Anda di halaman 1dari 4

RESUME KELOMPOK 1

BAB 10
“KERTAS KERJA”

Dosen Pembimbing :

Andi Alfiansyah Wisudawan SE,MA

Disusun Oleh Kelompok 1, Semester 7

1. Regina Ledis Halawa (1912311002)


2. Churriyatul Walidah (1912321020)
3. Bagas Eko Saputro W (1912321022)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2022
BAB 10

KERTAS KERJA

Kertas kerja merupakan instrumen penting dalam keberhasilan penugasan audit. Kertas kerja
menyajikan bukti dokumen dari pemeriksaan dan penilaian serta menunjukkan keterkaitan antara
proses penyelesaian audit dan laporan audit final.

10.1 KERTAS KERJA AUDIT


Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperolah dan analisis yang dilakukan selama proses
audit, sejak pertama kali auditor memulai proses audit hingga menelah tindakan perbaikan dan
mengakhiri penugasan audit. Oleh karena itu, kertas kerja berisi dokumentasi dari langkah-langkah
atau proses audit yang dilakukan yang meliputi (Sawyer,2003) :
1. Rencana audit, termasuk program audit
2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal
3. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang
dicapai
4. Penelaahan kertas kerja oleh penyedia
5. Laporan audit
6. Tindak lanjut dan tindakan perbaikan.

10.2 TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA


Tujuan pembuatan kertas kerja secara terperinci adalah sebagai berikut :
1. Mendukung temuan audit dalam laporan audit
Auditor dapat menggunakan kertas kerja sebagai pendukung pendapatnya dalam membuat
keputusan audit.
2. Menguatkan simpulan auditor
Kertas kerja dapat menjadi bukti kuat atas pertimbangan auditor dalam membuat simpulan
audit.
3. Membantu auditor dalam tahapan audit
Pelaksanaan audit terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam berbagai waktu,
tempat, dan pelaksana.
Pengordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas kerja.
4. Menjadi pedoman bagi auditor dalam audit berikutnya
Kertas kerja akan dapat menjadi pedoman dalam audit berulang terkait informasi mengenai
sifat usaha, catatan, dan sistem akuntansi, pengendalian intern, dan rekomendasi perbaikan,
serta saran jurnal-jurnal penyesuaian untuk menyajikan secara wajar laporan keuangan
objek audit yang lalu.

10.3 TEKNIK PEMBUATAN KERTAS KERJA


Berikut teknik pembuatan kertas kerja yang biasanya digunakan dalam suatu audit.
1. Judul deskriptif
Seluruh kertas kerja harus memasukkan judul penugasan audit, jumlah proyek audit, judul
kertas kerja, sumber informasi, dan tujuan kertas kerja.
2. Tanda centang
Auditor sering menggunakan simbol (legend) yang bervariasi untuk mengindikasikan
pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Referensi silang
Referensi silang (cross-reference) dalam kertas kerja harus dilengkapi dan akurat.
4. Pemberian indeks
Sistem pemberian indeks pada kertas kerja harus sederhana sehingga bersifat fleksibel.
5. Keberlanjutan
Auditor harus menggunakan pengembangan kertas kerja sepenuhnya sebelum pelaksanaan
audit, yakni bagan alir, deskripsi sistem, dan data lain yang valid.

10.4 JENIS – JENIS KERTAS KERJA


a. Jadwal dan analis
Setiap catatan review, data, atau analisis harus memasukkan beberapa hal berikut :
1. Penjelasan tujuan (referensi langkah audit).
2. Metodologi yang digunakan untuk memilh sampel, membuat kalkulasi, dan lain-lain.
3. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi data.
4. Sumber data dan kerangka waktu yang dipertimbangkan.
5. Ringkasan hasil analisis.
6. Kesimpulan pemeriksa.
b. Dokumen
1. Beberapa salinan sampel atau sampel aktual untuk beberapa dokumen dapat digunakan,
sebagai contoh untuk klarifikasi dan sebagai bukti fisik untuk mendukung kesimpulan atau
membuktikan keberadaan permasalahan.
2. Beberapa saran berikut diajukan untuk penyiapan kertas kerja yang menggunakan
dokumen :
a) Mengindikasikan bahwa orang dan/ atau/ file berasal dari sumber.
b) Menggandakan dan memasukkan hanya beberapa bagian laporan, memo, prosedur, dan
lain-lain, yang diperlukan untuk tujuan penjelasan atau sebagai dokumentasi temuan
potensial. Jangan memasukkan seluruh dokumen dalam kertas kerja kecuali jika memang
benar-benar perlu.
c) Menjelaskan secara lengkap istilah dan notasi yang ditemukan dalam dokumen dan juga
penggunaannya.
d) Setiap dokumen harus direferensi silangkan dengan setiap halaman atau analisis terpisah
yang sudah didiskusikan.
e) Tidak ada dokumen yang harus dimasukkan ke dalam kertas kerja tanpa penjelasan
mengapa hal ini dimasukkan.
3. Kelengkapan proses dan bagan alir
a) Menjelaskan prosedur atau proses yang dilakukan pihak audit melalui penggunaan
laporan tertulis atau bagan alir atau kombinasi dari keduanya.
b) Laporan tertulis lebih mudah digunakan, dan harus digunakan, jika sistem atau proses
dapat dijelaskan secara jelas dan ringkas.
4. Wawancara
a) Wawancara berguna untu mengidentifikasi area permasalahan, memperoleh
pengetahuan umum tentang subjek audit, memperoleh data tidak dalam bentuk formulis,
dan mendokumentasikan pendapat, penilaian atau dasar pemikiran bertindak objek audit.
b) Persiapan wawancara untuk kertas kerja, mempertimbangkan beberapa hal berikut:
-Yakin untuk memasukkan nama dan jabatan posisi seluruh orang yang memberikan
informasi tersebut, termasuk data yang diperoleh selama diskusi.
- Mengindikasikan kapan dan dimana pertemuan terjadi.
-Mengorganisasikan catatan berdasarkan topik jika mungkin.
-Mengidentifikasikan kutipan sumber informasi dari yang diwawancarai.
5. Pengamatan
Pengamatan yang digunakan sebagai dokumentasi pendukung biasanya harus memasukkan
beberapa hal berikut :
(1) Waktu dan tanggal pengamatan.
(2) Tempat pengamatan.
(3) Orang/pihak yang menemani auditor selama pengamatan.
(4) Hal-hal yang diamati (ketika menggunakan pengujian, kertas kerja harus memasukkan
pilihan sampel dan dasar sampel).
6 Temuan audit
Seluruh temuan audit harus di dokumentasikan dalam kertas kerja dan setiap kertas kerja
harus mempunyai kesimpulan audit.

10.5 KELENGKAPAN KERTAS KERJA


Indikator kelengkapan kertas kerja tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Kertas kerja harus akurat dan lengkap
2. Setiap bagian dari kertas kerja harus terdiri dari gambaran judul, Identifikasi sumber dengan
jelas, Tanggal persiapan inisial auditor, Tanggal persiapan inisial auditor, Nomor indeks
kertas kerja.
3. Kertas kerja harus kompeten, relevan, dan berguna untuk menyediakan dasar untuk temuan
audit dan rekomendasi.
4. Kertas kerja harus membuktikan bahwa standar yang telah diikuti.

10.6 PERANCANGAN KERTAS KERJA


Susunan dan bentuk kertas kerja yang konsisten akan menghindarkan auditor dari kesibukan
merancang dan menyusun kertas kerja sehingga mereka dapat fokus pada hal-hal yang harus dicatat
dan dokumentasikan. Berikut tahapan – tahapan yang dapat dilakukan dalam mendesain kertas
kerja audit :
1. Menentukan indeks yang digunakan dalam kertas kerja
Dalam menentukan indeks, auditor dapat menetapkan indeks sesuai keinginan auditor
ataupun standar yang ditetapkan oleh instansi auditor:
2. Membuat kertas kerja sesuai dengan indeks yang telah ditentukan
Setiap kertas kerja didesain agar sesuai dan dapat mendokumentasikan setiap catatan atau
hasil analisis sekaligus memberikan informasi yang mudah dipahami oleh pembacanya. Oleh
karena itu, bentuk tiap kertas kerja mungkin berbeda, disesuaikan dengan kebutuhannya
kertas kerja untuk pemahaman atas entitas pasti berbeda dengan kertas kerja untuk analisis
akun.

10.7 ARSIP DAN KEPEMILIKAN KERTAS KERJA


Bagian – bagian kertas kerja yang dinilai mengandung informasi atau dokumen yang akan terus
digunakan dimasa yang akan datang disebut dengan dokumen permanen (permanent flie) sebaiknya
disimpan kedalam arsip pekerjaan audit agar dapat digunakan dikemudian hari.
Kertas kerja atau dokumen permanen yang disimpan oleh auditor dapat dimiliki SKAI atau
manajemen organisasi tergantung dari kebijakan organisasi.
Kerahasiaan kertas kerja dan pihak – pihak yang dapat mengaksesnya perlu ditetapkan dalam
piagam audit, misalnya kertas kerja dapat diberikan kepada pengadilan atas permintaan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai