Indah Chaerunnisa
Syarifuddin
Arifuddin
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan opini audit terhadap audit delay serta dampak audit delay pada harga saham di perusahaan
LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. Data yang dipakai adalah
data sekunder dengan teknik pengumpulan data purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 27 perusahaan atau 81 data pengamatan dipilih. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data laporan tahunan. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis data
regresi linear berganda dan regresi linear sederhana. Pengujian teknik analisis regresi linear
berganda menunjukkan hasil ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit
delay, sedangkan profitabilitas dan opini audit menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap audit
delay. Pengujian regresi linear sederhana menunjukkan bahwa audit delay tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Kata kunci: audit delay, harga saham, ukuran perusahaan, profitabilitas, opini
audit
This study aims to reveal firm size, profitability, and audit opinions on audit delay and impact of
audit delay on stock prices in LQ 45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-
2017. The data used is secondary data with purposive sampling data collection techniques. The
sample in this study was activated by 27 companies or 81 observation data was chosen. This
research was conducted using annual report data. Data analysis used is multiple linear regression
and simple linear regression. Multiple regression analysis techniques show significant and negative
effect results on audit delay, while profitability and audit opinion have no effect on audit delay.
Simple linear regression show that audit delay have no effect on stock prices.
Keywords: audit delay, stock price, firm size, profitability, audit opinions
PENDAHULUAN
No. 1 Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, menyatakan
laporan keuangan berkala disertai dengan laporan akuntan disampaikan kepada BAPEPAM-LK
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Dengan demikian, perkembangan pengauditan perusahaan go public menjadi tidak mudah.
Hal ini disebabkan karena hasil audit atas perusahaan go public mempunyai konsekuensi dimana
seorang auditor harus mampu mempertanggungjawabkan kebenaran atas opini laporan auditnya.
Adanya tanggung jawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja secara lebih profesional.
Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dapat dilihat dari perbedaan waktu antara
tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu
inilah yang sering disebut dengan istilah audit delay. Dalam penelitian-penelitian lainnya, audit
delay juga sering disebut dengan istilah audit report lag seperti dalam penelitian Arifuddin et al.
(2017).
Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka akan semakin tinggi audit
delay. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan menunda penyelesaian
audit laporan keuangan karena alasan tertentu, misalnya pemenuhan standar untuk meningkatkan
kualitas audit oleh auditor yang akhirnya menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tentang
Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan
bagi auditor mengatakan bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan
dilakukan serta perlu juga pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti
dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Hal ini sejalan dengan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) khususnya pada
bagian standar umum yang ketiga bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan
ketelitian. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004), pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan
standar membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin
pendek pula waktu yang diperlukan.
Penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) menyimpulkan bahwa pada tahun 2001 rata-
rata audit delay yang terjadi yaitu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang telah
ditetapkan oleh BAPEPAM, maka masih banyak perusahaan yang tidak mematuhi kewajibannya
serta melanggar peraturan yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab panjang pendeknya suatu audit
delay.
Lawrence dan Bryan (1998) menyatakan bahwa penyebab panjangnya suatu audit delay
dipengaruhi oleh faktor ketidaksesuaian antara auditor dan manajemen klien auditor, masalah
dalam akuntansi umum serta masalah-masalah audit. Sedangkan menurut Ahmad dan
Kamaruddin (2003) audit delay dipengaruhi oleh faktor atribut perusahaan seperti ukuran
perusahaan, industri klasifikasi pengumuman perusahaan, laba atau rugi, pos-pos luar biasa, opini
audit, perusahaan akhir tahun dan proporsi hutang serta faktor auditor yaitu ukuran perusahaan
audit tersebut.
Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan opini auditor. Menurut Setiawan (2013) dalam Arifuddin et al. (2017) mendefinisikan ukuran
perusahaan sebagai skala yang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan kecil dengan berbagai
cara, antara lain dinyatakan dalam total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Perusahaan yang
lebih besar cenderung menyelesaikan audit yang lebih cepat karena selain untuk menjaga nama
baik perusahaan juga untuk menjaga nilai saham yang diperdagangkan dalam pasar modal.
Penelitian Arifuddin et al. (2017), Wulandari (2017), Apriliane (2015), serta Sistya Rahmawati
(2008) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan,
penelitian Sitanggang dan Ariyanto (2015) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Eko Tambing (2016) mengatakan bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mengalami keuntungan, dengan hal tersebut berarti kemungkinan
akan meminta auditornya agar menjadwalkan waktu audit lebih cepat. Sebaliknya perusahaan
yang mendapatkan profitabilitas rendah atau mendapatkan kerugian memacu kemunduran
publikasi laporan keuangan, sehingga perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
mempunyai audit delay yang lebih pendek karena itu merupakan berita baik yang harus segera
3
disampaikan kepada para investor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Penelitian Wulandari
(2017) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay sebab profitabilitas
mencerminkan tingkat efektifitas yang dicapai oleh operasional suatu perusahaan sehingga
profitabilitas yang tinggi merupakan suatu kabar baik sehingga perusahaan tidak akan menunda
untuk mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian
Arifuddin et al. (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Namun berbeda dengan penelitian Juanita (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Penelitian Wulandari (2017) menunjukkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit
delay dikarenakan opini yang diberikan oleh auditor akan mempengaruhi ketepatan waktu
penyusunan laporan audit. Perusahaan yang mendapat unqualified opinion akan dipercaya,
sehingga informasi yang disajikan perusahaan cenderung mempengaruhi pihak eksternal dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, perusahaan yang mendapatkan non unqualified opinion maka
auditor harus mencari bukti penyebab dikeluarkannya opini tersebut. Sehingga akan memakan
banyak waktu dalam prosesnya. Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian Apriliane
(2015) dan Arifuddin et al. (2017). Akan tetapi pada penelitian Kartika (2011) menunjukkan bahwa
opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan bahwa
pengumuman laba yang terlambat akan menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan
pengumuman laba yang lebih cepat akan menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hal tersebut terjadi
karena investor pada umumnya menganggap bahwa keterlambatan pelaporan keuangan
merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan.
Pardosi (2012) mengatakan bahwa informasi keuangan pada tahun berjalan diumumkan
untuk mendapatkan reaksi dari investor, agar mendapat reaksi yang positif dari investor maka
informasi keuangan harus berkualitas. Laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila laporan
keuangan tersebut telah diaudit dan dipublikasikan dengan tepat waktu kepada pasar dan
informasi yang ada didalamnya dijamin kebenaran dan kewajarannya. Reaksi investor terhadap
informasi keuangan tersebut dapat terlihat dari perubahan harga saham, apabila reaksi investor
positif maka secara umum harga saham akan naik dan demikian juga sebaliknya. Sitanggang dan
Ariyanto (2015) menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh audit delay
pada laporan keuangan terhadap reaksi pasar yang dapat dilihat dari harga saham suatu
perusahaan yang mencerminkan kepercayaan investor. Harga saham merupakan reaksi investor
atas kinerja suatu perusahaan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai audit delay pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), namun hasil dari penelitian tersebut
beragam. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat variabel independen dan variabel
dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan, serta perbedaan dalam metodologi
statistik yang digunakan.
Penelitian ini merupakan replikasi dan modifikasi dari penelitian sebelumnya yang juga
membahas mengenai determinan audit delay dan pengaruhnya pada harga saham yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Sitanggang dan Ariyanto (2015) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013. Dalam penelitian ini faktor-faktor audit delay yang
diteliti yaitu pergantian KAP, ukuran KAP, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek sampel yang
diambil adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ 45 dan mempublikasikan
laporan keuangannya untuk periode tahun 2015, 2016, dan 2017. Selain itu, variabel yang
digunakan pada penelitian ini mengkombinasikan beberapa variabel yang digunakan oleh peneliti
sebelumnya yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, serta opini auditor. Alasan penelitian ini
menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, serta opini audit sebagai variabel yang
mempengaruhi audit delay karena faktor-faktor tersebut mewakili kondisi perusahaan-perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ 45.
Indeks LQ 45 merupakan suatu forum perusahaan yang sahamnya memiliki tingkat
likuiditas dan kapasitas pasar yang tinggi. Tidak semua perusahaan dengan mudah dapat masuk
dalam kriteria LQ 45 ini. Perusahaan LQ 45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia
yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu yaitu, termasuk dalam top 60
4
perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 1-2 bulan terakhir, termasuk dalam top 60
perusahaan dengan nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir, telah tercatat
di Bursa Efek Indonesia selama minimal 3 bulan, serta memiliki kondisi keuangan, prospek
pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi. Alasan dipilihnya perusahaan LQ 45 sebagai sampel
pada penelitian ini yaitu karena perusahaan yang tergolong LQ 45 di Bursa Efek Indonesia rentan
terhadap perubahan yang terjadi di bidang lainnya seperti bidang sosial, politik, keamanan, baik
yang terjadi di dalam maupun di luar negeri (Kartika, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang membahas tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi audit delay serta pengaruh dari audit delay tersebut terhadap harga saham
mengangkat judul: “DETERMINAN AUDIT DELAY DAN DAMPAKNYA TERHADAP HARGA
SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2015-2017)”.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Model Penelitian
Ukuran
Perusahaan H1
H2 Audit H4 Harga
Profitabilitas Delay Saham
H3
Opini
Audit
Subekti dan Novi Wulandari (2004) yang membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang
dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified.
Hasil penelitian Arifuddin et al. (2017), Apriliane (2015), dan Wulandari (2017) juga
menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Halim
(2000) bahkan tidak menemukan adanya pengaruh jenis opini auditor terhadap audit delay.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H3: Opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.
METODE PENELITIAN
1.
2.
2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid dan sesuai dengan karakteristik variabel serta tujuan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling
memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental
selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dari
website www.idx.co.id. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan opini auditor sebagai variabel independen serta audit delay dan harga saham
sebagai variabel dependen. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif.
Teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling yang termasuk dalam
teknik nonprobability sampling. Metode purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:85). Kriteria yang dipertimbangkan
dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam kelompok
perusahaan-perusahaan LQ 45 selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2015-2017.
2. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
3. Perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember tahun 2015-2017, dimana di dalamnya terdapat data dan informasi
yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta laporan keuangan tersebut telah diaudit
dan disertai dengan laporan auditor independen.
Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan yang memenuhi syarat dalam penelitian ini
sebanyak 27 perusahaan.
2.6.2.2 Profitabilitas
Kartika (2009) mengatakan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi, maupun ekuitas.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka suatu perusahaan cenderung akan mengungkapkannya
dalam laporan keuangan. Pada penelitian ini, tingkat profitabilitas suatu perusahaan diukur
berdasarkan nilai ROA (Return on Asset) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset.
Laba bersih
ROA= ×100 %
Total aset
2. Tahap kedua, persamaan regresi linier sederhana yang digunakan untuk menguji pengaruh
audit delay terhadap harga saham yaitu:
Z = α2 + βY + ε ………. (2)
Keterangan:
Z = Harga Saham
Y = Audit Delay
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
2.8.4.2 Uji Hipotesis Analisis Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas
secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Apabila nilai
probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai dari t tabel dan t hitung. Apabila nilai t hitung
lebih besar daripada nilai t tabel, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mengetahu nilai t tabel pada model regresi, perlu
menentukan nilai degree of freedom (df) dengan rumus df = n – k dimana n adalah jumlah data
sampel dalam penelitian dan k adalah jumlah variabel independen.
2.8.4.3 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan
melihat nilai signifikansi (sig) dimana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai sig di atas 0,05 maka
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah pengamatan yaitu 81. Berdasarkan hasil data
yang telah diolah, berikut penjelasan deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan:
1. Nilai rata-rata variabel audit delay (AUD) sebesar 57,222 dengan nilai minimum 15 dan
maksimum 94. Nilai minimum audit delay sebesar 15 hari dialami oleh perusahaan Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk dan nilai maksimum audit delay sebesar 94 hari dialami
oleh perusahaan Lippo Karawaci Tbk. Standar deviasi variabel audit delay yaitu sebesar
18,7563.
2. Nilai pada variabel harga saham diukur berdasarkan nilai return saham. Nilai rata-rata pada
variabel harga saham (HS) adalah sebesar 0,082417 dengan nilai minimum -0,8032 yang
dimiliki oleh perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan nilai maksimum
2,2913 yang dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy Tbk. Standar deviasi dari variabel
harga saham yaitu sebesar 0,4533460.
3. Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan (UK) adalah sebesar 7,75470 dengan nilai
minimum 6,590 yang dimiliki oleh perusahaan Matahari Department Store pada tahun
2015, dan nilai maksimum 9,050 yang dimiliki oleh perusahaan Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk dan perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2017. Standar deviasi
variabel ukuran perusahaan yaitu sebesar 0,659971.
4. Nilai rata-rata variabel profitabilitas adalah sebesar 0,09368 dengan nilai minimum 0,010
yang dimiliki oleh perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan nilai maksimum
0,458 yang dimiliki oleh perusahaan Matahari Department Store Tbk. Standar deviasi dari
variabel profitabilitas yaitu sebesar 0,105014.
Variabel opini audit pada penelitian ini diukur dengan menggunakan dummy, maka dari itu statistik
deskriptifnya dilakukan secara terpisah. Tabel berikut ini menunjukkan hasil dari perhitungan
statsitik deskriptif pada variabel opini audit dengan pengukuran menggunakan dummy.
Tabel 4.2
Statistik Frekuensi Variabel Opini audit
OPINI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,0 12 14,8 14,8 14,8
1,0 69 85,2 85,2 100,0
Total 81 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel opini audit yang diukur
dengan menggunakan dummy merupakan variabel normal. Jenis opini audit wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion) akan diberi nilai 1 dan jenis opini audit selain wajar tanpa
pengecualian (selain unqualified opinion) akan diberi nilai 0. Jumlah perusahaan yang memiliki
opini audit wajar tanpa pengecualian yaitu sebanyak 69 (85,2%) dan perusahaan yang memiliki
opini audit selain wajar tanpa pengecualian yaitu sebanyak 12 (14,8%).
Gambar 4.1
Grafik P-Plot Regresi I
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018
Berdasarkan grafik P-Plot diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal. Hal ini sesuai dengan asumsi normalitas dimana data terdistribusi secara normal dan
dapat digunakan untuk analisis regresi linear berganda (Regresi I).
14
Gambar 4.2
Grafik P-Plot Regresi II
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa diagram P-P Plot memiliki titik-titik yang
berada di sekitar garis diagonal. Hal ini membuktikan bahwa data penelitian berdistribusi secara
normal dan model regresi linear sederhana (Regresi II) memenuhi asumsi normalitas. Dari hasil
kedua grafik P-Plot untuk regresi linear berganda dan regresi linear sederhana yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data residual kedua model regresi tersebut terdistribusi
dengan normal.
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas Regresi I
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
UK ,629 1,590
PROFITABILITAS ,656 1,525
OA
,891 1,122
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa setiap variabel independen memiliki nilai
tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF tiap-tiap variabel tidak melebihi 10. Hal ini sesuai dengan
asumsi multikolinearitas dimana suatu regresi tidak memiliki hubungan linear antara variabel-
variabel independen di dalamnya apabila nilai VIF tidak melebihi 10. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda (Regresi I) dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolinearitas.
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas Regresi II
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
AUD 1,000 1,000
15
a. Dependent Variable: HS
Pada tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa pada variabel audit delay memiliki nilai tolerance
di atas 0,10 dan nilai VIF variabel audit delay tidak melebihi 10. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear sederhana (Regresi II) dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolinearitas.
Gambar 4.3
Scatterplot Regresi I
Gambar 4.3 di atas menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dari model regresi linear
berganda (Regresi I). Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik (scatterplot) menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik scatterplot tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi
linear berganda (Regresi I).
16
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi II
Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas pada model regresi linear sederhana (Regresi
II) yang ditunjukkan pada gambar 4.4 di atas juga menunjukkan bahwa titik-titik (scatterplot)
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik scatterplot tersebut tidak
membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi linear sederhana (Regresi II).
UK
-13,704 3,480 -,482 -3,938 ,000
PROFITABILITAS
14,709 21,422 ,082 ,687 ,494
OA
3,853 5,397 ,073 ,714 ,477
Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut.
Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel 4.3 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 158,830 menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini audit) diasumsikan tidak mengalami perubahan
(konstan) atau sama dengan nol, maka pengaruh audit delay yang dihasilkan adalah
sebesar 158,830 satuan.
2. Koefisien variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar -13,704 adalah negatif. Hal ini
menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel dependen. Jadi
setiap terjadi penurunan variabel ukuran perusahaan sebesar 1 satuan dan variabel lainnya
konstan, maka akan meningkatkan audit delay sebesar 13,704 satuan.
3. Koefisien variabel profitabilitas (X2) sebesar 14,709 adalah positif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel profitabilitas sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
menurunkan audit delay sebesar 14,709 satuan.
4. Koefisien variabel opini audit (X3) sebesar 3,853 adalah positif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel opini audit sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
menurunkan audit delay sebesar 3,853 satuan.
Tabel 4.6
Analisis Regresi Linear Sederhana (Regresi II)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
AUD
-,003 ,003 -,108 -,969 ,336
a. Dependent Variable: HS
Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan persamaan regresi linear sederhana sebagai
berikut.
Z = 0,232 – 0,003Y + ε
18
Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 0,232 menunjukkan bahwa jika variabel audit delay diasumsikan tidak
mengalami perubahan (konstan) atau sama dengan nol, maka pengaruh harga saham
yang dihasilkan adalah sebesar 0,232 satuan.
2. Koefisien variabel audit delay (Y) sebesar -0,003 adalah negatif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel audit delay sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
meningkatkan harga saham sebesar 0,003 satuan.
3.5. Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar presentase variabel-
variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji
koefisien determinasi ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas yang menjelaskan hasil uji koefisien analisis regresi I dapat
dilihat bahwa model summary pada kolom R Square diperoleh nilai sebesar 0,274 atau 27,4%.
Nilai ini menunjukkan bahwa presentase hubungan pengaruh variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini audit) memberikan pengaruh sebesar 27,4% terhadap variabel
dependen (audit delay). Sedangkan sisanya 72,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
Untuk hasil uji koefisien analisis regresi II dijelaskan pada tabel 4.7 di atas dimana pada
kolom R square diperoleh nilai sebesar 0,012 atau 1,2%. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
hubungan variabel independen (audit delay) memberikan pengaruh 1,2% terhadap variabel
dependen (harga saham). Sedangkan sisanya 98,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian ini.
Variabel T Sig.
1 (Constant)
5,855 ,000
UK
-3,938 ,000
PROFITABILITAS
,687 ,494
OA
,714 ,477
Pada model regresi linear berganda (Regresi I), tingkat signifikannya adalah 5% dan nilai df
= 78 (dalam regresi I df = 81 – 3) maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,99085. Berdasarkan
tabel 4.9, pada model regresi linear berganda diperoleh hasil uji t sebagai berikut.
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel ukuran perusahaan (X 1) didapatkan nilai t
hitung sebesar 3,938 dengan nilai negatif. Nilai t hitung ini lebih besar apabila dibandingkan
dengan nilai t tabel dimana t hitung 3,938 > t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel
lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian
hipotesis pertama diterima.
2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel profitabilitas (X2) didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,687 dengan nilai positif. Nilai t hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan
nilai t tabel dimana t hitung 0,687 < t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel yaitu 0,494
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
3. Pengaruh opini audit terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel opini audit (X 3) didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,714 dengan nilai positif. Nilai t hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan
nilai t tabel dimana t hitung 0,714 < t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel yaitu 0,477
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.
Tabel 4.10
Uji Analisis Parsial (Uji t) Regresi II
Coefficientsa
Variabel T Sig.
1 (Constant)
1,428 ,157
AUD
-,969 ,336
20
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018
Pada model regresi linear berganda (Regresi I), tingkat signifikannya adalah 5% dan nilai df
= 78 (dalam regresi I df = 81 – 3) maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,99085. Berdasarkan
tabel 4.9, pada model regresi linear berganda diperoleh hasil uji t sebagai berikut.
Tabel 4.11
Uji Analisis Simultan (Uji F) Regresi I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7703,320 3 2567,773 9,673 ,000b
Residual 20440,680 77 265,463
Total 28144,000 80
a. Dependent Variable: AUD
b. Predictors: (Constant), OA, PROFITABILITAS, UK
Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, nilai probabilitas F statistik yaitu 9,673 dengan
nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 5% (< 0,05) yaitu sebesar 0,000. Hal ini membuktikan
bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini audit secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi audit delay.
audit delay. Perusahaan besar yang mempunyai modal yang besar tentunya menggunakannya
untuk penataan sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan juga memudahkan auditor dalam
melakukan pengauditan laporan keuangan.
PENUTUP
22
1.
2.
3.
4.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen suatu perusahaan besar mempunyai dorongan untuk
memperpendek waktu audit delay. Hal ini mendukung teori struktur modal yaitu salah satu
cara untuk memaksimalkan nilai pasar perusahaan adalah dengan memperlambat
kemungkinan terjadinya audit delay. Perusahaan besar yang mempunyai modal yang besar
tentunya menggunakannya untuk penataan sistem pengendalian internal yang baik
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan
perusahaan juga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan.
2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Jadi, perusahaan yang memiliki profit
yang tinggi tidak mempengaruhi panjang pendeknya audit delay. Jika dihubungkan dengan
teori sinyal maka suatu perusahaan akan memberikan sinyal positif terhadap pasar melalui
pencapaian profit yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap keinginan untuk segera
mempublikasikan profit tersebut dan berharap akan mendapatkan sinyal positif atas profit
yang telah diumumkan. Respon pasar yang positif terhadap perusahaan juga akan
meningkatkan reputasi auditor sebagai tim audit pada perusahaan tersebut.
3. Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. tidak semua perusahaan yang
mendapatkan opini selain unqualified opinion mengalami proses audit yang lebih panjang
dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion. Hal ini
disebabkan karena auditor sudah mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat opininya
sehingga perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion tetap dapat
melaporkan hasil auditnya tepat waktu. Hasil penelitian ini mendukung teori keagenan yang
menjelaskan tentang hubungan antara perusahaan dan auditor dimana perusahaan harus
memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh auditor benar-benar didasarkan pada
informasi yang ada sehingga dapat mengurangi ketidaksesuaian informasi antara pihak
perusahaan dan auditor.
4. Audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena itu, panjang pendeknya
audit delay tidak mempengaruhi pergerakan harga saham seperti yang dikatakan pada
teori sinyal bahwa perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan yang telah
diaudit akan memberikan informasi kepada pasar sehingga pasar diharapkan dapat
merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk. Sinyal yang
diberikan pasar kepada publik akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham
suatu perusahaan.
4.3 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Raja Adzrin Raja, and Khairul Anuar Kamaruddin. 2003. Audit Delay and The Timeliness
of Corporate Reporting: Malaysian Evidence. Paper. MARA University of Technology:
Hawaii International Conference on Business.
Al-Ghanem, Wafa. dan Hegazy, Mohamed. 2011. An Empirical Analysis of Audit Delays and
Timeliness of Corporate Financial Reporting in Kuwait. Eurasian Business Review. Vol.
1(1). p. 73-90.
Apriliane, Malinda Dwi. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2013). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Arifuddin. Hanafi, Kartini. Usman, Asri. 2017. Company Size, Profitability, and Auditor Opinion
Influence to Audit Report Lag on Registered Manufacturing Company in Indonesia
Stock Exchange. International Journal of Applied Business and Economic Research.
Vol. 15, No. 19.
Ashton R.H, and Willingham Elliot. 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of
Accounting Research. 25(2) Autumn: 275-292.
Estrini, Dwi Hayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Audit Delay (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar
Ghazali, Munarfah. 2013. Faktor-faktor Fundamental yang Memengaruhi Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Cetakan VIII.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Varianada. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris
Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2,
No. 1. Hal. 63-75.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ismail, Hashanah., Mustapha, Mazlina. dan Ming, Cho. 2012. Timeliness of Audited Financial
Reports of Malaysian Listed Companies. International Journal of Business and Social
Science. Vol. 3, No. 22.
Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and
Ownership Stucture. Journal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan LQ 45 yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol. 16, No. 1. Hal. 1-17.
Kartika, Andi. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, No. 1.
Khalatbari, Abdossamad., Ramezanpour, Ismail. dan Haghdoost, Jalal. 2013. Studying the
Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in Accepted Companies in Tehran
Securities. International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol. 6, No. 5.
Lawrence, Janice and Barry Bryan. 1998. Characteristics Associated With Audit Delay In The
Monitoring Of Low Income Housing Projects. Journal of Public Budgeting, Accounting,
and Financial Management. 10 (2): 173-191
Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada
Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Milgram, Stanley. 1963. Behavioral Study of Obedience. The Journal of Abnormal and Social
Psychology. 67(4): 371-378.
Pramudawardani, Ari Rahmaratri. 2012. Variabel-variabel yang Memengaruhi Audit Delay dan
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia.
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga.
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit
Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 10(1): 1-10.
Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Republik Indonesia. 1995. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Lembaran
Negara RI Tahun 1995. Sekretariat Negara. Jakarta.
Saputri, Dewi Oviek. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Cetakan Pertama.
Jakarta: Gramedia.
Sekaran, Uma. dan Bougie, Roger. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building
Approach 5th ed. United Kingdom: John Wiley and Sons.
25
Shulthoni, Moch. 2013. Deteminan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor.
Jurnal Akuntansi Aktual. 2(1): 9-18.
Sitanggang, Arthur Kornia Hasudungan. dan Ariyanto, Dodik. 2015. Determinan Audit Delay dan
Pengaruhnya Pada Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 11(2):
441-455.
Subekti, Imam. dan Widiyanti, Novi Wulandari. 2004. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi. VII:991-1002
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-17. Bandung:
Alfabeta.
Sunaningsih, Suci Nasehati. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2011 dan 2012). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Surbakti, Lophiga. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan.
Surabaya: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Suwito, Edy. dan Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. Simposium
Nasional Akuntansi VIII Solo.
Tambing, Eko. 2016. Analisis Determinan Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar
Pada BEI Tahun 2011-2015. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Turel, Asli. 2010. Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Evidence from
Turkey. MPRA Paper. Vol. 2, No. 39. p. 227-240.
Wulandari, Diah Ayu. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba Rugi Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas, Opini Auditor dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay (Studi Pada
Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014). Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
www.idx.co.id