0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengungkapan dalam laporan keuangan. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian penting dari pelaporan keuangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan. Terdapat dua jenis pengungkapan yaitu pengungkapan wajib yang diwajibkan standar akuntansi dan pengungkapan sukarela yang bersifat opsional. Metode pengungkapan
Dokumen tersebut membahas tentang pengungkapan dalam laporan keuangan. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian penting dari pelaporan keuangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan. Terdapat dua jenis pengungkapan yaitu pengungkapan wajib yang diwajibkan standar akuntansi dan pengungkapan sukarela yang bersifat opsional. Metode pengungkapan
Dokumen tersebut membahas tentang pengungkapan dalam laporan keuangan. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian penting dari pelaporan keuangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan. Terdapat dua jenis pengungkapan yaitu pengungkapan wajib yang diwajibkan standar akuntansi dan pengungkapan sukarela yang bersifat opsional. Metode pengungkapan
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Keberadaan dari pengungkapan dalam perusahaan sangat penting karena pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi yang relevan dan reliable tercermin di dalam pengungkapan laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang diharuskan dalam standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas. Sedangkan transparansi dalam suatu perusahaan digunakan untuk membantu investor dalam pasar modal. Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release) informasi. Sedangkan menurut para akuntan pengungkapan laporan keuangan adalah penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan (stakeholders). Pengungkapan informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain pos laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi. Ada dua sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan : 1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan infornasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan. Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. 2. Pengungkapan Wajib (Discretionary Disclosure) Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnya diubah melalui Keputusan Ketua Bapepem No. Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Peraturan tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industri. Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka. FASB misalnya menetapkan tingkat kecanggihan para investor dan kreditor cukup tinggi sehingga pengungkapan yang diwajibkan dapat dikatakan lebih sedikit dibanding yang dituntut oleh SEC karena SEC mempertimbangkan pula kepentingan investor yang naif. SEC menuntut lebih banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mempunyai aspek sosial dan publik (public interest). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut lebih dari sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian informasi kualitatif atau non kuantitatif. Karena pihak yang dituju lebih luas dan model pengambilan keputusannya kurang dapat diidentifikasi, pengungkapan cenderung untuk meluas dan jarang menjadi sempit (spesifik). Menurut Suwardjono (2008), secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Investor dan kreditor tidak homogen tetapi bervariasi dalam hal kecanggihannya (sophistication). Karena pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan diwajiabkan untuk tujuan melindungi (protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus (differential). Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentukan secara spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain. Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain post statement keuangan, catatan kaki (catatan atas statement keuangan), penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau penyertaan resmi. Metode yang umum digunakan dalam pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Bentuk dan susunan laporan yang formal 2. Terminologi dan penyajian yang terinci 3. Informasi sisipan 4. Catatan kaki 5. Ikhtisar tambahan dan skedul skedul 6. Komentar dalam laporan auditor 7. Pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris Di Indonesia, pengungkapan dalam laporan keuangan baik yang bersifat wajib maupun sukarela telah diatur dalam PSAK No.01. Pengungkapan oleh auditor pada umumnya berkaitan dengan hal-hal berikut : 1. Perubahan akuntansi dan konsistensi 2. Keraguan tentang kelangsungan perusahaan 3. Persetujuan atas penyimpangan dari PABU 4. Penekanan suatu hal dalam laporan atau kejadian 5. Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan unaudit 6. Laporan keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain 7. Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri. Dalam tataran praktis, terdapat suatu kerangka atau struktur akuntansi pokok atau pelaporan keuangan pokok yang membatasi pengungkapan sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan. Tanpa kerangka pokok tersebut akan banyak hal yang akan dituntut untuk diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam pelaporan keuangan. Kerangka pokok juga diperlukan untuk membatasi tanggungjawab auditor dalam menetapkan kewajaran statemen keuangan. Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai pelaporan yang langsung ditentukan oleh standar akuntansi atas dsar pertimbangan keterandalan dan keberpautan (Suwardjono 2005).
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro