sewa menyewa dan pada
kemudian disewakannya kepada nasabah.
ijarah tidak ada jaminan tersebut. Kalaupun
diminta jaminan pada sewa dan pada ijarah
biasanya berupa security deposit (titipan jaminan
pembayaran sewa).
Pembiayaan IMBT dan Leasing

IMBT merupakan kependekan dari Ijarah Mumtahiya bit Tamlik.


Pembiayaan IMBT tidak sama dengan IMBT, begitupun IMBT tidak sama
dengan sewa beli, dan tidak sama pula dengan leasing. Dalam sewa beli,
lessee otomatis jadi pemilik barang di akhir masa sewa. Dalam IMBT, janji
pemindahan kepemilikan di awal akad ijarah adalah wa'ad (janji) yang
hukumnya tidak mengikat. Bila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada
akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai.
Sedangkan pada leasing, kepemilikan lessee tersebut hanya terjadi bila hak
opsinya dilaksanakan oleh lessee.
Pada pembiayaan IMBT, bank sebagai penyedia uang untuk
membiayai transaksi dengan prinsip IMBT paling tidak
mempunyai dua pilihan

Pertama, besarnya angsuran


bulanan IMBT yang harus Kedua, besarnya angsuran
dibayarkan nasabah kepada bulanan IMBT yang harus
bank telah memasukkan dibayarkan nasabah kepada
komponen nilai perolehan tidak memasukkan
barang IMBT, sehingga pada komponen nilai perolehan
akhir masa ijarah nilai barang IMBT, sehingga
perolehan barang IMBT yang pada akhir masa ijarah nilai
masih tersisa telah nihil. perolehan barang IMBT
yang masih tersisa tidak
nihil (biasanya disebut nilai
residu).
Kasus Sewa Menyewa Rumah

Di Desa Purdadi 02/04, Kecamatan Jati Mulya, Kelurahan Maguworejo, terjadi suatu perjanjian
antara dua orang berkenaan dengan perjanjian sewa menyewa rumah antara keduanya, tepatnya
pada tanggal 12 Agustus 2014. Pihak penyewa yaitu Bapak Agus Rahmanto beserta keluarganya.
Pihak pemilik rumah yaitu Bapak Bayu Priyadi. 

Bapak Bayu bersedia menyewakan rumahnya di Kelurahan Maguworejo terhadap Bapak Agus
setelah terjadi kesepakatan, bahwa Bapak Agus berkewajiban untuk merawat rumah tersebut,
membayar listrik dan membayar sewa rumah setiap bulannya senilai 600ribu. 
    
Perjanjian sewa menyewa dibuat dalam bentuk tertulis namun tidak dibawa ke notaris, hanya
ditanda tangani oleh kedua pihak. Di dalam perjanjian, tertera syarat yang diajukan Bapak Bayu
terhadap Bapak Agus dan pernyataan bahwa jika dalam kurun waktu 2 bulan, Bapak Agus tidak
membyar sewa, maka Bapak Bayu berhak untuk mengusir Bapak Agus dari rumah tersebut.
Pada Januari 2015, Bapak Bayu mendatangi rumah yang dikontrakkannya pada Bapak Agus,
karena  terhitung sejak November 2014, Bapak Agus tidak membayar uang sewa bulanan.
Karena merasa sudah dirugikan, Bapak Bayu meminta kejelasan kepada Bapak Agus. Saat
didatangi, Bapak Agus berjanji akan membayar pada akhir November.

Namun, pada akhir November, Bapak Agus tidak juga kunjung membayar, hingga Bapa Bayu
mengambil tindakan untuk mengusir Bapak Agus dari rumahnya. Saat hendak diusir, Bapak
Agus menolak dan Bapak Agus beralasan bahwa ia tidak mendapatkan keadilan di dalam sewa
menyewa ini, karena selama Bapak Agus menyewa, selama musim hujan, rumah tersebut
mengalami kebocoran.

Karena kedua belah pihak sama-sama bersikukuh bahwa merekalah yang benar, akhirnya
diambil jalan tengah, dengan mendatangkan ketua RT. Di dalam mediasi, ketua RT, memutuskan
bahwa bapak Bayulah yang benar karena sesuai isi perjanjian bahwa Bapak Agus berkewajiban
untuk merawat rumah yang ia sewa. Bapak Agus masih tidak mau membayar dengan alasan
bahwa perjanjian yang ia buat bersama Bapak Bayu tidak bermaterai dan tidak dibuat oleh
notaris.
Kesimpulan

Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah sewa/jasa.
Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan syariah. Secara makna
dan konteksnya dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang
dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang
tersebut. Oleh sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam.
Baik proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah ini sendiri juga berdasarkan hasil
kesepakatan kedua belah pihak. Bukan hanya itu saja, tujuan dari penyewaan barang
atau asset tersebut haruslah jelas dan telah diketahui sebelumnya. Akad Ijarah
berfokus kepada manfaat barang dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda.
Misalkan saja apabila ada seekor sapi yang diIjarahkan untuk diambil susunya, hal
ini tidak diperbolehkan karena susu dapat menjadi benda yang dapat diperjual-
belikan.
TERIMA KASIH!
BAB 12
Analisis Dan Keandalan Laporan
Keuangan Bank Syariah

Di susun oleh :

Kelompok 6

Bella Fahira 2010630110024


Ziddan Alfani 2010630110020
Bank syariah merupakan bank yang dalam aktivitasnya, baik
menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah
yaitu jual beli dan bagi hasil. Bank syariah sebagai lembaga
perantara keuangan diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang
lebih baik dibandingkan dengan bank dengan sistem yang lain
(Bank dengan basis bunga).
Don't
f orget

Tujuan laporan keuangan pada sektor ...


perbankan syariah adalah yang untuk
menyediakan informasi yang meyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan aktivitas operasi bankbermanfaat
dalam pengambilan keputusan.
● Shahibul maal/pemilik dana;
Pada dasarnya laporan keuangan bank ● Pihak-pihak yang memanfaatkan dan
syariah merupakan laporan yang
menggambarkan perubahan dalam investasi menerima penyaluran dana;
terbatas, yang dikelola oleh bank Islam untuk ● Pembayar zakat, infak, dan shadaqah;
kepentingan masyarakat, baik berdasarkan ● Pemegang saham;e. Otoritas
kontrak mudharabah atau kontrak
perwakilan. Tujuan dari laporan keuangan ini pengawasan;
adalah untuk menyediakan informasi yang ● Bank Indonesia;
bermanfaat bagi pihak-pihak yang ● Pemerintah;
berkepentingan (pengguna laporan keuangan)
● Lembaga penjamin simpanan; dan
dalam pengambilan keputusan ekonomi yang
rasional, seperti: ● Masyarakat.
Perangkat Laporan Keuangan Lengkap

Perangkat laporan keuangan lengkap yang harus diterbitkan oleh bank-


bank Islam terdiri dari:

 Laporan posisi keuangan (Neraca)


 Laporan laba rugi
 Laporan arus kas
 Laporan perubahan modal pemilik dan laporan laba ditahan
 Laporan perubahan investasi terbatas
 Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan (apabila
bank bertanggung jawab atas pengumpulan dan pembagian zakat)
 Laporan sumber dan penggunaan dana qard
 Catatan-catatan laporan keuangan
 Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan sebagaiman
ditentukan di dalam statement of objective.
Adapun tujuan akuntansi keuangan bank Adapun tujuan laporan keuangan bank syariah pada
dasarnya sama dengan tujuan laporan keuangan yang
syariah adalah sebagai berikut:
berlaku secara umum dengan tambahan, antara lain
menyediakan:
Menentukan hak dan kewajiban pihak
terkait, termasuk hak dan kewajiban yang •Informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah,
berasal dari transaksi yang belum selesai dan serta informasi pendapatan dan beban yang tidak
atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana
pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya,
prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep
•Informasi untuk membantu mengevaluasi
kejujuran, keadilan, kebajikan, daskepatuhan pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah
terhadap nilai-nilai bisnis islam, dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
Menyediakan informasi keuangan yang pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi
bermanfaat bagi pemakai laporan untuk mengenai tingkat keuntungan investasi yang
pengambilan keputusan, diperolehpemilik dan pemilik dana investai terikat,

Meningkatkan keputusan terhadap prinsip •Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank,
termasukpengelolaan dan penyaluran zakat.
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha,
Rasio – Rasio Keuangan Bank Syariah Di
Indonesia

Hingga saat ini analisis rasio keuangan bank syariah masih menggunakan aturan yang
berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu:

1. Perbandingan Internal. Analisis dengan menggunakan rasio periode sekarang dengan


periode yang lalu dan yang akan datanguntuk perusahaan yang sama.
2. Perbandingan Eksternal. Analisis dengan membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.
Jenis – Jenis Rasio Keuangan Bank
Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk
02 menilai tingkat efisiensi bank dalam
memanfaatkan sumber dana yang
Rasio Likuiditas, adalah ukuran
dimilikinya. Rasio ini meliputi:
kemampuan bank dalam memenuhi
01 kewajiban jangka pendeknya,
a. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed
Asset Turnover-FAT
meliputi:
b. Perputaran Aktiva Total (Total
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Assets Turnover)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid
Test)
c. Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang
Pihak Ketiga (Loan Deposit Ratio- menunjukan tingkat efektivitas yang
LDR) 03 dicapai melalui usaha operasional bank,
yang meliputi:
a. Margin Laba (Profit Margin)
b. Pengembalian Atas Aktva (Return On
Assets)
c. Rasio Biaya
Keandalan Bank Sayriah

Meskipun kehadiran bank syariah dianggap relatif masih baru dalam pencaturan ekonomi dan
perbankan konvensional, namun dengan mencermati berbagai informasi baik melalui media
visual maupun non visual ditemukan bahwa bank syariah memiliki kinerja yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh bank syariah, di mana bank syariah
mengalami beberapa kemajuan di antaranya:

• Pertumbuhan dan ketangguhan kesehatan, Menghadapi gejolak moneter yang diwarnai oleh
tingkat bunga yang tinggi, justru bank syariah bebas dari negative spread, karena bank
islam tidak berbasis pada bunga atau kekuatannya adalah pada kerjasama.
• Asset, Komitmen bank syariah dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi terus
menunjukan dinamika yang semakin baik. Hal ini tampak dari aset yang terus tumbuh FDR
(Financing to Deposit Ratio) yang selalu lebih dari 80% setiap tahunnya.
• Loan to Deposit Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah suatu pengukuran tradisional
yang menunjukan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain lain yang digunakan dalam
memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya. Rasio ini menggambarkan sejauh mana
simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman (pembiayaan juga untuk mengukur
likuiditas).
Selain hal itu bank syariah juga memiliki keistimewaan, diantaranya:

a. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat.


b. Diterapkannya sistem bagi hasil.
c. Tersedianya fasilitas kredit kebaikan.
d. Konsep dengan berorientasi pada kebersamaan.
e. Penerapan sistem bagi hasil yang tidak membebani biaya diluar kemampuan
Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah

Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan


Laporan Posisi Modal atau Laporan
Laporan Laba Rugi, harus membedakan
Keuangan (Neraca), Laba Ditahan,
mencakup investasi, antara arus kas dari mencakup modal
mencakup asset,
biaya-biaya, operasi, kegiatan disetor, kontribusi
liabilities, equity dari
keuntungan atau investasi dan modal para pemilik
para pemilik rekening
kerugian yang harus kegiatan pembiayaan periode, pendapatan
investasi tidak (kerugian) netto selama
diungkapkan serta harus
terbatas dan periode, distribėsi pada
berdasarkan jenisnya mengungkapkan
sejenisnya, dan modal para pemilik selama
selama periode yang komponen-
pemilik pada suatu periode, kenaikan
dicakup oleh laporan komponen dari (penurunan) pada
tanggal yang harus
laba rugi. masing-masing cadangan legal dan
diungkapkan
kategori arus kas. pilihan selama periode
Bentuk Laporan Keuangan PT BRI Syaraiah Tbk
Kesimpulan

Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif
baru, menimbulkan tantangan besar. Para pakar Syariah Islam dan akuntansi harus
mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda
dengan standar akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah
dikenal selama ini. Bank syariah merupakan bank yangdalam aktivitasnya, baik
menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Bank
syariah sebagai lembaga perantara keuangan diharapkan dapat menunjukkan kinerja
yang lebih baik dibandingkan dengan bank dengan sistem yang lain (Bank dengan
basis bunga). Gambaran tentang baik buruknya suatu bank syariah dapat dikenali
melalui kinerjanya yang tergambar dalam laporan keuangan.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai