Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN


a) Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir
dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statement keuangan.
 Evans (2003) dalam Suwardjono(2014) mengartikan pengungkapan
sebagai berikut: Disclosure means supplying information in the
financial statements including the statements themselves, the notes to
the statements and the implementary disclosures assosiated with the
statements. It does not extend to public or private statements made
by management or information provided outside the financial
statements.
Evans menyatakan bahwa pengungkapan adalah penyediaan
informasi dalam laporan keuangan termasuk laporan keuangan itu
sendiri, catatan atas laporan keuangan, dan pengungkapan tambahan
yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pengertian pengungkapan oleh
Evans ini terbatas hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan
keuangan, pernyataan manajemen atau informasi di luar lingkup
pelaporan keuangan tidak termasuk.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pengungkapan (disclosure) adalah informasi yang diberikan oleh
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai keadaan
perusahaan. Didalam pengungkapan semua informasi harus diungkapkan
termasuk informasi kuantitatif (seperti komponen persediaan dalam nilai
mata uang), dan komponen kualitatif (seperti tuntutan hukum).

b) Tujuan Pengungkapan Laporan Keuangan


Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi
yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan
untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-
beda. Setelah disinggung bahwa investor dan kreditor tidak homogen,
tetapi bervariasi dalam hal kecanggihannya (sophistication) karena pasar
modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat,
pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan melindungi (protective),
informatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus (differential).

 Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua
pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi
dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin
memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk
menangkap substansi ekonomi yang melandasi suatu pos statemen
keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk
melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan
terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat dan volume
pengungkapan akan menjadi tinggi.
 Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju
sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian,
pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat
membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut.
 Tujuan Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan
tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik
dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang
dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu
harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan
melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.
c) Konsep Pengungkapan Laporan Keuangan
Tiga konsep pengungkapan laporan keuangan:
 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup)
Konsep yang sering digunakan adalah Adequate Disclosure, yaitu
pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh peraturan yang berlaku,
dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar
oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar)
Fair disclosure adalah pengungkapan yang secara tidak langsung
merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada
semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak
terhadap pembaca potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh)
Full disclosure adalah pengungkapan yang mengimplikasikan penyajian
dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini sering dianggap
berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan
membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci
akan mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit
untuk diinterpretasikan.
d) Sifat atau Jenis Pengungkapan Laporan Keuangan
Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk memberikan
informasi kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua, yakni:
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure).
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang
berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure).
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dilakukan
perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas. Pengungkapan ini merupakan pengungkapan
informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini
peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam),
namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor
38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan bahwa
yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah meliputi semua
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.

B. RUANG LINGKUP PENGUNGKAPAN

Berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010, pengungkapan laporan keuangan yang


disusun pemerintah di Indonesia menggunakan prinsip pengungkapan lengkap, dimana
laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan keuangan. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan
atau pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

C. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Opini APB No.22, “Pengungkapan atas Kebijakan Akuntansi.” mengharuskan
seluruh perusahaan mengungkapkan baik kebijakan akuntansi yang digunakan
perusahaan dan metode yang digunakan dalam menerapkan kebijakan tersebut.
Biasanya, perusahaan mengungkapkan informasi ini dalam sebuah Ringkasan atas
Kebijakan Akuntansi yang Signifikan sebelum catatan kaki. Secara spesifik, Opini APB
No.22 mengharuskan metode dan prosedur akuntansi yang tersebut dibawah ini untuk
diungkapkan:
1. Seleksi atas alternatif yang tersedia
2. Prinsip dan metode yang khas terhadap industri dimana entitas yang melaporkan
beroperasi
3. Penerapan GAAP yang tidak lazim atau bersifat inovatif
Tujuan utama APB dalam menerbitkan Opini No.22 adalah untuk menyediakan
informasi yang membantu investor membandingkan perusahaan antar perusahaan dan
antar industri. Karena kebijakan akuntansi memiliki dampak penting pada angka yang
dilaporkan pada laporan keuangan, investor harus mengetahui kebijakan tersebut,
sehingga mereka dapat menarik perbandingan yang berarti antar perusahaan dalam
industri yang sama, atau perusahaan dalam industri yang berbeda. Mengetahui
kebijakan akuntansi membuat investor dapat mengambil keputusan ekonomis dengan
lebih yakin karena mereka dapat membuat perbandingan yang sah.

Anda mungkin juga menyukai