OLEH :
KELOMPOK 2
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya ilmu yang
dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
lebih menyempurkanakan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih serta manfaat bagi kita semua
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekuritas adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualkan pada Bursa efek. Penilaian
sekuritas mempunyai pengertian proses penetuan nilai pasar suatu sekuritas. Dimana sekuritas
merupakan secarik kertas yang menunjukan hak kepemilikan untuk memperoleh bagian dari
prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang melaksanakn hak tersebut. Sekuritas jangka panjang atau surat berharga jangka panjang
merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang. Panjang pendeknya jangka waktu
tersebut belum ada ketetapannya secara arti. Namun demikian, sumber dana yang memiliki
waktu lebih dari 10 tahun sudah dianggap sebagai sumber dana jangka panjang. Sumber dana
jangka ini ada yang memiliki jangka waktu tertentu atau jangka waktu tempo seperti hutang
obligasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep-konsep dasar sekuritas jangka panjang ?
2. Bagaimana penilaian saham biasa ?
3. Bagaimana penilaian saham preferen ?
4. Bagaimana penilaian obligasi dan pinjaman ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar sekuritas jangka panjang
2. Untuk mengetahui penilaian saham biasa
3. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki hak suara yang
lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak suara dalam pemilihan
direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser
para manajemen berusaha semaksimal mungkin.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi
dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh
investor.
Saham preferen biasanya tidak membawa hak voting. Beberapa fitur lainnya dari kelas saham ini
adalah konversi ke saham biasa dan fitur callability (kemampuan untuk ditebus sebelum jatuh
tempo).
Saham preferen dapat diklasifikasikan sebagai ekuitas atau liabilitas keuangan berdasarkan
karakteristiknya daripada bentuk hukum. Sebagai contoh, saham preferen abadi dan tidak dapat
ditebus (perpetual and nonredeemable preferred shares) diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Sebaliknya, saham preferen dengan pelunasan wajib pada jumlah yang tetap di masa mendatang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan.
Saham preferen dapat bersifat kumulatif atau non-kumulatif. Saham preferen kumulatif
mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen, maka dividen diakumulasikan
dan perusahaan tersebut harus menebusnya di lain waktu agar dapat membayar lagi dividen
saham biasa. Sebaliknya, non-kumulatif tidak memiliki fitur ini dan jika tidak tidak ada,
perusahaan tidak perlu membayarnya di lain waktu.
Bisa dikatakan, saham preferen kumulatif adalah jenis saham preferen dari segi hak tagih
ataupun klaim jenis saham. Secara prinsip, saham yang berdasarkan pada hak tagih dibagi atas
saham biasa dan saham preferen.
Saham biasa adalah saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba ataupun rugi yang
didapatkan oleh perusahaan. Pun sebaliknya, saham preferen adalah saham yang menjalankan
sistem bagi hasil tetap. Jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen
bakal mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Nah, saham preferen
ini diketahui juga menggabungkan obligasi dan saham biasa.
Secara garis besar, para pemegang saham preferen ini sangat berpengaruh terhadap manajemen
perusahaan. Pengertian saham preferen kumulatif diartikan sebagai jenis saham preferen yang
merujuk pada kepemilikan saham dengan hak khusus atau dibedakan dengan pemegang saham
biasa.
Saham preferen kumulatif memberikan hak kepada sang pemilik atas pembagian dividen yang
sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Para pemegang saham preferen
kumulatif ini memiliki keunggulan dalam hal pembagian dividen atau aset ketika likuiditas.
Kendati demikian, pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham.
Sementara pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara apapun. Adapun persamaan
antara keduanya adalah pemegang saham biasa ataupun saham preferen hanya berhak menerima
dividen jika perusahaan mendapatkan keuntungan.
Pemegang juga menerima dividen tambahan, biasanya dibayarkan jika jumlah dividen yang
diterima oleh pemegang saham biasa melebihi jumlah per-saham yang ditentukan.
Biaya saham pilihan = dividen pada harga / harga yang disukai / 1-flotasi yang disukai
Berdasarkan rumus di atas, harga yang diinginkan adalah nilai pasar saat ini, sedangkan biaya
flotasi adalah biaya penjaminan untuk penerbitan saham preferen yang dinyatakan sebagai
persentase.
Biasanya, biaya saham preferen ini cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya utang. Sebab,
utang dipandang sebagai komponen biaya modal yang paling berisiko. Apabila suatu perusahaan
menggunakan saham preferen sebagai sumber pembiayaan, maka hal tersebut harus meliputi
biaya saham preferen dengan biaya rata-rata tertimbang formula modal.
Ketahuilah, saham satu ini merupakan jenis saham yang paling disukai oleh perusahaan lain dan
bukan individu. Jika perusahaan memegang saham semacam ini, maka diperbolehkan
menyisihkan sekitar 70% dividen dari yang disukai dari perpajakan. Dengan demikian, hal ini
benar-benar meningkatkan pengembalian setelah pajak.
CONTOHNYA :
Saham preferen PT Ardra Biz memberikan dividen tetap setiap periode sebesar 500 rupiah per
lembar saham.Discount rate yang diisyaratkan sebesar 10 persen.hitung harga saat ini saham
preferen tersebut.
Jawab :
Harga saham preferent dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nso= D/r
D=500 rupiah
r=10 %
Nso=500/10%
OBLIGASI
Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi telah memberikan pinjaman hutang
bagi emiten penerbit obligasi. Oleh karena itu, emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi
investor pemegang obligasi, berupa kupon (bunga) yang dibayarkan secara periodik terhadap investor
(fixed income), serta pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. 7-3 KARAKTERISTIK OBLIGASI
Karakteristik umum suatu obligasi, meliputi: 1. Nilai Intrinsik (nilai teoritis), dipengaruhi oleh: - kupon -
waktu jatuh tempo - nilai par (nilai prinsipal) 2. Tipe penerbitannya: - dengan jaminan vs. tanpa jaminan -
obligasi senior vs. obligasi yunior 3. Bond indentures 4. Call provision
JENIS-JENIS OBLIGASI Jenis-jenis obligasi yang biasa diperdagangkan meliputi: 1. Obligasi dengan
jaminan (mortgage bond) 2. Obligasi tanpa jaminan (debentures/unsecured bond) 3. Obligasi konversi 4.
Obligasi yang disertai warrant 7-5 JENIS-JENIS OBLIGASI 5. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond)
6. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) 7. Putable bond
PENILAIAN OBLIGASI Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang
diharapkan dari obligasi tersebut. Perhitungan nilai atau harga obligasi dapat menggunakan persamaan
berikut: (asumsi: waktu pembayaran kupon adalah 2 kali setahun) 2n C /2 P i p P = t 2n (1 r/2) ( r/2) t =
PENILAIAN OBLIGASI Perhitungan penilaian obligasi umumnya menggunakan YTM (yield to maturity),
yaitu tingkat return yang disyaratkan dengan asumsi bahwa obligasi akan dipertahankan sampai waktu
jatuh tempo
PENILAIAN OBLIGASI Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par serta tingkat
bunga disyaratkan, maka nilai atau harga obligasi bisa ditentukan dengan cara: 1. Menentukan nilai
sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh setiap tahun, 2. Menentukan nilai sekarang dari nilai par
yang akan diperoleh pada saat obligasi jatuh tempo, 3. Menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan
kupon (1) dan nilai par (2) PENILAIAN OBLIGASI: CONTOH Sebagai contoh, obligasi XYZ akan jatuh
tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi tersebut mempunyai nilai par sebesar Rp dan memberikan
kupon sebesar 16% per tahun (pembayarannya dilakukan 2 kali dalam setahun). Jika diasumsikan bahwa
tingkat bunga pasar juga sebesar 16%, maka harga obligasi tersebut adalah: /2 P = t = 1 (1 0.16/2) t 1000
( /2) 40 = Rp 954 Rp 46 = Rp
PENILAIAN OBLIGASI Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat kupon yang dibayarkan
obligasi, maka obligasi dijual pada harga premi (lebih tinggi dari nilai par-nya). Jika terjadi sebaliknya,
yaitu tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi akan
ditawarkan pada harga diskon (lebih rendah dari nilai par) TINGKAT BUNGA DAN HARGA OBLIGASI
Hubungan antara harga obligasi dan yield-nya akan terlihat seperti pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel hubungan harga dan yield obligasi, untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan kupon sebesar 16%
Yield (%) Harga obligasi (Rp) 1.791, , ,56 804,32 670,
Apa Itu Pinjaman?
Pinjaman adalah suatu jenis hutang yang disediakan oleh individu atau lembaga keuangan, dimana
disediakan sejumlah uang untuk dipinjamkan kepada debitur, biasanya dengan bunga. Berdasarkan
kesepakatan pinjaman, debitur diwajibkan untuk melunasi hutang pinjaman bersamaan dengan
bunga yang ditentukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Bentuk pinjaman juga
beragam, ada yang menggunakan agunan, dan tidak menggunakan agunan. Jika pinjaman dengan
agunan biasanya dibutuhkan jaminan yang diberikan kepada kreditur.
Jenis-jenis Pinjaman
1. Kredit Multiguna – Produk kredit perbankan yang memberikan fasilitas pinjaman uang tunai
kepada debitur dengan memberikan jaminan. Biasanya besar pinjaman akan disesuaikan dengan
harga barang atau properti yang dijaminkan.
2. Pegadaian – Pegadaian dapat memberikan pembiayaan atau pinjaman dana cepat kepada
masyarakat. Pegadaian milik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memiliki izin
resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan memiliki tiga jenis pinjaman, yaitu Kredit Cepat Aman
(KCA), Kredit Gadai Sistem Angsuran (Krasida), dan Kreasi.
3. Pegadaian Swasta – Pegadaian swasta cukup sama dengan pegadaian milik Kementerian BUMN.
Hanya saja, perlu dilihat status pegadaian swasta apakah sudah memiliki izin dan terdaftar di OJK
atau belum.
1. Kredit Tanpa Agunan – Pinjaman ini tidak perlu menjaminkan aset sebagai agunan.
Biasanya produk KTA ditujukan untuk biaya pendidikan, biaya darurat, dan sebagainya.
2. Pinjaman Online – Pinjaman ini adalah fasilitas pinjaman dana oleh lembaga keuangan
yang berbasis online. Cukup mengajukan pinjaman lewat aplikasi atau website, pengajuan
akan diproses tanpa harus mengantri ke lembaga keuangan.
3. Cash Advance Kartu Kredit – Nasabah dapat menarik uang dari rekening kartu kredit yang
sudah dimiliki. Dana nantinya bisa ditarik melalui mesin ATM. Produk ini biasanya
disediakan oleh bank, baik milik BUMN maupun swasta.