Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II
Dosen Pengampu Ardyan Firdausi Musthoffa S.E, M.Si

Disusun Oleh:
Ita Purnamasari 21430537

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023
KATA PENGATAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah


melimpahkanrahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah “Sekuritas Dilusian dan laba Per Saham” untuk memenuhi tugas
individu pada mata kuIiah Akuntansi Keuangan Menengah II.

Saya mengingat bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus membantu, memberikan saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dan saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala saran, masukan serta kritik yang
membangun dari pembaca. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan para pembaca.

Ponorogo, 26 Juni 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Sekuritas Dilutif dan Skema Kompensasi........................................................................5
2.2 Pengertian Laba Per Saham..............................................................................................8
2.3 Perhitungan LPS Dilusian untuk Peruahaan.....................................................................9
2.4 Penyajian dan Pengungkapan.........................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
Kesimpulan...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

3
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Investor tidak akan langsung puas dengan hanya mengetahui laba
meningkat ketika mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan. Investor
ingin mengetahui kaitan antara laba bersih dengan saham yang dimiliki dan harga
pasar saham. Investor akan menggunakan Laba per saham (earnings per share)
sebagai alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan
usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba dari waktu ke waktu mana
kala terjadinya perubahan dalam struktur modal. Laba per saham dengan ringkas
menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan harga pasar saham beredar. Laba
per saham yang dikaitkan dengan harga pasar saham bisa memberikan gambaran
tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik
perusahaan.

Penghitungan laba per saham tidak hanya berdasarkan saham biasa


beredar tapi juga berdasarkan jumlah lembar saham yang akan beredar jika
sekuritas konvertibel tertentu ternyata dikonversi dan jika opsi atas saham tertentu
ternyata digunakan. Laba per saham akan menurun jika saham biasa diterbitkan
karena pengkonversian sekuritas dan penggunaan opsi. Sekuritas atau surat
berharga yang akan mengakibatkan penurunan laba per saham disebut sekuritas
dilutif.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sekuritas dilutif dan skema kompensasi?
2. Apa itu Laba per saham?
3. Bagaimana struktur modal sederhana dan kompleks pada laba per
saham?
4. Bagaimana penyajian dan pengungkapannya?

I.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sekuritas dilutive dan skema kompensasi
beserta komponen yang ada didalamnya
2. Menjelaskan pengertian laba per saham
3. Menjelaskan struktur modal sederhana dan kompleks pada laba per
saham
4. Menjelaskan penyajian dan pengungkapannya

4
BAB II PEMBAHASAN

II.1 Sekuritas Dilutif dan Skema Kompensasi


Sekuritas dilutif merupakan surat berharga yang dapat dikonversi
menjadi saham biasa sehingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi
jumlah saham yang beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba per
saham atau terdilusi.

Skema kompensasi merupakan program kompensasi yang diberikan


perusahaan kepada pihak-pihak yang terkait baik karyawan maupun non
karyawan. Skema kompensasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk baik itu
berupa kas maupun non kas. Salah satu bentuk kompensasi non kas yang
seringkali diberikan perusahaan adalah kompensasi saham.

Kompensasi berbasis saham merupakan imbalan yang diberikan


perusahaan kepada pemasok barang atau jasa yang dapat mencakup pihak
karyawan dan non karyawan yang mana kompensasi tersebut berbentuk
saham atau pengakuan kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
pada harga saham atau instrumen ekuitas perusahaan. Kompensasi saham ini
juga dapat berbentuk opsi saham yang diberikan kepada karyawan atau yang
lebih dikenal dengan nama Employee Stck Option Program (ESOP).
Berdasarkan bentuknya maka ESOP merupakan skema kompensasi yang
diberikan perusahaan dalam bentuk sekuritas dilutif yaitu melalui opsi saham.

1) Opsi Saham

Merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada


investor lainnya dimana kontrak tersebut memberikan opsi/hak bagi
penerimanya untuk menjual/membeli suatu saham perusahaan yang menjadi
dasar perdagangan opsi tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah
ditentukan sebelumnya serta berlaku dalam periode tertentu.

2) Waran Saham

Waran saham merupakan opsi yang diberikan oleh perusahaan kepada


pemilik waran untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam waktu
tertentu. Waran biasanya dikeluarkan sebagai pemanis sekuritas lainnya yang
sering kali digunakan dalam situasi sebagai berikut:

a) Untuk membuat sekuritas lebih menarik


b) Pemilik saham sebelumnya memiliki hak didahulukan untuk
membeli saham
c) Untuk kmpensasi manajemen dan karyawan.

3) Utang Konversi

5
Merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi pemegangnya
untuk mengonversikannya menjadi perusahaan setelah, selama, atau pada
tanggal tertentu setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio
pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitaan obligasi
tersebut. Alasan perusahaan mengeluarkan utang konversi dikarenakan,
pertama untuk meningkatkan permodalan perusahaan dengan kemungkinan
mengeluarkan saham dalam jumlah yang lebih kecil. Kedua fitur konversi
yang melekat dalam obligasi dapat menjadi pemanis yang berdampak pada
tingginya permintaan atas obligasi tersebut dan turunnya biaya modal dari
pengeluaran obligasi tersebut

a) Jenis Utang Konversi

Bentuk utang yang paling umum dikeluarkan oleh perusahaan adalah


obligasi konversi. Obligasi konversi mengkombinasikan antara keuntungan
obligasi dari segi pendapatan tetap dan fasilitas pilihan bagi pemegangnya
untuk menukarkannya menjadi saham, sehingga memiliki opsi konversi akan
ditukarkan apabila harga saham meningkat secara signifikan. Beberapa
bentuk dari utang konversi : Utang konversi dengan fitur Konversi Sebagian,
Utang Konversi dengan Fitur Konversi Seluruhnya, Utang Konversi dengan
Fitur Konversi Wajib Seluruhnya

b) Perlakuan Akuntansi Utang Konversi

Utang Konversi merupakan instrument campuran yang memiliki


kmponen utang dan juga komponen ekuitas. PSAK 26 (Revisi 2010) Laba Per
Saham menyatakann bahwa entitas harus memisahkan kedua komponen
tersebut dalam pengakuan dan penyajian.

Tahapan yang harus dilakukan oleh entitas adalah:

a. Tentukan total nilai pasar utang konversi dengan dua komponen


liabilitas dan ekuitas.

b. Tentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai kini neto


dari semua aliran kontraktual kas dimasa mendatang yang
didiskontokan dengan tingkat bunga pasar.

c. Kurangi komponen liabilitas yang dihitung dilangkah ke-2 dari


nilai pasar obligasi konversi akan diperoleh nilai ekuitas.

c) Akuntansi Saat Penerbitan

Ketika perusahaan mengeluarkan atau menerbitkan utang konversi


maka perusahaan harus memisahkan antara komponen utang dan komponen
ekuitas. Komponen utang obligasi dicatat sebagai utang obligasi. Komponen

6
ekuitas dicatat dalam akun premi saham - ekuitas konversi dalam laporan
posisi keuangan.

d) Akuntansi Saat Penyelesaian Obligasi Konvertif

 Utang dilunasi Saat Jatuh Tempo


 Konversi Obligasi pada Saat Jatuh Tempo
 Konversi Obligasi pada Saat Sebelum Jatuh Tempo
 Pembelian Kembali Sebelum Jatuh Tempo

e) Konversi Dipercepat

Perusahaan yang mengeluarkan obligasi dapat mendorong untuk


dilakukan konversi lebih cepat. Hal ini disebabkan karena perusahaan
berkeinginan untuk menurunkan biaya bunga dan memperbaiki rasio utang
terhadap ekuitas. Agar menarik bagi pemegang saham perusahaan yang
mengeluarkan obligasi dapat menawarkan "iming-iming" yang disebut
"sweetener". Bentuk dari pemanis ini bias berbentuk kas atau saham biasa.
perusahaan harus mengakuinya sebagai biaya atas sweetener tersebut.

4) Saham Preferen Konversi

Merupakan saham yang memiliki keutamaan dalam pendistribusian laba.


Seringkali saham preferen ini juga memiliki fitur konversi. Saham preferen
konversi adalah sekuritas saham utama yang mana pemilik saham preferen dapat
mengonversi menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah ditentukan
sebelumnya.

5) Kompensasi Saham

Merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada pemasok baarang


atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-karyawan yang mana
kompensasi tersebut berbentuk saham atau pengakuan kewajiban yang jumlahnya
ditentukan berdasarkan pada harga saham atau instrumen ekuitas perusahaan.
Berbeda dengan obligasi koversi yang mana prinsipalnya merupakan sekuritas
utang dan opsi konversinya merupakan sekurita sekuitas, saham preferen konversi
secara prinsipalnya merupakan sekuritas ckuitas dan opsi konversinya pun
merupakan sekuritas ekuitas. Oleh karana itu perusahaan tetap memasukkan
kedua komponen tersebut dalam ekuitas perusahaan. Bila saham preferen
dikonvesi atau dilunasi, tidak dicatat adanya laba rugi konversi atau penjualan.

a) Pengakuan Kompensasi Bersasis Saham

Akuntansi kompensasi berbasis saham diatur dalam PSAK 53 (Revisi


2010) pembayaran berbasis saham. Daam pembayaran berbasis saaham, entitas
mengakui barang atau jasa diterima pada nilai wajar barang atau jasa diterima,
kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas

7
tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal,
maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas
terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrument
ekuitas yang diberikan.

b) Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Instrument


Ekuitas

Entitaas harus mengukur barabg atau jasa yang diterima dan kenaikan
ekuitas terkait secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima,
kecuali nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal, jika entitas tidak
dapat estimasi secara andal maka maka entitas harus mengukur nilai barang dan
jasa tersebut dan kenaikan ekuitas terkait secara tidak langsung dengan mengaju
pada nilai wajar instrument ekuita yang diberikan.

c) Transaksi Dengan Karyawan

Untuk hal ini entitas harus mengukur nilai wajar jasa yang diterima dengan
mengacu pada niai wajaar instrument ekuitas yang diberikan, karena pada
umumnya tidak mungkin untuk mengestimasi nilai wajar jasa yang diterima
secara andal. Nilai wajar instrument ekuitas tersebut harus diukur pada tanggal
pemberian. Tanggal pembelian adalah pada saat kedua belah pihak menyetujui
perjanjian pembayaran berbasis saham, dan. Secara umum, beban kompensasi
diakui pada periode ketika karyawan memberikan jasa disebut sebagai periode
jasa. kecuali ditentukan lain.periode jasa adalah periode vesting yaitu waktu
antara hibah dan tanggal vesting.

d) Transaksi dengan pihak selain karyawan

Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan yang diukur dengan mengacu
pada nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan. Dalam situasi ini PSAK 53
(revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk mengukur nilai wajar tersebut pada
tanggal entitas memperoleh barang atau pihak lawan transaksi menyerahkan jasa.

e) Transaksi Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Menggunakan Kas

Apabila perusahaan memiliki transaksi dengan pembayaran berbasis saham


yang mana penyelesaian dari transaksi ini diselesaikan dengan kas, maka entitas
harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar
nilai wajar liabilitas.

f) Transaksi Berbasis Saham yang Memberikan Pilihan Dalam Penyelesaian

Suatu entitas harus mengakui transaksi pembayaran berbasis saham yang


mana persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan
transaksi untuk menyelesaikan transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas atau
dengan penerbitan instrument ekuitas sebagai transaksi, pembayaran berbasis
saham dengan penyelesaia kas, jika dan sepanjang entitas telah menimbulkan

8
liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau ekuitas jika dan sepanjang tidak
terdapat iabilitas yang timbul.

II.2 Pengertian Laba Per Saham


Laba per Saham atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Earning per
Share yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari laba perusahaan yang
dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Laba per saham atau Earning per
Share ini merupakan indikator yang paling banyak digunakan untuk menilai
profitabilitas suatu perusahaan.

Laba per saham adalah ukuran profitabilitas yang sangat berguna dan
apabila dibandingkan dengan Laba per Saham pada perusahaan sejenisnya, Laba
per Saham ini akan memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang
kekuatan profitabilitas antara perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan
pembandingnya. Perlu diketahui bahwa perusahaan pembandingnya harus
merupakan perusahaan yang bergerak di jenis industri yang sama. Earning per
Share atau EPS ini apabila dihitung selama beberapa tahun, maka akan
menunjukan apakah profitabilitas perusahaan tersebut semakin membaik atau
malah semakin memburuk. Investor biasanya akan menginvestasikan dananya
pada perusahaan yang Laba per Sahamnya yang terus meningkat.

Pertumbuhan EPS (Earning per Share) merupakan ukuran penting kinerja


perusahaan karena menunjukan berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan
untuk pemegang sahamnya. Tidak hanya karena perubahan keuntungan namun
juga setelah semua dampak penerbitan saham baru.

II.3 Perhitungan LPS Dilusian untuk Peruahaan

1) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal Sederhana

Struktur modal perusahaan dikatakan sederhana (Simple Capital Structure) jika


hanya terdiri dari saham biasa dan tidak mencakup saham biasa potensial
(sekuritas konvertibel, opsi, waran).

LPS Dasar= Laba Bersih Residual : Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa

Laba bersih residual merupakan laba bersih dikurangi dengan dividen saham
utama. Dividen saham preferen meliputi:

1) Jumlah dividen dari saham preferen bukan kumulatif yang diumumkan bagi
periode yang bersangkutan.

2) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang


bersangkutan, dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. Jumlah saham
dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup

9
dividen saham preferen kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut
diumumkan atau dibayar dalam periode kini.

Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar diperoleh dengan


mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan
faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya
sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode.

2) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal Kompleks

LPS Dasar digunakan sebagai informasi laba yang akan diperoleh oleh
pemegang saham per lembar saham yang di milikinya. Apabila perusahaan
memiliki sekuritas dilutive, maka berarti perusahaan tersebut memiliki struktur
modal yang relative kompleks sehingga penyajian LPS Dasar saja tidak dapat
memberikan informasi yang akurat. Dalam perhitungan LPS dilusian, laba
residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan
dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang
dilutif.

Perhitungan LPS Dilusin menyesuaikan LPS Dasar dengan efek berpotensi


saham biasa yang bersifat dilutif. Efek tersebut seolah-olah dikonverensi menjadi
sekuritas saham sehingga mempengaruhi perhitungan LPS. Beberapa efek
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif adalah sebagai berikut.

1) Opsi, Warna, dan Instrumen keuangan sejenis.


2) Instrumen yang dapat dikenverensikan.
3) Saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen
4) Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas
5) Opsi yang dibeli
6) Opsi jual yang diterbitkan

Dalam melakukan perhitungan LPS Dilusian, perlu dilakukan penyesuaian


atas LPS Dasar. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan melakukan penyesuaian
terhadap laba residual (setelah pajak) dan penyesuaian terhadap jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa beredar.

1) Penyesuaian terhadap laba residual (setelah pajak)

Penyesuaian terhadap laba residual dilakukan untuk beberapa hal berikut ini:
a) Setiap deviden dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
b) Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif, yang diakui pada periode
bersangkutan.
c) Perubahan pendapatan atau beban yang timbul dari konvensi efek berpotensi
saham biasa bersifat dilutif.

2) Penyesuaian terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar

10
Penyesuaian terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar dilakukan
dengan menambah jumlah rata-rata tertimbang (dalam perhitungan LPS Dasar)
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi
semua efek berpotensi saham biasa dikonverensikan menjadi saham biasa.

II.4 Penyajian dan Pengungkapan


Apabila entitas memiliki kompensasi berbasis saham maka entitas
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk memahami:

1) Sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam suatu
periode;
2) Nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas
yang diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan;
3) Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba atau rugi entitas
dalam suatu periode dan posisi keuangannya.

Sedangkan berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan Laba Per


Saham (LPS), maka perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian
pada laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar
dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena
perusahaan menderita rugi (rugi per saham). Perusahaan harus mengungkapkan
hal hal berikut ini.

1) Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS
Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periode yang
bersangkutan.
2) Jumlah rata rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut
dalam perhitungan LPS Dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut penyebut
satu dengan yang lain

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sekuritas dilutif merupakan surat berharga yang dapat dikonversi menjadi


saham biasa sehingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham
yang beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba per saham atau terdilusi.
Skema kompensasi merupakan program kompensasi yang diberikan perusahaan

kepada pihak-pihak yang terkait baik karyawan maupun non karyawan.


Opsi saham Merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual
kepada investor lainnya dimana kontrak tersebut memberikan opsi/hak bagi
penerimanya untuk menjual/membeli suatu saham perusahaan yang menjadi dasar
perdagangan opsi tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah ditentukan
sebelumnya serta berlaku dalam periode tertentu. Waran saham merupakan opsi
yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik waran untuk membeli saham
dengan harga tertentu dalam waktu tertentu

Utang konversi Merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi
pemegangnya untuk mengonversikannya menjadi perusahaan setelah, selama, atau
pada tanggal tertentu setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio
pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitaan obligasi
tersebut. Perlakuan Akuntansi Utang Konversi: Akuntansi saat penerbitan,
Akuntansi saat penyelesaian obligasi konversi (Utang dilunasi saat jatuh tempo,
Konversi obligasi pada saat jatuh tempo, Konversi obligasi pada saat sebelum
jatuh tempo, Pembelian kembali sebelum jatuh tempo)

Saham preferen konversi adalah sekuritas saham utama yang mana pemilik
saham preferen dapat mengonversi menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya.

Kompensasi saham Merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada


pemasok baarang atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-
karyawan yang mana kompensasi tersebut berbentuk saham atau pengakuan
kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau
instrumen ekuitas perusahaan. Pengakuan kompensasi berbasis saham: Transaksi
Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Instrument Ekuitas,
Transaksi Dengan Karyawan, Transaksi dengan pihak selain karyawan, Transaksi
Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Menggunakan Kas, Transaksi Berbasis
Saham yang

Memberikan Pilihan Dalam Penyelesaian Struktur modal perusahaan


dikatakan sederhana (Simple Capital Structure) jika hanya terdiri dari saham biasa
dan tidak mencakup saham biasa potensial (sekuritas konvertibel, opsi, waran).

12
Apabila perusahaan memiliki sekuritas dilutive, maka berarti perusahaan
tersebut memiliki struktur modal yang relative kompleks sehingga penyajian LPS
Dasar saja tidak dapat memberikan informasi yang akurat.

perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan
laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian
harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita
rugi (rugi per saham).

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai