Anda di halaman 1dari 11

EBI, TANDA BACA DAN PENGGUNAAN KATA

DENGAN BAIK DAN BENAR DALAM PENULISAN


KARYA ILMIAH

Dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia :


LISA DAMAI,S.Pd., M.Pd

Nama : Wahyu Wulan Safitri


Npm : 19411019
Prodi : Sistem Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer

Anggota Kelompok 9
Pengertian :

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah keseluruhan peraturan bagaimana


melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang bahasa
Indonesia dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital
dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Kelima hal itu diuraikan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (1994) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Walaupun dalam pedoman itu sudah dijelaskan aturan-aturan yang mesti dilaksanakan,
dalam kesempatan ini saya mencoba untuk menjelaskan kembali hal-hal yang terkait dengan
penerapan ejaan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Dalam pembahasan ini hanya
difokuskan pada aturan-aturan yang perlu mendapat perhatian ekstra karena seringnya
persoalan itu diabaikan pemakaiannya.
Pokok-Pokok Penerapan Ejaan Bahasa
Indonesia :

Di atas telah disinggung bahwa pokok-pokok ejaan bahasa Indonesia


meliputi :

(a) Pemakaian huruf


(b) Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
(c) Penulisan kata
(d) Penulisan unsur serapan
(e) Pemakaian tanda baca.

Kelima hal itu dibahas secara ringkas berikut ini.


Pemakaian Huruf

Salah satu bagian pemakaian huruf yang perlu dicermati kembali dalam penulisan
karya tulis ilmiah adalah persoalan pemenggalan kata. Penulis karya tulis ilmiah
sering mengalami kesulitan memenggal kata pada pergantian baris. Misalnya
penulisan kata berikut.

saudara: sau-da-ra
mutakhir: mu-ta-khir
menaati: me-na-at-i
instrumental: in-stru-men-tal
introspeksi: in-tro-spek-si
bangkrut: bang-krut
Penulisan gabungan vokal yang disebut diftong: ai, au, dan oi dalam kata pantai,
harimau, dan asoi tidak dipisah antargabungan vokal itu, tetapi gabungan vokal itu
merupakan satu kesatuan (diftong) sehingga pemenggalan kata-kata itu menjadi
pan-tai, ha-ri-mau, dan a-soi.
Secara umum pemenggalan kata dasar dilakukan dengan mencermati kaidah-
kaidah berikut.

(a) jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu, misalnya: ma-af, bu-at, ma-in, pa-ut, po-in
(b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan,
di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu, misalnya: ma-kan, ke-me-na-kan, mu-ta-khir, ca-ri, ke-ci-pir,
me-du-la.
(c) Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu, misalnya: tan-pan, sam-bung,
ge-ring-sing.
(d) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua, misalnya: in-stru-men-tal, des-krip-si, bang-krut.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Pemakaian huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan karya ilmiah sering
menyimpang dari kaidah-kaidah ejaan. Pengapitalan dan pemiringan huruf sering
dilakukan karena huruf awal dari kata-kata dan kata yang dicetak miring dianggap
penting. Misalnya:

(a) Penambahan Program Studi di Universitas dilakukan untuk ...


(b) Sebagai calon terpilih Gubernur dan Wakil Gubernur mereka ...
(c) Dalam pandangan Hukum Adat seseorang wajib menaati Awig-Awig ...
(d) Mereka berlayar ke Teluk dan menyeberangi Selat sehingga perjalanan ...
(e) Para ibu membeli garam Inggris, gula Jawa, dan pisang Ambon ...
(f) ... adanya beban kewajiban dalam “ngayahang” ...
(g) ... dalam bukunya ”Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang”...
Pengapitalan huruf pada beberapa kata di atas, seperti kata Program Studi, Universitas,
Gubernur, Wakil Gubernur, Hukum Adat, Awig-Awig, Teluk, Selat, Inggris, Jawa, dan
Ambon jelas menunjukkan bahwa kata-kata itu dianggap penting.
Penulisan Kata

Penulisan kata yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan karya


tulis ilmiah adalah penulisan bentuk ulang, gabungan kata, kata depan,
kata si dan sang, Partikel, singkatan dan akronim, serta angka dan
bilangan. Ketujuh persoalan itu dibahas secara ringkas berikut ini.

• Bentuk Ulang
• Gabungan Kata
• Kata Depan
• Partikel
• Singkatan dan Akronim
• Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan Unsur Serapan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dipilah
menjadu dua, yakni unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia dan unsur serapan yang pelafalan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia.

Unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, misalnya:


reshuffle [rie`syafel] dan shuttle cock [syatel`kak], sedangkan unsur serapan
serapan yang pelafalan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia diusahakan agar ejaan asingnya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Beberapa
unsur serapan yang pelafalan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia, seperti berikut.

Di Halaman Selanjutnya
Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca meliputi lima belas bagian, tetapi tidak semua bagian
itu dibahas dalam makalah ini. Hanya beberapa kaidah atau aturan yang
terkait dengan penulisan karya tulis ilmiah dibicarakan, di antaranya:
pemakaian tanda titik; tanda koma; tanda titik koma, tanda titik dua; tanda
pisah [--]; tanda kurung (...); tanda petik ganda ”...”; dan tanda petik tunggal
`...`.

• Tanda Titik [.]


• Tanda Koma [,]
• Tanda Titik Koma [;]
• Tanda Titik Dua [:]
• Tanda Pisah [--]
• Tanda Petik Ganda [”...”]
• Tanda Petik Tunggal [`...`]
Terimakasih……

Anda mungkin juga menyukai