Anda di halaman 1dari 4

D.

ANALISIS SWOT PEGADAIAN ISLAM

Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat dari suatu analisis yang disebut SWOT atau dengan
meneliti kekuatan (Strength), kelemahannya (Weakness), peluangnya (Opportunity), dan ancaman nya
(Threar), sebagai berikut:

1 Kekuatan (strength) dari sistem gadai Islam.

a Dukungan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk. Perusahaan gadai Islam telah lama
menjadi dambaan umat Islam i Indonesia, bahkan sejak masa Kebangkitan Nasional yang pertama. Hal
ini menunjukkan besarnya harapan dan dukungan umat Islam terhadap adanya pegadaian Islam.

b. Dukungan dari lembaga keuangan Islam di seluruh dunia. Adanya pegadaian Islam yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam adalah sangat penting untuk menghindarkan umat Is lam dari kemungkinan
terjerumus kepada yang haram. Oleh karena itu, pada konferensi ke-2 Menteri-menteri Luar Ne geri
negara muslim di seluruh dunia bulan Desember 1970 di Karachi, Pakistan telah sepakat untuk pada
tahap pertama mendirikan Islamic Development Bank (IDB) yang diope rasikan sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam. IDB kemudian secara resmi didirikan pada bulan Agustus 1974 di mana In donesia menjadi
salah satu negara anggota pendiri. IDB pada Articles of Agreement-nya Pasal 2 Ayat XI akan membantu
berdirinya bank dan lembaga keuangan yang akan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam di
negara-negara anggo tanya Beberapa bank Islam yang berskala internasional telah datang ke Indonesia
untuk menjajaki kemungkinan membuka lembaga keuangan Islam secara patungan. Hal ini menunjuk
kan besarnya harapan dan dukungan lembaga keuangan in ternasional terhadap adanya lembaga
keuangan Islam di In donesia.

c. Pemberian pinjaman lunak al-qardhul hassan dan pinjaman mudarabah dengan sistem bagi hasil pada
pegadaian Islam sangat sesuai dengan kebutuhan pembangunan:

Penyediaan pinjaman murah bebas bunga disebut al-qarz dhul hassan adalah jenis pinjaman lunak yang
diperlukan masyarakat saat ini mengingat semakin tingginya tingkat bunga

Penyediaan pinjaman mudarabah mendorong terjalinnya kebersamaan antara pegadaian dan


nasabahnya dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan/ke rugian secara adil.

ii. Pada pinjaman mudarabah, pegadaian Islam dengan sen dirinya tidak akan membebani nasabahnya
dengan biaya biaya tetap yang berada di luar jangkauannya. Nasabah hanya diwajibkan membagi hasil
usahanya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Bagi hasil kecil kalau keuntungan
usahanya kecil dan bagi hasil be sar kalau hasil usahanya besar.
iv. Investasi yang dilakukan nasabah pinjaman mudarabah tidak tergantung kepada tinggi rendahnya
tingkat bunga karena tidak ada biaya uang (biaya bunga pinjaman) yang harus diperhitungkan.

v. Pegadaian Islam bersifat mandiri dan tidak terpengaruh secara langsung oleh gejolak moneter baik
dalam negeri maupun internasional karena kegiatan operasional bank ini tidak menggunakan perangkat
bunga. Dengan mengenali kekuatan dari pegadaian Islam, maka kewajiban kita semua untuk terus
mengembangkan kekuatan yang dimiliki per usahaan gadai dengan sistem int

2. Kelemahan (weakness) dari sistem mudarabah.

a Berprasangka baik kepada semua nasabahnya dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam
perjanjian bagi ha sil adalah jujur dapat menjadi boomerang karena pegadaian Islam akan menjadi
sasaran empuk bagi mereka yang berik tikad tidak baik. Contoh: Pinjaman mudarabah ang diberikan
dengan sistem bagi hasil akan sangat bergantung kepada ke jujuran dan iktikad baik nasabahnya. Bisa
saja terjadi nasabah melaporkan keadaan usaha yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Misalnya, suatu usaha yang untung dilapor. kan rugi sehingga pegadaian tidak memperoleh bagian laba.

b. Memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama dalam menghitung biaya yang dibolehkan
dan bagian laba na. sabah yang kecil-kecil. Dengan demikian, kemungkinan salah hitung setiap saat bisa
terjadi sehingga diperlukan kecermatan yang lebih besar.

c. Karena membawa misi bagi hasil yang adil, maka pegadaian Islam lebih banyak memerlukan tenaga-
tenaga profesional yang andal. Kekeliruan dalam menilai kelayakan proyek yang akan dibiayai dengan
sistem bagi hasil mungkin akan mem bawa akibat yang lebih berat daripada yang dihadapi dengan cara
konvensional yang hasil pendapatannya sudah tetap dari bunga.

d. Karena pegadaian Islam belum dioperasikan di Indonesia, maka kemungkinan di sana sini masih
diperlukan perangkat peratur an pelaksanaan untuk pembinaan dan pengawasannya. Masa lah adaptasi
sistem pembukuan dan akuntansi pegadaian Islam terhadap sistem pembukuan dan akuntansi yang
telah baku, termasuk hal yang perlu dibahas dan diperoleh kesepakatan bersama. Dengan mengenali
kelemahan-kelemahan ini, maka adalah kewajiban kita semua untuk memikirkan bagaimana
mengatasinya dan menemukan penangkalnya.

3. Peluang (opportunity) dari pegadaian Islam. Bagaimana peluang dapat didirikannya pegadaian Islam
dan kemungkinannya untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia dapat dilihat dari pelbagai
pertimbangan yang membentuk peluang-peluang di bawah ini:

a.Peluang karena pertimbangan kepercayaan agama

i. Merupakan hal yang nyata di dalam masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam, masih
banyak yang menganggap bahwa menerima dan/atau membayar bunga adalah termasuk menghidup
suburkan riba. Karena riba dalam agama Islam jelas-jelas dilarang, maka masih banyak masyarakat Islam
yang tidak mau memanfaatkan jasa pegadaian yang telah ada sekarang. ii. Meningkatnya kesadaran
beragama yang merupakan ha sil pembangunan di sektor agama memperbanyak jumlah perorangan,
yayasan-yayasan, pondok-pondok pesantren, sekolah-sekolah agama, masjid-masjid, baitul mal, dan se
bagainya yang belum memanfaatkan jasa pegadaian yang sudah ada.

iii. Sistem pengenaan biaya uang/sewa modal dalam sistem pegadaian yang berlaku sekarang
dikhawatirkan mengan dung unsur-unsur yang tidak sejalan dengan Islam, an tara lain:

1. Biaya ditetapkan di muka secara pasti (fixed), diang gap mendahului takdir karena seolah-olah
peminjam uang dipastikan akan memperoleh keuntungan se hingga mampu membayar pokok pinjaman
dan bu nganya pada waktu yang telah ditetapkan. (Periksa surat Luqman ayat 34)

2. Biaya ditetapkan dalam bentuk prosentase (%) sehing ga apabila dipadukan dengan unsur
ketidakpastian yang dihadapi manusia, secara matematis dengan ber jalannya waktu akan bisa
menjadikan hutang berlipat ganda. (Periksa surat Al- Imran ayat 130)

3. Memperdagangkan/menyewakan barang yang sama dan sejenis (misalnya, rupiah dengan rupiah
yang masih berlaku, dan lain-lain) dengan memperoleh keuntungan/kelebihan kualitas dan kuantitas, hu
kumnya adalah riba. (Periksa terjemah Hadis Shahih Muslim oleh Ma'mur Daud, Bab Riba No. 1551 s/d
1567).

4. Membayar utang dengan lebih baik (yaitu, diberikan tambahan) seperti yang dicontohkan dalam Al-
Hadis, harus ada dasar sukarela dan inisiatifnya harus da tang dari yang punya utang pada waktu jatuh
tempo, bukan karena ditetapkan di muka dan dalam jumlah yang pasti (fixed) (periksa terjemah Hadis
Shahih Muslim oleh Ma'mur Daud, Bab Riba No. 1569 s/d 1572). Unsur-unsur yang dikhawatirkan tidak
seja lan dengan syariat Islam di ataslah yang ingin dihin dari dalam mengelola pegadaian Islam.

b. Adanya peluang ekonomi dari berkembangnya pegadaian Islam.

i. Selama Repelita VI diperlukan pembiayaan pembangun an yang seluruhnya diperkirakan akan


mencapai jumlah yang sangat besar. Dari jumlah tersebut diharapkan se bagian besar dapat disediakan
dari tabungan dalam ne geri dan dari dana luar negeri sebagai pelengkap saja. Dari tabungan dalam
negeri diharapkan dapat dibentuk melalui tabungan pemerintah yang kemampuannya se makin kecil
dibandingkan melalui tabungan masyarakat yang melalui sektor perbankan dan lembaga keuangan
lainnya.
ii. Mengingat demikian besarnya peranan yang diharap kan dari tabungan masyarakat melalui sektor
perbankan, maka perlu dicarikan berbagai jalan dan peluang untuk mengerahkan dana dari masyarakat.
Pegadaian berfung si mencairkan (dishoarding) simpanan-simpanan berupa perhiasan dan barang tidak
produktif yang kemudian di investasikan melalui mekanisme pinjaman mudarabah.

iii. Adanya pegadaian Islam yang telah disesuaikan agar tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku
akan memperka ya khazanah lembaga keuangan di Indonesia. Iklim baru ini akan menarik penanaman
modal di sektor lembaga ke uangan khususnya IDB dan pemodal dari negara-negara penghasil minyak di
Timur Tengah.

iv. Konsep pegadaian Islam yang lebih mengutamakan kegi atan produksi dan perdagangan serta
kebersamaan dalam hal investasi, menghadapi risiko usaha dan membagi hasil.

4 Ancaman (threat) dari pegadaian Islam. Ancaman yang paling berbahaya ialah apabila keinginan akan
adanya pegadaian Islam itu dianggap berkaitan dengan fanatisme agama. Akan ada pihak pihak yang
akan menghalangi berkembangnya pegadaian Islam ini semata-mata hanya karena tidak suka apabila
umat Islam bangkit dari keterbelakangan ekonominya. Mereka tidak mau tahu bahwa pegadaian Islam
itu jelas-jelas bermanfaat untuk semua orang tanpa pandang suku, agama, ras, dan adat istiadat. Isu
primordial, eksklusivisme atau sara mungkin akan dilontarkan untuk mence gah berdirinya pegadaian
Islam. Ancaman berikutnya adalah dari mereka yang merasa terusik kenikmatannya mengeruk kekayaan
rakyat Indonesia yang sebagian terbesar beragama Islam melalui sistem bunga yang sudah ada.
Munculnya pegadaian Islam yang menuntut pemerataan pendapatan yang lebih adil akan dirasakan oleh
mereka sebagai ancaman terhadap status quo yang telah di nikmatinya selama puluhan tahun. Isu
tentang ketidak cocokan dengan sistem internasional berlaku di seluruh dunia mungkin akan dilontarkan
untuk mencegah berkembangnya di tengah-tengah me reka pegadaian Islam. Dengan mengenali
ancaman-ancaman ter hadap dikembangkannya pegadaian Islam ini, maka diharapkan para
cendekiawan muslim dapat berjaga-jaga dan mengupayakan penangkalnya.

Dari analisis SWOT sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pega daian Islam mempunyai prospek yang
cukup cerah, baik itu adalah Perum Pegadaian yang telah mengoperasikan sistem Islam maupun
pegadaian Islam yang baru. Prospek ini akan lebih cerah lagi apabila kelemahan (weakness) sistem
mudarabah dapat dikurangi dan ancam an (threat) dapat diatasi.

Anda mungkin juga menyukai