Anda di halaman 1dari 1

Kaidah Umum EYD

Secara umum EYD membaca empat hal, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) pemakaian kata, (3)
pemakaian tanda baca, dan (4) surat perintah tidak serapan (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional, Nomor 46, Tahun 2009, 31 Juli 2009) . Keempat hal itu dapat menyatakan sebagai
berikut. Dalam aturan mengatur huruf (a) huruf abjad, (b) huruf vokal, (c) huruf konsonan,
(d) huruf diftong, (e) gabungan huruf konsonan, (f) huruf kapital, (g) huruf miring, dan ( h)
huruf tebal. Secara garis besar, huruf kapital digunakan untuk mengisi nama, seperti agama,
kitab suci, dan Tuhan, misalnya Islam, Yang Maha Pengasih; nama kehormatan, keturunan,
dan orang, misalnya Profesor Supomo, Dewi Sartika; nama bangsa, suku, dan bahasa,
misalnya bangsa Eskimo, suku Sunda, dan bahasa Indonesia, nama geografi, dokumen resmi,
dan judul buku, misaInya Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dasar-Dasar
Ilmu Pemerintahan. Di samping itu, huruf kapital juga digunakan pada awal kalimat, awal
petikan langsung, hubungan kekerabatan, dan digunakan kata Anda. Penggunaan huruf
miring atas tiga hal, yaitu nama buku / majalah, penegasan kata / kelompok kata, dan
masukkan bahasa asing / daerah yang belum memenuhi aturannya ke dalam sistem bahasa
Indonesia. Selanjutnya, aturan dasar yang tebal termasuk penggunaan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Dalam aturan kata termuat perincian sebelas aturan, yaitu termasuk aturan (a) kata dasar, (b)
kata turunan, (c) bentuk ulang, (d) gabungan kata, (e) suku kata, (f) kata depan, ( g) partikel,
(h) singkatan dan akronim, (i) angka dan bilangan, (j) kata ganti, dan (k) kata si dan sang.
Pada tiga bagian dimuat aturan pemakaian tanda baca dan akhirnya pada bagian empat
dimuat dengan aturan yang tidak serapan. Untuk lebih lengkap, baca juga Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Anda mungkin juga menyukai