Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wesel
diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara suatu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang
jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan, dan properti
atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam
perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya
diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya
dibayar secara bulanan atau kwartalan.
Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan bunganya
sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran, karena pembayaran dicatat
jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak
ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk pengujian pengendalian
dan pengujian substantif transaksi. Oleh karena itu auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai
bagian dari siklus pembelian dan pembayaran.
Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:
Pengendalian internal atas utang wesel memadai.
Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi dengan
benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi.
Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo.
Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait memenuhi
keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
1. Pengendalian Internal
Pengendalian internal bagi utang wesel terdiri dari empat pengendalian yaitu:
1) Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi terlebih dahulu. Kewenangan pemberian
persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau manajemen tingkat
tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tandatangan persetujuan dalam perjanjian kredit
yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal pembayaran bunga dan
angsuran, dan aset yang dijadikan agunan. Apabila wesel diperbaharui(diperpanjang),
diperlukan persetujuan yang sama seperti halnya penerbitan wesel baru.
2) Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman maupun
bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran pokok pinjaman harus
diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian
akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama seperti halnya ketika ia menerima
copy faktur dari penjual dan laporan penerimaan barang. Bagian utang akan secara
otomatis menerbitkan check atau electronic funds transfer untuk wesel yang telah jatuh
tempo, dengan cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa. Suatu copy wesel akan menjadi dokumen pendukung
pembayaran wesel.
3) Dokumen dan catatan memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan catatan pembantu
dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh pejabat yang ditunjuk.
Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda “LUNAS” dan disimpan oleh pejabat yang
berwenang.
4) Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel harus
direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang diselenggarakan
oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan catatan detail. Pada saat yang sama seseorang yang independen harus
melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk menguji ketelitian catatan
pembukuan.
2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian atas transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan pembayaran
kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Pengujian tambahan atas pengendalian dan pengujian substantif transaksi biasanya dilakukan
sebagai bagian dari pengujian rinci saldo karena materialnya transaksi individual. Pengujian
pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus dititikberatkan pada pengujian atas empat
pengendalian internal. Selain itu, seorang auditor juga harus memeriksa ketelitian catatan
penerimaan dari pencairan pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.
3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian rinci
beban bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu
mengadakan suatu prediksi independen atas beban bunga, dengan menggunakan saldo utang
berjalan dan tingkat bunga dan juga menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak
tercatat. Berikut prosedur analitis untuk utang wesel:
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Hitung kembali rata – rata beban bunga Salah saji beban bunga atau bunga terhutang,
dengan atas dasar tingkat bunga rata-rata dan atau pengabaian wesel bayar beredar.
saldo.
Membandingkan wesel individual yang masih Penghilangan atau kesalahan penyajian utang
berjalan dengan tahun lalu. wesel.
Membandingkan total saldo dalam akun utang Kesalahan Peenyajian beban bunga dan utang
wesel, beban bunga dan utang bunga denga bunga wesel.
tahun lalu.