Anda di halaman 1dari 25

II.

ANALISIS RASIO KEUANGAN


A. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan adalah teknik analisis untuk menjelaskan hubungan antara
akun - akun pada Neraca, Laba - Rugi serta antar Neraca dan Laba - Rugi.
B. Tujuan Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan bertujuan untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan berdasarkan aspek – aspek : Likuiditas, Leverage,
Aktivitas Usaha dan Profitabilitas.
C. Teknik Analisis Rasio Keuangan
Secara umum ada 4 Teknik Analisis Rasio Keuangan, yaitu :
(1) Rasio Likuiditas, (2) Rasio Leverage, (3) Rasio Aktivitas Usaha
dan (4) Rasio Profitabilitas (Rentabilitas).
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban Utang Lancar
(Current Liabilities) dengan dana Aktiva Lancar (Current Assets).
Analisis Rasio Likuiditas bersumber pada Neraca (Financial Ratios).
Perusahaan Likuid jika kewajiban Utang Lancar yang jatuh tempo
dapat dipenuhi dengan dana Aktiva Lancar.
Sedangkan Perusahaan Tidak Likuid (Ilikuid)
jika kewajiban Utang Lancar yang jatuh tempo tidak dapat dipenuhi dengan
dana Aktiva Lancar.
Ada 3 jenis Rasio Likuiditas, yaitu : (a) Current Ratio, (b) Cash Ratio
dan (c) Quick Ratio.
a. Current Ratio
1) Pengertian Current Ratio
Current Ratio merupakan Rasio Aktiva Lancar
dengan Utang Lancar, untuk menginformasikan kondisi
Keuangan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban
Utang Lancar yang segera jatuh tempo
dengan dana Aktiva Lancar.
2) Rumus Current Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar)/(Utang Lancar)*100%

8
9
b. Cash Ratio
1) Pengertian Cash Ratio
Cash Ratio (Ratio of immediate solvency) merupakan
Rasio antara Aktiva Lancar (Kas+Efek)
dengan Utang Lancar, untuk menginformasikan kondisi
Keuangan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban
Utang Lancar yang segera jatuh tempo
dengan dana Kas+Efek.
2) Rumus Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas+Efek)/(Utang Lancar)*100%
c. Quick Ratio
1) Pengertian Quick Ratio
Quick Ratio (Acid Test Ratio) merupakan Rasio antara
Aktiva Lancar (Kas+Efek+Piutang) dengan
kewajiban Utang Lancar, untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan dalam memenuhi
kewajiban Utang Lancar yang segera jatuh tempo
dengan dana Aktiva Lancar (Kas+Efek+Piutang).
2) Rumus Quick Ratio
Quick Ratio = (Kas+Efek+Piutang)/(Utang Lancar)*100%
atau :
Quick Ratio = (Aktiva Lancar) – Persediaan/(Utang Lancar)*100%

Contoh Analisis Rasio Likuiditas :

PT. “ SELEBRITIS SENSASI “


NERACA
Per 31 Desember 2008

Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas 200.000 Utang Dagang 560.000
Efek 200.000 Utang Jangka Panjang
Piutang Dagang 160.000 Utang Hipotik 600.000
Persediaan 840.000

Jumlah Aktiva Lancar 1.400.000 Jumlah Utang 1.160.000

Aktiva Tetap Modal Sendiri


Jumlah Aktiva Tetap (neto) 1.600.000 Modal Saham 1.400.000
Laba Ditahan 440.000

Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah Pasiva 3.000.000


10
Berdasarkan Neraca Tersebut :

a) Jelaskan tingkat Quick Ratio !


b) Jika Utang Lancar segera jatuh tempo, jelaskan apakah hanya dengan
dana Kas+Efek Perusahaan mampu memenuhi kewajiban Utang Lancar,
jika berdasarkan pengalaman, Manajer Keuangan, Syahrini
menetapkan Standar Minimal Cash Ratio = > 100% ( > 1) !
c) Jelaskan nilai Rp Bahan Baku Kayu Rotan yang dapat dibeli secara kredit,
agar Perusahaan tetap Likuid, jika berdasarkan pengalaman,
Manajer Keuangan, Syahrini menetapkan Standar Minimal Current Ratio = 200%
(2 : 1) !
Jawab :
a) Quick Ratio
Quick Ratio = (Kas+Efek+Piutang)/(Utang Lancar)*100%
= (200.000+200.000+160.000)/(560.000)*100%
= 100% (1 : 1), setiap Rp 1 kewajiban Utang Lancar
yang segera jatuh tempo mampu dipenuhi Rp 1 dana Kas+Efek+Piutang
b) Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas+Efek)/(Utang Lancar)*100%
= (200.000+200.000)/(560.000)*100%
= (400.000)/(5600.000)*100% = 71%, Rp 1 kewajiban Utang Lancar
yang segera jatuh tempo, hanya mampu dipenuhi dengan Rp 0,71
dana Kas+Efek
Cash Ratio = 71% (0,71) ; Standar Cash Ratio > 100% ( > 1),
berarti tidak memenuhi syarat Likuid.
Perusahaan Ilikuid jika hanya mengandalkan dana Kas+Efek,
Rp 1 kewajiban Utang Lancar yang segera jatuh tempo,
hanya mampu dipenuhi dengan Rp 0,71 dana Kas+Efek
11
c) Pada Persamaan Dasar Akuntansi :
Pembelian Bahan Baku Kayu rotan mernyebabkan Aktiva Lancar bertambah
berupa Persediaan.
Pembelian Bahan Baku Kayu Rotan secara kredit
menyebabkan Pasiva bertambah berupa Utang Lancar, yaitu Utang Dagang.
Misal Nilai Rp Bahan Baku Kayu Rotan = X
Maka :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Utang Lancar
2 : 1 = 1.400.000 + X
560.000 +X
1.400.000 + X = 1.120.000 + X
1.400.000 – 1.120.000 = 2X – X
280.000 = X
X = 280.000
Jadi X = Rp 280.000,00
Current Ratio = Aktiva Lancar
Utang Lancar

2 : 1 = 1.400.000 + 280.000
560.000 + 280.000

2 : 1 = 1.680.000
840.000
2 : 1 = 2 : 1, Jadi jumlah Bahan Baku Kayu Rotan yang dapat dibeli
senilai Rp 280.000,00 , Perusahaan masih Likuid, karena memenuhi
Standar Minimal Current ratio = 2 : 1

2. Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan yang berkaitan dengan kewajiban Utang
(Debt).
Ada 5 jenis Rasio Leveragae, yaitu : (1) Debt Ratio, (2) Solvability Ratio,
(3) Debt to Equity Ratio, (4) Long Term Debt to Equity Ratio
dan (5) Time Interest Earned Ratio.
a. Debt Ratio
1) Pengertian Debt Ratio
Debt Ratio merupakan Rasio antara Total Utang
dengan Total Aktiva, untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang berapa bagian dari
Total Aktiva dibelanjai oleh Total Utang.
Analisis Debt Ratio bersumber dari Neraca (Financial Ratios)
2) Rumus Debt Ratio
Debt Ratio = (Total Utang)/(Total Aktiva)*100%
12
b. Solvability Ratio
1) Pengertian Solvability Ratio
Solvability Ratio merupakan Rasio antara Total Aktiva
dengan Total Utang, untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang kemampuan
dana Total Aktiva untuk memenuhi kewajiban Total Utang.
Jika Total Aktiva > Total Utang, maka Perusahaan Solvable,
sedangkan jika Total Aktiva < Total Utang,
maka Perusahaan Tidak Solvable (Insolvable).
Analisis Solvability Ratio bersumber dari Neraca
(Financial Ratios).
2) Rumus Solvability Ratio
Solvability Ratio = (Total Aktiva)/(Total Utang)*100%
c. Debt to Equity Ratio
1) Pengertian Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan Rasio antara Total Utang
dengan Modal Sendiri (Equity), untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang
pemenuhan kewajiban Total Utang yang didanai
dana Total Modal Sendiri.
Analisis Debt to Equity Ratio bersumber dari Neraca
(Financial Ratios).
2) Rumus Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = (Total Utang)/(Total Modal Sendiri)*100%
d. Long Term Debt to Equity Ratio
1) Pengertian Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan
Rasio antara Total Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)
dengan Total Modal Sendiri, untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang pemenuhan
kewajiban Utang Jangka Panjang yang dijamin
dengan dana Modal Sendiri.
Analisis Long Term Debt to Equity Ratio bersumber dari
Neraca (Financial Ratios).
2) Rumus Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio = (Utang Jangka Panjang)/(Modal Sendiri)*100%.
13
e. Time Interest Earned Ratio
1) Pengertian Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio merupakan Rasio antara EBIT
(Laba Sebelum Bunga dan Pajak) dengan
Bunga Utang Jangka Panjang (Interest),
untuk menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
tentang pemenuhan kewajiban Bunga Utang Jangka Panjang
yang dijamin dengan dana EBIT.
Analisis Time Interest Earned Ratio bersumber dari
Laba – Rugi (Operating Ratios).
2) Rumus Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio = (EBIT)/(Bunga Utang Jangka Panjang)
Standar Satuan Time Interest Earned Ratio = …kali (x)
Contoh Analisis Rasio Leverage :

PT. “ PENDEKAR POLIGAMI “ Tbk.


NERACA
Per 31 Desember 2009

Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas 200.000 Utang Dagang 560.000
Efek 200.000 Utang Jangka Panjang
Piutang Dagang 160.000 Utang Obligasi 600.000
Persediaan 840.000

Jumlah Aktiva Lancar 1.400.000 Jumlah Utang 1.160.000

Aktiva Tetap Modal Sendiri


Jumlah Aktiva Tetap (neto) 1.600.000 Modal Saham 1.400.000
Laba Ditahan 440.000

Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah Pasiva 3.000.000

PT. " PENDEKAR POLIGAMI " Tbk.


Laba – Rugi
Per 31 Desember 2009

Penjualan Neto 4.000.000


Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba Bruto 1.000.000
Biaya usaha 570.000
EBIT 430.000
Bunga obligasi (5%*600.000) 30.000
EBT 400.000
Pajak 160.000
EAT 240.000
14
Berdasarkan Neraca dan Laba - Rugi Tersebut :

a) Jelaskan berapa % dari Total Aktiva yang dibelanjai dengan Total Utang !
b) Berdasarkan Pengalaman, Manajer Keuangan Eyang Subur
menetapkan Standar Minimal Rasio Solvabilitas Perusahaan = > 100%
( > 1)
Jika Manajer Keuangan, Eyang Subur memutuskan membeli secara kredit
1 Unit Gergaji Mesin senilai Rp 250.000,00,
jelaskan apakah Perusahaan masih dalam keadaan Solvabel !
c) Jelaskan berapa % dari Total Modal Sendiri Perusahaan
mampu menjamin kewajiban Total Utang Perusahaan !
d) Jelaskan berapa % dari Modal Sendiri Perusahaan
mampu menjamin kewajiban Utang Jangka Panjang Perusahaan !
e) Jelaskan berapa Rp EBIT yang dicapai Perusahaan
mampu menjamin kewajiban Bunga Utang Jangka Panjang Perusahaan !

Jawab :
a) Debt Ratio = (Total Utang)/(Total Aktiva)*100%
= (1.160.000/3.000.000)*100% = 39%
39% dari Total Aktiva didanai oleh Total Utang
b) Pada Persamaan Dasar Akuntansi :
1) Pembelian Gergaji Mesin secara kredit menyebabkan Aktiva Tetap
bertambah berupa Peralatan
2) Pembelian Gergaji Mesin secara kredit menyebabkan Utang Lancar
bertambah berupa Utang Dagang
Total Aktiva Awal : 3.000.000
Gergaji mesin : (250.000)
Total Aktiva 3.250.000

Total Utang awal : 560.000 + 600.000 = 1.160.000


Utang dagang : = 250.000
Total Utang 1.410.000

Solvability Ratio = (Total Aktiva)/(Total Utang)*100%


= (3.250.000)/(1.410.000)
= 230% > 100% atau 2,30 > 1, memenuhi standar > 1,
Perusahaan Solvabel, setiap Rp 1 Total Utang dijamin dengan
Rp 2,3 dana Total Aktiva
15
c) Debt to Equity Ratio = (Total Utang)/(Total Modal Sendiri)*100%
= (1.160.000/(1.400.000+440.000)*100% = 63%,
dari Rp 1 kewajiban Total Utang dijamin
Rp 0,63 dana Modal Sendiri
d) Long Term Debt to Equity Ratio = (Utang Jangka Panjang)/(Modal Sendiri)*100%
= (600.000)/(1.400.000+440.000)*100% = 33%,
setiap Rp 1 kewajiban Utang Jangka Panjang dijamin
Rp 0,33 dana Modal Sendiri
e) Time Interest Earned Ratio = (EBIT)/(Bunga Utang Jangka Panjang
= (430.000)/(30.000)
= 14,33x setiap Rp 1 Kewajiban Bunga Obligasi dijamin dengan
Rp 14,33 dana EBIT

3. Rasio Aktivitas Usaha


Rasio Aktivitas Usaha merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang aktivitas – aktivitas usaha
yang berkaitan dengan Perputaran Aktiva untuk mempercepat Likuiditas.
Sumber Analisis Rasio Aktivitas Usaha adalah antar Neraca
dan Laba – Rugi (Financial Operating Ratios).
Ada 4 jenis Rasio Aktivitas Usaha, yaitu :
(a) Account Receivables Turnover Ratio,
(b) Average Collection Period Ratio (c) Inventory Turnover Ratio
dan (d) Total Assets Turnover Ratio.
a. Account Receivables Turnover Ratio
1) Pengertian Account Receivables Turnover Ratio
Account Receivables Turnover Ratio merupakan
Rasio antara Penjualan Kredit dengan Piutang Rata – Rata
(Average Account Receivables Turnover),
untuk menginformasikan tentang keadaan
Keuangan Perusahan tentang Aktivitas Perputaran Piutang
(Account Receivables Turnover) dalam 1 Periode
untuk menghasilkan Penjualan Kredit (Credit Sales).
Penjualan Kredit :
Kas→ Penjualan Kredit Barang Dagang→Pelunasan Piutang→Penerimaan Penjualan Kredit

2) Rumus Account Receivables Turnover Ratio


Account Receivables Turnover = (Penjualan Kredit)/(Piutang Rata-Rata)
Piutang rata – rata = Piutang neto awal + Piutang neto akhir
2
16
Nilai Piutang 2009

Awal Tahun 667.000 (Piutang 31 Desember 2008)


Akhir Tahun 750.000 (Piutang 31 Desember 2009)

Piutang Rata – Rata = (667.000+750.000)/2 = 708.500


Standar Satuan Account Receivables Turnover Ratio = …kali (x).
b. Average Collection Period Ratio
1) Pengertian Average Period Collection Ratio
Average Period Collection merupakan
Periode waktu rata – rata Pengumpulan Piutang.
Pada sistem kalender jumlah hari tidak sama,
ada bulan yang berumur 30 hari dan atau 31 hari
bahkan untuk bulan Februari, pada tahun kabisat
berumur 29 hari, sedangkan pada tahun masehi
berumur 28 hari.
Kemudian untuk mempermudah perhitungan,
dalam 1 tahun hari kerja efektif adalah 360 hari.
2) Rumus Average Period Collection Ratio
Average Collection Period = 360
Perputaran Piutang

Standar Satuan Average Period Collection Ratio = ...hari


Dengan memperhitungkan Penjualan Kredit
berdasarkan Average Collection Period,Nilai Piutang :
Piutang = (Average Collection Period)*Penjualan Kredit
360
c. Inventory Ratio
Ada 2 jenis Inventory Ratio, yaitu : (1) Inventory Turnover
dan (2) Average Day’s Inventory.
1) Inventory Turnover Ratio
a) Pengertian Inventory Turnover Ratio
Inventory Turnover Ratio merupakan Rasio antara
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
dengan Persediaan Rata – Rata
untuk menginformasikan Aktivitas Perputaran
Persediaan yang menciptakan
Harga Pokok Penjualan (HPP).
b) Rumus Inventory Turnover Ratio
Inventory Turnover Ratio = Harga Pokok Penjualan
Persediaan Rata – Rata
Persediaan Rata – Rata = Persediaan Awal + Persediaan Akhir
2
17
Nilai Persediaan 2010
Persediaan Barang Dagang Awal Tahun (31 Desember 2009) 250.000
Persediaan Barang Dagang Akhir Tahun (31 Desember 2010) 660.000

Persediaan Rata – Rata = Persediaan Awal + Persediaan Akhir


2
= 250.000+660.000
2
= 910.000/2 = 455.000

2) Average Day’s Inventory Ratio


a) Pengertian Average Day’s Inventory Turnover
Average Day’s Inventory Ratio
untuk mengetahui seberapa lama Persediaan
berada dalam gudang.
b) Rumus Average Day’s Inventory Turnover
Average Day’s Inventory Turnover = 360 Hari

Perputaran Persediaan

Standar Satuan Average Day’s Inventory Turnover = ...hari

Operating Cycle = Periode Pengumpulan Piutang+Average Day’s Inventory

d. Total Assets Turnover Ratio


1) Pengertian Total Assets Turnover Ratio
Total Assets Turnover Ratio merupakan Rasio
antara Penjualan Neto dengan Total Aktiva,
menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
tentang Aktivitas Perputaran Total Aktiva (Assets Turnover)
dalam 1 Periode untuk menghasilkan (Revenue)
Penjualan Neto.
Kas→Pembelian Barang Dagang→Penjualan Barang Dagang (Neto)
2) Rumus Total Assets Turnover Ratio
Total Assets Turnover Ratio = (Penjualan Neto)/(Total Aktiva)
Standar Satuan Total Assets Turnover Ratio = …kali (x)
18
Contoh Kasus Analisis Rasio Aktivitas Usaha :
Catatan Keuangan Perusahaan Dagang PT. “ KUCH - KUCH HOTA HAI “ tahun 2010 :
Total Aktiva 89.700.000
Saldo Piutang 31 Desember 2009 7.000.000
Piutang 31 Desember 2010 9.000.000
Saldo Persediaan 31 Desember 2009 12.300.000
Persediaan 31 Desember 2010 15.800.000
Penjualan Kredit (Bruto) 85.400.000
Retur Penjualan & Pengurangan Harga 1.250.000
Potongan Penjualan 900.000
Pembelian Bruto 50.000.000
Retur Pembelian & Pengurangan Harga 950.000
Potongan Pembelian 550.000

Berdasarkan Kasus Tersebut :

a) Jelaskan tingkat Account Receivables Turnover Ratio !


b) Jelaskan dalam berapa hari rata – rata Periode Pengumpulan Piutang Dagang
harus dikumpulkan Manajer Keuangan, Shah Rukh Khan !
c) Jelaskan tingkat Operating Cycle Persediaan Barang Dagang !
d) Jelaskan tingkat Total Assets Turnover Ratio !

Jawab :
a) Account Receivables Turnover = (Penjualan Kredit)/(Piutang Rata-Rata)
Nilai Piutang 2010 :
Piutang Awal (31 Desember 2009) 7.000.000
Piutang Akhir (31 Desember 2010) 9.000.000
Nilai Piutang 16.000.000
Piutang Rata – Rata : (16.000.000)/2 = 8.000.000
Account Receivables Turnover = (Penjualan Kredit)/(Piutang Rata-Rata)
= (85.400.000)/(8.000.000) = 11x, setiap Rp 1 investasi yang tertanam pada Piutang
dalam 1 Periode berputar untuk menghasilkan Rp 11 Penjualan Kredit

b) Average Period Collection Period = 360


Perputaran Piutang

= 360/11 = 33 hari, Jadi diperlukan waktu rata – rata 33 hari


untuk mengumpulkan Piutang yang dapat dijadikan Kas kembali
19
c) Operating Cycle Persediaan Barang Dagang
Nilai Persediaan 2010
Persediaan Awal (31 Desember 2009) 12.300.000
Persediaan Akhir (31 Desember 2010) 15.800.000
Nilai Persediaan 28.100.000
Rata-Rata Persediaan = 28.100.000/2 = 14.050.000
Persediaan Awal Barang Dagang 12.300.000
Pembelian Bruto 50.000.000
Retur Pembelian & Potongan Harga 950.000
Potongan Pembelian 550.000
(1.500.000)
Pembelian Neto 48.500.000
Barang yang tersedia untuk dijual 60.800.000
Persediaan Akhir Barang Dagang (15.700.000)
Harga Pokok Penjualan (HPP) 45.100.000

Inventory Turnover Ratio = Harga Pokok Penjualan


Persediaan Rata – Rata
= (45.100.000)/(14.050.000) = 3x

Average Day’s Inventory Turnover = 360 Hari

Perputaran Persediaan

= (360)/(3) = 120 hari

Operating Cycle = Operating Cycle = Periode Pengumpulan Piutang+Average Day’s Inventory


= 33 hari + 123 hari = 156 hari, Jadi Operating Cycle (Persediaan→Piutang→Kas)
Persediaan Barang Dagang = 156 hari

d) Total Assets Turnover Ratio = (Penjualan Neto)/(Total Aktiva)


Penjualan Bruto 85.400.000
Retur Penjualan & Pengurangan Harga 1.250.000
Potongan Penjualan 900.000
(2.150.000)
Penjualan Neto 83.250.000

Total Assets Turnover Ratio = (Penjualan Neto)/(Total Aktiva)


= (83.250.000)/(89.700.000) = 0,93x, setiap Rp 1 yang tertanam pada Total Aktiva
dalam 1 Periode berputar untuk menghasilkan Rp 0,93 Penjualan Neto
20
4. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)
Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) merupakan Rasio Keuangan
yang menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
tentang kemampuan Perusahaan menghasilkan Laba dari Penjualan
maupun Investasi.
Analisis Profitabilitas bersumber dari antar Neraca dan Laba – Rugi
(Financial Operating Ratios).
Ada 2 jenis Rasio Profitabilitas, yaitu : (1) Rasio Profitabilitas Penjualan
dan (2) Rasio Profitabilitas Investasi.
Rasio Profitabilitas Penjualan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
(a) Gross Profit Margin Ratio, (b) Operating Income Ratio
dan (c) Net Profit Margin Ratio (Sales Margin Ratio).
Rasio Profitabilitas Investasi diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
(a) Rate of Return on Total Assets, (b) Rate of Return on Investment
dan (c) Rate of Return on Equity.
a. Rasio Profitabilitas Penjualan
1. Gross Profit Margin Ratio
a) Pengertian Gross Profit Margin Ratio
Gross Profit Margin merupakan
Rasio antara Laba Bruto dengan Penjualan Neto,
menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
tentang Penjualan Neto yang menghasilkan
Laba Bruto.
b) Rumus Gross Profit Margin Ratio
Gross Profit Margin = Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan
Penjualan Neto
Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan = Laba Bruto
Gross Profit Margin = (Laba Bruto)/(Penjualan Neto)*100%
Harga Pokok Penjualan = (100% - % Gross Profit Margin)*Penjualan Kredit

2. Operating Income Ratio


a. Pengertian Operating Income Ratio
Operating Income Ratio merupakan
Rasio antara EBIT (Earning Before Interest and Tax)
dengan Penjualan Neto, untuk menginformasikan
tentang Penjualan Neto yang menghasilkan EBIT.
b. Rumus Operating Income Ratio
(Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan) = Laba Bruto
Laba Bruto – Beban Usaha = EBIT

Operating Income Ratio = (EBIT)/(Penjualan Neto)*100%


21
3. Net Profit Margin Ratio
a. Pengertian Net Profit Margin Ratio
Net Profit Margin Ratio merupakan Rasio
antara Laba Neto (EAT) dengan Penjualan Neto,
untuk menginformasikan Penjualan Neto
yang menghasilkan EAT (Earning After Tax)
b. Rumus Net Profit Margin Ratio
Net Profit Margin Ratio = (EAT)/(Penjualan Neto)*100%

Contioh Kasus Analisis Rasio Profitabilitas Penjualan


Catatan Keuangan PT. “ OPERA van JAVA “ Tbk.tahun 2010 :
Penjualan Kredit (Bruto) 25.275.000
Retur Penjualan & Pengurangan Harga 1.550.000
Potongan Penjualan 2.005.500
Harga Pokok Penjualan 7.142.000
Biaya Usaha 11.630.000
Bunga Obligasi (5%*6.000.000) 300.000
Pajak 145.775

Berdasarkan Kasus Tersebut :

a) Berapa besar Penjualan Neto yang harus dicapai


Manajer Keuangan, Parto Patrio guna memperoleh Laba Bruto
Rp 14.577.500,00 !
b) Tentukan tingkat Gross Profit Margin Ratio !
c) Tentukan tingkat Operating Income Ratio !
d) Tentukan tingkat Net Profit Margin Ratio !

Jawab :
a) Penjualan Bruto 25.275.000
Retur Penjualan & Pengurangan Harga 1.550.000
Potongan Penjualan 2.005.500
3.555.500
Penjualan Neto 21.719.500
Harga Pokok Penjualan 7.142.000
Laba Bruto 14.577.500

Jadi Penjualan Neto yang harus dicapai Rp 21.719.500,00 guna memperoleh


Laba Bruto Rp 14.577.500,00
b) Gross Profit Margin Ratio :
Gross Profit Margin Ratio = (Laba Bruto)/(Penjualan Neto)*100%
= (14.577.500/21.719.500)*100% = 67%, artinya setiap Rp 1,00 Penjualan Neto
menghasilkan Rp 0,67 Laba Bruto
22
c) Operating Income Ratio
Laba Bruto – Beban Usaha = EBIT
14.577.500 – 11.630.000 = 2.947.500
Operating Income Ratio = (EBIT)/(Penjualan Neto)*100%
= (2.947.500)/(21.719.500)*100% = 14%, setiap Rp 1 Penjualan Neto
menghasilkan Rp 0,14 EBIT

d) Net Profit Margin Ratio


Penjualan Neto 21.719.500
Harga Pokok Penjualan 7.142.000
Laba Bruto 14.577.500
Biaya Usaha 11.630.000
EBIT 2.947.500
Bunga Obligasi (5%*6.000.000) 300.000
EBT 2.647.500
Pajak 145.775
EAT 2.501.725

Net Profit Margin Ratio = (EAT)/(Penjualan Neto)*100% :


= (2.501.275)/(21.719.500)*100% = 12%, setiap Rp 1,00 Penjualan Neto menghasilkan
Rp 0,12 EAT.
b. Rasio Profitabilitas Investasi
1) Rate of Return on Assets (ROA)Ratio
a) Pengertian Return on Assets Ratio (ROA)
Return on Assets Ratio (ROA) merupakan Rasio
antara EBIT dengan Total Aktiva,
untuk menginformasikan EBIT yang diperoleh
Investor atas investasi pada Total Aktiva.
b) Rumus Return on Assets Ratio (ROA)
ROA = (EBIT)/(Total Aktiva)*100%

2) Rate of Return on Investment (ROI) Ratio


a) Pengertian Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) merupakan
Rasio antara EAT dengan Total Aktiva,
untuk menginformasikan EAT yang diperoleh
Investor atas investasi pada Total Aktiva.
b) Rumus Return on Investment (ROI)
ROI = (EAT)/(Total Aktiva)*100%
23
3) Rate of Return on Equity (ROE)
a) Pengertian Return on Equity
Return on Equity (ROE) merupakan Rasio antara
EAT dengan Total Modal Sendiri,
untuk menginformasikan EAT yang diperoleh
Investor atas investasi pada Modal Sendiri.
b) Rumus Return on Equity
ROE = (EAT)/(Total Modal Sendiri)*100%
Contoh Analisis Rasio Profitabilitas Investasi
Estimasi Catatan Keuangan rencana investasi bisnis Pabrik Keripik Bekicot
PT. “ DIVA DANGDUT “ Tbk. tahun 2012 :
Total Aktiva 2.800.000
Modal Sendiri 1.650.000
Modal Pinjaman, Utang Obligasi (10%) 600.000
Penjualan Neto 5.000.000
Harga Pokok Penjualan 3.300.000
Biaya Usaha 1.040.000
Pajak (50%) dari EBT

Berdasarkan Estimasi Catatan Keuangan Tersebut :

1) Jelaskan berapa besarnya EBIT yang tercapai !


2) Tentukan tingkat Return on Assets (ROA) !
3) Jelaskan besarnya EAT yang tercapai !
4) Tentukan tingkat Return on Investment (ROI) !
5) Berdasarkan Rate of Return, jelaskan apakah rencana investasi
tersebut layak dioperasionalkan, Manajer Keuangan, Elvie Sukaesih
dengan Modal Pinjaman, Utang Obligasi (10%) Rp 600.000,00
pada PT. “ KERETA MALAM “ Tbk. !
24
Jawab :
1) EBIT
Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan = Laba Bruto
= 5.000.000 – 3.300.000 = 1.700.000
Laba Bruto – Biaya Usaha = EBIT
1.700.000 – 1/040.000 = 660.000
Jadi EBIT yang tercapai Rp 660.000,00

2) Return on Assets (ROA)


ROA = (EBIT)/(Total Aktiva)*100%
= (660.000)/(2.800.000)*100%
= 24%, setiap Rp 1 investasi pada Total Aktiva menghasilkan
Rp 0,24 EBIT

3) EAT

Penjualan Neto 5.000.000


Harga Pokok Penjualan 3.300.000
Laba Bruto 1.700.000
Biaya Usaha 1.040.000
EBIT 660.000
Bunga Obligasi (10%*600.000) 60.000
EBT 600.000
Pajak (50%) 300.000
EAT 300.000
Jadi EAT yang tercapai Rp 300.000,00

4) ROI
ROI = (EAT)/(Penjualan Neto)*100%
= (300.000)/(5.000.000)*100%
= 6%, setiap Rp 1 Penjualan Neto menghasilkan Rp 0,6 EAT

5) Berdasarkan Rate of Return

Berdasarkan Rate of Return dengan Modal Sendiri :


Rate of Return on Equity :
= (EAT)/(Modal Sendiri)*100%
= (300.000)/(1.650.000)*100% = 18%, setiap Rp 1 Modal Sendiri
menghasilkan Rp 0,18 EAT

Berdasarkan Rate of Return dengan Modal Pinjaman :


Rate of Return on Debt :
(EAT)/(Modal Pinjaman)*100%
= (300.000)/(600.000)*100% = 50%, setiap Rp 1 Modal Sendiri
menghasilkan Rp 0,5 EAT

Karena Rate of Return dengan Modal Pinjaman (50%) > Rate of Return dengan Modal Sendiri (18%),
maka investasi layak dioperasionalkan.
25
Contoh Kasus Analisis Rasio Keuangan :
Catatan Keuangan PT. “ KERA SAKTI “ tahun 2010 :
Long term debt to equity ratio 50%
Total assets turnover ratio 2,5x
Average collection period 18 hari
Inventory turnover 9x
Gross profit margin 10%
Quick Ratio 100%
Account payable Rp 100.000,00
Common stock Rp 100.000,00
Retained earnings Rp 100.000,00
Credit sales Rp 1.000.000,00

Berdasarkan Catatan Keuangan Perusahaan tahun 2010 :

a. Susun Neraca per 31 Desember 2010 !


b. Susun Laba - Rugi (Laba Bruto) per 31 Desember 2010 !
Jawab :
Langkah 1 : Utang Jangka Panjang :
Long Term Debt to Equity Ratio = (Utang Jangka Panjang)/(Modal Sendiri)*100%
= (Utang Jangka Panjang)/(Common Stock + Retained Earnings)
50% = (Utang Jangka Panjang)/(100.000+100.000)
0,5 = (Utang Jangka Panjang)/(200.000)
Utang Jangka Panjang = 0,5*200.000 = 100.000

Langkah 2 : Total Pasiva :


Total Pasiva = (Utang + Modal Sendiri)
Total Pasiva = (Utang Lancar + Utang Jangka Panjang) + Modal Sendiri (Common Stock + Retained Earnings)
Total Pasiva = (100.000+100.000) + (100.000 + 100.000)
Total Pasiva = 400.000

Langkah 3 :Total Aktiva :


Total Aktiva = Total Pasiva
Total Pasiva = 400.000
Total Aktiva = 400.000

Langkah 4 : Penjualan Neto :


Total Assets Turnover = (Penjualan Neto)/(Total Aktiva)*100%
2,5x = (Penjualan Neto)/(400.000)
Penjualan Neto = 2,5*400.000 = 1.000.000

Langkah 5 : Nilai Piutang :


Piutang = (Average Collection Period)*Penjualan Kredit
360
= (18)*(1.000.000)/360
Nilai Piutang = 50.000

Langkah 6 : Harga Pokok Penjualan :


Gross Profit Margin = 10%
Harga Pokok Penjualan = (100% - % Gross Profit Margin)*Penjualan Kredit
= (100% - 10%)*1.000.000
Harga Pokok Penjualan = 900.000
26
Langkah 7 : Laba Bruto
Laba Bruto = (% Gross Profit Margin)*Penjualan Kredit
= 10%*1.000.000
Laba Bruto = 100.000

Langkah 8 : Nilai Persediaan :


Inventory Turnover = (Harga Pokok Penjualan)/(Nilai Persediaan)
9x = (900.000)/(Nilai Persediaan)
= (900.000)/(9)
Nilai Persediaan = 100.000

Langkah 9 : Kas :
Quick Ratio = (Aktiva Lancar)/(Utang Lancar)*100%
Quick Ratio = (Kas + Piutang)/(Utang Lancar)*100%
100% = (Kas+50.000)/(100.000)
1 = (Kas+50.000)/(100.000)
= (100.000 – 50.000)*1
Kas = 50.000

Langkah 10 : Aktiva Tetap (Neto) :


Aktiva Tetap (Neto) = Total Aktiva – (Kas+Piutang+Persediaan)
= 400.000 – (50.000+50.000+100.000)
Aktiva Tetap (Neto) = 200.000

a. Neraca per 31 Desember 2010


NERACA
Per 31 Desember 2010
Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar Utang Lancar


Kas 50.000 Utang Dagang 100.000
Piutang 50.000
Persediaan 100.000 Utang Jangka Panjang 100.000

Total Aktiva Lancar 200.000 Modal Sendiri


Modal Saham 100.000
Aktiva Tetap (Neto) 200.000 Laba ditahan 100.000

Total Aktiva 400.000 Total Pasiva 400.000

b. Laba - Rugi (Laba Bruto) per 31 Desember 2010

Laba – Rugi
Penjualan Neto 1.000.000
Harga Pokok Penjualan 900.000
Laba Bruto 100.000
27
D. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat Analisis Rasio Keuangan :
1. Bagi Kreditur Jangka Pendek & Jangka Panjang :
Analisis Rasio Likuiditas & Analisis Rasio Leverage sebagai dasar
pemberian Kredit, karena berkaitan dengan kewajiban Debitur
melunasi Piutang.
Analisis Rasio Aktivitas sebagai dasar pemberian Kredit,
karena berkaitan dengan aktivitas Aktiva Debitur
untuk mempercepat Likuiditas.
Analisis Rasio Profitabilitas sebagai dasar pemberian Kredit, karena berkaitan
dengan kemampuan pencapaian Laba, yang dapat digunakan
sebagai sumber dana bagi Debitur dalam melunasi Piutang.
2. Bagi Kreditur Jangka Panjang :
Analisis Rasio Aktivitas dan Analisis Rasio Profitabilitas sebagai dasar
pemberian Kredit Jangka Panjang bagi Debitur.
3. Bagi Investor
Analisis Rasio Aktivitas dan Analisis Rasio Profitabilitas sebagai dasar
keputusan berinvestasi bagi Investor.
4. Bagi Manajer Keuangan
Analisis Rasio Likuiditas dan Analisis Rasio Leverage sebagai dasar
bagi Manajer Keuangan dalam mengelola dana untuk pembiayaan kewajiban
Utang (Debt).
Analisis Rasio Aktivitas sebagai dasar dalam mengelola aktivitas Aktiva
untuk mempercepat Likuiditas.
Analisis Profitabilitas sebagai dasar untuk mengelola Penjualan
dan dana Investasi untuk pencapaian Laba guna memakmurkan
Pemegang Saham (Shareholder).
IKHTISAR
Analisis Rasio Keuangan adalah teknik analisis untuk menjelaskan hubungan antara
akun - akun pada Neraca, Laba - Rugi serta antar Neraca dan Laba - Rugi.
Analisis Rasio Keuangan bertujuan untuk menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan berdasarkan aspek – aspek : Likuiditas, Leverage,
Aktivitas Usaha dan Profitabilitas.
Rasio Likuiditas merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan kondisi
Keuangan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban Utang Lancar
(Current Liabilities) dengan dana Aktiva Lancar (Current Assets).
Ada 3 jenis Rasio Likuiditas, yaitu : (a) Current Ratio, (b) Cash Ratio
dan (c) Quick Ratio.
Perusahaan Likuid jika kewajiban Utang Lancar yang jatuh tempo
dapat dipenuhi dengan dana Aktiva Lancar.
Sedangkan Perusahaan Tidak Likuid (Ilikuid) jika kewajiban Utang Lancar
yang jatuh tempo tidak dapat dipenuhi dengan dana Aktiva Lancar.
Rasio Leverage merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan yang berkaitan dengan kewajiban Utang (Debt).
Ada 5 jenis Rasio Leveragae, yaitu : (1) Debt Ratio, (2) Solvability Ratio,
(3) Debt to Equity Ratio, (4) Long Term Debt to Equity Ratio
dan (5) Time Interest Earned Ratio.
Rasio Aktivitas Usaha merupakan Rasio Keuangan yang menginformasikan
kondisi Keuangan Perusahaan tentang aktivitas – aktivitas usaha
yang berkaitan dengan Perputaran Aktiva untuk mempercepat Likuiditas.
Ada 4 jenis Rasio Aktivitas Usaha, yaitu :
(a) Account Receivables Turnover Ratio, (b) Average Collection Period Ratio
(c) Inventory Turnover Ratio dan (d) Total Assets Turnover Ratio.

28
29
Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) merupakan Rasio Keuangan
yang menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
tentang kemampuan Perusahaan menghasilkan Laba dari Penjualan
maupun Investasi.
Ada 2 jenis Rasio Profitabilitas, yaitu : (1) Rasio Profitabilitas Penjualan
dan (2) Rasio Profitabilitas Investasi.
Rasio Profitabilitas Penjualan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
(a) Gross Profit Margin Ratio, (b) Operating Income Ratio
dan (c) Net Profit Margin Ratio (Sales Margin Ratio).
Rasio Profitabilitas Investasi diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
(a) Rate of Return on Total Assets, (b) Rate of Return on Investment
dan (c) Rate of Return on Equity.
EVALUASI PEMBELAJARAN
II. ANALISIS RASIO KEUANGAN
A. (Bobot Nilai : 50)
Pilihlah Satu Jawaban Yang Dianggap Paling Benar !
1. Teknik analisis untuk menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan
berdasarkan aspek – aspek : Likuiditas, Leverage, Aktivitas Usaha
dan Profitabilitas ……
A. Analisis Rasio Keuangan
B. Analisis Capital Budgeting
C. Analisis Break Event Point (BEP)
D. Analisis Cost of Capital
E. Analisis Net Present Value

2. Rasio Keuangan yang menginformasikan kondisi Keuangan Perusahaan


tentang kemampuan Perusahaan menghasilkan Laba dari Penjualan
maupun Investasi ……
A. Rasio Likuiditas
B. Rasio Profitabilitas
C. Rasio Leverage
D. Rasio Aktivitas
E. Rasio Efektivitas

3. Kemampuan Perusahaan menjamin kewajiban Bunga Utang Obligasi


yang dijamin dengan dana EBIT, diistilahkan ……
A. Solvability
B. Time Interest Earned
C. Net Profit Margin
D. Long Term Debt to Equity
E. Cost of Good Sold

4. Diketahui catatan keuangan perusahaan : Gross Profit Margin 40%


dan Penjualan Kredit Rp 114.000,00
Nilai HPP ......
A. Rp 40.680,00
B. Rp 45.600,00
C. Rp 46.500,00
D. Rp 68.400,00
E. Rp 54.650,00

30
31
5. Diketahui catatan Keuangan Perusahaan : Inventory = 8x
dan Harga Pokok Penjualan Rp 68.000,00.
Besarnya Nilai Persediaan .....
A. Rp 5.800,00
B. Rp 5.600,00
C. Rp 8.500,00
D. Rp 5.850,00
E. Rp 8.550,00

6. Berdasarkan catatan Keuangan Perusahaan : Quick Ratio = 100%;


Piutang = Rp 50.000,00 dan Utang Lancar Rp 100.000,00.
besarnya Kas......
A. Rp 50.000,00
B. Rp 150.000,00
C. Rp 100.000,00
D. Rp 200.000,00
E. Rp 250.000,00

7. Pada suatu Perusahaan dalam 1 Tahun ditetapkan hari kerja efektif


360 hari kerja. Jika Penjualan Kredit Rp 114.000,00,
besarnya nilai Piutang terkumpul rata – rata dalam 36 hari .....
A. Rp 15.000,00
B. Rp 11.400,00
C. Rp 20.000,00
D. Rp 50.000,00
E. Rp 25.000,00

8. Catatan Keuangan Perusahaan : Kas Rp 50.000,00; Piutang Rp 50.000,00;


Persediaan Rp 100.000,00 dan Total Pasiva Rp 400.000,00.
Besarnya Nilai Aktiva Tetap (Neto) ......
A. Rp 150.000,00
B. Rp 450.000,00
C. Rp 200.000,00
D. Rp 500.000,00
E. Rp 600.000,00

9. Pada umumnya aktivitas :


A. Jangka waktu Perputaran Persediaan lebih cepat daripada
Perputaran Piutang
B. Jangka waktu Perputaran Persediaan sama dengan
Perputaran Piutang
C. Jangka waktu Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang
tergantung dari besar – kecilnya Modal Kerja
D. Jangka waktu Perputaran Persediaan lebih lambat daripada
Perputaran Piutang
E. Jangka waktu Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang
tergantung dari besar – kecilnya Kas
32
10. Analisis Rasio Keuangan yang merupakan dasar pengambilan keputusan
Investor ......
A. Rasio Likuiditas dan Rasio Leveraga
B. Rasio Leverage dan Rasio Aktivitas
C. Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage
D. Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas
E. Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas

B.

1. (Bobot Nilai : 50)


Catatan Keuangan PT. “ MASAKO BUMBUKU “ tahun 2011 :
Long term debt to equity ratio 100%
Total assets turnover ratio 2x
Average collection period 36 hari
Inventory turnover 10x
Gross profit margin 20%
Current Ratio 250%
Account payable Rp 10.000.000,00
Common stock Rp 10.000.000,00
Retained earnings Rp 10.000.000,00
Credit sales Rp 100.000.000,00

Berdasarkan Catatan Keuangan Perusahaan tahun 2011 :

a. Susun Neraca per 31 Desember 2011 !


b. Susun Laba - Rugi (Laba Bruto) per 31 Desember 2011 !

2. (Bobot Nilai : 25)


Pada periode 31 Desember 2010 PT. “ SUZUKI KUNAIKI “,
memiliki catatan Keuangan Perusahaan : Aktiva Lancar Rp 400.000,00
dan Utang Lancar Rp 100.000,00.
a. Tentukan tingkat Current Ratio !
b. Berdasarkan tingkat Current Ratio, jelaskan jumlah
Persediaan Barang Dagang yang harus dijual untuk memenuhi
kewajiban Utang Lancar yang Jatuh Tempo !

Anda mungkin juga menyukai