Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Pernyataan ini tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan
laporan keuangan interim, seberapa sering, atau berapa lama setelah akhir suatu periode
interim. Namun, pemerintah, regulator pasar modal, bursa efek seringkali mensyaratkan
entitas yang efek utang atau efek ekuitasnya diperdagangkan di bursa efek untuk menerbitkan
laporan keuangan interim. Pernyataan ini diterapkan jika entitas disyaratkan atau memilih
untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai dengan SAK.
Setiap laporan keuangan, baik tahunan atau interim, dievaluasi kepatuhannya terhadap
SAK. Fakta bahwa entitas mungkin tidak menyediakan laporan keuangan interim selama satu
tahun buku tertentu atau menyediakan laporan keuangan interim yang tidak sesuai dengan
Pernyataan ini, tidak menghalangi kepatuhan laporan keuangan tahunan terhadap SAK jika
laporan keuangan tersebut mematuhi SAK. Jika laporan keuangan interim dijelaskan sesuai
dengan SAK, maka laporan keuangan interim harus sesuai dengan semua persyaratan dalam
Pernyataan ini. Paragraf 19 mensyaratkan pengungkapan tertentu atas hal tersebut.
Sedangkan pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini, Laporan
keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan) atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
Periode interim adalah suatu periode laporan keuangan yang lebih pendek dari satu tahun
buku penuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim (interim financial report) suatu laporan keuangan yang

berisi seperangkat lengkap laporan keuangan (sebagaimana yang diuraikan di dalam IAS 1
mengenai penyajian laporan keuangan) atau seperngkat laporan keuangan ringkas
(sebagaimana yang diuraikan di dalam IAS 34) untuk suatu periode interim. (Nandakumar,
2012:264).
Yang dimaksud dengan periode interim adalah periode yang kurang dari satu tahun
keuangan yang penuh, yaitu laporan keuangan bulan, triwulan atau periode yang dibawah
dari satu tahun.
Laporan keuangan interim menurut PSAK NO.3 revisi 2009 adalah laporan
keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan
interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun
secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh
komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yaitu pasar modal
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :
1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama
seperti pada periode tahunan.
2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan
periode tahunan.

2.2

Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan Interim

2.2.1

Beban dan Biaya


Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama

dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk
persediaan :
a. Perusahaan yang dalam periode mengungkapkan persediaan interim menggunakan
estimasi laba kotor dalam laporan keuangan interim.
b. Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak
perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika
selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir
tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan
harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang
digunakan pada akhir tahun.
c. Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh
ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.
d. Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain
termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan
2.2.2 Pendapatan dan beban musiman
Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim
tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya
memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi
sebagai berikut:
a. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
b. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman
dari kegiatan usaha.
c. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari

awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui
kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
d. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku
yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap
posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

2.2.3 Penyisihan Pajak Penghasilan


Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak
penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode
interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada
akhir tahun.
2.2.4 Pos dan Transaksi Luar Biasa
a. Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang
tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
b. Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos
luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
c. Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa
juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
d. Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu

terselesaikan.
2.2.5 Perubahan Akuntansi
a. Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang
tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
b. Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos
luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
c. Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa
juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
d. Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.

2.3

Penyajian Laporan Keuangan


Laporan keuangan interim terdiri dari:
1.
2.
3.
4.

Neraca
Laporan Laba rugi dan saldo laba interim
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan

Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal
tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).

Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan
tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai
laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
suatu entitas dapat menyajikan seperangkat laporan keuangan yang lengkap atau suatu
laporan keuangan ringkas untuk tujuan pelaporan keuangan interim. Tabel berikut
mengikhtisarkan ketentuan menurut IAS 34 mengenai seperangkat laporan keuangan interim
yang lengkap dan laporan keuangan interim yang ringkas.
2.3

Isi dari suatu laporan keuangan interim

Laporan Keuangan Interim Yang Lengkap Laporan Keuangan Interim yang Ringkas
Komponen
Komponen
1. Suatu laporan posisi keuangan perakhir 1. Laporan posisi keuangan yang diringkas
periode
2. Suatu laporan laba/rugi komperhensif 2. Laporan laba rugi komperhensif yang
untuk periode yang bersangkutan

diringkas, disajikan dalam:


a. Laporan tunggal yang diringkas
b. Laporan laba rugi terpisah
diringkas

dan

laporan

laba

yang
rugi

komperhensif yang diringkas


3. Suatu laporan perubahan ekuitas untuk 3. laporan perubahan ekuitas yang diringkas
periode yang bersangkutan
4. Suatu laporan arus kas untuk periode yang 4. laporan arus kas yang diringkas
berangkutan
5. Catatan yang terdiri dari suatu ikhtisar 5. catatan penjelasan yang terpilih
kebijakan akuntansi yang signifikan dan
informasi penjelasan lainnya
6. Suatu laporan keuangan per awal periode
komperhensif

yang

terawal

bilamana

suatu entitas merupakan suatu kebijakan


akuntansi

yang

berlaku

surut

atau

membuat pos dalam laporan keuangan


yang dinyatakan kembali yang berlaku
surut

atau

bilamana

hal

tersebut

mengklasifikasikan kembali pos di dalam

laporan keuangan
Laporan keuangan interim yang lengkap

Laporan keuangan interim yang ringkas


Bilamana suatu entitas menyusun laporan
laba rugi terpisah terpisah ringkas
Apabila suatu entitas menyajikan komponen
laba atau rugi di dalam suatu laporan laba
rugi

terpisah

(misalnya

terpisah

dari

komponen laba rugi komperhensif yang lain)


selanjutnya informasi laporan laba rugi
terpisah yang diringkas harus diambil dari
laporan terpisah.
Isi minimum

Isi minimum
1. Mengikuti IAS 1 secara total

1. Setiap judul dan subtotal termasuk di


dalam laporan keuangan tahunan
yang paling baru
2. Catatan penjelasan

yang

terpilih

diperlukan sebagaimana menurut IAS


Pengungkapan

LPS

dasar

dilusian.

dan

34
LPS Pengungkapan

LPS

dasar

dan

LPS

dilusian.

Suatu entitas harus menyajikan laba per Suatu entitas harus menyajikan laba per
saham dasar dan laba per saham dilusian saham dan dilusian untuk periode tersebut
untuk periode tersebut bilamana entitas di bilama entitas di dalam ruang lingkup IAS 33
dalam ruang lingkup IAS 33 mengenai laba mengenai laba per saham.
per saham.

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan


melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode
sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained earnings),
kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus
dinyatakan kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh
perubahan akuntansi terhadap hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim
berikutnya harus diungkapkan.

Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun
karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan
tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka
penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di
samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang
bersangkutan.

2.4

Initial Public Offering (IPO)


Initial Public Offering atau biasa disebut IPO merupakan penawaran perdana atas

saham umum sebuah perusahan ke publik atau investor umum. IPO sering dikeluarkan oleh
perusahaan yang lebih kecil dan lebih muda, yang mencari modal untuk berkembang, tetapi
juga bisa dilakukan oleh perusahaan swasta besar yang ingin diperdagangkan secara publik.
Bagi suatu perusahaan (Emiten), IPO secara finansial merupakan sarana memperoleh modal
untuk pengembangan bisnis dan juga sebagai parameter bahwa perusahaan tersebut telah
menjalankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan yang dampaknya dapat dilihat dari
citra perusahaan.
Keuntungan dalam melakukan IPO antara lain adalah signifikan akses untuk
mendapatkan modal investasi yang lebih besar; kredibilitas sebagai hasil dari dukungan dan
sponsor dari sebuah perusahaan investasi perbankan; beberapa harga saham yang mendukung
setelah perusahaan private terdaftar secara publik; serta cakupan analisis dan laporan
penelitian membantu masyarakat tetap dapat mendapatkan informasi.
Sementara kerugian dari Penawaran Umum Perdana antara lain mencakup kesuksesan
IPO yang bergantung pada bankir investasi dan kondisi pasar; IPO membutuhkan biaya yang
lebih besar dari penawaran umum langsung dan seringkali juga lebih besar dari
penggabungan reverse, tidak termasuk biaya komisi; serta signifikan persyaratan dari
manajemen untuk mengadakan rapat, panggilan konferensi dan roadshow.
2.4.1

Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses IPO


Initial Public Offering (IPO) Sebuah perusahaan yang akan go public dimana perusahaan tersebut

melakukan initial public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin

emisi danmelalui agen-agen penjual yang ditunjuk. IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukanoleh
emiten untuk menjual efek kepada masyarakat (publik) melalui pasar modal.
Investor bisa melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual.
Padaumumnya, jumlah saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Halini karena
minat investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan penjatahan.
2.4.2

Proses Initial Public Offering (IPO)


Di Indonesia, prosedur sebuah perusahaan untuk go public mengikuti tiga tahapan utama yang

ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal- LK (BAPEPAM-LK). Tahap pertama adalah persiapan diri,
kemudian tahap kedua adalah memperoleh ijin registrasi dari BAPEPAM-LK, dan ketiga adalah melakukan
penawaran perdana ke publik dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa. Pihakpihak yang terlibat dalam IPO :
a. Perusahaan Efek, bertindak sebagai penjamin, pelaksana dan membantu emisi.
Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual. Contohnya adalah PT Mandiri Sekuritas, PT
Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT DBS Vickers Securities.
b. Profesi penunjang, mencakup akuntan publik (auditor independen) untuk melakukan
audit atas laporan keuangan perusahaan emiten; notaris yang membuat akta-akta
perjanjian; dan konsultan hukum.
c. Lembaga Penunjang, seperti wali amanat, penanggung, biro administrasi efek dan
kustodian sebagai tempat penitipan efek.
2.4.3

Proses Penawaran Umum Perdana


Sebelum melakukan emisi, perusahaan terlebih dahulu menyiapkan dokumen-

dokumen emisi. Setelah semua dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, emiten
mengadakan kontrak pendahuluan dengan bursa efek dan menandatangani perjanjianperjanjian emisi. Di Bapepam, semua dokumen emisi yang telah diterima diperiksa
kelengkapannya dan juga dievaluasi, baik dari segi kelengkapannya, kecukupan dan kejelasan
informasi, keterbukaan, maupun aspek hukum, akuntansi, keuangan, dan manajemen. Dalam
waktu maksimum 45 hari kerja jika Bapepam tidak menyampaikan komentar, permintaan
perubahan/tambahan informasi maka Pernyataan Pendaftaran emiten dianggap efektif.
Setelah proses tersebut selesai, maka perusahaan dapat mulai melaksanakan penawaran
saham perdana. Calon investor yang tertarik dapat mengajukan pesanan kepada penjamin
emisi melalui agen penjualan yang ditunjuknya. Masa ini berlangsung selama minimal 3 hari

kerja dan selesai selambat-lambatnya 60 hari setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran.


Berakhirnya masa penawaran disusul dengan penjatahan efek. Penjatahan efek adalah
pengalokasian efek pesanan para investor sesuai dengan jumlah yang tersedia. Efek yang
sudah dialokasikan kemudian diserahkan kepada investor dalam bentuk surat saham kolektif.
Sedangkan proses pencatatan efek dimulai dari pengajuan permohonan pencatatan ke bursa
oleh emiten, tentunya berdasarkan Persyaratan Pencatatan Efek yang berlaku di Bursa Efek
Indonesia.
Faktor-faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu proses IPO adalah
pemilihan waktu, strategi penawaran dan penetapan harga. Dalam penetapan harga itu
sendiri, ada dua hal utama yang harus diperhatikan penjamin emisi, yaitu:
a. Memastikan alokasi jatah saham IPO diberikan kepada investor berkualitas. Baik
pihak pemegang kendali saham maupun penjamin emisi tidak ingin saham publik
yang dilepas melalui IPO tersebut diberikan kepada investor-investor yang tidak
berkualitas.
b. Memastikan perdagangan saham di pasar sekunder usai pencatatan (listing) berjalan
stabil atau tidak langsung jatuh karena adanya aksi profit taking.
Banyaknya hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan IPO membuat sebuah
perusahaan (calon emiten) sebaiknya memiliki rencana yang komprehensif, tidak hanya pada
saat melakukan emisi, namun juga setelah proses tersebut. Hal ini untuk memastikan IPO
yang dilakukan benar-benar berhasil dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
2.5

Persiapan Untuk Going Public :


Secara garis besar, persiapan yang harus dilakukan adalah:

1. Rencana go public harus dibawa dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS).
2. Perusahaan menyediakan pakar-pakar pasar modal dan institusi-institusi pendukunguntuk membantu
penyediaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, yaitu:
a) Underwriter(penjamin emisi) yang akan mempersiapkan segala sesuatunyaberkaitan dengan
proses penempatan saham di pasar primer.
b) Profesi-profesi yang terdiri dari: kantor akuntan publik yang independen untuk mengaudit
laporan keuangan selama dua tahun terakhir dengan pendapat unqualified opinion, notaris
publik yang akan mempersiapkan dokumen persetujuan daripemegang sahamdan persetujuan
lainnya yang berkaitan dengan going public
c) danhasil dari rapat-rapat yang dilakukan, konsultan hukum untuk menyediakan opini-opini
yang berhubungan dengan hukum, dan perusahaan penilai (appraisalcompany) yang akan

menilai kembali (jika diperlukan) aktiva-aktiva yang dimilikioleh perusahaan.


d) Institusi-institusi pendukung: trustee, penjamin (guarantor), Biro Administrasi Sekuritas,
dan kustodian.
3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke public
4. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.
5. Mengumumkan ke public.
6. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan going public.
7. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya ke agen peringkatuntuk
mendapatkan peringkat untuk obligasi yang ditawarkan. Agen peringkat yangditunjuk adalah PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan pada tanggal21 Desember 1993.
8. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung lainnya keBAPEPAM-LK
2.5.1

Registrasi di BAPEPAM
Setelah semua dokumen masuk ke BAPEPAM, maka BAPEPAM melakukan sebagai berikut:
1. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung dari perusahaan yang akan
going public dan dari underwriter.
2. Pengumuman terbatas di BAPEPAM-LK
3. Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.
4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada tiga hal utama, yaitu
kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan informasi dan pengungkapan (disclosure)
tentang aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan manajemen. Jikaselama 30 hari
BAPEPAM tidak memberi jawaban, maka pernyataan registrasi otomatisefektif.

2.5.2

Pencatatan di Bursa
Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi,selanjutnya

underwriter dapat menjual saham perdana tersebut di pasar primer. Setelah penawaran perdana selesai,
emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan proses-proses berikut ini untuk mencantumkan
sahamnya di pasar sekunder (bursa).
1. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI untuk permintaan
mencantumkan sahamnya di bursa efek.
2. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
3. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan menyetujuinya.
4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee). Biaya jasapencantuman
terdiri dari dua macam, yaitu biaya jasa pencantuman awal (initial listing fee) dan biaya jasa
pencantuman tahunan (annual listing fee). Untuk initial listing fee ditentukan sebesar
minimum Rp 10 juta dan maksimum Rp 150 juta (jika ada tambahan listing berikutnya dibebankan
biaya tambahan sebesar minimum sebesar Rp 1 juta untuk setiap kelipatan Rp 1 milyar dari

kapitalisasi pasarnya dengan minimum Rp 10 juta danmaksimum sebesar Rp 150 Juta). Untuk
annual listing fee ditentukan sebesar Rp.500.000,- untuk setiap Rp 1 milyar dari nominal sahamnya,
minimum Rp 5 juta danmaksimum Rp 100 juta.5.
5. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari saham ini.
6. Saham yang sudah tercantum ini sudah siap untuk diperdagangkan.
Laporan-laporan yang harus dipersiapkan untuk IPO adalah laporan Rutin yang terdiri dari Laporan
Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Triwulanan, dan Laporan Penggunaan
Dana Hasil Emisi; Laporan Berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan relevan;
dan Laporan lainnya yang mencakup laporan mengenaiperubahan anggaran dasar, rencana RUPS/RULB,
perubahan susunan direksi dan komisaris, dan mengenai penyimpangan proyeksi yang dipublikasikan lebih
dari 10%. Selain itu perusahaan juga mempersiapkan Prospektus. Prospektus adalah suatu bentuk promosi
emiten atas perusahaannya. Emiten akan memasukkan ke dalam prospektus informasi-informasi yang
relevandengan bisnis perusahaan sebagaimana yang disyaratkan oleh Bapepam, dengan harapan dapat
menarik banyak calon investor.
2.5.3

Penjamin Emisi Efek (Underwriter)


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang pasar Modal,emiten adalah

pihak yang melakukan penawaran umum. Sebuah perusahaan yang akan go public di mana perusahaan
tersebut melakukan Initial Public Offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi
penjamin emisi dan melalui agen-agen penjual yang ditunjuk.Penjamin emisi efek adalah pihak yang
membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukanPenawaran Umum bagi kepentingan bagi kepentingan
Emiten dengan atau tanpa kewajibanuntuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
Perusahaan tentunya tidak menginginkan jika dalam pelaksanaan penawaran perdanatimbul
keraguan, apakah efek yang dilepas ke para investor terjual habis atau tidak, bila setelah dilepas efek
tersebut tidak terjual habis, maka ini merupakan bencana bagi perusahaan, hal mana selain
mengakibatkan kerugian sebab biaya-biaya yang telah dikeluarkan tidak dapatditarik kembali, juga akan
menjatuhkan reputasi perusahaan. Untuk itulah maka diperlukanperusahaan efek yang bertindak sebagai
penjamin emisi efek (underwriter) perusahaan, yang umumnya dalam praktek di Indonesia, dalam
penawaran umum perdana praktis semuapenjaminan emisi di lakukan dengan sistem penjaminan full
commitment. Maka peran dan tanggung jawab underwriter dalam perjanjian full commitment di pasar
perdana sangatlah penting.
Peran underwriter dimulai sejak hari pertama emiten berniat menawarkan sahamnyakepada
masyarakat. Peran underwriter mulai dari membantu emiten menyiapkan penawaranumum, melakukan
due diligence, menyiapkan pernyataan pendaftaran, sampai kepada prosespenawaran umum perdana.

Underwriter dalam perjanjian full commitment bertanggung jawabatas sisa efek yang tidak terjual, sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi efek yang tunduk kepada UUPM dan KUH Perdata.
Adapun kategori penyimpangan oleh underwriter pada proses penawaran umum perdana,antara
lain: masalah penjatahan saham yang dapat berakibat pada benturan kepentingan (conflict of interest),
manipulasi harga dalam upaya stabilisasi, dan penyimpangan bentuk penjaminanemisi oleh underwriter dan
emiten. Akibat hukum yang dikenakan terhadap ketiga kategori penyimpangan ini ditentukan dalam UUPM
dan PP No. 45 Tahun 1995, yaitu berupa sanksiadministratif dan denda. Mengenai perselisihan antara para
pihak dalam perjanjian penjaminanemisi efek, akan diselesaikan secara musyawarah, jika tidak tercapai
persesuaian paham, makadiajukan ke Pengadilan Negeri atau diselesaikan melalui Badan Arbitrase Pasar
Modal Indonesia(BAPMI)
2.5.4

Right Issue (Hak memesan efek terlebih dahulu)


1. Pengertian dan Tujuan Right Issue
Right issue lebih dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu yaitu hak

yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk
membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan
waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Ketika terjadinya right issue maka pemegang
saham lama (existing shareholder) memiliki hak terlebih dahulu (pre-emptive right) atas
saham baru yang dikeluarkan perusahaa, biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih
rendah dari harga pasar menurut perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh masingmasing pemegang saham lama.
Hak memesan efek terlebih dahulu bersifat hak tersebut wajib dapat dialihkan, bila
pemegang saham lama tidak menggunakan haknya, maka ia dapat menjual haknya di bursa
pada jadwal yang telah ditentukan

namun jika pemegang saham tidak melaksanakan

haknya maka konsekuensinya adalah porsi kepemilikannya menjadi terdilusi (berkurang)


karena penambahan saham perusahaan tidak diikuti oleh penambahan kepemilikan
pemegang saham yang bersangkutan. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu merupakan hak
yang dapat dialihkan dan dibuktikan dengan :
a. catatan pemilikan dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan atau Biro Administrasi
Efek
b. Sertifikat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk pemegang saham yang terdaftar pada tanggal tertentu. Sertifikat tersebut wajib
tersedia sebelum dimulai dan selama periode perdagangan

c. kupon yang dapat dilepas dari surat saham; atau


d. konfirmasi atau laporan rekening Efek yang diterbitkan oleh Kustodian.
Right issue (HMETD) terkait erat dengan Pre-emptive Right (hak yang dimiliki oleh
pemegang saham untuk mempertahankan persentase kepemilikannya). Sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bapepam No. IX D.1 tentang hak memesan efek terlebih dahulu khususnya
dalam butir 2 disebutkan bahwa Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran
Umum saham atau Perusahaan Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya,
termasuk melalui penerbitan Waran atau Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib
diberi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek baru dimaksud sebanding dengan
persentase pemilikan mereka.
Perusahaan melakukan rights issue dengan tujuan memperoleh penambahan modal
secara murah, yang biasanya digunakan untuk ekspansi usaha, akuisisi Perusahaan lain,
modal kerja dan membayar hutang. Beberapa emiten perbankan melakukan right issue untuk
memperkuat struktur modal dan meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR). Rights issue
memberikan sentimen positif jika dana yang diperoleh dikembangkan untuk proyek yang
menjanjikan imbal hasil yang tinggi, baik itu proyek investasi baru, akuisisi perusahaan lain
atau peningkatan modal kerja. Tapi kalau cuma untuk bayar utang, hal ini mengirimkan
sentimen negatif ke pasar bahwa manajemen kesulitan untuk membayar utang atau terbebani
dengan beban bunga yang tinggi. Maka imbal hasil bagi investor agak diragukan kalau hasil
right issue sekedar untuk bayar utang. Pada umumnya rights issue dibenci pasar dan dapat
menyebabkan penurunan nilai saham.
Lembaga-lembaga yang terkait dalam penawaran umum terbatas (right issue) yaitu
1. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)
Berdasarkan pasal 5 huruf d Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal, Bapepam menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta
menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran.
2. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka (pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal).
3. Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (LPP)
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai pihak yang menyelenggarakan
jasa penyimpanan dan penyelesaian yang memenuhi standar internasional dengan
tujuan agar transaksi bursa berjalan teratur, wajar dan efisien dengan menerapkan
beberapa hal yaitu:

1. Mengimplementasikan sistem penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan


2. Menyediakan layanan lintas batas
3. Mengimplementasikan rekomendasi IOSCO, delivery vs payment, dan siklus
penyelesaian transaksi yang lebih pendek.
4. Menyediakan rencana kelangsungan usaha dan fasilitas penanggulangan bencana
5. Berpartisipasi dalam pengembangan pasar modal yang likuid dan efesien.
Lembaga penunjang Pasar Modal yang berkaitan dengan Penawaran Umum Terbatas
(Right Issue) yaitu:
a. Biro Administrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan pembagian efek.
b. Kustodian, adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain,
termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi
efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Profesi penujang pasar modal yang terkait dengan penawaran umum terbatas (right issue)
yaitu:
1. Akuntan publik, fungsi utama akuntan public dalam rangka penawaran umum terbatas
adalah untuk melaksanakan pemeriksaan (audit) berdasarkan standar audit yang
ditetapkan oleh IAI, dalam hal ini tanggung jawab akuntan public adalah membantu
emiten dalam proses emisinya, yakni berupa penyusunan prospektus dan laporan
tahunan, yang mencakup laporan keuangan audit, disajikan secara jelas serta
membantu emiten dalam memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan dengan
mengungkapkan informasi dan fakta material yang relevan kepada masyarakat.
2. Notaris, ruang lingkupnya yaitu menyusun anggaran dasar para pelaku pasar modal,
menyiapkan dan membuat akta-akta dalam rangka penawaran umum terbatas serta
membuat berita acara rapat mengenai hal tersebut.
3. Penasehat Hukum, ruang lingkup tugas penasehat hukum dalam rangka penawaran
umum terbatas, adalah memberikan pendapat hukum mengenai perseroan (emiten)
serta membantu nasabah dalam melakukan kegiatannya agar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Penilai, ruang lingkup tugas penilai adalah melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan, menentukan nilai wajar atas suatu aktiva emiten dan menyusun standar
kerja
profesi dalam rangka untuk menyeragamkan metode penilaian.
2.6

Pengertian Pre- Emptive Right dan Kaitannya dengan Right Issue

Pre- Emptive Right merupakan hak yang dimiliki oleh pemegang saham lama untuk
didahulukan dalam mengambil bagian dalam penerbitan saham baru yang dikeluarkan oleh
perseroan ketika ada peningkatan modal ditempatkan (Berdasarkan pasal 33 ayat 1 Undangundang 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dikatakan bahwa paling sedikit 25% dari
modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh), secara proporsional sesuai dengan jumlah
saham yang dimilikinya, jika perusahaan membutuhkan dana melebihi modal dasar, maka
sebelum melakukan penawaran umum terbatas, perusahaan tersebut harus mengubah
anggaran dasarnya dengan menambah modal dasar perusahaan tersebut melebihi dana/modal
yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat melaksanakan right issue.
Pre- Emptive Right diberikan agar pemegang saham lama diberi kesempatan untuk
mempertahankan presentase kepemilikan sahamnya dalam suatu perseroan, dengan tujuan
melindungi pemegang saham dari dilusi nilai dan pengendalian saat saham tersebut
diterbitkan.

Pre- Emptive Right menurut Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan
modal harus terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan
kepemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama dan dalam hal saham yang akan
dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang diklasifikasinya belum pernah
dikeluarkan, yang berhak membeli terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai
dengan perimbangan jumlah saham yang dimiliki.
Adapun tujuan dari adanya Pre- Emptive Right adalah:
a. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan kekuasaan pengendalian atas
perusahaan, pemegang saham lama dapat mencegah manajemen perusahaan untuk
menjual saham baru dengan harga lebih rendah dari harga pasar kepada pemegang
saham baru.
b. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham setelah right issue
dilaksanakan, untuk itu pemegang saham harus berhati-hati bila perusahaan
menerbitkan saham baru, karena pemegang saham harus memperhitungkan
seberapa besar dilusi yang dapat terjadi terhadap saham yang dimilikinya.
2.6.2

Ketentuan Pelaksanaan Right Issue


Ketentuan yang diperlukan untuk menambah modal perseroan melalui penerbitan hak

memesan efek terlebih dahulu (right issue) sebagai berikut:


1. Harga pelaksanaan right issue tidak boleh lebih rendah dari nilai nominal.
2. Pengumuman oleh perusahaan kepada para pemegang saham

Dalam peraturan Bapepam Nomor IX D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) disebutkan bahwa untuk dapat melaksanakan RUPS dalam rangka penambahan
modal dengan HMETD, emiten harus telah mengajukan pernyataan pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang
ditetapkan dalam penawaran umum dengan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan
peraturan Bapepam No. IX D.2 tentang pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan
pendaftaran dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu, hal ini merupakan
pengumuman oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang dilakukan paling
selambat-lambatnya 28 hari sebelum RUPS, adapun informasi yang harus disampaikan antara
lain:
a) Nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks,
faksimili, E-mail dan kotak pos;
b) Uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.
c) Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
d) Tanggal pencatatan pemegang saham yang mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih
a. Dahulu pada Daftar Pemegang Saham atau nomor kupon untuk menentukan
Hak
b. Memesan Efek Terlebih Dahulu;
e) Tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan
a. pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak

f)
g)
h)
i)
j)

berlaku
b. lagi dan tanggal terakhir pembayaran.
Periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;
Harga pelaksanaan Efek;
Rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada;
Tata cara pemesanan Efek;
Uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak

Memesan
a. Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan;
k) Pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;
l) Tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
serta
a. Efek;
m) Nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada);
n) Rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif;
o) Nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada);

p) Dampak dilusi dari penerbitan Efek baru;


q) Penggunaan dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu;
r) Ringkasan analisis dan pembahasan oleh manajemen; dan
s) Informasi tentang tempat Prospektus dapat diperoleh.
Dokumen- dokumen yang dibutuhkan dalam right issue yaitu:
a) Rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;
b) Perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui penawaran
c)
d)
e)
f)

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada);


Perjanjian perwaliamanatan (jika ada);
Perjanjian penanggungan (jika ada);
Informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya;
Laporan Keuangan
1. laporan Akuntan berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan;
2. menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir terdiri
dari:
a. Neraca
b. laporan laba rugi;
c. laporan perubahan Ekuitas;
d. laporan arus kas;
e. catatan atas laporan keuangan; dan
f. laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan
g. keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontinjensi untuk
Emiten atau Perusahaan Publik yang bergerak dalam bidang perbankan.
Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan
puluh) hari dari laporan keuangan terakhir, maka laporan keuangan tahunan
terakhir harus dilengkapi dengan laporan keuangan interim yang telah diaudit,
sehingga jangka waktu antara tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dan
tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus delapan

puluh) hari;
g) Surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang
diaudit oleh Akuntan.
h) Surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansi
i) keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam
Prospektus.
j) Kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen.
k) Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan perubahan
yang terjadi setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan hal
yang berkaitan dengan penggunaan dana hasil Penawaran Umum)
l) surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan

kepentingan pemegang saham publik dari kreditu


m) Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu atau Peraturan Nomor IX.E.2 tentang
Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perusahaan, dalam hal
penggunaan dana untuk ekspansi termasuk pembelian aktiva.
n) Pernyataan Profesi Penunjang Pasar Modal sesuai dengan Formulir Nomor IX.C.1-4
Lampiran 4 Peraturan Nomor IX.C.1; dan
o) Informasi lain sesuai dengan permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam
penelaahan Pernyataan Pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat
tanpa merugikan kepentingan emiten atau perusahaan publik.
Bapepam dapat memperoleh informasi lain yang tidak merupakan bagian dari
Pernyataan
Pendaftaran dan tidak dimaksudkan untuk diumumkan kepada masyarakat karena dapat
merugikan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik atau Pihak yang terafiliasi seperti:
a. NPWP dari anggota komisaris, direksi dan pemegang saham utama;
b. fotokopi KTP dan atau bukti kewarganegaraan bagi Warga Negara Indonesia, dan
fotokopi paspor atau tanda bukti lain bagi Warga Negara Asing;
c. fotokopi anggaran dasar para pemegang saham yang bukan perorangan;
d. surat pernyataan yang dibubuhi meterai Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah) dari anggota
komisaris dan direksi tentang keterlibatan atau tidaknya dalam kasus hukum
e. keterangan lain yang diterima oleh Bapepam dari Pihak yang terlibat dalam suatu
Penawaran Umum untuk mendukung kecukupan dan ketelitian dari pengungkapan
yang diwajibkan.
3.

Menyediakan prospektus bagi pemegang saham


Selambat-lambatnya 28 hari sebelum RUPS dilaksanakan prospektus yang

dikeluarkan adalah prospektus pendahuluan mengenai penawaran HMETD, bentuk dan isi
prospectus harus sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX. D.3. Adapun bentuk dan isi
dari prospektus yaitu:
1. nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks,
faksimili, E-mail dan kotak pos.
2. Uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.
3. Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;
4. Tanggal daftar pemegang saham yang berhak memperoleh Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu.

5. Tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan
pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak
berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran.
6. Periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
7. Harga pemesanan Efek
8. Rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada.
9. Tata cara pemesanan Efek
10. Uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan.
11. Pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
12. Tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
serta surat Efek.
13. Nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada).
14. Rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif.
15. Nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada).
16. pernyataan berikut dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik
perhatian para pembaca:
a. BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU
TIDAK

MENYETUJUI

EFEK

INI,

TIDAK

JUGA

MENYATAKAN

KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP


PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT
ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
b. EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK BERTANGGUNG

JAWAB

SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA, ATAU


LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM
PROSPEKTUS.
17. Pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, setiap Pihak terafiliasi
dilarang untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak
diungkapkan dalam Prospektus, tanpa persetujuan tertulis dari Emiten atau
18. Perusahaan Publik; pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, setiap
Pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data
yang tidak diungkapkan dalam Prospektus, tanpa persetujuan tertulis dari Emiten atau
Perusahaan Publik;
19. Pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik
perhatian para pembaca tentang faktor risiko yang material yang mungkin mempunyai
dampak merugikan bagi pemodal; dan

20. Pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik
perhatian para pembaca tentang dampak dilusi dari penerbitan efek baru.
4. Mengadakan RUPS
Untuk mempertimbangkan dan menyetujui alasan-alasan dan rencana penawaran
umum terbatas tersebut, dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan yang telah
diumumkan sebelumnya dalam prospektus, sesuai dengan prinsip keterbukaan , hal ini sesuai
dengan pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
5. Penelitian atau penelahan oleh Bapepam
Sampai pemberian pernyataan dinyatakan efektif. Pernyataan efektif ini diberikan
oleh Ketua Bapepam. Tahap ini sangat menentukan karena dari sinilah dapat diketahui
apakah efek yang diterbitkan perusahaan dapat ditawarkan kepada masyarakat

sebagai

pemegang saham atau tidak. Sebelum dinyatakan efektif, Bapepam melakuka penelahan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap dokumen-dokumen yang sekurang-kurangnya
terdiri dari surat pernyataan pendaftaran, prospectus dan dokumen lain yang diperlukan
sebagai bagian dari pernyataan pendaftaran. Pernyataan pendaftaran yang diajukan baru dapat
menjadi efektif setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS tentang
penawaran HMETD. Setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif, maka emiten dapat
mulai melakukan penawaran rightnya (pelaksanaan right) sesuai dengan jadwal pelaksanaan
penawaran umum terbatas yang dicantumkan dalam pengumuman rightnya.
2. Harga Teoritis Akibat Right Issue
Nilai dari hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) yang sah akan berbeda-beda
dari HMTED yang satu dengan yang lainnya berdasarkan kekuatan permintaan dan
penawaran yang ada pada saat ditawarkan.
Rumus untuk menghitung harga teoretis saham yang melakukan right issue :
Harga Teoretis = ((RSL x KAC) + (RSB x HPL)) / (RSL + RSB)
Dimana:
RSL = Rasio Saham Lama
RSB = Rasio Saham Baru
HPL = Harga Pelaksanaan
KAC = Kurs Akhir Cum-Date (Harga Saham pada saat Cum-Date)
Contoh

Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) melakukan Right Issue dengan perbandingan 2:1 pada
harga pelaksanaan Rp 500 (setiap pemegang 2 saham lama memperoleh hak untuk membeli 1

saham baru diharga Rp500). Yang mendapatkan hak adalah pemegang saham yang tercatat
pada waktu tertentu dan tanggal transaksi pembelian tertentu (masa Cum HMETD). Bila
harga pada Cum HMETD adalah Rp 600 maka harga teoritis pada saat Ex HMETD
(perdagangan tanpa Right) adalah sebagai berikut :
RSL = 2
RSB = 1
HPL = 500
KAC = 600
Harga Teoretis = ((RSL x KAC) + (RSB x HPL)) / (RSL + RSB)
Harga Teoretis = ((2 x 600) + (1 x 500)) / (2 + 1) = Rp 570 (hasil pembulatan)
Dengan harga teoritis sebesar Rp 570 berarti terjadi penurunan Rp 30 per saham.
2.7

Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


Emiten atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham sebagaimana ditentukan dalam
angka 2 Peraturan Nomor IX.D.1, sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a.

Jika dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, penambahan modal tersebut paling
banyak 10 % (sepuluh perseratus) dari modal disetor; atau

b.

Jika tujuan utama penambahan modal adalah untuk memperbaiki posisi keuangan
perusahaan yang mengalami salah satu kondisi sebagai berikut:
1) bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah
lain yang jumlahnya lebih dari 100% (seratus perseratus) dari modal disetor atau
kondisi lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi
Pemerintah yang berwenang
1. Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan
mempunyai kewajiban melebihi 80% (delapan puluh perseratus) dari aset
perusahaan tersebut pada saat RUPS yang menyetujui penambahan modal;
atau
2. Perusahaan yang gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan
atas kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi dan
jika pemberi pinjaman tersebut atau pemodal tidak terafiliasi menyetujui

untuk menerima saham atau obligasi konversi perusahaan untuk


menyelesaikan pinjaman tersebut.
Emiten atau Perusahaan Publik yang akan melakukan penambahan modal tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib mengumumkan informasi kepada pemegang saham
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPS yang antara lain memuat:
1. Mekanisme penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu
melalui Penawaran Umum atau tanpa melalui Penawaran Umum beserta alasannya;
2.

Analisis dan pembahasan manajemen perusahaan mengenai kondisi keuangan


Perusahaan sebelum dan sesudah penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu serta pengaruhnya terhadap pemegang saham setelah penambahan
modal; dan

3. alasan bahwa penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
merupakan pilihan terbaik bagi seluruh pemegang saham; dengan memenuhi Prinsip
Keterbukaan.

BAB III
Kasus dan Pembahasan
3.1

Pengungkapan informasi material Perusahaan Gas Negara


Kasus yang dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang berindikasi bermula

pada jatuhnya dalam penjualan saham dibursaefek. Terjadinya pada periode 12 september
2006 sampai dengan 11 januari 2007. Terdapat indikasi terjadinya pelangaran terhadap
peraturan undang-undang pasar modal pada transaksi penjualan saham PT Perusahaan Gas
Negara Tbk. Semuanya terjadi bermula dari penurunan secara signifikan harga saham PT
Perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00 (harga penutupan

pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp 7.400,00 per lembar saham pada tanggal 12 januari
2007.
Dugaan adanya insider trading sangat terasa pada saat harga saham PGN anjlok pada
harga Rp 7.400,00. Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena merujuk pada
harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah jatuh sebanyak 23,36%. Melihat dengan jatuhnya
harga saham dalam penjualan dibursa efek, patut diduga bahwa adanya kesalahan atau pun
kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Pada masa periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, yang dimana
telah terjadi penurunan dalam penjualan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk diduga
dikarenakan adanya tindakan Insider trading yang dilakukan. Namun, pembuktian terhadap
dugaan insider trading tidaklah gampang, membutuhkan waktu yang cukup lama, karena
keterbatasan teknologi yang tertinggal kemajuannya dibandingkan pada perkembangan pasar.
Pada masa periode tersebut, yaitu 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007
terdapat adanya perdagangan saham yang dilakukan oleh para pihak orang dalam perusahaan.
Mereka yang termasuk orang

dalam telah melakukan transaksi saham perusahaan PT

Perusahaan Gas NegaraTbk antara lain adalah:


a. Adil Abas sebagai Direktur Pengembangan sebagaimanatercantum dalam
laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk tertanggal 31 Desember
2005 dan 31 Desember 2006.
b. W. M. P. Simandjuntak sebagai Direktur Utama sebagaimana tercantum dalam
laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbktertanggal 31 Desember
2005 dan sebagai anggota Komisaris sesuai laporan keuangan tertanggal 31
Desember 2006.
c. Nursubagjo Prijono, sebagai Direktur Pengusahaan sebagaimana tercantum
dalam laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbktertanggal 31
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Desember 2005.
Widyatmiko Bapang.
Iwan Heriawan.
Djoko Saputro.
Hari Pratoyo.
Rosichin.
Thohir Nur Ilhami.

Selain dugaan terjadinya praktek haram insider trading pada transaksi saham PT
Perusahaan Gas Negara Tbk, terdapat juga indikasi terjadinya pelanggaran prinsip
keterbukaan informasi yang di lakukan. Penurunan harga saham yang signifikan tersebut
sangat erat hubungannya dengan siaran pers yang dilakukan manajemen PT Perusahaan Gas

Negara Tbk sehari sebelum (11 januari 2007). Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa
terjadi koreksi atas rencana besarnya volume gas yang akan dialirkan, yaitu mulai dari (paling
sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Dan terdapat Pernyataan bahwa tertundanya
gas ini yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.
Penundaan proyek komersialisasi pemipaan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dari
Sumatra Selatan sampai Jawa Barat dan yang membuat informasi ini berhubungan erat
dengan kasus anjloknya harga saham PGN, yaitu manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk
baru menjelaskan penundaan komersialisasi gas pada 11 Januari 2007.
3.2

Landasan Hukum yang Mengaharuskan Prinsip Keterbukaan dalam Pasar


Modal
Keterbukaan ini diharuskan karena pada dasarnya para calon investor (pemodal)

mempunyai hak untuk mengetahui secara detail mengenai segala sesuatu tentang bisnis
perusahaan, di mana mereka akan menempatkan uangnya, maka untuk itu harus dapat
dimengerti bahwa hal tersebut juga merupakan suatu tahap dari peralihan dari perusahaan
privat menjadi perusahaan publik, yang merupakan suatu hal yang sangat menantang bagi
pemilik dan manajemennya.
Selanjutnya Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-86/PM/1996 dan Peraturan
Nomor X.K.1 menyatakan :
informasi atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi efek atau keputusan
investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut :
a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

patungan ;
Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;
Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;
Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
Produk atau penemuan baru yang berarti;
Perubahan dalam pengendalian atau perubahan pentingdalam manajemen;
Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang;
Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material

jumlahnya;
i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;
j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan danatau direktur dan komisaris
perusahaan;
l. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
m. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
n. Penggantian wali amanat;

o. Perubahan tahun fiskal perusahaan.


Ketentuan tentang prinsip keterbukaan juga diatur dalam Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 86 Butir 1 yaitu : Emiten yang pernyataan
pendaftarannya telah manjadi efektif atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan
secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat;
dan menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang
peristiwa material yang dapat memengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari
kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Pada pasal 86 butir 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, mempunyai unsur-unsur,
yaitu :
1. Peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek
2. Segera diumumkan selambat-lambatnya pada akhir kerja ke-2 (kedua)
setelah terjadinya peristiwa tersebut
3. Wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan masyarakat
3.3

Landasan Hukum yang Melarang praktek Insider Trading dalam Pasar Modal
Dalam pasal 95, 96, dan 97 UUPM ditentukan bahwa pihak yang mempunyai

informasi orang dalam, baik dia merupakan orang dalam atau bukan dilarang melakukan
pembelian atau penjualan atas efek emitenatau perusahaan publik dimaksud atau perusahaan
lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.
Selian itu juga dilarang mempengaruhipihak lain untuk melakukan pihak lain untuk
melakukan pembelian atau penjualan atas efek yang dimaksud atau memberi informasi orang
dalam kepada pihak mana pun yang patut diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud
untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek.
Larangan mengenai praktek insider tradingtelah diatur dalam UU Pasar Modal Bab
XI, yang mengatur mengenai Penipuan, Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam.
Aturan mengenai perdagangan orang dalam diatur dalam pasal 95 sampai dengan pasal 99.
3.4

Ringkasan Putusan
Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengumumkan

hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar


Modal yang di lakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. (PT PGN), sebagai
berikut :
1. Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan pihak-pihak
terkait dengan pelanggaran pasal 86 undang-undang pasar modal jo Peraturan Nomor

X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada publik
yang dilakukan oleh PT PGN.
2. Atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal jo. Peraturan Nomor
X.K.1yang dilakukan oleh PT PGN ditemukan bukti sebagai berikut :
a. Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan
proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN sebanyak 35 hari
3. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka BAPEPAM-LK menetapkan sebagai berikut:
a. Sanksi denda sebesar Rp 35.000.000,00 kepada PT Perusahaan Gas Negara
Tbk atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal jo. Peraturan
Nomor X.K.1
b. Sanksi denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) kepada Direksi
PT PGN yang menjabat pada periode bulan juli 2006 yaitu Sutikno, adil abas,
Djoko Pramono, WMP Simanjuntak dan Nursubagjo Prijon
4. Keputusan pengenaan sanksi sebagaimana butir 3 huruf b di atas, didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut :
a. Segera memberikan kepastian hukum kepada industri Pasar Modal dalam rangka
memelihara kepercayaan publik terhadap Pasar Modal Indonesia
b. Memberikan efek jera kepada pelaku Pasar Modal Khususnya manajemen Emiten,
agar lebih cermat dan bertanggung jawab atas kebenaran dari keterangan yang
diberikan kepada publik.
5. Disamping pengenaan sanksi di atas, Bapepam-LK masih melanjutkan pemeriksaan
terhadap indikasi adanya perdagangan saham berdasarkan informasi orang dalam
yang diduga dilakukan oleh pihak orang dalam PT.PGN dan pihak-pihak yang terkait
dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan Efek Anggota Bursa (insider
trading).
3.5

Ringkasan Putusan
Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengumumkan

hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar


Modal yang di lakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. (PT PGN), sebagai
berikut :
6. Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan pihak-pihak
terkait dengan pelanggaran pasal 86 undang-undang pasar modal jo Peraturan Nomor
X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada publik
yang dilakukan oleh PT PGN.
7. Atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal jo. Peraturan Nomor
X.K.1yang dilakukan oleh PT PGN ditemukan bukti sebagai berikut :

b. Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan


proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN sebanyak 35 hari
8. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka BAPEPAM-LK menetapkan sebagai berikut:
c. Sanksi denda sebesar Rp 35.000.000,00 kepada PT Perusahaan Gas Negara
Tbk atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal jo. Peraturan
Nomor X.K.1
d. Sanksi denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) kepada Direksi
PT PGN yang menjabat pada periode bulan juli 2006 yaitu Sutikno, adil abas,
Djoko Pramono, WMP Simanjuntak dan Nursubagjo Prijon
9. Keputusan pengenaan sanksi sebagaimana butir 3 huruf b di atas, didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut :
c. Segera memberikan kepastian hukum kepada industri Pasar Modal dalam rangka
memelihara kepercayaan publik terhadap Pasar Modal Indonesia
d. Memberikan efek jera kepada pelaku Pasar Modal Khususnya manajemen Emiten,
agar lebih cermat dan bertanggung jawab atas kebenaran dari keterangan yang
diberikan kepada publik.
10. Disamping pengenaan sanksi di atas, Bapepam-LK masih melanjutkan pemeriksaan
terhadap indikasi adanya perdagangan saham berdasarkan informasi orang dalam
yang diduga dilakukan oleh pihak orang dalam PT.PGN dan pihak-pihak yang terkait
dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan Efek Anggota Bursa (insider
trading).

DAFTAR RUJUKAN

http://kenziesebastian.com/right-issue-dan-cara-menghitungnya/
Desember 2013.

diakses

tanggal

17

http://119221-T 25248- Right issue- analisis-Ertri Wianti// diakses tanggal 17 Desember


2013
Peraturan Bapepam Nomor IX A.1-IX 14 tentang IPO.Peraturan Bapepam Nomor IX D.1
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Kep-26/PM/2003.

Peraturan bapepam nomor ix d.2 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi
PernyataanPendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek terlebih dahulu. kep
08/pm/2000.
Peraturan Bapepam Nomor IX D.3 . Pedoman mengenai bentuk dan Isi prospektus dalam
rangka Penerbitan hak memesan efek Terlebih dahulu. Kep-09/PM/2000.
Peraturan Bapepam Nomor IX D.4 . Penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih
dahulu. Kep- /BL/2009.
Pedoman Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No 3 edisi revisi tahun 2009.
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
Undang-Undang Nomor Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Ankarath, Nandakumar.2012.Memahami IFRS.Indeks

Anda mungkin juga menyukai