Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang
dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak
eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang
dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi
2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas”.

Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir
dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep
akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga
dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan
keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat. Menurut Myer (2004:5)
definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai
dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”. Menurut
Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa laporan
keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial
statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan
yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk
mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.

Macam-Macam Laporan Keuagan

1. Neraca (Balance Sheet), terdiri dari elemen pokok : asset, hutang, dan modal.
Pengukuran terhadap elemen-elemen neraca biasanya menggunakan historical cost.
2. Laporan Laba Rugi, meringkas aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang dapat
memberikan informasi tentang prestasi operasional perusahaan.
3. Laporan Arus Kas, untuk menganalisis aliran kas masuk dank as keluar perusahan.
Bentuk-Bentuk Analisa Laporan Keuangan

1. Analisa Common-Size, menganalisis tiap-tiap rekening dalam laopran laba-rugi dan neraca
menjadi proporsi dari total penjualan atau dari total aktiva.
2. Analisis Rasio, menganalisis dengan cara membandingkan angka-angka yang terdapat
dalam neraca disatu sisi dan laba-rugi disisi lain.
3. Analisis Du-Point, analisis yang memeisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan asset.
4. Analisis Economic Value Added (EVA).

Rasio Laporan Keuangan

Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain
yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan
hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Ada beberapa jenis rasio:

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasio
likuiditas adalah :
A. Current Ratio (CR)/ Rasio Lancar, adalah kemampuan untuk membayar kewajiban
yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau
100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐶𝑅) =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

B. Quick Ratio (QR)/ Rasio Cepat, Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin
baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 %
atau 1 : 1.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑄𝑅) =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

C. Cash Ratio, yaitu perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan dan
jumlah kewajiban yang segera dapat ditagih, rasio ini digunakan untuk menilai tingkat
likuiditas perusahaan.
𝐾𝑎𝑠
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Adapun yang
termasuk dalam rasio solvabilitas adalah:

A. Debt To Asset Ratio (DTA), sebuah rasio untuk mengukur jumlah asset yang dibiayai
oleh hutang.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

B. Debt To Equity Ratio (DE), adalah rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap
ekuitas.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

C. Time Interest Earned (TIE), adalah perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan
pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya
jaminan untuk membayar beban bunga jangka panjang.

𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 (𝑇𝐼𝐸) =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

3. Rasio Profotabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antara
lain :
A. Gross Profit Margin (GPM), merupakan persentase dari laba kotor yang diperoleh
terhdapat penjualan.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑎𝑜𝑟
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝐺𝑃𝑀) =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

B. Net Profit Margin ( NPM), adalah rasio untuk memebandingkan laba bersih setelah dan
selama penjualan.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
C. Return On Invesment (ROI), adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu
investasi, relative terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

D. Return On Equity (ROE), adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas
dan dinyatakan dalam bentuk persen.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

4. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas, adalah rasio yang menunjukan keefektivan sebiah perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien
perusahaan dapat memenafaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Yang termasuk rasio aktivitas, antara lain :
A. Asset Turn Over, adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan efektivias
perputaran maupun pemanfaatan total aktiva dalam menghasilkan penjualan.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

B. Working Capital Turn Over, adalah perbandingan antara penjualan dengan modal
kerja bersih.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

C. Account Recrivable Turnover (ARTO), merupakan keterangan bahawa posisi piutang


dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut.

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐴𝑅𝑇𝑂 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

D. Average Collection Period, adalah menghitung jumlah hari dalm setahun dalam
setahun dengan perputaran piutang.

360 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐴𝑅𝑇𝑂
E. Inventory Turn Over (ITO), adalah rasio atau jumlah harga pokok barang yang dijual
dengan nilai rata-rata persediaan yang diniliki oleh perusahaan.

𝐶𝑂𝐺𝑆
𝐼𝑇𝑂 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

F. Periode Perputaran Persediaan, adalah cara untuk mengetahui berapa kali dalam satu
periode tertentu sebuah perusahaan menjual persediaannya.

360 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
𝐼𝑇𝑂

Penjualan HPP
Laba Bersih
Total Biaya Biaya Operasi
Profit Margin
Bunga
Penjualan
Pajak

ROA
Kas
Penjualan
Surat Berharga
Asset Turn Over
Aktiva Lancar Piutang
Total Aktiva
Aktiva Tetap Persediaan

Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding

Dalam analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya dasar pembanding,


dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa. Adapun dasar
pembanding yang biasanya dipakai adalah:

1. Periode atau tahun awal.


Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai
menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan sebagai
tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya.
2. Periode atau tahun sebelumnya.
Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat perkembangan
dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005 maka analisa
perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003 atau 2003 dengan
2004 dan 2004 dengan 2005.

3. Tahun yang dianggap normal.


Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan
dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur
atau dibandingkan dengan tahun tersebut.
Contoh Soal:

Diketahui rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri 50%

Asset Turn Over 2,5 kali Gross Profit Margin 10%


Periode Pengumpulan Piutang 18 hari Acid Test Ratio 100%
Perputaran Persediaan 9 kali

PT Untung Melulu
Neraca per 31 Desember 2010

Kas … Utang lancar Rp 100.000

Piutang … Utang jangka pendek …

Persediaan … Saham biaya Rp 100.000

Aktiva Tetap … Laba ditahan Rp 100.000


(net)

Total aktiva … Total utang (utang + modal) …

Jawab :

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


1. = 0,5
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


= 0,5
200.000

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 100.000

360
2. 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑔 = = 20
18
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
3. = 25
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
= 2,5
400.000

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 1.000.000

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
4. 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

20= 1.000.000/Piutang

𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 = 50.000

𝐻𝑃𝑃
5. =9 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝐻𝑃𝑃 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
1.000.000 − 𝐻𝑃𝑃 = 100.000
900.000
=9 𝐻𝑃𝑃 = 900.000
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 = 100.000

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
6. =1
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

(𝐾𝑎𝑠+𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔)− 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
=1
𝐶𝐿

𝐾𝑎𝑠+50.000−100.000
=1
100.000

𝐾𝑎𝑠 − 50.000 = 1.000.000


𝐾𝑎𝑠 = 150.000
Kas Rp 150.000 Utang Lancar Rp 100.000
Piutang Rp 50.000 Utang Jangka Panjang Rp 100.000
Persediaan Rp 100.000 Saham Biasa Rp 100.000
Aktiva Tetap (Net) Rp 100.000 Laba Ditahan Rp 100.000
Total Aktiva Rp 400.000 Total (Utang + Modal) Rp 200.000

Anda mungkin juga menyukai