Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN PENDAPATAN
SFAC No. 6, FASB mendefinisikan pendapatan sebagai berikut: “Revenues are inflows
or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities (or combination of
both) from delivering or producing goods, rendering services, or other activities that
constitute the entity's ongoing major or central operations”.
1. Kenaikan Aset. Pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan
konsep aliran masuk yang berasal dari penyediaan atau penyerahan produk (barang/jasa).
2. Operasi Utama Berlanjut. Berkaitan dengan tujuan utama perusahaan yaitu
menghasilkan produk/jasa untuk mendatangkan laba dan bukan untuk membatasi jenis
produk utama dan produk samping. Sehingga yang disebut pendapatan adalah kenaikan
aset yang berkaitan dengan operasi utama bukan dengan investasi dan pendanaan. Produk
yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidential sering dianggap sebagai pos pendapatan
“non-operasi” dan dipisahkan penyajiannya.
3. Penurunan Kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset
sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan. Pendapatan yang
berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun.
4. Suatu Entitas. Hubungan perusahaan dengan pemilik adalah hubungan utang-piutang.
Pendapatan diartikan sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas sehingga jika aset
naik sebagai pendapatan, utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang
sama.
5. Produk Perusahaan. Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan
ekuitas bersih sehingga aset yang masuk itulah yang disebut dengan pendapatan.
6. Pertukaran. Paton dan Littleton memasukan kata pertukaran (exchange) dalam
definisinya karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan.
7. Berbagai Bentuk dan Nama. Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan
mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.
8. Untung. Kata kunci yang melekat pada pengertian untung yaitu kenaikan ekuitas (aset
bersih), transaksi periferal atau insidental, serta selain yang berupa pendapatan atau
investasi oleh pemilik. FSAB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang
menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu periferal dan
insidental, transfer nontimbal-balik, penahanan aset, dan faktor lingkungan.
B. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan yang memenuhi kualitas
keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability). Untuk menjabarkan kriteria
kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, maka perlu dipahami sebagai
berikut:
1. Pembentukan Pendapatan. Pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be earned)
bersamaan dan melekat pada seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan yang
meliputi semua tahap kegiatan produksi, penjualan, maupun pengumpulan piutang.
2. Realisasi Pendapatan. Berdasarkan konsep realisasi, pendapatan terjadi akibat transaksi
tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak
tersebut terjadi, pendapatan dianggap belum terjadi atau terbentuk.
3. Kriteria Pengakuan Pendapatan. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan
pendapatan (dan untung) yang harus dipenuhi yaitu terealisasi atau cukup pasti terealisasi
(realized or realizable), dan terbentuk/terhak (earned).
C. SAAT PENGAKUAN PENDAPATAN
Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing)
pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal tersebut yaitu:
1. Pada Saat Kontrak Penjualan. Dapat terjadi ketika perusahaan telah menandatangani
kontrak perusahaan dan bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi
perusahaan belum mulai memproduksi barang. Pada saat ini pendapatan sudah terealisasi
tetapi belum terbentuk. Pengakuan harus menunggu sampai proses penghimpunan cukup
selesai yaitu di tahap penjualan. Sementara itu, pembayaran dimuka harus diakui sebagai
kewajiban sampai barang atau jasa diserahkan kepada pembeli.
2. Selama Proses Produksi Secara Bertahap. Dalam industri tertentu, pembuatan produk
memerlukan waktu yang cukup lama. Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara
bertahap (per periode akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus
pada saat projek selesai dan diserahkan. Masalah yang timbul dari pengakuan selama
proses produksi yaitu: akresi, apresiasi, dan penghematan kos
3. Pada Saat Produk Selesai. Kalau sudah ada kontrak penjualan sebelumnya tidak
menjadi masalah dengan pengakuan pada saat produk selesai karena pendapatan sudah
terealisasi pada saat produk selesai pendapatan secara substansial sudah terbentuk.
4. Pada Saat Penjualan. Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada
saat penjualan kriteria penghimpunan dan realisasi telah terpenuhi. Adapun masalah
pengakuan saat penjualan yaitu kembalian dan potongan tunai, kos purna-jual, kerugian
piutang, dan transaksi penjualan.
5. Pada Saat Kas Terkumpul. Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya
merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas. Misalnya: jasa dikonsumsi
dalam jangka pendek, jasa dikonsumsi dalam jangka panjang, argumen pendukung,
alasan penyanggah, prosedur akuntansi dasar kas, biaya administrasi dan penjualan.
D. SAAT PENGAKUAN PENJUALAN JASA
AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut:
 Jika pemberian jasa (performance) terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan
(act), pendapatan harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan.
 Jika pemberian jasa terdiri atas serangkain pekerjaan atau tindakan secara bertahap,
pendapatan harus diakui selama periode pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.
 Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara
bertahap, pendapatan dapat diakui pada saat seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
 Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi, pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.
E. PEDOMAN UMUM PENGAKUAN PENDAPATAN
FASB meringkas pedoman umum dalam SFAC No. 5 paragraf 84 sebagai berikut:
 Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya pada saat produk diserahkan kepada
konsumen.
 Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi atau pengiriman
barang, maka pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman.
 Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap.
 Kalau jasa diberikan secara terus-menerus dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan
dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.
 Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi, pendapatan dan untung rugi dapat
diakui pada saat selesainya produksi atau pada saat harga aset tersebut berubah.
 Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset non moneter tidak dapat segera
dikonversi menjadi kas, pendapatan dapat diakui pada saat telah terhak.
 Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk meragukan, pendapatan dapat diakui
atas dasar kas yang terkumpul.
F. PROSEDUR PENGAKUAN
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa
yang dapat digunakan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi.
G. PENYAJIAN
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa
dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi.

Anda mungkin juga menyukai