Anda di halaman 1dari 16

Kasus 1 BAB 5

Dugaan Korupsi VLCC


Mantan Komisaris Pertamina yang saat ini menjabat Deputi Menteri Negara BUMN, Roes
Aryawijaya, kembali diperiksa penyidik bagian Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung sebagai
saksi dugaan korupsi dalam penjualan kapal tanker raksasa atau very large crude carrier (VLCC)
Pertamina. Seusai pemeriksaan, Roes yang ditanya wartawan soal keputusan penjualan dua kapal
tanker raksasa Pertamina tahun 2004 itu menjawab, “Penjualan tersebut sebenarnya usulan Direksi
Pertamina. Oleh Komisaris dikaji dan dilihat. ‘Kan kalau tidak dijual perusahaannya bangkrut,” kata
Roes. Keputusan menjual VLCC itu melibatkan seluruh direksi dan komisaris Pertamina. Dalam
siaran pers yang dikeluarkan Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, disebutkan bahwa direksi
Pertamina bersama Komisaris Utama Pertamina, tanpa persetujuan Menteri Keuangan pada 11 Juni
2004 telah melakukan divestasi dua tanker VLCC milik Pertamina nomor Hull 1540 dan 1541
kepada Frontline dengan harga US$ 184 juta. Hal tersebut bertentangan dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 89 Tahun 1991 Pasal 12 Ayat 1 dan 2 karena persetujuan Menteri Keuangan baru
terbit tanggal 7 Juli 2004. Secara terpisah, Jaksa Agung Hendarman Supandji menyatakan bahwa
tersangka kasus dugaan korupsi penjualan VLCC itu ternyata lebih banyak dari yang semula
disebutkan.

Pertanyaan :
Menurut Anda, siapakah yang disebut dengan pemegang saham dari PT Pertamina tersebut ?

Menurut Anda, apakah tindakan Direksi dan Komisaris Pertamina di atas dapat dibenarkan bila
dilihat dari UU PT ?

Menurut Anda siapa yang seharusnya berwenang untuk memutuskan divestasi aset Pertamina
tersebut ?

Mengapa kasus seperti penjualan VLCC pada perusahaan Pertamina itu dapat muncul dan sering
menimpa perusahaan BUMN ?

Coba pelajari berbagai peraturan pemerintah tentang penjualan aset BUMN dan berikan pendapat
Anda bagaimana seharusnya menurut prinsip-prinsip penerapan GCG !

Jawaban :
Menurut kelompok kami pemegang saham dari PT Pertamina adalah Pemerintah Republik
Indonesia, karena Pertamina adalah perusahaan energi nasional yang 100% kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Negara Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) selaku Kuasa Pemegang Saham
Dapat dibenarkan, karna Pertamina berubah menjadi persero tahun lalu (2003) maka, juragan
migas itu tunduk pada UU Perseroan Terbatas. Sehingga setiap penjualan aset (bukan saham) cukup
dengan persetujuan komisaris lewat Rapat Umum Pemegang Saham.
Menurut kelompok kami Direksi lah yang berwenang untuk melakukan divestasi aset Pertamina
tersebut.
Karena penjualan Tanker Pertamina secara bisnis menimbulkan kontroversi karena perbedaan
persepsi soal untung rugi dalam pelegoan itu dan BUMN di anggap tak punya kuasa menjual
tankernya

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER – 02/MBU/2010 bagian kedua tentang
penjualan pasal 5,6 dan7, menyatakan bahwa pemindahtanganan dengan cara Penjualan dapat
dilakukan apabila memenuhi persyaratan, penjualan dilakukan sepanjang hal tersebut memberikan
dampak yang lebih baik bagi BUMN, penjualan dapat dilakukan dengan cara Penawaran Umum,
Penawaran Terbatas, dan Penunjukan Langsung. Sesuai dengan prinsip GCG, Komisaris serta Direksi
harus bersikap profesionalisme untuk menyelamatkan perusahaan dalam keadaan apapun dan
melakukan aktivitas ekonomi sesuai dengan memperhatikan aspek indepedensi dan profesionalitas
agar menghasilkan dampak positif bagi perusahaan

Kasus 2
Salah satu pihak pemegang saham PT Adam Sky Connection Airlines atau Adam Air, yakni
PT Global Transport Service ( PT GTS ) menyatakan bahwa ada indikasi penyelewengan keuangan
oleh manajemen Adam Air. Hal ini merupakan salah satu penyebab kesulitan keuangan yang dialami
maskapai ini. “Keuangan Adam Air mulai kritis sejak November 2007, tetapi tiap kali saya mengajak
manajemen untuk rapat tidak ditanggapi,” kata mantan Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) Adam
Air, Gustiono Kustanto,senin 17/3/08. selain sebagai Wapresdir, Gustiono juga menjabat sebagai
Direktur Keuangan Adam Air dan salah satu Direktur GTS. Karena upaya pembenahan keuangan
tidak ditanggapi, Gustiono pun merekomendasikan GTS untuk menarik investasi dari Adam Air.
Pengacara Otman Paris Hutapea yang mewakili GTS dan PT Bright Star Perkasa (PT BSP) pun
menyangkal pemberitaan bahwa beroperasinya Adam Air disebabkan oleh penarikan modal. “Tidak
ada sedikit pun uang yang ditarik dari Adam Air. Klien kami bahkan belum pernah menerima
dividen,” kata Hotman. Menurut dia, modal yang disetor GTS dan BSP pada 7 Maret 2007 sebesar Rp
157,5 miliar (untuk 50% saham). Perlu diketahui bahwa komposisi saham Adam Air terdiri atas PT
GTS (19%); PT BSP (31%); dan keluarga Presiden Adam Air, Adam Suherman sebesar 50%.
Sedangkan PT GTS dimiliki oleh PT Bhakti Investama Tbk, perusahaan sekuritas yang telah “go
public”. Presiden Direktur Adam Air, Adan Suherman mengatakan, “Siapa pun dipersilahkan
membuktikan bila ada dugaan penyimpangan keuangan. Selama ini manajemen Adam Air
transparan. Buktinya ada wakil GTS yang juga menjabat direktur keuangan.”
Sebagaimana diketahui, perusahaan penerbangan Adam Air telah beberapa kali
menghadapi musibah kecelakaan pesawat. Kini secara tiba-tiba ada berita perselisihan antar
pemegang saham dan manajemen perusahaan sehingga menyebabkan perusahaan terancam
menghentikan operasinya. Apalagi keputusan penghentian operasi penerbangan ini bersamaan
dengan masa liburan panjang sehingga tentu saja merugikan ribuan calon penumpang yang telah
memiliki tiket Adam Air tersebut. Belum lagi sekitar 3000 karyawan Adam Air akhirnya mengalami
kebingungan dan nasibnya menjadi tidak menentu.

Pertanyaan :
Coba Anda teliti dan berikan penalaran, apakah struktur manajemen dan mekanisme proses
keputusan yang dilakukan oleh Manajemen Adam Air telah sesuai dengan “tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance—GCG)”?

Coba Anda Identifikasi, siapa saja yang dapat dimasukkan dalam kelompok pemangku kepentingan
(stakeholders), serta apa saja kepentingan untuk Adam Air tersebut?

Coba Anda jelaskan, apakah menurut Anda manajemen Adan Air telah memperhatikan proses
keputusan etis dalam penutupan operasinya?

Jawaban :
Struktur manajemen PT Adam Air dimana Presdirnya Adam Suherman yang menguasai 50%
saham dan Wakil Presdir sekaligus Direktur Keuangan Gustiono Kustanto (juga mewakili PT Bakti
Investama yang menguasai 50% saham) dan Direksi lainnya yang berasal dari keluarga Adam
Suherman, mencerminkan bahwa kondisi manajemen yang demikian adalh tidak sesuai dengan
prinsip GCG yaitu:

Transparansi: manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam pengambilan keputusan dan
penyampaian informasi sehingga terjadi ketidak harmonisan antara Dewan Komisaris
Akuntabilitas: manajemen Adam Air saling curiga mengenai laporan kuangan dan pengelolaan
keuangan sehingga hal ini sangat berpengaruh terahadap operasional perusahaan.
Kemandirian: karena dalam struktur manajemen Adam Air tidak ada pemegang saham mayoritas
dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk pengambilan kebijakan dan juga tidak ada pihak
yang independent (Komisaris dan Direktur Independen)
Kewajaran: karena manajemen Adam Air hanya mementingkan pemegang saham tidak
mempertimbangkan stakeholder yang lain

Stakeholder dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok primer atau market stakeholder dan
kelompok sekunder atau nonmarket stakeholder. Kelompok primer adalah mereka yang
berinterkasi langsung dengan perusahaan, termasuk didalamnya adalah: pelanggan, pemasok,
pemegang saham, kreditor, serta karyawan perusahaan.
Kelompok sekunder adalah mereka yang secara tidak langsung berinteraksi dan
bertransaksi dengan perusahaan, tetapi mereka mempunyai kepentingan dan kekuatan yang dapat
mempengaruhi kepentingan perusahaan, termasuk didalamnya adalah: pemerintah, media massa,
lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya.
Berdasar teori diatas, maka kepentingan dari pihak primer adalah:
Pelanggan/konsumen sangat berkepentingan dengan keselamatan penerbangan dan pelayanan
yang baik dari maskapai Adam Air, apalagi berbagai kecelakaan telah menimpa Adam Air
Pemasok, dalam hal ini adalah: 1) perusahaan leasing pesawat yang menyewakan pesawatnya
kepada Adam Air, mereka tentunnya berkepentingan terhadap ketepatan pembayaran sewa
pesawat, 2) PT Angkasa Pura juga mengharapkan ketepata waktu atas biaya yang berkaitan dengan
penggunaan bandara, apalgi Adam Air sering mennunggak, 3) PT Pertamina sebagai pemasok
bahan bakar, 4) Produsen sparepart pesawat.
Pemegang saham, sangat berkepentingan terhadap kinerja perusahaan sehingga perusahaan selalu
dalam keadaan sehat dilihat dari likuiditasnya, solvabilitasnya, profitabilitasnya dan akhirnya akan
dapat berjalan untuk waktu yang lama
Karyawan perusahaan, sangat berkepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan, karena
mereka membutuhkan income yang dapat dipakai sebagai biaya hidup dirinya sendiri dan keluarag,
juga membutuhkan kenyamanan dan kepastian bekerja.

Kepentingan pihak sekunder adalah:


Pemerintah, dalam hal ini sebagai pembuat Undang-undang dan Departemen Perhubungan
sebagai atoritas pemerintah dalam menetapkan peraturan atau keputusan yang
berhubungan dengan penerbangan.
Media massa, sebagai sumber informasi kepada masyarakat akan semua hal yang harus
diterima oleh masyarakat, baik mengenai kinerja perusahaaan, kejadian-kejadian yang
menimpa perusahaan maupaun hal baik yang diterima perusahaan.
Lembaga Swadaya Masyarakat, misal serikat pekerja karyawan PT Adam Air ( bagian dari
Asosiasi Karyawan Penerbangan Indoneisia ) berkepentingan terhadap hak dan kewajiban
karyawan dan masa depannya. ( LSM yang berhubungan dengan penerbangan missal:
Asosiasi Pilot Internasional, Federasi Pilot Indonesia, Indonesia Air Traffic Controllers
Association)

Dalam kasus penutupan PT Adam Air, berdasar teori etika:


Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya sendiri (pemegang saham)
karena tidak memperhatikan nasib para karyawan, hal itu dibuktikan anatara pihak pemegang
sahm keluarga Adam Suherman dengan pihak PT Bhakti Investama yang saling berseteru terhadap
penyelesaian karyawan.
Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh, yaitu bagaimana
kepentingan para stakeholder yang yang lain harus diperhatikan
Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan, konsumen , kreditor,
pemegang saham dan pihak lain.

Kasus 1 BAB 6
Pemerintah Mengebaikan Kerusakan Lingkungan ?
Pemerintah dinilai “gelap mata” terhadap dampak kerusakan lingkungan dengan
memberikan izin pembangunan di wilayah hutan Toka Tindung, Kabupaten Bitung, Sulawesi Utara,
p[ada awal maret 2008. Beberapa warga setempat dalam kenferensi pers di Jakarta menyampaikan
hal itu. Selama ini tidak ada perhatian pemerintah terhadap kerugian warga akibat rusaknya
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan persiapan penambangan. “Seumur-umur, sampai 35
tahun saya tidak pernah mengalami banjir di kampong ini, baru kali ini terjadi banjir setelah hutan
diatas kampong kami dibabat untuk penambangan,” kata David Katang, salah seorang warga desa
Batu Putih Atas. Enam desa di wilayah lingkar rencana tambang PT Maeres Soputan Mining itu
mengalami musibah banjir lumpur untuk pertama kalinya pada 11 Maret 2007. Enam desa itu
adalah Likupang Satu, Likupang Dua, Kampung Ambon, Rinondoran, Pinenek, dan desa Maen.
Perusaan tambang ini sudah membangun tiga buah dam, fasilitas pabrik, perkantoran, dan
dermaga. Di hulu, perusahaan ini memotong dan membelokan arus sungai Budo. Kapasitas
penampungan limbah bijih emas direncanakan sepuluh juta ton, sedangkan usia tambang hanya
enam tahun. Akibat kegiatan ini, terjadi banjir lumpur sehingga nelayan tidak dapat lagi memetik
kepiting di hutan bakau karena ketika hujan ada genangan lumpur.

Pertanyaan :
Menurut anda, apakah ada hubungan antara etika dengan lingkungan hidup ?
Konsep-konsep etika apa saja yang dapat Anda terapkan untuk kasus lingkungan di atas ?
Menurut Anda, benarkah pemerintah tidak perduli terhadap kerusakan lingkungan ? Berikan fakta-
fakta lain yang Anda ketahui untuk mendukung pendapat Anda !
Seandainya perusaan tambang PT meares Soputan Mining menggunakan analisis dampak
lingkungan, apa saja yang harus dipertimbangkan dalam hal ini ?
Apakah ada hubungan analisis dampak lingkungan di atas dengan analisis stakeholder dan
Corporate Social Responsibility ? Jelaskan
Bila ingin mengaitkan suatu proses keputusan atau tindakan dengan prinsip-prinsip etika bisnis
atau kode etik profesi, tunjukan dan jelaskan pinsip-prinsip mana atau unsur kode etik yang mana
yang relevan dengan kasus diatas?
Warga setempat menginformasikan keluhannya ini melalui media massa (jumpa pers) karena
merasa perusahaan dan pemerintah tidak lagi perduli terhadap keluhan masyarakat. Apa nama
istilah yang tepat terhadap tindakan warga semacam ini? Jelaskan!

Jawaban :
Ada hubungan antara etika dan Lingkungan hidup dikarenakan perilaku manusia berpengaruh
terhadap keberadaan bumi beserta isinya, bukan hanya menentukan keberadaan umat manusia
saja.
Konsep etika Lingkungan biosentris, yang memendang perilaku etis bukan hanya dinilai dari sudut
pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (Flora, Fauna, dan benda-benda
bumi nonorganisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan (ecosystem)
Dalam kasus ini, menurut kelompok kami pemerintah kurang perduli terhadap kerusakan
lingkungan yang terjadi, kesimpulan ini kami dapatkan dengan diterbitkannya keputusan Menteri
Negara ESDM nomor 42.K/30.00/DJB/2008 yang memperpanjang izin konstruksi MSM. Hal ini
member kesan bahwa ESDM tidak ingin kegiatan MSM untuk dihalangi
Yang harus dip[erhatikan adalah penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup agar dapat menjaga lingkungan dari oprasi proyek yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan
Landasan pokok CSR dalam isu lingkungan hidup meliputi tidak melakukan pencemaran, tidak
berkontribusi dengan perubahan iklim, tidak berkontribusi dalam limbah,dll
Oleh karena oitu hubungan dengan AMDAL diatas adalah melindungi lingkungan dengan tidak
melakukan pencemaran
Prinsip responsibilitas, dimana pengelola wajib memberikan pertanggung jawaban atas semua
tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Istilah tersebut dinamakan externalwhistleblowing, adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau
beberapa orang untuk membocorkan masalah kepada media atau khalayak ramai

Kasus 2
Berguru Hidup Pada Gumuk Pasir
Ladang itu awalnya padang pasir kering kerontang. Warnanya hitam mengilat, melepuhkan kaki
di siang hari yang terik. Jaraknya sekitar 50 meter dari laut, di selatan Desa Bugel, Kecamatan
Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta. Suasananya sunyi yang mati. Kehidupan seperti raib.

Di gundukan pasir—istilah setempat gumuk pasir—itulah Sukarman muda yang resah


membuang gundah. Sudah tiga tahun sejak menyelesaikan studinya pada Program D-3 Akademi
Perindustrian Yogyakarta, dia belum juga mendapat pekerjaan. Sudah dicobanya merantau ke
Jakarta, Bandung, hingga Palembang, tetapi hasilnya nol besar.

Suatu pagi pada pertengahan 1985, gerimis menemaninya duduk di atas gumuk pasir. Dalam
suasana hati yang lelah dan hampir patah, pandangannya seperti disedot tiga batang tanaman cabai
merah yang tumbuh di atas seonggok kotoran sapi kering di pasir. Tak luar biasa, sebenarnya.
Tetapi, entah mengapa, pemandangan itu mulai mengusik benaknya.

”Mungkin ada orang yang tidak sengaja membuang cabai di situ,” pikir Sukarman.

Ketika pandangannya mengitari hamparan luas di depannya, Sukarman mulai mengamati


beberapa jenis tanaman yang hidup di antara tumbuhan perdu. Ada semangka, ubi, dan lain-lain.

Ia terkesima. Sunyi tak lagi mati, tetapi menjanjikan kehidupan baru. Pagi itu ia menangkap
pesan: alam bekerja dengan cara ajaib, dalam situasi yang paling mustahil untuk menyodori
kehidupan.

”Kenapa saya tidak mencobanya?” kehendak itu memenuhi batinnya, ”Jika dirawat pasti cabai
itu akan tumbuh subur. Kenapa tidak mencoba menanam cabai di lahan pasir? Andai bisa,
kehidupan pasti berubah.”

Sukarman mulai menanam cabai di atas lahan pasir seluas 200 meter persegi. Tetangganya,
para petani sepuh, mencibir. Bahkan, ayahnya meragukan apa yang dilakukan anak sulungnya yang
masih lontang-lantung pada usia 27 tahun itu. Sukarman dianggap ngaya wara atau mengada-ada.

Namun, Sukarman bersikeras. Usaha menanam cabai di atas pasir hitam itu lantas menjadi
seperti pertaruhan keyakinannya akan perubahan. Upaya itu tak mudah. Tingginya penguapan di
lahan pasir yang panas membuat ia harus terus-terusan menyiram tanaman cabainya. Padahal,
sumber air tawar berada jauh di desa.

Sekali lagi, alam menjawabnya. Namun, hanya mereka yang tahu bagaimana alam bekerja
mampu menangkap jawaban itu. Sukarman mulai menggali. Ia yakin lahan pasir itu pasti mendapat
pasokan air dari resapan Kali Progo dan Kali Bogowonto yang mengapit kawasan itu. Pada
kedalaman kurang dari 3 meter, air tawar yang bersih, keluar, melimpah ruah.
Ia lalu mengalirkan air itu dalam bak-bak yang dibangun sejajar sepanjang tanaman cabainya
dengan pipa bambu. Sistem ini merupakan cikal bakal bagi apa yang kemudian disebut ”sumur
renteng”. Masalah kebutuhan air pun selesai.

Selang tiga bulan, kerja kerasnya menampakkan hasil. Panen pertama menghasilkan 17
kilogram cabai.

Mengubah Hidup

Panen itu tak hanya mengubah hidup Sukarman, tetapi juga hidup belasan ribu petani di
sepanjang pantai Kulon Progo. Petani-petani lain di desanya, yang kebanyakan hanya penggarap,
mulai yakin bahwa pasir itu menyimpan berkah kehidupan.

Mereka mulai berbondong ke gumuk pasir, lahan telantar dengan status kepemilikan yang
terbagi tiga, yakni tanah milik bersertifikat, tanah desa, dan tanah milik dinasti Pakualam
(Pakualam Ground).

”Patok ini dulunya di sana,” ia menunjuk patok batas wilayah Pakualam Ground, yang katanya
bergeser memasuki wilayah garapan warga.

Kini, di atas hamparan pasir yang luas itu—mulai dari Bugel hingga Glagah—aneka jenis
tanaman tumbuh subur. Cabai, semangka, jeruk, sawi, terung, kentang, bahkan padi. Sistem sumur
renteng berkembang dipadukan dengan genset dan selang plastik.

Warga menemukan kehidupannya di sini. Tak ada pengangguran. Nenek tua pun masih bisa
mendapatkan penghidupan dari lahan itu.

”Tanaman kentang seperti ini,” Sukarman menunjuk sepetak lahan yang digarap Mbah Wiji,
perempuan sepuh yang sudah bongkok, ”Tumbuh tanpa perawatan yang berarti, tapi panennya tiap
tiga bulan. Cukup untuk hidup Mbah Wiji.”

Desa yang semula termiskin di Kulon Progo bermetamorfosa menjadi desa penuh harapan. Para
pemuda yang merantau menjadi buruh migran berbondong pulang kampung, menjadi petani.
Mereka menepuk dada dan berkata bangga, ”Saya petani!”

Sekarang tak ada lagi rumah gubuk di sini. Setiap rumah tangga memiliki kendaraan bermotor
yang mempermudah aktivitas pertanian mereka Kegigihan petani Kulon Progo yang mampu
menyulap gumuk pasir menjadi ladang pertanian yang subur itu mendapat apresiasi kalangan
akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Pertanian gumuk pasir itu menjadi
seperti laboratorium hidup dari berbagai penelitian mereka.

Wilayah itu merupakan daerah pertanian terpadu. Peternakan menghasilkan terutama pupuk
kandang, yang digunakan pada lebih 90 persen pemupukan.
”Para petani menemukan teknik yang luar biasa. Kami sering mengirim mahasiswa ke sana untuk
belajar dari mereka,” ujar Dr Ir Dja’far Shiddieq MSc, dosen pada Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian UGM.

Dja’far juga mengundang Sukarman ke kampus untuk mengajari ilmu bertani yang riil pada
mahasiswa. Sukarman pun sesekali ke kampus, mengajar mahasiswa.

Usia Sukarman kini 50 tahun. Ia menggarap lahan seluas 8.000 meter persegi, 3.000 meter persegi
di antaranya untuk pembibitan. ”Waktu tahun 1998, saya panen dari penjualan bibit, sampai bisa
beli mobil,” ia menunjuk mobil Suzuki Carry yang bertengger di samping rumah.

Meski dikenal sebagai petani yang lumayan berhasil—ia juga punya tujuh sapi dan dua sepeda
motor—hidup Sukarman tetap bersahaja. Setiap hari ia ke ladang, mencangkul, menyiangi,
menyirami tanamannya. Namun, yang membuatnya bangga adalah anak sulungnya yang kini kuliah
di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.

Pertanyaan :

Coba anda kaji tindakan Sukarman dan kawan-kawan dilihat dari teori-teori dan konsep-konsep
etika yang anda kenal!

Coba dikaji apakah tindakan pemerintah,DPR,dan investor pertambangan sudah tepat dilihat dari
analisis stakeholder dan etika lingkungan hidup!

Bagaimana anda melihat sosok Sukarman ditinjau dari teori hakikat manusia utuh sebagaimana
telah dijelaskan pada bab sebelumnya?

Bagaimana pandangan Anda dalam menghadapi kasus di atas?

Jawaban :

Dilihat dari teori-teori dan konsep-konsep etika , sukarman dan kawan-kawan memiliki sikapUtilitarianisme dimana
member manfaat/ kegunaan bagi banyak orang, kesejahteraan duniawimasyarakat hakikat tidak utuh( PQ,IQ,EQ) dan
sikap deontology dengan tindakan itu sendiri,kewajiban mutlak setiap orang demi kewajiban itu sendiri dan hakikat
tidak utuh (IQ,EQ).Konsep etika kepribadian dan karakter sukarman baik tidak mudah putus asa dan tetapberjuang
untuk melanjutkan hidupnya dengan menemukan pekerjaan yang tepat denganbertani.kecerdasannya IQ,PQ,EQ,SQ
nya sudah berkembang dengan tepat.

Menurut kelompok kami tindakan DPR,Pemerintah dan Investor tidak tepat karena telah bertentangandengan
deontologist dan teleologis dimana pemerintah akan menghilangkan sebagian besarmata pencaharian para petani
tersebut dan melanggar etika lingkungan hidup dimanalingkungan akan rusak bila digunakan untuk pertambangan
yang belebihanDari stakeholder mereka hanya mementingkan keuntungan semata tanpa memikirkan nasippara
petani kedepannya
Dari teori hakikat manusia yang utuh , sukarman memiliki karakter Takwa( pasrahdiri),Tawaduk(berilmu), dan
sabar.Dan memiliki IQ yang tinggi dalam kesadaran dan keabdian dan SQ pada kreatifitas

Pandangan saya yaitu pemerintah seharusnya tidak memaksakan untuk mengubah tempattersebut menjadi
pertambangan hanya karena devisa, mereka juga harus memperhatikan nasippara petani ,bila mereka digusur mata
pencaharian apa yang harus mereka dapatkansetelahnya, perlu dilakukan kajian ulang atas AMDAL tersebut dan
mencari alternative lain bilapara petani tersebut digusur untuk menafkahi keluarganya

Bab 3

1. Bagaiamna anda menilai pribadi sahruddin dilihat dari hakikat manusia utuh ?

Jika kita cermati dari kasus tersebut mungkin kita akan menemukan adanya perbedaan pribadi sahrudin
dengan sifat sifat yang dimiliki manusia pada umumnya .

Menurut kami, secara umum sahruddin memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan yang tinggi.
Jiwa kepemimpinan dan kepedulian sharuddin tercermin pada saat dimana perekomian di kepulauan
Belitung ( dimana dia tinggal ) mulai lesu dan pemerintah belum menyiapkan sumber daya ekonomi, ia
tampil sebagai tokoh masyyarakat yang mampu memotivasi anggota masyarakat lain untuk membuat
jenis usaha lain sebagai pengganti tambang rakyat yaitu usaha bidi daya ikan air tawar. Sahruddin pun
ditunjuk sebagai pemimpin Kelompok tani Mutiara. Meskipun usahanya usahanya ini menunai banyak
cibiran khususnya dari warga perlang, namum sekali lagi jiwa kepemimpinannya membuat ia terus
mengembangkan usahanya.

Selain itu sahrudin juga adalah seorang wirausaha yang cerdas dan inspiratif. Ia pun mampu menemukan
peluang usaha yang nyaris tak terpikirkan oleh anggota masyarakat yang lainnya. Sahrudin juga
berinsiatif untuk membuat proposal kerja sama sama yang ditunjukkan ke PT Koba tin , termasuk pada
saat ia mengalami kendala pada operasionalia dimana sifat keramba yang mudah rusak kemudian ia
mampu mencari solusi dengan membuat kolam baru serupa bak dengan tetap mengunakan aliran air
kolong sebagai sumbernya, sahrudin juga merupakan seorang yang pantang menyerah dimana pada saat
usahanya gagal karena ulah para penambang timah apung yang tidak bertanggung jawab yang
mengakibatkan semua ikan yang ia pelihara mati. Ia tetap berinsiatif untuk merintis jenis usaha baru lagi
yaitu mengelola perternakan sapi. Padahal seluruh anggota masyarkat telah putus asa. Selain itu
sahrudin adalah sosok yang peduli terhadap lingkungan terbukti ia mampu mengelola limbah dari
perternakan itu. Dan lagi, pada saat masih ramai-ramainya penambang didaerahnya ia sudah merasa
bahwa salah satu akibat yang dihasilkan dari penambangan yang tak terkendali ini adalah kerusakan
alam.kini setelah keberhasilannya.

2. Bagaimana Anda Menjelaskan tindakan shahruddin berdasarkan teori-teori etika bisnis yang
telah anda pelajari ?
a. Teori Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.

Tindakan yang dilakukan Sahruddin membuka usaha / lapangan kerja .

b. Teori Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada
tujuan tertentu.

Teori teteologi yang menekankan pada tujuan dari suatu tindakan dilihat dari sudut pandang.

Tujuan dati tindakan Sahrudin adalah tujuan yang baik dimana ia bertujuan untuk membantu kondisi
perekonomian yang memang menjadi buruk akibat tambang.

3. Bagaiman anda menjelaskan tindakan PT Koba Tin serta dinas – dinas terkait Provinsi Babel dalam
kegiatan dengan usaha kelompok sahruddin di atas?

Sahrudin sangatlah besar dan bermanfaat dalam kelangsungan usaha sahrudin,kendala kekurangan
modal yang dialami sahrudin pada awal usahanya terselesaiakan dengan pinjaman dari PT Koba Tin dan
seiring dengan perkembangan usaha yang terus maju dan pinjaman tersebut pun dikembalikan . namum
pada akhirnya gagal karena adanya ulah para penambang yang tidak bertanggung jawab. Tapi setelah itu
dinas perternakan dan provinsi bengka belitung memberikan dukungan untuk usaha barunya yaitu
perternakan sapi, bantuan tersebut berupa bantuan sapi 42 ekor, dan usha itu pun terus berkembang
dan memberikan efek yang sangat baik untuk masyarakat sekitar terutama mengenai kondisi
perekonomian.

Bab 9

1. Apakah menurut anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil?

Jawab :

Menurut saya, MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil karena Todung Mulya
Lubis diniai telah melakukan pelanggaran berat, yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan selain
itu juga lebih mengedepankan materi dalam menjalankan profesi dibanding dengan penegakan hukum,
kebenaran, dan keadilan. Selain itu, MKD DKI Jakarta merupakan Majelis Kehormatan Daerah
Perhimpunan Advokad Indonesia yang sudah pasti paham dan mengerti jelas tentang penerapam adanya
pelanggaran kode etik.

2. Apakah menurut anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam menanggapi keputusan
majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan ?

Jawab :
Menurut saya, pernyataan dan reaksi yang dinyatakan oleh Todung Mulya Lubis di media massa dalam
menanggapi keputusan MKD Peradi adalah tidak wajar dan tidak dapat dibenarkan karena Todung
berkata bahwa “Ini kezaliman, kesewenang – wenangan yang melampaui batas. Menurut saya pernyatan
Todung tersebut tidak dibenarkan karena jelas – jelas saat itu tugas Todung di Tim Bantuan Hukum
Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH KKSK) sudah selesei sejak tahun 2002. Namun, MKD menilai ada
benturan kepentingan saat Todung menjadi kuasa hukum SGC dan anggota TBH KKSK.

3. Bagaiman pendapat anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak melanggar kode
etik advokat ?

Jawab :

Saya tidak setuju atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak melanggar kode etik advokat,
karena dari hasil keputusan Majelis Kehormatan menilai Todung Mulya Lubis melanggar pasal 4J dan
pasal 3B Kode Etik Advokad Indonesia. Pelanggaran tersebut dilakukan ketika Todung menjadi kuasa
hukum Salim Group terkait kasus Sugar Group Company di pengadilan Kotabumi dan PN Gunung Sugih,
Lampung.

Bab 4

Kasus 1 – Kasus Bulog- Implementasi Ekonomi Pancasila

a. Setujukah anda bahwa awal pembentukan Bulog sebenarnya merupakan salah satu wujud
implementasi sistem ekonomi Pancasila? Jelaskan jawaban anda dengan mengemukakan ciri-ciri
ekonomi Pancasila!

Saya setuju. Awal mula dari pembentukan Bulog pada masa orde baru tidak lain adalah untuk
kemakmuran masyarakat Indonesia, perusahaan tersebut ditujukan untuk pemerataan kebutuhan pokok,
dari daerah surplus kebutuhan pokok ke daerah defisit kebutuhan pokok. Hal itu tentu menerapkan ciri-
ciri dari ekonomi Pancasila, antara lain untuk keadilan dan kebersamaan masyarakat, hak dan kebebasan
individu, serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengapa peran Bulog saat ini tidak lagi dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar rakyat
Indonesia? Jelaskan jawaban anda dikaitkan dengan berbagai konsep sistem Ekonomi, konsep kesadaran,
dan konsep etika!

Berdasarkan Visi dan Misi Bulog mendasari fungsi Bulog sebagai perusahaan Umum yang mengemban
tugas sebagai pengendali ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Namun pada kenyataannya,
Bulog tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan
Bulog tidak menjalankan etika bisnis dan profesi sesuai fungsinya, berikut contoh kasus-kasus
pelanggaran yang dilakukan oleh Bulog :
1) Korupsi Impor Sapi Fiktif Kasus yang terjadi pada tahun 2001 tersebut, menyeret Direktur Utama
Perum Bulog yaitu Widjanarko sebagai tersangka. Handy (2009).

2) Korupsi Subsidi Pangan Rakyat MiskinKasus ini terjadi pada tahun 1999. Menurut Majalah Trust
(2004),Akbar Tandjung merupakan ketua umum DPP Partai Golkar yang dipercaya untuk menyalurkan
subsidi pangan rakyat miskin di Jawa Timur dan Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena pada masa itu
terjadi kemarau panjang dan sejumlah orang kekurangan pangan. Sebagai penyalur subsidi, ditunjuklah
Yayasan Raudlatul Jannah yang terletak di bilangan Jakarta Barat. Penyidikan kemudian menyimpulkan
bahwa daerah-daerah yang dikatakan oleh Akbar dibantu dengan dana Bulog itu ternyata tak pernah
menerima apa pun.

3) Keterlambatan Penyaluran Raskin Barak Banten (2011) mengatakan bahwa, Harga kebutuhan pokok
menjelang Hari Raya Idul Fitri sangat menyulitkan ekonomi KeluargaMiskin (Gakin) disebagian wilayah
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gambaran ketidakpedulian tersebut, terlihat dari lambannya PerumBulog
Divre Jawa Barat mengalokasikan beras untuk rakyat miskin(Raskin) kepada masyarakat penerima
manfaat.

c. Coba berikan pemikiran anda, apakah menurut anda keberadaan Bulog saat ini masih diperlukan?

Keberadaan Bulog masih harusdipertahankan, jika tidak ada lagi pilar-pilar penopangnya. Bulog masih
dibutuhkan. Hanya saja, harus dilakukan perubahan paradigma terhadap lembaga itu. Jika pada masa
lalu Bulog menapakkan kakinya di dua tempat, yaitu sebagai regulator sekaligus pedagang, maka di masa
mendatang, Bulog seyogyanya hanya sebagai regulator, yaitu menjadi semacam lembaga otoritas pangan
nasional (national food authority), khususnya untuk beras sebagai komoditi pangan pokok.

Kasus 2 Banyak Korporasi Besar yang Melakukan Penipuan

a. Bagaimana anda menjelaskan hubungan antara kejahatan yang dilakukan oleh korporasi-korporasi
besar di Amerika Serikat dengan sistem ekonomi kapitalis global yang berlaku saat ini?

Karena dalam system ekonomi kapitalis tujuan manusia direndahkan hanya untuk mengejar
kemakmuran ekonomi (fisik) semata dan mengabaikan kekuatan Tuhan. Sistem ekonomi ini juga
melupakan tujuan tertinggi hakikat sebagai manusia, yaitu kebahagiaan di akhirat. Maka tidak heran bila
pertumbuhan ekonomi di negara- negara barat tidak dilandasi oleh asas moralitas dan keTuhanan
sehingga kejahatan marak dilakukan oleh korporasi-korporasi besar di amerika serikat yang menganut
sistem ekonomi kapitalis global.

b. Menurut anda, apakah korupsi dan manipulasi tidak hanya terjadi pada system ekonomi kapitalis
saja? Bagaimana pendapat anda tentang korupsi di negara penganut sistem ekonomi Pancasila yang
diterapkan di Indonesia?
Hal itu juga berlaku pada system ekonomi komunis dan system ekonomi pancasila yang diterapkan di
Indonesia karena pada dasarnya system ekonomi apa pun dapat saja memunculkan banyak persoalan
yang bersifat tidak etis seperti korupsi dan manipulasi lainnya. Etis tidaknya suatu tindakan lebih
disebabkan oleh tingkat kesadaran individual, bukan karena sistem ekonomi tersebut. Karena sistem
pada dasarnya memiliki tujuan yang baik untuk kesejahteraan, hanya saja dalam pelaksanaannya oleh
individu terkadang tidak sesuai dengan tujuan tersebut.

c. Bagaimana anda menjelaskan perilaku korporasi-korporasi besar tersebut dikaitkan dengan lima
dimensi bisnis?

Dimensi ekonomi, dari sudut pandang ini kegiatan produktif dengan tujuan memperoleh keuntungan. Di
satu sisi mereka telah memenuhi aspek dimensi ini yaitu dengan memperoleh keuntungan tetapi di sisi
yang lain mereka juga mencemari dimensi ini yaitu mencari keuntungan dengan cara yang salah.

Dimensi etis, dari sudut pandang ini bisnis masih banyak menimbulkan pro dan kontra karena belum
semua pihak mempunyai pemahaman yang sama tentang pengertian etika dan ukuran yang tepat untuk
menilai etis tidaknya suatu tindakan bisnis. Tetapi dalam kasus ini korporasi-korporasi tersebut telah
melanggar dimensi etis karena sudah berprilaku tidak baik seperti melakukan penipuan, suap dan lain-
lain

Dimensi hukum, dari sudut pandang ini bisnis masih diatur oleh hukum yang mengatur perilaku manusia
dan bila dilanggar akan kena sanksi hukum. Dalam kasus ini korporasi-korporasi tersebut sudah
melanggar dimensi hukum karena sudah melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan
sudah sering mendapatkan sanksi hukum.

Dimensi sosial, dari sudut pandang ini banyak pihak yang merasa dirugikan oleh korporasi yang
sewenang-wenang. Halini tentu menjadi koflik antara perusahaan dan pemegang saham yang harus
diperbaiki.

Dimensi spiritual, dari sudut pandang ini, banyak korporasi yang tidak menegakkan kepercayaannya
kepad Tuhan, mereka lebih berlomba-lomba untuk kesejahteraan diri sendiri, sehingga dampaknya
merugikan lingkungan dan merugikan sesama.

d. Menurut anda, apakah ada yang salah dengan sistem ekonomi Pancasila sehingga Indonesia
mengalami keterpurukan ekonomi menjelang akhir abad ke-20?

Sistem ekonomi di Indonesia tidak salah, hanya saja cara pelaksanaannya yang dilakukan oleh manusia
tidak sesuai dengan nilai yang terdapat dalam ciri-ciri dan prinsip Pancasila. Karena memiliki kekuasaan,
manusia cenderung untuk serakah, berlomba-lomba untuk memperkaya golongan atas. Tanpa
memperhatikan kondisi golongan bawah.

e. Sebagaimana dikatakan oleh Zamansky, para eksekutif perusahaan AS belum jera walaupun hukum
telah ditegakkan oleh pemerintah. Menurut anda, apa yang kira-kira menyebabkan para eksekutif AS
tidak pernah jera melakukan kejahatan walaupun hukum telah ditegakkan oleh pemerintah?
Ketidakjeraan itu kembali lagi dengan sifat alami dari manusia, yaitu tidak pernah merasa puas dan selalu
serakah. Manusia tidak pernah merasa apa yang dipunya sudah cukup, mereka cenderung berlomba-
lomba menunjukkan bahwa mereka lebih baik, lebih kaya dan lebih maju, hal-hal yg tidak baik halal
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai