Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi
peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism
yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu
organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan- perubahan yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran
tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri
kelamin kedua (sekunder).
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat
pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan
tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan
fisik dan seksual.
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia
remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih
mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.
Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama
masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari
bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar
26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal
dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular.
Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai
menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki
mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20
tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada
usia 13 – 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta
kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan
perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-
kanak.
B. Ciri-ciri pertumbuhan:
Secara umum, ciri-ciri pertumbuhan yaitu sebagai berikut.
-Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya aspek fisik
-Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel
atau peningkatan hubungan antar sel
-Pertumbuhan merujuk kepada perubahan kuantitatif
-Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup
-Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan
-Terjadi pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa.
-Adanya penambahan jumlah sel, misalnya pada makhluk hidup bersel satu.
-Bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali.
-Dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan panjang dan berat.
Secara spesifik, ciri-ciri pertumbuhan pada dibagi menjadi pertumbuhan pada
perempuaan dan laki-laki.
1. Laki-laki
- Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
- Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
- Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
- Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan
pembesaran penis)
- Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (dua tahun setelah rambut
pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan
tumbuhnya bulu ketiak)
2. Perempuan
- Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
- Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
- Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
- Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
- Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
- Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya
bulu ketiak)

C. Pertumbuhan Fisik Remaja


Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan
kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai
dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri
ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai
dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis,
scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi
sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan
keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu
pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin,
kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon
ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam
otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini
diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik


1.    Pengaruh Hormon
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan
dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja.
Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan
ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonat
yaitu merangsang gonat supaya aktif bekerja. Seluruh proses ini di kendalikan oleh
rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang di kenal sebagai
kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada masa remaja dan terletak di otak.

2. Pengaruh Keluarga
Pengaruh faktor keluarga disini meliputi faktor keturunan maupun lingkungan. Faktor
keturunan menyebabkan anak mewarisi sifat genetik orang tua. Faktor lingkungan akan
membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang di bawa anak
tersebut.

3. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan sedikit lebih cepat mencapai
taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi.

4. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian,
pertumbuhan awal remajanya terhambat.

5. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan.
Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi
dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbadaan berat dan tinggi tubuh ini
karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.

6. Status Sosial Ekonomi


Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah,
cenderung lebih kecil darpada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya
tinggi.

7. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebh berat
daripada anak yang sering sakit.

8. Pengaruh Bentuk Tubuh


Bangun atau bentuk tubuh entah itu mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak

E. Dampak Pertumbuhan Fisik Remaja

Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena


ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu cepat
akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula dalam
menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan
penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.

Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering
menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya
sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang
terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah
terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering agak melawan nilai
dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa ini sering dinamakan sebagai masa
negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan
tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka
melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa bentuk pelampiasan
yang dapat terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan
menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang otoritas orang tua
dan guru, mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka
melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tertekan dan
tidak bahagia.

Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan


terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik sering
merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami
gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena tubuhnya
bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan
daripada anak laki-laki.

Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak
laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis
kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia
akan memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering
menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam
kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya,
merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.

Bahaya fisik utama pada masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endoktrin
dan hormon gonad, jika remaja kekurangan hormon endoktrin maka anak menjadi lebih kecil
dari rata-rata pada waktu ia matang. Jika kekurangan hormon gonad maka pertumbuhan
anggota badan berlangsung terlalu lama dan individu menjadi lebih besar dari rata-rata selain
itu juga mempengaruhin perkembangan normal organ seks dan ciri seks sekunder. Apabila
persediaan hormon gonad berlebihan pada usia sangat muda mengakibatkan permulaan masa
puber kadang-kadang dimulai sedini usia lima atau enam tahun. Ini di kenal sebagai masa
puber yang terlalu awal atau puberty precox.

Anda mungkin juga menyukai