Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SITI NOVIA AZZAHRA

NIM : 1802123972
MATA KULIAH : SISTEM ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN
NEGARA
KELAS :A

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH


Pengelola Keuangan Daerah adalah pejabat pengelola keuangan daerah
yang melakukan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
Keuangan Daerah. Pelaksanaan tugas dan wewenang Pengelola keuangan Daerah
dapat melibatkan informasi, aliran data, penggunaan dan penyajian dokumen yang
dilakukan secara elektronik. Dokumen dalam Peraturan Menteri ini, disajikan
dalam bentuk ilustrasi dokumen berupa contoh yang menggambarkan kebutuhan
informasi yang bersifat dinamis dalam setiap tahapan pengelolaan keuangan
daerah.

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan


mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang
dipisahkan
2. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan:

a. menyusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang


perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
b. mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang
perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungiawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama;
c. menetapkan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
d. menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan Keuangan Daerah;
e. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait Pengelolaan
Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau
masyarakat;
f. menetapkan kebijakan pengelolaan APBD;
g. menetapkan KPA;
h. menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
i. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah
dan retribusi daerah
j. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan Utang dan
Piutang Daerah
k. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran
l. menetapkan pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
m. melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3. Selain kewenangan di atas, terdapat kewenangan lain yaitu paling sedikit


menetapkan Bendahara penerimaan pembantu, bendahara pengeluaran
pembantu bendahara bantuan operasional sekolah, bendahara BLUD,
bendahara unit organisasi bersifat khusus dan/atau bendahara khusus lainnya
yang diamanatkan peraturan perundang-undangan.
4. Dalam melaksanakan kekuasaan Kepala Daerah melimpahkan sebagian atau
seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan
Keuangan Daerah kepada Pejabat Perangkat Daerah dengan memperhatikan
sistem pengendalian internal yang didasarkan pada prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan menerima atau
mengeluarkan uang. Pelimpahan kekuasaan ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah.
5. Pejabat Perangkat Daerah terdiri atas:

a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah;

b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan

c. kepala SKPD selaku PA

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah


Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan
perencanaan/penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). APBD
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah. Oleh karena itu APBD merupakan kesepakatan bersama antara
eksekutif dan legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan dijabarkan
dalam peraturan bupati. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD
berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 181 dan Undang-
undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 17-18, yang
menjelaskan bahwa proses penyusunan APBD harus didasarkan pada penetapan
skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja Pemerintah Daerah dan
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD dengan
Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab IV Penyusunan Rancangan
APBD Pasal 29 sampai dengan pasal 42 dijelaskan bahwa proses penyusunan
RAPBD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD,
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran
SKPD (RKA-SKPD).

Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah


Dalam akuntansi pemerintahan, data akuntansi digunakan untuk
memberikan informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah
kepada pihak eksekutif, legislative, yudikatif, dan masyarakat. Akuntansi sosial
merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lebaga dlam artian
makro, yang melayani perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah neraca
pembayaran negara, rekening arus dana, rekening pendapatan, dan produksi
nasional, serta neraca nasional.
Lingkup akuntansi pemerintahan adalah :

1. Akuntansi Pemerintahan Pusat


2. Akuntansi Pemerintajan Daerah, terdiri atas:

a. Akuntansi Pemerintahan Provinsi


b. Akuntansi Pemerintahan Kabupaten/Kota
Akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan


yang lengkap, cermat, dalam bentuk yang tepat, yang berguna bagi pihak yang
bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi-operasi unit pemerintahan.
Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau
badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan
pertanggungjawaban atau perhitungan.

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan


informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus


memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan
fungsional secara lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai