Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SITI NOVIA AZZAHRA

NIM : 1802123972

FINANCIAL ACCOUNTING DISCLOSURE

Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari


pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir
dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh laporan keuangan. Keberadaan dari pengungkapan dalam perusahaan
sangat penting karena pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi yang
relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan keuangan. Catatan
atas laporan keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang diharuskan
dalam standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan laba
rugi atau laporan arus kas. Sedangkan transparansi dalam suatu perusahaan
digunakan untuk membantu investor dalam pasar modal.
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian
(release) informasi. Sedangkan menurut para akuntan pengungkapan laporan
keuangan adalah penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di
dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Pengungkapan yang dilakukan
perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para
pemangku kepentingan (stakeholders). Pengungkapan informasi dapat disajikan
dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos laporan keuangan, catatan atas
laporan keuangan, penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam
kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi
manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
Ada dua sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk
memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan :
1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang
berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Pengungkapan
sukarela merupakan pengungkapan infornasi yang melebihi persyaratan
minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku. Perusahaan memiliki
keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas
pengungkapan sukarela antar perusahaan. Pertimbangan manajemen untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya
dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela
jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya.
2. Pengungkapan Wajib (Discretionary Disclosure)
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan
atas apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan
pengawas. Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar
pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7
tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No.
VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnya diubah
melalui Keputusan Ketua Bapepem No. Kep-38/PM/1996 yang berlaku
bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan
perusahaan publik. Peraturan tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran
Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk
setiap jenis industri.
Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor
merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan
ditujukan terutama untuk mereka. FASB misalnya menetapkan tingkat
kecanggihan para investor dan kreditor cukup tinggi sehingga pengungkapan yang
diwajibkan dapat dikatakan lebih sedikit dibanding yang dituntut oleh SEC karena
SEC mempertimbangkan pula kepentingan investor yang naif. SEC menuntut
lebih banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mempunyai aspek sosial
dan publik (public interest). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut lebih dari
sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian informasi
kualitatif atau non kuantitatif. Karena pihak yang dituju lebih luas dan model
pengambilan keputusannya kurang dapat diidentifikasi, pengungkapan cenderung
untuk meluas dan jarang menjadi sempit (spesifik).
Menurut Suwardjono (2008), secara umum tujuan pengungkapan adalah
menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
berbeda-beda. Investor dan kreditor tidak homogen tetapi bervariasi dalam hal
kecanggihannya (sophistication). Karena pasar modal merupakan sarana utama
pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan diwajiabkan untuk tujuan
melindungi (protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus
(differential).
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis
informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan
beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentukan secara
spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain.
Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain
post statement keuangan, catatan kaki (catatan atas statement keuangan),
penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran,
penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam
bentuk surat atau penyertaan resmi.
Metode yang umum digunakan dalam pengungkapan informasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bentuk dan susunan laporan yang formal
2. Terminologi dan penyajian yang terinci
3. Informasi sisipan
4. Catatan kaki
5. Ikhtisar tambahan dan skedul skedul
6. Komentar dalam laporan auditor
7. Pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris
Di Indonesia, pengungkapan dalam laporan keuangan baik yang bersifat
wajib maupun sukarela telah diatur dalam PSAK No.01. Pengungkapan oleh
auditor pada umumnya berkaitan dengan hal-hal berikut :
1. Perubahan akuntansi dan konsistensi
2. Keraguan tentang kelangsungan perusahaan
3. Persetujuan atas penyimpangan dari PABU
4. Penekanan suatu hal dalam laporan atau kejadian
5. Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan unaudit
6. Laporan keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain
7. Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor
Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran
praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi
yang disajikan melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran
praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui
sesuai dengan standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan
pelaporan keuangan itu sendiri.
Dalam tataran praktis, terdapat suatu kerangka atau struktur akuntansi
pokok atau pelaporan keuangan pokok yang membatasi pengungkapan sesuai
dengan tujuan pelaporan keuangan. Tanpa kerangka pokok tersebut akan banyak
hal yang akan dituntut untuk diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam
pelaporan keuangan. Kerangka pokok juga diperlukan untuk membatasi
tanggungjawab auditor dalam menetapkan kewajaran statemen keuangan.
Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai pelaporan yang langsung
ditentukan oleh standar akuntansi atas dsar pertimbangan keterandalan dan
keberpautan (Suwardjono 2005).

Anda mungkin juga menyukai