Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Penyusutan
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas matkul
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:
Nama: TiaraPricilia
Nim :204022035

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Penyusutan”
pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semuah pihak yang telah embantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalh ini sangat jauh dari sempurnah, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semuah pihak yang membaca
Semogah makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini berguna bagi kami sendiir maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
BAB 1
Pembahasan
A. Penyusutan
Penyusutan
B. Syarat-Syarat Penyusutan dan Amortisasi
1. Berkaitan dengan biaya 3M (mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan)
dan memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Hal ini diatur dalam Pasal 9 ayat (2) UU No. 36 Tahun 2008 bahwa “Pengeluaran unt
uk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat l
ebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibeban
kan melalui penyusutan atau amortisasi...”. Artinya, apabila tidak berkaitan dengan biaya 
3M dan memiliki masa manfaat tidak lebih dari 1 tahun, maka suatu harta berwujud tidak 
dapat dibebankan melalui penyusutan dan suatu harta tidak berwujud tidak dapat dibeban
kan melalui amortisasi.
2. Metode Penyusutan
Dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2) UU No. 36 Tahun 2008, disebutkan bahwa hanya dip
erbolehkan dua metode yang digunakan dalam menentukan nilai penyusutan, yakni meto
de garis lurus dan metode saldo menurun. Namun, khusus untuk harta berwujud berupa b
angunan, metode yang diperkenankan hanyalah metode garis lurus. Waktu dimulainya pe
nyusutan diatur dalam Pasal 11 ayat (3) dan ayat (4) UU No. 36 Tahun 2008, yakni pada 
bulan dilakukannya pengeluaran, namun untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan 
seperti halnya sebuah bangunan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaa
n harta tersebut.
Selain itu, Wajib Pajak juga dapat mengajukan waktu tertentu untuk memulai pen
yusutan sesuai dengan bulan dimana harta tersebut dapat digunakan untuk memperoleh p
enghasilan. Akhir dari penyusutan ini pada umumnya saat masa manfaat habis, tapi jika s
ebelum masa manfaat habis harta tersebut sudah dijual, maka akhir penyusutannya adalah 
bulan sebelum dilakukannya penjualan.

C. Saat Dimulainya Penyusutan
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya biaya penyusutan ada
lah saat dimulainya penyusutan. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 dan beberapa peraturan 
pelaksana lainnya, saat dimulainya penyusutan dapat dijelaskan melalui tabel dibawah ini.

D. Tarif dan Metode Penyusutan
Berdasarkan Pasal 11 ayat (6) UU No.36 Tahun 2008, pemerintah telah menetapkan tarif 
dan metode untuk menghitung penyusutan yang dapat digambarkan melalui tabel di bawah in
i.
E. Penghitungan Penyusutan
Setelah dipaparkan mengenai tarif serta metode yang berlaku untuk menghitung penyusut
an sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 dan peraturan terkait, berikut ini akan disajikan con
toh kasus untuk penghitungan baik penyusutan:

1) Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
PT Sumber Makmur memiliki aset berupa gedung yang menjadi kantor. Gedung kant
or. Ini diperoleh PT Sumber Makmur pada 1 Juli 2000 dengan nilai Rp1.000.000.000. Berdas
arkan kelompok harta berwujud pada Pasal 11 ayat (6) UU PPh, gedung kantor dapat diklasif
ikasikan sebagai bangunan permanen dan memiliki masa manfaat 20 tahun dengan tarif 5% p
ada metode garis lurus. Perlu diingat bahwa metode penyusutan yang diperbolehkan untuk ba
ngunan hanyalah metode garis lurus seperti yang tercantum pada Pasal 11 ayat (2) UU PPh. 
Oleh karena itu, penghitungan penyusutan gedung kantor, misalnya pada tahun 2018 adalah s
ebagai berikut:

5% x Rp1.000.000.000 = Rp50.000.000
Dengan demikian, nilai penyusutan gedung kantor yang dicatat oleh PT Sumbe
r Makmur pada tahun pajak 2018 yaitu sebesar Rp50.000.000

2) Metode Saldo Menurun (Double Declining Method)
PT Sentosa Abadi Tech memiliki mesin yang diperoleh dan mulai digunakan pada Ja
nuari 2010 dengan harga perolehan sebesar Rp200.000.000 dan memiliki masa manfaat 4 tah
un. PT Sentosa Abadi Tech menggunakan metode saldo menurun, oleh karena itu berdasarka
n Pasal 11A ayat (2) UU PPh mesin ini termasuk ke dalam kelompok 1 dan dikenakan tarif p
enyusutan sebesar 50%. Maka, penghitungan penyusutan yang dilakukan oleh PT Sentosa Ab
adi Tech adalah sebagai berikut:

3) Penyusutan dengan Tarif Khusus
PT Cahaya Mentari membeli sebuah mobil sedan seharga Rp600.000.000 pada 3 Juli 
2020. Mobil ini kemudian diberikan kepada Bapak Basyar sebagai fasilitas kendaraan dari P
T Cahaya Mentari yang menjabat sebagai wakil direktur, baik untuk kepentingan terkait peru
sahaan maupun kepentingan pribadinya.
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-220/PJ/2002, biaya pe
rolehan atau pembelian kendaraan sedan yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk p
egawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, hanya dapat dibebankan sebagai biaya per
usahaan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar melal
ui penyusutan aktiva tetap kelompok 2.
Oleh karena hal tersebut, maka perhitungan untuk penyusutan mobil sedan bagi PT C
ahaya Mentari adalah sebagai berikut:

50% x [(6/12 x 12,5%) x Rp600.000.000] = 50% x Rp 37.500.000 = Rp18.750.000
Dengan demikian, atas pembelian mobil sedan untuk Bapak Basyar, PT Cahay
a Mentari hanya dapat membebankan biaya penyusutan sebesar Rp18.750.000 untuk ta
hun pajak 2020.

Anda mungkin juga menyukai