A.PENGERTIAN IJARAH
B.PENGERTIAN IMBT
Ijarah dan jarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa menyewa yang
diperbolehkan oleh syariah.
Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis akad
lainnya yaitu: Dibandingkan dengan akad murabahah,
2 Penyewaan terhadap suatu fasilitas Ketentuan syar'l transaksi jarah diatur dalam fatwa DSN no 09
tahun 2000. Adapun ketentuan syar'i transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur dalam fatwa DSN
no 44 tahun 2004. Sedangkan ketentuan syar'i IMBT diatur dalam fatwa DSN no 27 tahun 2000.
Objek kontrak ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari penggunaan aset. Adapun
ketentuan objek ijarah adalah sebagai berikut:
5.. Manfaat harus dikenali secara spesifit sedemikian rupa untuk menghilangkan ketidaktahuan yang
akan mengakibatkan sengketa
7.sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. 8.
Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan dari kedua belah pihak yang berkontrak,
dengan cara penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa
(nasabah).
Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002, disebutkan bahwa pihak yang melakukan transaksi IMBT
harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan demikian pada akad IMBT juga berlaku semua
rukun dan syarat transaksi ijarah Adapun akad perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah
ditandatangani. Selanjutnya pelaksanaan akad pemindahaan kepemilikan, baik dengan jual beli atau
pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.
Pembiayaan multijasa dengan skema ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa dengan menggunakan akad
ijarah, pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.
5.Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT Untuk menguji kesesuaian transaksi ijrah dan IMBT
yang dilakukan bank dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan pengawasan
syariah. Menurut bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain berupa:
a.Memastikan penyaluran dana beredasarkan prinsip ijarah tidak dipergunakan untuk kegiatan yang
bertentangan dengan prinsip syariah;
b Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan setelah akad ijarah selesai,
dan dalam akad ijarah, janji (wa'ad) untuk pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat
berakhirnya akad ijarah;
c.Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa menggunakan perjanjian sebagaimana
diatur dalam fawa yang berlaku tentang multijasa dan ketentuan lainnya antara lain ketentuan standard
akad;
d.Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad jarah telah disepakati di awal
dan diyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.
Standar akuntansi untuk ijarah masih menggunakan PSAK no 59 bagian ijarah dan IMBT paragraf 105
sampai paragaf 133. Standar ini memuat tentang mekanisme transaksi dan ketentuan tentang
pengakuan dan pengukuran transaksi dalam yang terdapat dalam skema ijarah dan IMBT. Beberapa hal
dicakup dalam standar ini adalah pengakuan dan pengukuran perolehan objek ijarah, pendapatan ijarah
dan IMBT, piutang pendapatan ijarah dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan hal
milik objek sewa, terjadinya penurunan nilai objek sewa secara permanen.
Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku walaupun
dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan
Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad
Ijarah.
Terjadi kerusakan aset
Lessee tidak dapat membayar sewa.
Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad karena
memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap berlangsung. Kecuali
akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang menyusui meninggal maka
akadnya menjadi batal.