Anda di halaman 1dari 25

1

DETERMINAN AUDIT DELAY DAN DAMPAKNYA TERHADAP HARGA SAHAM


(Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2015-2017)

DETERMINANTS OF AUDIT DELAY AND ITS IMPACT ON STOCK PRICES


(An Empirical Study on LQ 45 Companies Listed on The Indonesia Stock Exchange
Period 2015-2017)

Indah Chaerunnisa
Syarifuddin
Arifuddin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan opini audit terhadap audit delay serta dampak audit delay pada harga saham di perusahaan
LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. Data yang dipakai adalah
data sekunder dengan teknik pengumpulan data purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 27 perusahaan atau 81 data pengamatan dipilih. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data laporan tahunan. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis data
regresi linear berganda dan regresi linear sederhana. Pengujian teknik analisis regresi linear
berganda menunjukkan hasil ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit
delay, sedangkan profitabilitas dan opini audit menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap audit
delay. Pengujian regresi linear sederhana menunjukkan bahwa audit delay tidak berpengaruh
terhadap harga saham.

Kata kunci: audit delay, harga saham, ukuran perusahaan, profitabilitas, opini
audit

This study aims to reveal firm size, profitability, and audit opinions on audit delay and impact of
audit delay on stock prices in LQ 45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-
2017. The data used is secondary data with purposive sampling data collection techniques. The
sample in this study was activated by 27 companies or 81 observation data was chosen. This
research was conducted using annual report data. Data analysis used is multiple linear regression
and simple linear regression. Multiple regression analysis techniques show significant and negative
effect results on audit delay, while profitability and audit opinion have no effect on audit delay.
Simple linear regression show that audit delay have no effect on stock prices.

Keywords: audit delay, stock price, firm size, profitability, audit opinions

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan
permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk
menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK).
Pada tahun 1996, BAPEPAM-LK mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK
Nomor Keputusan 80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya
kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan.
Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM-LK semakin memperketat peraturan dengan
dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor Keputusan 36/PM/2003,
2

No. 1 Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, menyatakan
laporan keuangan berkala disertai dengan laporan akuntan disampaikan kepada BAPEPAM-LK
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Dengan demikian, perkembangan pengauditan perusahaan go public menjadi tidak mudah.
Hal ini disebabkan karena hasil audit atas perusahaan go public mempunyai konsekuensi dimana
seorang auditor harus mampu mempertanggungjawabkan kebenaran atas opini laporan auditnya.
Adanya tanggung jawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja secara lebih profesional.
Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dapat dilihat dari perbedaan waktu antara
tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu
inilah yang sering disebut dengan istilah audit delay. Dalam penelitian-penelitian lainnya, audit
delay juga sering disebut dengan istilah audit report lag seperti dalam penelitian Arifuddin et al.
(2017).
Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka akan semakin tinggi audit
delay. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan menunda penyelesaian
audit laporan keuangan karena alasan tertentu, misalnya pemenuhan standar untuk meningkatkan
kualitas audit oleh auditor yang akhirnya menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tentang
Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan
bagi auditor mengatakan bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan
dilakukan serta perlu juga pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti
dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Hal ini sejalan dengan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) khususnya pada
bagian standar umum yang ketiga bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan
ketelitian. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004), pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan
standar membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin
pendek pula waktu yang diperlukan.
Penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) menyimpulkan bahwa pada tahun 2001 rata-
rata audit delay yang terjadi yaitu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang telah
ditetapkan oleh BAPEPAM, maka masih banyak perusahaan yang tidak mematuhi kewajibannya
serta melanggar peraturan yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab panjang pendeknya suatu audit
delay.
Lawrence dan Bryan (1998) menyatakan bahwa penyebab panjangnya suatu audit delay
dipengaruhi oleh faktor ketidaksesuaian antara auditor dan manajemen klien auditor, masalah
dalam akuntansi umum serta masalah-masalah audit. Sedangkan menurut Ahmad dan
Kamaruddin (2003) audit delay dipengaruhi oleh faktor atribut perusahaan seperti ukuran
perusahaan, industri klasifikasi pengumuman perusahaan, laba atau rugi, pos-pos luar biasa, opini
audit, perusahaan akhir tahun dan proporsi hutang serta faktor auditor yaitu ukuran perusahaan
audit tersebut.
Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan opini auditor. Menurut Setiawan (2013) dalam Arifuddin et al. (2017) mendefinisikan ukuran
perusahaan sebagai skala yang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan kecil dengan berbagai
cara, antara lain dinyatakan dalam total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Perusahaan yang
lebih besar cenderung menyelesaikan audit yang lebih cepat karena selain untuk menjaga nama
baik perusahaan juga untuk menjaga nilai saham yang diperdagangkan dalam pasar modal.
Penelitian Arifuddin et al. (2017), Wulandari (2017), Apriliane (2015), serta Sistya Rahmawati
(2008) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan,
penelitian Sitanggang dan Ariyanto (2015) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Eko Tambing (2016) mengatakan bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mengalami keuntungan, dengan hal tersebut berarti kemungkinan
akan meminta auditornya agar menjadwalkan waktu audit lebih cepat. Sebaliknya perusahaan
yang mendapatkan profitabilitas rendah atau mendapatkan kerugian memacu kemunduran
publikasi laporan keuangan, sehingga perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
mempunyai audit delay yang lebih pendek karena itu merupakan berita baik yang harus segera
3

disampaikan kepada para investor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Penelitian Wulandari
(2017) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay sebab profitabilitas
mencerminkan tingkat efektifitas yang dicapai oleh operasional suatu perusahaan sehingga
profitabilitas yang tinggi merupakan suatu kabar baik sehingga perusahaan tidak akan menunda
untuk mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian
Arifuddin et al. (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Namun berbeda dengan penelitian Juanita (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Penelitian Wulandari (2017) menunjukkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit
delay dikarenakan opini yang diberikan oleh auditor akan mempengaruhi ketepatan waktu
penyusunan laporan audit. Perusahaan yang mendapat unqualified opinion akan dipercaya,
sehingga informasi yang disajikan perusahaan cenderung mempengaruhi pihak eksternal dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, perusahaan yang mendapatkan non unqualified opinion maka
auditor harus mencari bukti penyebab dikeluarkannya opini tersebut. Sehingga akan memakan
banyak waktu dalam prosesnya. Penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian Apriliane
(2015) dan Arifuddin et al. (2017). Akan tetapi pada penelitian Kartika (2011) menunjukkan bahwa
opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan bahwa
pengumuman laba yang terlambat akan menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan
pengumuman laba yang lebih cepat akan menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hal tersebut terjadi
karena investor pada umumnya menganggap bahwa keterlambatan pelaporan keuangan
merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan.
Pardosi (2012) mengatakan bahwa informasi keuangan pada tahun berjalan diumumkan
untuk mendapatkan reaksi dari investor, agar mendapat reaksi yang positif dari investor maka
informasi keuangan harus berkualitas. Laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila laporan
keuangan tersebut telah diaudit dan dipublikasikan dengan tepat waktu kepada pasar dan
informasi yang ada didalamnya dijamin kebenaran dan kewajarannya. Reaksi investor terhadap
informasi keuangan tersebut dapat terlihat dari perubahan harga saham, apabila reaksi investor
positif maka secara umum harga saham akan naik dan demikian juga sebaliknya. Sitanggang dan
Ariyanto (2015) menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pengaruh audit delay
pada laporan keuangan terhadap reaksi pasar yang dapat dilihat dari harga saham suatu
perusahaan yang mencerminkan kepercayaan investor. Harga saham merupakan reaksi investor
atas kinerja suatu perusahaan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai audit delay pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), namun hasil dari penelitian tersebut
beragam. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat variabel independen dan variabel
dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan, serta perbedaan dalam metodologi
statistik yang digunakan.
Penelitian ini merupakan replikasi dan modifikasi dari penelitian sebelumnya yang juga
membahas mengenai determinan audit delay dan pengaruhnya pada harga saham yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Sitanggang dan Ariyanto (2015) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013. Dalam penelitian ini faktor-faktor audit delay yang
diteliti yaitu pergantian KAP, ukuran KAP, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek sampel yang
diambil adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ 45 dan mempublikasikan
laporan keuangannya untuk periode tahun 2015, 2016, dan 2017. Selain itu, variabel yang
digunakan pada penelitian ini mengkombinasikan beberapa variabel yang digunakan oleh peneliti
sebelumnya yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, serta opini auditor. Alasan penelitian ini
menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, serta opini audit sebagai variabel yang
mempengaruhi audit delay karena faktor-faktor tersebut mewakili kondisi perusahaan-perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ 45.
Indeks LQ 45 merupakan suatu forum perusahaan yang sahamnya memiliki tingkat
likuiditas dan kapasitas pasar yang tinggi. Tidak semua perusahaan dengan mudah dapat masuk
dalam kriteria LQ 45 ini. Perusahaan LQ 45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia
yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu yaitu, termasuk dalam top 60
4

perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 1-2 bulan terakhir, termasuk dalam top 60
perusahaan dengan nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir, telah tercatat
di Bursa Efek Indonesia selama minimal 3 bulan, serta memiliki kondisi keuangan, prospek
pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi. Alasan dipilihnya perusahaan LQ 45 sebagai sampel
pada penelitian ini yaitu karena perusahaan yang tergolong LQ 45 di Bursa Efek Indonesia rentan
terhadap perubahan yang terjadi di bidang lainnya seperti bidang sosial, politik, keamanan, baik
yang terjadi di dalam maupun di luar negeri (Kartika, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang membahas tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi audit delay serta pengaruh dari audit delay tersebut terhadap harga saham
mengangkat judul: “DETERMINAN AUDIT DELAY DAN DAMPAKNYA TERHADAP HARGA
SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2015-2017)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay?
3. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay?
4. Apakah audit delay berpengaruh pada harga saham?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
3. Untuk mendapatkan bukti empiris opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.
4. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah audit delay berpengaruh pada harga saham.

1.4 Penelitian Terdahulu


Dibawah ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas mengenai faktor-
faktor audit delay disertai dengan hasil penelitian mereka yang diringkas dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Arthur Kornia Determinan Audit Dependen: Berpengaruh:


Hasudungan Delay dan Audit delay dan harga Ukuran KAP
Sitanggang dan Pengaruhnya Pada saham
Dodik Ariyanto Harga Saham Tidak Berpengaruh:
(Universitas Independen: Pergantian KAP,
Udayana, 2015) Ukuran KAP, pergantian ukuran perusahaan,
KAP, ukuran profitabilitas, serta
perusahaan, audit delay terhadap
profitabilitas harga saham

Sistya Rahmawati Pengaruh Faktor Dependen: Berpengaruh:


(Universitas Internal dan Audit delay dan Ukuran perusahaan
Indonesia, 2008) Eksternal timeliness dan ukuran KAP
Perusahaan
Terhadap Audit Independen: Tidak Berpengaruh:
5

Ukuran perusahaan, Profitabilitas,


Delay dan solvabilitas, solvabilitas, dan
Timeliness profitabilitas, internal internal auditor
auditor, dan ukuran
KAP

Diah Ayu Wulandari Pengaruh Ukuran Dependen: Berpengaruh:


(Universitas Perusahaan, Laba Audit delay Ukuran perusahaan,
Muhammadiyah Rugi Perusahaan, profitabilitas,
Surakarta, 2017) Profitabilitas, Independen: Ukuran solvabilitas, opini
Solvabilitas, Opini perusahaan, laba rugi auditor, dan ukuran
Auditor dan Ukuran perusahaan, KAP
KAP Terhadap Audit profitabilitas,
Delay solvabilitas, opini Tidak Berpengaruh:
auditor, dan ukuran Laba rugi perusahaan
KAP

Malinda Dwi Analisis Faktor- Dependen: Berpengaruh:


Apriliane faktor yang Audit delay Pos-pos luar biasa,
(Universitas Negeri Mempengaruhi Audit laba rugi perusahaan,
Yogyakarta, 2015) Delay (Studi Empiris Independen: kompleksitas operasi
Pada Perusahaan Pos-pos luar biasa, laba perusahaan, ukuran
Pertambangan yang rugi perusahaan, perusahaan, opini
Terdaftar di Bursa kompleksitas operasi audit, dan konvergensi
Efek Indonesia perusahaan, ukuran IFRS
Tahun 2008-2013) perusahaan, opini audit,
reputasi auditor, dan Tidak Berpengaruh:
konvergensi IFRS Reputasi auditor

Arifuddin, Kartini Company Size, Dependen: Berpengaruh:


Hanafi, dan Asri Profitability, and Audit report lag Ukuran perusahaan,
Usman (Universitas Auditor Opinion profitabilitas, dan opini
Hasanuddin, 2017) Influence to Audit Independen: Ukuran auditor
Report Lag on perusahaan,
Registered profitabilitas, dan opini Tidak Berpengaruh:
Manufacturing audit Tidak ada (semua
Company in variabel independen
Indonesia Stock berpengaruh)
Exchange
Sumber: Berbagai jurnal dan penelitian terdahulu

1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian


Audit delay dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian informasi dalam laporan
keuangan, sehingga akan berpengaruh pula pada tingkat ketidakpastian pengambilan keputusan
yang berdasarkan pada informasi laporan keuangan tersebut. Semakin lama auditor
menyelesaikan pekerjaan auditnya maka semakin lama pula audit delay. Penelitian ini akan
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dengan variabel bebasnya yaitu ukuran
perusahaan, tingkat profitabilitas, laba atau rugi perusahaan, reputasi Kantor Akuntan Publik, dan
opini audit. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut:
6

Gambar 2.1
Model Penelitian

Ukuran
Perusahaan H1

H2 Audit H4 Harga
Profitabilitas Delay Saham
H3

Opini
Audit

1.6 Perumusan Hipotesis


1.6.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar atau kecilnya sebuah
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan total aset, jumlah penjualan, rata-rata
total penjualan, rata-rata total aset dan ekuitas (Kasmir, 2011:23).
Menurut penelitian Wulandari (2017) perusahaan berskala besar cenderung untuk tepat
waktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan dimonitor secara ketat oleh
investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan yang lebih
tinggi untuk mengumumkan laporan audit yang lebih awal.
Penelitian Arifuddin et al. (2017) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhi keterlambatan laporan audit dimana perusahaan besar cenderung ingin hasil audit
dilaporkan lebih cepat. Hal ini disebabkan karena adanya sistem pengendalian internal yang kuat
dari perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Apriliane (2015), Sistya Rahmawati (2008)
dan Wulandari (2017) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

1.6.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay


Christine (2012) dalam Arifuddin et al. (2017) menyatakan bahwa untuk dapat menilai
tingkat profitabilitas perusahaan maka dapat digunakan laba bersih sebelum pajak (EBIT).
Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas rendah, maka akan membawa
reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaan. Lain halnya bila
perusahaan mengumumkan laba yang tinggi maka akan berdampak positif terhadap penilaian
pihak lain atas kinerja perusahaan.
Penelitian Wulandari (2017) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit
delay sebab profitabilitas menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh
keuntungan, sehingga akan mempercepat audit delay. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Arifuddin et al. (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit
delay.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

1.6.3. Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay


Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Saputri (2012) menemukan adanya pengaruh antara
opini auditor dengan audit delay. Pada perusahaan yang menerima jenis pendapat qualified
opinion akan menunjukan audit delay yang relatif lama, karena proses pemberian opini audit
melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf
teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
7

Subekti dan Novi Wulandari (2004) yang membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang
dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified.
Hasil penelitian Arifuddin et al. (2017), Apriliane (2015), dan Wulandari (2017) juga
menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Halim
(2000) bahkan tidak menemukan adanya pengaruh jenis opini auditor terhadap audit delay.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H3: Opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.

1.6.4. Pengaruh Audit Delay terhadap Harga Saham


Wirakusuma (2008) menyatakan bahwa lama atau jumlah hari penundaan publikasi laporan
keuangan tahunan auditan mempengaruhi secara positif kandungan kualitas laba. Studi Givoly
dan Palmon (1982) dalam Sitanggang dan Ariyanto (2015) menemukan bahwa uji pasar
mengisyaratkan terjadinya penurunan pada isi informasi laporan keuangan jika penyampaian
laporan tidak tepat waktu. Maka dari itu, studi tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu
tampak sebagai sebuah faktor non-trivial dalam memperkirakan efek pengumuman laba pada
ekspektasi investor. Laporan keuangan adalah media yang penting bagi pelaku pasar untuk
mendapatkan informasi.
Hasil penelitian Sitanggang dan Ariyanto (2015) menyatakan bahwa audit delay tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Pramudawardani (2012)
yang juga menyimpulkan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H4: Audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham.

METODE PENELITIAN
1.
2.
2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid dan sesuai dengan karakteristik variabel serta tujuan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling
memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental
selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dari
website www.idx.co.id. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan opini auditor sebagai variabel independen serta audit delay dan harga saham
sebagai variabel dependen. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif.

2.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan laporan keuangan auditan dan mengunduhnya di situs resmi Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang masuk dalam daftar indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017. Dimensi waktu penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yang artinya penelitian ini
dilakukan pada suatu waktu tertentu.

2.3 Populasi dan Sampel


Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kelompok orang, kegiatan, atau sesuatu
yang menjadi ketertarikan peneliti untuk diinvestigasi sedangkan sampel adalah sesuatu yang
terdapat dalam populasi (Sekaran dan Bougie, 2009:262). Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2015-2017. Terdapat 45 perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45.
Berdasarkan populasi tersebut maka dapat ditentukan sampel yang menjadi objek penelitian ini.
8

Teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling yang termasuk dalam
teknik nonprobability sampling. Metode purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:85). Kriteria yang dipertimbangkan
dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam kelompok
perusahaan-perusahaan LQ 45 selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2015-2017.
2. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
3. Perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember tahun 2015-2017, dimana di dalamnya terdapat data dan informasi
yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta laporan keuangan tersebut telah diaudit
dan disertai dengan laporan auditor independen.
Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan yang memenuhi syarat dalam penelitian ini
sebanyak 27 perusahaan.

2.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu berupa data
laporan keuangan dan data harga saham di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu sumber data yang sudah diproses oleh pihak
tertentu, sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukan. Data sekunder pada
penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan audit independen perusahaan LQ 45 serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. Data diperoleh dari situs resmi Bursa
Efek Indonesia www.idx.co.id.

2.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik pengumpulan data arsip (archival).
Untuk mendapatkan data sekunder teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
pengumpulan data di basis data.

2.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat memberikan perbedaan atau
memiliki nilai yang bervariasi (Sekaran dan Bougie, 2009:69). Dalam penelitian ini digunakan
variabel dependen dan variabel independen.

2.6.1 Variabel Dependen


2.6.1.1 Harga Saham
Adanya reaksi pasar terhadap suatu pengumuman laporan keuangan dan laporan audit
dapat terlihat pada perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Pengukuran dari variabel
harga saham ini menggunakan nilai return saham tahunan tiap perusahaan.

2.6.1.2 Audit Delay


Audit delay dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan yaitu
per 31 Desember dengan tanggal laporan auditor independen dalam laporan keuangan yang
mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Jadi,
audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan menggunakan selisih antara tanggal
penerbitan laporan keuangan dengan tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan.

2.6.2 Variabel Independen


2.6.2.1 Ukuran Perusahaan
Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Surbakti (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
biasanya dilihat pada total aset yang dimiliki untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan ini menggunakan log size total aset
perusahaan dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran
regresi, serta skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio.

Ukuran Perusahaan = Logarithm (Total Asset)


9

2.6.2.2 Profitabilitas
Kartika (2009) mengatakan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi, maupun ekuitas.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka suatu perusahaan cenderung akan mengungkapkannya
dalam laporan keuangan. Pada penelitian ini, tingkat profitabilitas suatu perusahaan diukur
berdasarkan nilai ROA (Return on Asset) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset.
Laba bersih
ROA= ×100 %
Total aset

2.6.2.3 Opini Audit


Sunaningsih (2014) mengatakan bahwa opini audit adalah pendapat yang diberikan oleh
auditor independen yang terdaftar di BAPEPAM-LK atas laporan keuangan suatu perusahaan
yang telah diauditnya. Ada lima jenis opini audit, namun pada penelitian ini opini audit dibagi
menjadi dua yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan opini selain wajar
tanpa pengecualian (selain unqualified opinion). Variabel opini audit diukur dengan menggunakan
dummy yaitu untuk opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi kode dummy 1,
sedangkan opini selain wajar tanpa pengecualian (selain unqualified opinion) diberi kode dummy
0.

2.7 Instrumen Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan-
perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Data
penelitian diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Laporan keuangan tahunan perusahaan LQ 45 yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2017.
2. Laporan audit independen perusahaan LQ 45 yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2017.
3. Harga saham pada periode akhir tahun perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2017.

2.8 Analisis Data


2.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, atau
penyusunan data dalam bentuk table numeric dan grafik. Statistik deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata, median, deviasi
standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah
pemahaman variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

2.8.2 Uji Asumsi Klasik


Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak
untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah
uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji hesteroskedastisitas.

2.8.2.1 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk
mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2016). Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan diagram P-P Plot.
Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang berada di sekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan
bahwa data terdistribusi normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya maka data memiliki distribusi
tidak normal (Ghozali, 2016:151).
10

2.8.2.2 Uji Multikolinieritas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen
(bebas) dari model yang ada. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas (Ghozali, 2016:103).
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas atau korelasi yang tinggi antar variabel
independen dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi, tolerance yang rendah berarti nilai VIF nya tinggi (karena VIF =
1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah
tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2016:103).

3.8.2.3 Uji Hesteroskedastisitas


Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari
residual yang satu ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedasitas, dan jika berbeda
disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.
Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot antar nilai
prediksi variabel independen. Apabila pada grafik scatterplot titik menyebar diatas maupun
dibawah nilai nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedasitas atau dapat disebut terjadi homokedastisitas (Ghozali, 2016).

2.8.3 Analisis Regresi


Persamaan regresi yang digunakan adalah analisis regresi yang dalam penelitian ini
mempunyai dua tahap yaitu:
1. Tahap pertama, persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk menguji
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas serta opini auditor terhadap audit delay yaitu:
Y = α1 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε ………. (1)
Keterangan:
Y = Audit Delay
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Opini Audit
ε = Kesalahan Pengganggu

2. Tahap kedua, persamaan regresi linier sederhana yang digunakan untuk menguji pengaruh
audit delay terhadap harga saham yaitu:

Z = α2 + βY + ε ………. (2)

Keterangan:
Z = Harga Saham
Y = Audit Delay

2.8.4 Uji Hipotesis


2.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel-variabel dependen (Ghozali,2016). Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen atau berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
11

independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
2.8.4.2 Uji Hipotesis Analisis Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas
secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Apabila nilai
probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai dari t tabel dan t hitung. Apabila nilai t hitung
lebih besar daripada nilai t tabel, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mengetahu nilai t tabel pada model regresi, perlu
menentukan nilai degree of freedom (df) dengan rumus df = n – k dimana n adalah jumlah data
sampel dalam penelitian dan k adalah jumlah variabel independen.
2.8.4.3 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan
melihat nilai signifikansi (sig) dimana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai sig di atas 0,05 maka
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian


Objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ 45 serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Mengacu pada kriteria tersebut, maka jumlah
populasi yaitu sebanyak 45 perusahaan. Kemudian dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan yaitu: (1)
Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam kelompok perusahaan-
perusahaan LQ 45 selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2015-2017, (2) Perusahaan tersebut
menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya, dan (3) Perusahaan tersebut telah
menyampaikan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember tahun 2015-
2017, dimana di dalamnya terdapat data dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini
serta laporan keuangan tersebut telah diaudit dan disertai dengan laporan auditor independen.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka diperoleh sampel sebanyak 20 perusahaan
dengan total data 60.

3.2. Analisis Statistik Deskriptif


Informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
tahunan, laporan keuangan auditan, serta data harga saham periode akhir tahun perusahaan LQ
45 yang diperoleh dari www.idx.com dan kemudian dijabarkan dalam bentuk statistik. Hasil
analisis statistik deskriptif ini menunjukkan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel-
variabel penelitian yang menggunakan populasi perusahaan LQ 45 pada tahun 2015- 2017 dan
terdapat 20 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Secara ringkas hasil analisis statistik
deskriptif tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AUD 81 15,0 94,0 57,222 18,7563
HS 81 -,8032 2,2913 ,082417 ,4533460
UK 81 6,590 9,050 7,75470 ,659971
PROFITABILITAS 81 ,010 ,458 ,09368 ,105014
Valid N (listwise) 81
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018
12

Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah pengamatan yaitu 81. Berdasarkan hasil data
yang telah diolah, berikut penjelasan deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan:
1. Nilai rata-rata variabel audit delay (AUD) sebesar 57,222 dengan nilai minimum 15 dan
maksimum 94. Nilai minimum audit delay sebesar 15 hari dialami oleh perusahaan Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk dan nilai maksimum audit delay sebesar 94 hari dialami
oleh perusahaan Lippo Karawaci Tbk. Standar deviasi variabel audit delay yaitu sebesar
18,7563.
2. Nilai pada variabel harga saham diukur berdasarkan nilai return saham. Nilai rata-rata pada
variabel harga saham (HS) adalah sebesar 0,082417 dengan nilai minimum -0,8032 yang
dimiliki oleh perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan nilai maksimum
2,2913 yang dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy Tbk. Standar deviasi dari variabel
harga saham yaitu sebesar 0,4533460.
3. Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan (UK) adalah sebesar 7,75470 dengan nilai
minimum 6,590 yang dimiliki oleh perusahaan Matahari Department Store pada tahun
2015, dan nilai maksimum 9,050 yang dimiliki oleh perusahaan Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk dan perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2017. Standar deviasi
variabel ukuran perusahaan yaitu sebesar 0,659971.
4. Nilai rata-rata variabel profitabilitas adalah sebesar 0,09368 dengan nilai minimum 0,010
yang dimiliki oleh perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan nilai maksimum
0,458 yang dimiliki oleh perusahaan Matahari Department Store Tbk. Standar deviasi dari
variabel profitabilitas yaitu sebesar 0,105014.
Variabel opini audit pada penelitian ini diukur dengan menggunakan dummy, maka dari itu statistik
deskriptifnya dilakukan secara terpisah. Tabel berikut ini menunjukkan hasil dari perhitungan
statsitik deskriptif pada variabel opini audit dengan pengukuran menggunakan dummy.

Tabel 4.2
Statistik Frekuensi Variabel Opini audit
OPINI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ,0 12 14,8 14,8 14,8
1,0 69 85,2 85,2 100,0
Total 81 100,0 100,0

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel opini audit yang diukur
dengan menggunakan dummy merupakan variabel normal. Jenis opini audit wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion) akan diberi nilai 1 dan jenis opini audit selain wajar tanpa
pengecualian (selain unqualified opinion) akan diberi nilai 0. Jumlah perusahaan yang memiliki
opini audit wajar tanpa pengecualian yaitu sebanyak 69 (85,2%) dan perusahaan yang memiliki
opini audit selain wajar tanpa pengecualian yaitu sebanyak 12 (14,8%).

3.3. Uji Asumsi Klasik


3.3.1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data sampel atau dengan kata
lain untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan diagram P-P Plot. Dalam diagram P-P Plot apabila titik-titik
berada disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data memiliki distribusi yang normal.
Namun jika terjadi sebaliknya, maka data memiliki distribusi yang tidak normal. Adapun data hasil
uji normalitas ditunjukkan pada gambar berikut ini.
13

Gambar 4.1
Grafik P-Plot Regresi I
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan grafik P-Plot diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal. Hal ini sesuai dengan asumsi normalitas dimana data terdistribusi secara normal dan
dapat digunakan untuk analisis regresi linear berganda (Regresi I).
14

Gambar 4.2
Grafik P-Plot Regresi II
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa diagram P-P Plot memiliki titik-titik yang
berada di sekitar garis diagonal. Hal ini membuktikan bahwa data penelitian berdistribusi secara
normal dan model regresi linear sederhana (Regresi II) memenuhi asumsi normalitas. Dari hasil
kedua grafik P-Plot untuk regresi linear berganda dan regresi linear sederhana yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data residual kedua model regresi tersebut terdistribusi
dengan normal.

3.3.2. Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linear antara
variabel independen. Analisis regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung
hubungan linear antara variabel-variabel independen di dalamnya. Dalam penelitian ini,
multikolinearitas diuji menggunakan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dengan
bantuan SPSS 23. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Sebaliknya, jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai
VIF > 10 maka dapat diartikan bahwa terjadi multikolinearitas antara variabel-variabel independen
pada penelitian tersebut. Hasil uji multikolinearitas variabel independen dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas Regresi I
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
UK ,629 1,590
PROFITABILITAS ,656 1,525
OA
,891 1,122

a. Dependent Variable: AUD


Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa setiap variabel independen memiliki nilai
tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF tiap-tiap variabel tidak melebihi 10. Hal ini sesuai dengan
asumsi multikolinearitas dimana suatu regresi tidak memiliki hubungan linear antara variabel-
variabel independen di dalamnya apabila nilai VIF tidak melebihi 10. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda (Regresi I) dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolinearitas.

Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas Regresi II
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
AUD 1,000 1,000
15

a. Dependent Variable: HS

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Pada tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa pada variabel audit delay memiliki nilai tolerance
di atas 0,10 dan nilai VIF variabel audit delay tidak melebihi 10. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi linear sederhana (Regresi II) dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolinearitas.

3.3.3. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada
penelitian ini menghasilkan grafik pola penyebaran titik (scatterplot) seperti tampak pada gambar
di bawah ini.

Gambar 4.3
Scatterplot Regresi I

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Gambar 4.3 di atas menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dari model regresi linear
berganda (Regresi I). Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik (scatterplot) menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik scatterplot tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi
linear berganda (Regresi I).
16

Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi II

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas pada model regresi linear sederhana (Regresi
II) yang ditunjukkan pada gambar 4.4 di atas juga menunjukkan bahwa titik-titik (scatterplot)
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan titik-titik scatterplot tersebut tidak
membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi linear sederhana (Regresi II).

3.4. Analisis Regresi


Analisis regresi adalah suatu alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola
hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan dua model analisis regresi yaitu analisis regresi linear berganda serta analisis
regresi linear sederhana. Untuk mempermudah dalam menganalisis data, maka semua
pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows versi 23.0.
3.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, serta opini audit terhadap variabel
dependen yaitu audit delay. Adapun hasil uji analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Analisis Regresi Linear Berganda (Regresi I)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1(Constant) 158,830 27,128 5,855 ,000
17

UK
-13,704 3,480 -,482 -3,938 ,000

PROFITABILITAS
14,709 21,422 ,082 ,687 ,494

OA
3,853 5,397 ,073 ,714 ,477

a. Dependent Variable: AUD

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut.

Y = 158,830 – 13,704X1 + 14,709X2 + 3,853X3 + ε

Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel 4.3 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 158,830 menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini audit) diasumsikan tidak mengalami perubahan
(konstan) atau sama dengan nol, maka pengaruh audit delay yang dihasilkan adalah
sebesar 158,830 satuan.
2. Koefisien variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar -13,704 adalah negatif. Hal ini
menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel dependen. Jadi
setiap terjadi penurunan variabel ukuran perusahaan sebesar 1 satuan dan variabel lainnya
konstan, maka akan meningkatkan audit delay sebesar 13,704 satuan.
3. Koefisien variabel profitabilitas (X2) sebesar 14,709 adalah positif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel profitabilitas sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
menurunkan audit delay sebesar 14,709 satuan.
4. Koefisien variabel opini audit (X3) sebesar 3,853 adalah positif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel opini audit sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
menurunkan audit delay sebesar 3,853 satuan.

3.4.2. Analisis Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi linear sederhana pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel audit delay terhadap variabel harga saham. Adapun hasil uji analisis regresi linear
sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6
Analisis Regresi Linear Sederhana (Regresi II)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant)
,232 ,163 1,428 ,157

AUD
-,003 ,003 -,108 -,969 ,336

a. Dependent Variable: HS

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan persamaan regresi linear sederhana sebagai
berikut.

Z = 0,232 – 0,003Y + ε
18

Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konstanta sebesar 0,232 menunjukkan bahwa jika variabel audit delay diasumsikan tidak
mengalami perubahan (konstan) atau sama dengan nol, maka pengaruh harga saham
yang dihasilkan adalah sebesar 0,232 satuan.
2. Koefisien variabel audit delay (Y) sebesar -0,003 adalah negatif. Hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel dependen. Jadi setiap terjadi
penurunan variabel audit delay sebesar 1 satuan dan variabel lainnya konstan, maka akan
meningkatkan harga saham sebesar 0,003 satuan.
3.5. Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar presentase variabel-
variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji
koefisien determinasi ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) Regresi I


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1
,523a ,274 ,245 16,2930

a. Predictors: (Constant), OA, PROFITABILITAS, UK


b. Dependent Variable: AUD

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.5 di atas yang menjelaskan hasil uji koefisien analisis regresi I dapat
dilihat bahwa model summary pada kolom R Square diperoleh nilai sebesar 0,274 atau 27,4%.
Nilai ini menunjukkan bahwa presentase hubungan pengaruh variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini audit) memberikan pengaruh sebesar 27,4% terhadap variabel
dependen (audit delay). Sedangkan sisanya 72,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian
ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Regresi II


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,108a ,012 -,001 ,4535196
a. Predictors: (Constant), AUD
b. Dependent Variable: HS

Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Untuk hasil uji koefisien analisis regresi II dijelaskan pada tabel 4.7 di atas dimana pada
kolom R square diperoleh nilai sebesar 0,012 atau 1,2%. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
hubungan variabel independen (audit delay) memberikan pengaruh 1,2% terhadap variabel
dependen (harga saham). Sedangkan sisanya 98,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian ini.

3.5.2. Uji Hipotesis Analisis Parsial (Uji t)


Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikansi <
0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis analisis parsial (Uji t) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai dari t tabel dan t hitung. Apabila nilai t hitung
lebih besar daripada nilai t tabel, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dan begitupula sebaliknya.
19

Tabel 4.9 Uji Analisis Parsial (Uji t) Regresi I


Coefficientsa

Variabel T Sig.
1 (Constant)
5,855 ,000

UK
-3,938 ,000

PROFITABILITAS
,687 ,494

OA
,714 ,477

a. Dependent Variable: AUD


Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Pada model regresi linear berganda (Regresi I), tingkat signifikannya adalah 5% dan nilai df
= 78 (dalam regresi I df = 81 – 3) maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,99085. Berdasarkan
tabel 4.9, pada model regresi linear berganda diperoleh hasil uji t sebagai berikut.
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel ukuran perusahaan (X 1) didapatkan nilai t
hitung sebesar 3,938 dengan nilai negatif. Nilai t hitung ini lebih besar apabila dibandingkan
dengan nilai t tabel dimana t hitung 3,938 > t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel
lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian
hipotesis pertama diterima.
2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel profitabilitas (X2) didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,687 dengan nilai positif. Nilai t hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan
nilai t tabel dimana t hitung 0,687 < t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel yaitu 0,494
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
3. Pengaruh opini audit terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel opini audit (X 3) didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,714 dengan nilai positif. Nilai t hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan
nilai t tabel dimana t hitung 0,714 < t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel yaitu 0,477
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.

Tabel 4.10
Uji Analisis Parsial (Uji t) Regresi II
Coefficientsa

Variabel T Sig.
1 (Constant)
1,428 ,157

AUD
-,969 ,336
20

a. Dependent Variable: HS
Sumber: Output SPSS 23, data diolah, 2018

Pada model regresi linear berganda (Regresi I), tingkat signifikannya adalah 5% dan nilai df
= 78 (dalam regresi I df = 81 – 3) maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,99085. Berdasarkan
tabel 4.9, pada model regresi linear berganda diperoleh hasil uji t sebagai berikut.

1. Pengaruh audit delay terhadap harga saham.


Berdasarkan hasil uji statistik untuk variabel audit delay (Y) didapatkan nilai t hitung
sebesar 0,969 dengan nilai negatif. Nilai t hitung ini lebih kecil apabila dibandingkan
dengan nilai t tabel dimana t hitung 0,969 < t tabel 1,99085. Nilai signifikansi pada tabel
yaitu 0,336 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis keempat
diterima.

3.5.3. Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)


Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Pengambilan keputusan uji F ini
didasarkan pada nilai signifikansi dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan nilai signifikansi yaitu apabila nilai signifikansi pada tabel anova lebih kecil
dari 0,05 (Sig. < 0,05), maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hasil pengujian hipotesis analisis simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11
Uji Analisis Simultan (Uji F) Regresi I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7703,320 3 2567,773 9,673 ,000b
Residual 20440,680 77 265,463
Total 28144,000 80
a. Dependent Variable: AUD
b. Predictors: (Constant), OA, PROFITABILITAS, UK

Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, nilai probabilitas F statistik yaitu 9,673 dengan
nilai signifikansinya yang lebih kecil dari 5% (< 0,05) yaitu sebesar 0,000. Hal ini membuktikan
bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini audit secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi audit delay.

3.6. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis


3.6.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap audit delay. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliane
(2015) dan Kartika (2011) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari total aset
suatu perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Adanya pengaruh negatif
antara ukuran perusahaan dengan audit delay menunjukkan bahwa manajemen suatu perusahaan
besar mempunyai dorongan untuk memperpendek waktu audit delay. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya perusahaan besar cenderung diawasi secara ketat
oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah serta diberikan intensif untuk mengurangi
audit delay. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan terhadap informasi keuangan yang dimuat
dalam laporan keuangan serta pihak yang dapat mempengaruhi nilai harga pasar suatu
perusahaan. Hal ini mendukung teori struktur modal yang menyebutkan bahwa tujuan manajemen
struktur modal adalah menciptakan suatu bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar
mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan menajemen keuangan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan tercapai (Sawir, 2004:43). Salah satu cara untuk
memaksimalkan nilai pasar perusahaan adalah dengan memperlambat kemungkinan terjadinya
21

audit delay. Perusahaan besar yang mempunyai modal yang besar tentunya menggunakannya
untuk penataan sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan juga memudahkan auditor dalam
melakukan pengauditan laporan keuangan.

3.6.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay


Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
audit delay. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Arifuddin et al. yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Adanya perbedaan antara hasil penelitian satu
dengan yang lainnya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor perbedaan kondisi, waktu, tempat dan
sampel penelitian yang digunakan. Hal ini disebabkan karena tingkat profitabilitas dan audit delay
suatu perusahaan dari tahun ke tahun berbeda dan beberapa faktor-faktor yang menunjang
profitabilitas suatu perusahaan pada periode tersebut yang juga berbeda. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angruningrum dan Wirakusuma (2013) dan Kartika
(2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Tingkat keuntungan
dan keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat melalui tingginya tingkat profitabilitas yang salah
satunya dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dan keputusan yang telah dilakukan perusahaan
dalam periode tahun berjalan. Hal ini berhubungan dengan teori sinyal yaitu suatu perusahaan
akan memberikan sinyal positif terhadap pasar melalui pencapaian profit yang tinggi sehingga
berpengaruh terhadap keinginan untuk segera mempublikasikan profit tersebut dan berharap akan
mendapatkan sinyal positif atas profit yang telah diumumkan. Respon pasar yang positif terhadap
perusahaan juga akan meningkatkan reputasi auditor sebagai tim audit pada perusahaan tersebut.
3.6.3. Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Delay
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Arifuddin et al. yang menyatakan bahwa opini audit
berpengaruh terhadap audit delay. Akan tetapi penelitian ini sesuai dengan penelitian Kartika
(2011) serta penelitian Pramesti dan Dananti (2012) yang menyatakan bahwa opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay karena tidak semua perusahaan yang mendapatkan opini selain
unqualified opinion mengalami proses audit yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan
yang mendapatkan opini unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena auditor sudah
mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat opininya sehingga perusahaan yang mendapatkan
opini selain unqualified opinion tetap dapat melaporkan hasil auditnya tepat waktu. Hasil penelitian
ini berhubungan dengan teori keagenan yang menjelaskan tentang hubungan antara perusahaan
dan auditor dimana perusahaan harus memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh auditor
benar-benar didasarkan pada informasi yang ada sehingga dapat mengurangi ketidaksesuaian
informasi antara pihak perusahaan dan auditor.

3.6.4. Pengaruh Audit Delay Terhadap Harga Saham


Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitanggang dan Ariyanto (2015) serta Pramudawardani
(2012) yang menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham. Oleh
karena itu, panjang pendeknya audit delay tidak mempengaruhi pergerakan harga saham seperti
yang dikatakan pada teori sinyal bahwa perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan
yang telah diaudit akan memberikan informasi kepada pasar sehingga pasar diharapkan dapat
merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk. Sinyal yang diberikan
pasar kepada publik akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham suatu
perusahaan.
Alasan audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham dikarenakan kemungkinan
harga saham suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh audit delay saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh ketepatan waktu publikasi laporan keuangan serta faktor eksternal perusahaan
seperti kondisi perekonomian makro.

PENUTUP
22

1.
2.
3.
4.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen suatu perusahaan besar mempunyai dorongan untuk
memperpendek waktu audit delay. Hal ini mendukung teori struktur modal yaitu salah satu
cara untuk memaksimalkan nilai pasar perusahaan adalah dengan memperlambat
kemungkinan terjadinya audit delay. Perusahaan besar yang mempunyai modal yang besar
tentunya menggunakannya untuk penataan sistem pengendalian internal yang baik
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan
perusahaan juga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan.
2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Jadi, perusahaan yang memiliki profit
yang tinggi tidak mempengaruhi panjang pendeknya audit delay. Jika dihubungkan dengan
teori sinyal maka suatu perusahaan akan memberikan sinyal positif terhadap pasar melalui
pencapaian profit yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap keinginan untuk segera
mempublikasikan profit tersebut dan berharap akan mendapatkan sinyal positif atas profit
yang telah diumumkan. Respon pasar yang positif terhadap perusahaan juga akan
meningkatkan reputasi auditor sebagai tim audit pada perusahaan tersebut.
3. Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. tidak semua perusahaan yang
mendapatkan opini selain unqualified opinion mengalami proses audit yang lebih panjang
dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion. Hal ini
disebabkan karena auditor sudah mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat opininya
sehingga perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion tetap dapat
melaporkan hasil auditnya tepat waktu. Hasil penelitian ini mendukung teori keagenan yang
menjelaskan tentang hubungan antara perusahaan dan auditor dimana perusahaan harus
memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh auditor benar-benar didasarkan pada
informasi yang ada sehingga dapat mengurangi ketidaksesuaian informasi antara pihak
perusahaan dan auditor.
4. Audit delay tidak berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena itu, panjang pendeknya
audit delay tidak mempengaruhi pergerakan harga saham seperti yang dikatakan pada
teori sinyal bahwa perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan yang telah
diaudit akan memberikan informasi kepada pasar sehingga pasar diharapkan dapat
merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk. Sinyal yang
diberikan pasar kepada publik akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham
suatu perusahaan.

4.2 Keterbatasan Penelitian


Terdapat beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
antara lain:
1. Penelitian ini hanya menggunaka data sekunder yang diterbitkan oleh perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Adapun data-data primer yang tidak dipublikasikan
oleh perusahaan terkait tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel saja seperti ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan opini audit untuk faktor yang mempengaruhi audit delay serta variabel
audit delay tersebut untuk faktor yang mempengaruhi harga saham. Masih terdapat banyak
variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi audit delay dan harga saham yang tidak
digunakan dalam penelitian ini.

4.3 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
23

1. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel selain yang digunakan


di dalam penelitian ini yang mungkin berpengaruh terhadap audit delay.
2. Dapat menambah jumlah sampel atau melakukan penelitian terhadap sektor lain serta
menggunaka alat ukur lainnya agar hasil yang diberikan nantinya lebih akurat.
3. Periode pengamatan sebaiknya diperluas dan diperbaharui lagi sehingga hasil penelitian
dapat memprediksi secara jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Raja Adzrin Raja, and Khairul Anuar Kamaruddin. 2003. Audit Delay and The Timeliness
of Corporate Reporting: Malaysian Evidence. Paper. MARA University of Technology:
Hawaii International Conference on Business.

Al-Ghanem, Wafa. dan Hegazy, Mohamed. 2011. An Empirical Analysis of Audit Delays and
Timeliness of Corporate Financial Reporting in Kuwait. Eurasian Business Review. Vol.
1(1). p. 73-90.

Apriliane, Malinda Dwi. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2013). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Arifuddin. Hanafi, Kartini. Usman, Asri. 2017. Company Size, Profitability, and Auditor Opinion
Influence to Audit Report Lag on Registered Manufacturing Company in Indonesia
Stock Exchange. International Journal of Applied Business and Economic Research.
Vol. 15, No. 19.

Ashton R.H, and Willingham Elliot. 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of
Accounting Research. 25(2) Autumn: 275-292.

Badan Pengawas Pasar Modal. Website: http://www.bapepam.go.id.

Estrini, Dwi Hayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Audit Delay (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar

Ghazali, Munarfah. 2013. Faktor-faktor Fundamental yang Memengaruhi Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Cetakan VIII.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Varianada. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris
Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2,
No. 1. Hal. 63-75.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta


24

Ismail, Hashanah., Mustapha, Mazlina. dan Ming, Cho. 2012. Timeliness of Audited Financial
Reports of Malaysian Listed Companies. International Journal of Business and Social
Science. Vol. 3, No. 22.

Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and
Ownership Stucture. Journal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4.

Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan LQ 45 yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol. 16, No. 1. Hal. 1-17.

Kartika, Andi. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, No. 1.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Khalatbari, Abdossamad., Ramezanpour, Ismail. dan Haghdoost, Jalal. 2013. Studying the
Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in Accepted Companies in Tehran
Securities. International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol. 6, No. 5.

Lawrence, Janice and Barry Bryan. 1998. Characteristics Associated With Audit Delay In The
Monitoring Of Low Income Housing Projects. Journal of Public Budgeting, Accounting,
and Financial Management. 10 (2): 173-191

Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada
Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro.

Milgram, Stanley. 1963. Behavioral Study of Obedience. The Journal of Abnormal and Social
Psychology. 67(4): 371-378.

Mulyadi. 2010. Auditing. Jilid I, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.


Oladipupo. dan Izedomi. 2013. Relative Contributions of Audit and Management Delays in
Corporate Financial Reporting: Empirical Evidence from Nigeria. International Journal
of Business and Social Science. Vol.4, No. 10.

Pramudawardani, Ari Rahmaratri. 2012. Variabel-variabel yang Memengaruhi Audit Delay dan
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia.
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga.

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit
Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 10(1): 1-10.

Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Republik Indonesia. 1995. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Lembaran
Negara RI Tahun 1995. Sekretariat Negara. Jakarta.

Saputri, Dewi Oviek. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Cetakan Pertama.
Jakarta: Gramedia.

Sekaran, Uma. dan Bougie, Roger. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building
Approach 5th ed. United Kingdom: John Wiley and Sons.
25

Shulthoni, Moch. 2013. Deteminan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor.
Jurnal Akuntansi Aktual. 2(1): 9-18.

Sitanggang, Arthur Kornia Hasudungan. dan Ariyanto, Dodik. 2015. Determinan Audit Delay dan
Pengaruhnya Pada Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 11(2):
441-455.

Subekti, Imam. dan Widiyanti, Novi Wulandari. 2004. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi. VII:991-1002

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-17. Bandung:
Alfabeta.

Sunaningsih, Suci Nasehati. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2011 dan 2012). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Surbakti, Lophiga. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan.
Surabaya: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

Suwito, Edy. dan Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. Simposium
Nasional Akuntansi VIII Solo.

Tambing, Eko. 2016. Analisis Determinan Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar
Pada BEI Tahun 2011-2015. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Turel, Asli. 2010. Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Evidence from
Turkey. MPRA Paper. Vol. 2, No. 39. p. 227-240.

Wulandari, Diah Ayu. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba Rugi Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas, Opini Auditor dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay (Studi Pada
Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014). Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Wirakusuma, Made Gede. 2008. Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan


Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 11, No 3: 286-311.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai