Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan terbatasnya waktu, biaya, dan kemampuan dalam

melakukan penelitian, maka ruang lingkup dalam penelitian ini penulis

mencoba membahas tentang analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan

aktivitas untuk mengukur kinerja keuangan pada perusahaan sub sektor

tobacco manufacture yang terdaftar di BEI periode 2016 – 2019.

4.2 Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif kuantitatif ini memberikan gambaran tentang keadaan

objek yang akan diteliti kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis

rasio keuangan untuk mendeskripsikan, menganalisis, menginterprestasikan

dan menggambarkan seberapa baik atau buruk kinerja keuangan perusahaan

pada perusahaan industri rokok yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Untuk menyelesaikan masalah penelitian maka peneliti menggunakan

metode deskriptif kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan anlisis

data.

4.3 Tempat / Lokasi Penelitian

Penelitian ini saya lakukan di kantor perwakilan IDX banjarmasin yang

berada di Jl. Ahmad Yani, KM 1,5, No. 103, Banjarmasin - Kalimantan

Selatan atau di idx.co.id

4.4 Unit Analisis

44
45

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan unit analisis sesuai dengan

permasalahan yang diteliti mengenai kinerja keuangan perusahaan

berdasarkan pada perhitungan rasio rasio yaitu data laporan keuangan tahunan

perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan sub sektor

tobacco manufacture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –

2019.

4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang

meliputi :

1. Rasio Likuiditas

Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2019:110), rasio likuiditas

adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya.

a. Current Ratio (Rasio Lancar), rasio ini merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan membayar liabilitas jangka

pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Semakin

tinggi rasio lancar menunjukkan entitas memiliki kemampuan yang

lebih tinggi dalam membayar liabilitas jangka pendeknya. Namun

jika rasio ini sangat besar menunjukkan entitas memiliki aset lancar

misal kas yang tidak di manfaatkan untuk investasi.

Dapat dihitung menggunakan cara :

Aktiva lancar
Current Ratio = X 100%
Utang lancar
46

b. Quick Ratio (Rasio Cepat), rasio ini digunakan untuk mangukur

kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Aset likuid

merupakan aset lancar dikurang dengan persediaan dan beban

dibayar dimuka.

Dapat dihitung menggunakan cara :

Aktiva lancar - Persediaan


Quick Ratio = X 100%
Utang lancar

c. Cash ratio (rasio kas) merupakan kemampuan perusahaan membayar

likuiditas jangka pendek dengan menggunakan kas yang dimiliki

entitas. Rasio ini merupakan kemampuan membayar segera, karena

diasumsikan liabilitas jangka panjang akan dibayar dalam waktu

yang sangat dekat. Ukuran rasio kas merupakan ukuran yang lebih

ketat karena menganggap bahwa semua hutang harus disediakan kas

untuk melunasinya.

Dapat dihitung menggunakan cara :

kas + bank
Cash Ratio = X 100%
Utang lancar

2. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2019:111), rasio solvabilitas atau leverage ratio

merupakan rasio yang mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan hutang.
47

a. Debt to Asset Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total hutang dengan total aset. Dari rasio ini, kita

dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk

menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang

yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang

diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat

kreditur pada waktu likuidasi.

Dapat dihitung menggunakan cara :

Total Utang
Debt to Asset Ratio = X 100%
Total Aktiva

b. Debt to Equity Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai hutang

dengan ekuitas. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk

mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan hutang. Semakin rendah rasio akan semakin aman bagi

kreditur panjang.

Dapat dihitung menggunakan cara :

Total Utang
Debt to Equity Ratio = X 100%
Total Modal

3. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2019:115), rasio profitabilitas merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio


48

ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan.

a. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan peruahaan

dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan. Semakin tinggi Profit

Margin semakin baik operasi perusahaan.

Dapat dihitung menggunakan cara:

Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100%
Penjualan

b. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity

untuk menghasilkan pendapatan bersih. Semakin tinggi return atau

penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan/posisi pemilik

perusahaan.

Dapat dihitung menggunakan cara:

Laba Bersih
Return On Equity = x 100%
Total Modal

c. Return On Asset (ROA), Rasio ini untuk mengukur kemampuan aset

untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Dapat dihitung menggunakan cara :

Laba Bersih
Return On Asset = X 100%
Total Aktiva
49

4. Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2019:113) rasio aktivitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan

aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

a. Inventory turnover

Inventory turnover atau perputaran persediaan merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja

perusahaan selama periode tertentu. Dapat diartikan pula bahwa

perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukan berapa kali

jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.

Dapat dihitung dengan cara :

Penjualan
Inventory turnover = Rata – Rata x 100%
Persediaan

b. Asset Turnover

Asset Turnover atau perputaran aktiva merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki

perusahaan. Kemudian juga mengukur seberapa jumlah penjualan

yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Dapat dihitung dengan cara :

Asset turnover = Penjualan x 100%


50

Total aktiva

5. Rata – Rata Industri

Setelah didapat hasil dari perhitungan rasio likuiditas perusahaan tiap

tahunnya, kemudian perhitungan dilanjutkan lagi dengan menggunakan

analisis rasio industri, yaitu dengan membandingkan nilai rasio tersebut

dengan perusahaan yang sejenis dengan menggunakan model perhitungan

rata – rata aritmetika industri, dengan rumus sebagai berikut :


i
Rk 1
AM =∑ ¿ 1=
i j

Keterangan :

AM = Rasio keuangan rata – rata aritmetika industri

Rk = Rasio keuangan perusahaan ke i

i = Perusahaan ke 1,2,3......

j = Jumlah total perusahaan yang tercatat di sektor industri tersebut.

Untuk menentukan kondisi keuangan keuangan perusahaan tersebut

sehat atau tidaknya di banding perusahaan sejenis setelah melakukan

perhitungan analisis rasio industri yaitu dengan menggunakan

menggunakan perhitungan matematis sebagai berikut :

a. Untuk rasio likuiditas

Rkit ≥ Rkidt ..............Kategori di Atas Rata – Rata

Rkit ≤ Rkidt ..............Kategori di Bawah Rata - Rata

Keterangan :

Rkit = Rasio keuangan perusahaan pada periode tertentu

Rkidt = Rasio keuangan rata – rata industri pada periode tertentu


51

Penjelasan :

1. Dikatakan di atas rata – rata apabila suatu usaha formal yang di

lakukan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas

dari aktivitas perusahaan berada dalam keadaan di atas rata – rata

industrinya yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

2. Dikatakan dibawah rata – rata apabila suatu usaha formal yang di

lakukan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas

dari aktivitas perusahaan berada dalam keadaan di bawah rata –

rata industrinya yang telah dilaksanakan pada periode waktu

tertentu.

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi. Menurut Putu Agung (2017:66) teknik dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek

penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa

buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam

pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.

4.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data, mengolah data, menginterpretasi data, dan menarik

kesimpulan.

a. Mengumpulkan Data

Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan dan mengukur informasi

tentang variabel-variabel yang ditargetkan dalam suatu sistem yang baik,


52

yang kemudian memungkinkan seseorang untuk menjawab pertanyaan

yang relevan dan mengevaluasi hasil.

b. Mengolah Data

Setelah mengumpulkan data, selanjutnya adalah melakukan pengolahan

data, pentingnya pengolahan diantarnya adalah data yang telah terkumpul

perlu diolah dahulu tujuannya menyederhanakan seluruh data yang

terkumpul lalu menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi dan

kemudian dianalisis

c. Menginterpretasi Data

Interpretasi data penelitian adalah sebuah bentuk dari kegiatan untuk

melakukan penggabungan terhadap sebuah hasil dari analisis dengan

berbagai macam pertanyaan, kriteria, maupun pada sebuah standar

tertentu guna untuk dapat menciptakan sebuah makna dari adanya sebuah

data yang dimana telah dikumpulkan oleh seseorang guna untuk mencari

sebuah jawaban terhadap permasalah yang dimana terdapat di dalam

sebuah penelitian yang dimana sedang diperbaiki.

d. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah mencari dan mengetahui akibat atau konklusi

dari suatu eksperimen atau kejadian yang kita lakukan agar dapat lebih

mengerti alasannya bisa terjadi begitu.

Anda mungkin juga menyukai