Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN


“KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
DAN KESALAHAN (PSAK 25) ”

Dosen Pengampu :
Dr. Kamaliah, SE, MM, Ak

Kelompok 11 :
Maya Arista 1802110388
Nadina Larozsa 1802124240
Siti Novia Azzahra 1802123972

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan yaitu tentang Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
agar lebih baik lagi untuk selanjutnya. Akhir kata kami mengharapkan makalah tentang
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 1 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1. Kebijakan Akuntansi ............................................................................... 3
2.1.1. Definisi Kebijakan Akuntansi .......................................................... 3
2.1.2. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi ........................... 3
2.1.3. Konsistensi Kebijakan Akuntansi ................................................... 4
2.1.4. Perubahan Kebijakan Akuntansi .................................................... 4
2.1.5. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi ................................ 4
2.1.6. Pengungkapan Atas Perubahan Kebijakan Akuntansi ................. 5
2.2. Estimasi Akuntansi ................................................................................... 7
2.2.1. Definisi Estimasi Akuntansi ............................................................. 7
2.2.2. Perubahan Estimasi Akuntansi ....................................................... 7
2.2.3. Pengungkapan Perubahan Estimasi Akuntansi .............................. 8
3.1. Kesalahan .................................................................................................. 8
3.1.1. Pengungkapan Kesalahan Periode Lain .......................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip


akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang
dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi
yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada
posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi,
peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek
yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi
perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas
ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.
Selain kebijakan akuntansi, terdapat juga perubahan akuntansi. Tiga jenis
perubahan akuntansi yang berbeda adalah :
1. Perubahan prinsip ekonomi
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi
yang berlaku umum ke yang lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode
penilaian persediaannya dari LIFO menjadi biaya rata-rata.
2. Perubahan estimasi akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagi akibat dari informasi baru atau diperolehnya
pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat
aktiva yang dapat disusutkan.
3. Perubahan entitas pelaporan
Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya.
Contohnya adalah perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok

1
perusahaan dimana laporan keuangan konsolidasi disusun.
Perubahan prinsip akuntansi ini tidak dianggap berasal dari penggunaan prinsip
baru dalam mengakui peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk pertama kalinya atau yang
telah terjadi sebelumnya tetapi tidak material . jika prinsip akuntansi yang sebelumnya
diikuti tidak dapat diterima lagi, atau jika prinsip tersebut tidak dialikasikan secara
benar, maka perubahan keprinsip akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai
koreksi kesalahan.
Selain itu, ada juga kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan
matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan
fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan
metode persediaan eceran yang tidak tepat dalam menentukan nilai persediaan akhir.
Karena adanya berbagai macam permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan
yang andal dan compatible terhadap laporan keuangan entitas lain, PSAK 25 disusun
untuk memenuhi tiga permasalahan dalam akuntansi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan kebijakan akuntansi ?
2. Bagaimana perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan ?
1.3.Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
bagaimana kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kebijakan Akuntansi


2.1.1. Definisi Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip dasar, konvensi, peraturan, dan praktik
tertentu yang diterapkan dalam penyususnan dan penyajian laporan keuangan.
2.1.2. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan
yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain.
Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak penerapannya tidak
material. Namun, adalah tidak tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan,
penyimpangan dari SAK untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas. SAK dilengkapi dengan panduan untuk membantu
entitas dalam menerapkan persyaratan dalam SAK. Panduan yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari SAK bersifat wajib diterapkan (mandatory). Sementara panduan
yang bukan bagian tidak terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan
keuangan.
Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang :
a. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna
b. Andal, dalam laporan keuangan yang :
 Menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
 Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya,
dan bukan hanya bentuk hukum.

3
2.1.3. Konsistensi Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik
mengatur atau mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang
berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengijinkan
pengelompokan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan
secara konsisten untuk setiap kelompok.
2.1.4. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut :
a. Disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
b. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan
keuangan entitas sepanjang waktu untuk mengidentifi kasi kecenderungan dalam posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang
sama diterapkan pada setiap periode dan dari suatu periode dengan periode berikutnya,
kecuali suatu perubahan kebijakan akuntansi memenuhi dua kriteria diatas.
Yang bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi :
a. Penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain
yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya
b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lain yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
2.1.5. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan perubahan kebijakan akuntansi bergantung pada :
a. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu
PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika
ada
b. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang
tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan

4
kebijakan akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut
secara retrospektif.
Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK bukan merupakan
perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela. Dalam hal PSAK tidak secara
spesifik diterapkan untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai
dengan paragraf 12, menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini yang dikeluarkan
oleh badan pembuat standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang
sama dalam mengembangkan standar kuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan
(pronouncement) tersebut diamandemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu
kebijakan akuntansi, maka perubahan tersebut dicatat dan diungkapkan sebagai
perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela.
Jenis penerapan perubahan kebijakan akuntansi :
a. Penerapan retrospektif, yaitu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah kebijakan tersebut telah ditetapkan sejak awal
transaksi.
b. Penerapan prospektif, yaitu penerapan dampak perubahan keijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan
kebijakan tersebut.
2.1.6. Pengungkapan Atas Perubahan Kebijakan Akuntansi
Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau
periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis
untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode
mendatang, maka entitas mengungkapkan :
a. Judul PSAK
b. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan
transisinya, ketika dapat diterapkan
c. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi
d. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan
e. Ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang,
ketika dapat diterapkan

5
f. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian :
 Untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh
 Laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba per Saham
diterapkan atas entitas
g. Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis
h. Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong ke
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan. Laporan keuangan periode selanjutnya tidak
perlu mengulang pengungkapan di atas.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode
berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali
tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak
pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:
a. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi
b. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan
c. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang
praktis:
 Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
 Penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika psak 56: laba per saham
diterapkan atas entitas;
d. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis
e. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak
praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-

6
periode tersebut disajikan.
2.2. Estimasi Akuntansi
2.2.1. Definisis Estimasi Akuntansi
Merupakan estimasi yang dapat memengaruhi elemen dalam laporan keuangan.
2.2.2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak pos
dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi.
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan
andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk :
a. Piutang tidak tertagih
b. Persediaan yang using
c. Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan
d. Umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi dari manfaat ekonomi masa
depan yang melekat pada asset terusutkan
e. Kewajiban garansi
Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar dalam penyiapan
laporan keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi keandalan laporan keuangan.
Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar
estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi
estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan.
Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan merupakan perubahan
kebijakan akuntansi, bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk
membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi
akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukansebagai perubahan estimasi akuntansi.
Dampak perubahan estimasi akuntansi dalam laporan laba rugi pada:
a. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu
b. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut

7
diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang
terkait pada periode perubahan.Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi
akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi
lain sejak tanggal perubahan estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat
berakibathanya pada laba atau rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan
dan periode mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak
tertagih berdampak hanya pada laba atau rugi periode berjalan dan oleh karena itu
diakui pada periode berjalan. Namun, suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau
ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada, suatu
asset tersusutkan berdampak pada beban penyusutan untuk periode berjalan dan setiap
periode mendatang selama sisa umur manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak
perubahan yang terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban
pada periode berjalan. Dampak pada periode mendatang diakui sebagai penghasilan
atau beban pada periode mendatang, jika ada.
2.2.3. Pengungkapan Perubahan Estimasi Akuntansi
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang
berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak
praktis untuk mengestimasi dampak tersebut. Jika jumlah dampak pada periode
mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.
3.1. Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan
SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk
mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas
tertentu. Potensi kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode tersebut
dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan. Namun, kesalahan material yang
kadangkala tidak ditemukan sampai suatu periode kemudian, dan kesalahan periode lalu
dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya

8
tersebut.
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a. Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan
terjadi
b. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan
kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.
Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laba atau rugi pada periode
dimana kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode lalu, termasuk
ringkasan data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin kebelakang selama
hal itu praktis.
Ketika tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan
penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas menyajikan
kembali informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Hal
ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang
timbul sebelum tanggal itu.
Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi
akuntansi sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat
tambahan informasi yang diketahui kemudian. Misalnya, keuntungan atau kerugian
yang diakui akibat hasil suatu kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan.
3.1.1. Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
Dalam pengungkapan kesalahan periode lalu, entitas mengungkapkan hal-hal
berikut :
a. Sifat dari kesalahan periode lalu
b. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis :
 Untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh
 Laba per saham dasar dan dilusian, jika psak 56: laba per saham diterapkan atas
entitas
c. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal

9
d. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Pembahasan
Dalam penyusunan laporan keuangan, terdapat hal-hal yang mungkin tidak dapat
diprediksi sebelumnya, seperti adanya perubahan kebijakan akuntansi, dasar-dasar
estiasi yang berbeda, dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ketika penyusunan
laporan keuangan periode sebelumnya. PSAK 25 membantu bagaimana cara untuk
menyesuaikan penyusunan laporan keuangan terdahulu dengan yang akan datang
sehingga laporan keuangan per periode dapat menunjukkan dengan sempurna
bagaimana keadaan perusahaan serta dapat menjadi acuan yang tepat dalam
pengambilan keputusan terkait proyeksi masa depan perusahaan. Keandalan dan
relevansi laporan keuangan serta daya banding laporan keuangan antar entitas akan
dapat dipenuhi bila penerapan PSAK 25 dilakukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://adrianekaputra.blogspot.co.id/2015/03/mengenal-psak-25.html
https://www.coursehero.com/file/11356612/PSAK-25-Kebijakan-Akuntansi-
Perusahaan-Estimasi-Akuntansi-dan-Kesalahan-IAS-18/
http://xa.yimg.com/kq/groups/20993199/611462331/name/PSAK+No+25+(Revised+20
09).pdf
http://aammbbaarr.blogspot.co.id/2011/04/psak-25.html

12

Anda mungkin juga menyukai