MODUL
Sekretariat:
email : kspmfeundip@gmail.com
I. PENGENALAN PASAR MODAL
FUNGSI/MANFAAT:
-Menjadikan manajemen
professional
-Solusi suksesi
PENGERTIAN -Alternative investasi
TUJUAN
Tempat untuk mentraksasikan -Alternative sumber dana
-Memacu pertumbuhan ekonomi
modal jangka panjang, dimana -Indicator ekonomi makro
nasional
permintaan diwakili oleh penerbt -Memeratakan hasil pembangunan
surat berharga dan penawaran -Memperoleh pembiayaan jangka
diwakilkan oleh para investor panjang bagi perusahaan.
JENIS
1. Pasar perdana
PELAKU 2. Pasar sekunder
1. Pengawas
2. Penyelenggara
3. Plaku utama
4. Lembaga dan
profesi
penunjang pasar
modal PASAR MODAL
OTC
INSTRUMEN
1. saham
2.
SEJARAH
obligasi
Era penjajahan:
3. opsi
4. right Era orde lama
PASAR MODAL
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek
(stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan
pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek
adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat
pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti
utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau
abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang,
yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan
asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah
pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
B. MANFAAT PASAR MODAL
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
c. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
d. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
e. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
b. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
c. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko
Selain itu, juga terdapat manfaat keberadaan pasar modal, antara lain:
Sumber Pembiayaan
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
Wahana Investasi
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi.
Penyebaran Kepemilikan
kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
Keterbukaan dan Profesionalisme
Keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.
Lapangan Kerja
Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
PASAR UANG
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar uang (money market) adalah pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka
pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Instrument pasar uang biasanya terdiri
dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya
perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan
outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada
waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka
perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari
lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada
saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor
dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak terpakai atau
idle.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatarbelakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek atau yang sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian
pasar uang merupakan sarana alternatif, khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi
kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas
kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas
moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar
terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.
B. FUNGSI PASAR UANG
ERA PENJAJAHAN
Pada awal abad 19 pemerintah Belanda menidirikan bursa efek ( Vereniging Voor de
Effectenhandel) yang terdiri dari 13 anggota bursa yg aktif untuk menghimpun dana. Perdagangan efek
dimulai saat itu juga pada tgl 14 des 1912. Efek yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi
perusahaan perkebunan Belanda di Indonesia. pada tgl 11 jan 1925 Surabaya menyelenggarakan efek,
dan 1 agustus 1925 di semarang. Pada perang dunia II, bursa ditutup tgl 10 mei 1949.
SEJARAH
SEJARAH DAN STRUKTUR PASAR MODAL
DI INDONESIA
A. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada
abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den
Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal
Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat
Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan
Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun
1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia
yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber
dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut
terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi
dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar
midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernama Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan
milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan
pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti
pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950,
obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya
kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.
13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952,
setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar
efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak
Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan
1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan
hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama
dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal
ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga
mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga begara Belanda
meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya
hubungan Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya
aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang
Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi
Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk
memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk
semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di
Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Untuk merangsang perusahan
melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20%
selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain,
pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan
termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara lain
Pakto 27 tahun 1988 dan Pakdes 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24
Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumya
dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak
dilengkapinya persyaratan.
Kemudian berikut ni perkembangan pasar modal di Indonesia setelah dikeluarkannya
Pakdes 88, yaitu :
13 Juli 1992 bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi
bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.
22 Mei 1995 sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer
JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar
modal Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia :
JATS-NextG
STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
Jenis-jenis efek di
Pasar Modal Indonesia
Sekuritas Equitas di Indonesia dapat dipasarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang
merupakan peleburan BEJ dan BES pada 30 Nopember 2007. Di Indonesia, saham biasa
merupakan sekuritas yang terpenting dan paling dikenal. Oleh karenanya sebutan pasar
equitas seringkali dimengerti sebagai pasar saham dan sebutan saham seringkali
dimaksudkan sebagai saham biasa.
1) Saham Biasa (Common Stock) :
Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Pemegang saham memiliki hak suara proporsional pada berbagai keputusan perusahaan
pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemegang saham ini memiliki hak klaim
atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Laba perusahaan dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk Deviden (di Indonesia pembagian Deviden harus berdasarkan RUPS.
Jenis-jenis pembayaran Dividen :
1. Cash Dividen. Pada umumnya dividen dibagikan dalam bentuk Cash Dividend dan
besarnya dividen tidaklah dijamin.
2. Stock Dividen. Perusahaan dapat membagikan dividennya dalam bentuk saham baru
dan akan menambah jumlah kepemilikan saham pada pemilik saham lama.
3. Bonus Share. Saham bonus diberikan kepada pemilik saham seperti Stock Dividen.
Bedanya Stock Dividen diberikan kepada pemilik saham karena adanya keuntungan
perusahaan, sedangkan Bonus Share disebabkan karena agio saham.
Penerbitan saham baru menyebabkan terjadinya penurunan nilai nominal dan suatu ketika
harga turun di bawah nilai nominal. Dan kondisi sudah tidak menarik lagi bagi Investor.
Catatan :
Berdasarkan UU 40 tahun 2008 tentang perseroan terbatas, Bapepam-LK telah
mengeluarkan surat keputusan Nomor KEP- 179/BL/2008 Tentang Pokok-Pokok
Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas
dan Perusahaan Publik. Salah saru pokok yang di atus adalah dimungkinkan perusahaan
melakukan penerbitan saham tanpa nilai nominal.
2) Saham Preferen (Preferred Stock) :
Dividen saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dari waktu ke waktu.
Pembagian dividen saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemilik
saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik gabungan (Hybrid) antara saham
biasa dan obligasi (Mirip saham biasa karena menyatakan kepemilikan perusahaan,
membayar dividen dan diterbitkan tanpa jatuh tempo. Mirip obligasi karena sekuritas
menghasilkan pendapatan tetap). Di Indonesia saham ini tidak populer.
3) Bukti Right (Right) :
Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk
membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode
tertentu. Berdasarkan pengertian itu, maka saham ini dikenal dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD). Bukti Right diterbitkan melalui penawaran umum terbatas.
Keputusan penawarannya dilakukan melalui RUPS. Diperdagangkan dalam waktu
singkat dan hanya merupakan Hak (Bukan kuwajiban) bagi pemegang right.
4) Waran :
Waran juga merupakan hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Waran diperdagangkan dalam waktu jangka panjang (tahunan). Penjualannya
biasa bersamaan dengan obigasi atau saham.
B. Sekuritas Di Pasar Obligasi :
Sekuritas yang diperdagangkan di pasar obligasi di Indonesia adalah : obligasi
perusahaan, obligasi negara dan obligasi konversi. Obligasi dipasarkan di BEI, seperti
halnya sekuritas lainnya.
1) Obligasi (bond) :
Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran tetap
menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obigasi berisi kontrak antara investor sebagai
pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana, dimana peminjam dana wajib
membayar bunga reguler sesuai jadwal dan mengembalikan pokok pinjaman pada saat
jatuh tempo.
Obligasi dapat dibedakan menurut penerbitnya :
1. Obligasi Negara, Obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Di Amerika obligasi semacam ini disebut Treacury bonds (T-Bonds). Di Indonesia
obligasi yang diperdagangkan di BEI antara lain : obligasi negara seri Fixet rate, seri
variable rate dan seri zero coupon serta obligasi negara ritel. Dan yang paling tinggi
diperdagangkan adalah seri Fixet rate, seri variable rate.
2. Obligasi Perusahaan (Corporate bond), Obligasi yang diterbitkan pihak swasta dan
ditawarkan dalam bentuk mata uang Rupiah dan dolar Amerika.
Obligasi negara dan obligasi perusahaan memiliki karakteristik :
1. Nilai nominal (Nominal value atau face volue) atau nilai pari (par value). Nilai
nominalnya menunjukkan nilai rupiah. Nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai
saham. Di Indonesia denominasi Rp. 1 Juta.
2. Kupon (Coupon)
Nilai kupon ditetapkan dalam persen (%), nilai kupon juga boleh ditetapkan nol
(tidak membayar kupon : Zero coupon bond).
3. Jatuh Tempo (Maturity)
Pemegang obligasi akan menerima uang pokonya pada tanggal jatuh tempo sebesar
nilai nominalnya. Setelah diterbitkan, obligasi dapat diperdagangkan sampai sebelum
jatuh tempo antar investor di bursa efek pada harga yang bisa berbeda dengan nilai
nominalnya.
2). Obligasi Konversi (Convertible Bond) :
Obligasi konversi dapat ditukar dengan saham biasa dan mencantumkan persyaratan
untuk melakukan konversi dengan saham biasa mulai tanggal tertentu sampai dengan
jatuh tempo.
C. Sekuritas Di Pasar Derivatif :
Ada dua jenis sekuritas derivatif : kontrak berjangka dan kontrak opsi.
1) Kontrak berjangka (Future contract)
a) Kontrak berjangka komoditas : yang umumnya menggunakan under laying asset
merupakan aset riil berupa barang barang sebagai patokan harga (contoh : emas,
minyak, kopi, gula, dan kentang).
b) Kontrak berjangka finansial : yang umumnya menggunakan under laying asset dari
sebuah efek sebagai patokan harga, seperti saham atau indek saham.
2) Kontrak Opsi (Option Contract)
Kontrak Opsi adalah suatu perjanjian yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban
untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga dan lama waktu tertentu.
Ada dua jenis kontrak opsi :
1) Call Option
Pemilik call option memiliki hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli aset induk
atau aset acuan (under laying asset), pada harga tetap selama waktu tertentu.
2) Put Option
Pemilik put option memiliki hak, tetapi bukan kewajiban untuk menjual aset induk
atau aset acuan (under laying asset), pada harga tetap selama waktu tertentu.
Dalam kontrak opsi dikenal premi opsi (option premium) yang merupakan uang
jaminan di awal kontrak dan harga pelaksanaan (Strie price atau exercise price). Harga
pelaksanaan ada dua macam : 1). Gaya Amerika, dimana harga pelaksanaannya dilakukan
kapan saja sampai dengan dan termasuk tanggal berakhirnya kontrak, 2). Gaya Eropa,
dimana harga pelaksanaan hanya dapat dilakukan pada tanggal berakhir saja.
Di Indonesia kontrak opsi ditujukan pada opsi saham. Opsi saham yang
diperdagangkan di BEI adalah Kontrak Opsi Saham (KOS) dan pertama kali
deperdagangkan pada 6 Oktober 2004. KOS hanya bisa diperdagangkan pada saat jatuh
tempo atau hari berakhirnya setiap seri KOS pada setiap bulannya.
Di BEI tidak semua saham menjadi acuan KOS, tetapi saham yang memiliki tingkat
frekwensi perdagangan dan volatilitas harga yang tinggi serta mempunyai nilai kapitalitas
pasar yang cukup besar. Hingga tahun 2006 terdapat lima saham acuan :
a. PT Astra International Tbk
b. PT Bank Central Asia Tbk
c. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
d. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
e. PT H.M Sampurna Tbk.
Penilaian saham
Analisis teknikal Analisis fundamental
peralihan perdagangan
OBLIGASI
1
Eduardus Tandelilin. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA, 2001. hal. 39
2. Ultimate Control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan
tujuan perusahaan.
3. Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapatkan
pembagian hasil usaha perusahaan (dalam betuk dividen) dan sisa asset dalam proses
likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior disbanding pemegang
obligasi atau kreditur
Ciri-ciri saham istimewa / Preferen (Preferred Stock) adalah2 :
1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam
hal menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima
pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban
perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam
jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai
jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan
mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika
suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika
perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden
terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
2. Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham tersebut
diperdagangkan di bursa, sedangkan
2
http://peni.staff.gunadarma.ac.id
3. Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan.
Perhitungan :
Harga beli = Rp 1.200 x 1000 lbr = Rp 1.200.000
Biaya komisi = Rp 50.000
Harga Perolehan = Rp 1.250.000
Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150 per lembar
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150 = Rp 150.000
Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan
dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1%
Perhitungan :
- Harga Jual = 130% x 1000 lembar x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000
- Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- = Rp 13.000
- Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000
- Harga Perolehan = Rp 1.250.000 +
- Laba Penjualan Saham = Rp 37.000
3
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2. Saham Atas Nama (Registered Stocks) adalah orang yang memiliki (memegang) saham
tersebut. Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana
cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Ditinjau dari kinerja perdagangan
1. Blue Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya
mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan
dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
3. Growth Stocks
a. (Well Known)
Saham saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
b. (Lesser Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri
growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
4. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari
tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum.
B. OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan
emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap
kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Dengan kata lain, obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu
lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit
obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon
(coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi
dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi,
Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan,
atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo.
Penghasilan yang diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh
perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
4
Sekuritas penghasilan tetap merupakan sekuritas dengan penerbitnya (peminjam) setuju dengan
melakukan pembayaran penghasilan yang jumlahnya ditetapkan dalam kontrak. Sebagai contoh,
setiap enam bulan selama 10 tahun mendatang, penerbit (issuer) setuju untuk membayar $50.
Contoh lainnya adalah sekuritas yang penerbit setuju untuk melakukan pembayaran berdasarkan
suku bunga sertifikat depositoenam bulan. Dalam contoh ini suku bunga akan berfluktuasi setiap
enam bulan tergantung sertifikat deposito enam bulan. Namun, sekuritas ini tetap tergolong
sekuritas penghasilan tetap karena jumlah yang tertera pada kontrakbersifat tetap. Investor tidak
dapat penghasilan yang lebih besar ataupun yang lebih kecil dari yang tertera pada kontrak
(kecuali jika penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya).
Sekuritas penghasilan tetap dibedakan menjadi dua jenis: kewajiban hutang (debt obligation) dan
ekuitas (equity). Dalam kewajiban hutang, peminjam melakukan pembayaran bunga berkala.
Ketidak mampuan membayar bunga sesuai ketetapan umum, kewajiban hutang pada buku ini
akan disebut obligasi. Kebalikan dari kewajiban hutang, saham preferen merupakan instrumen
ekuitas dimana pemegang sekuritas akan memperoleh penghasilan dividen.
4
Frank J. Fabozzi. Manajemen Investasi buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2000. hal. 507
Ciri utama setiap obligasi adalah jangka waktu jatuh tempo (maturitas), yang merupakan
tanggal peminjam harus melunasi seluruh jumlah yang dipinjam. Dalam praktiknya, istilah jatuh
tempo dan maturitas akan digunakan secara bergantian untuk menunjukkan sisa usia dari
obligasi. Namun secara teknis, maturitas menunjukan tanggal pelunasan harus dilunasi,
sedangkan jangka waktu jatuh tempo mengacu pada jumlah tahun yang tersisa hingga tanggal
maturitas.
Jumlah yang disetujui untuk dibayarkan peminjam pada jangka jatuh tempo disebut nilai
pari nilai maturitas atau nilai unjuk/nilai nominal. Kupon obligasi merupakan pembayaran bunga
periodik yang diberikan kepada pemegang obligasi sepanjang usia obligasi.
5
Frank J. Fabozzi. Manajemen Investasi buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2000. hal. 512
a. Obligasi pemerintah. Contoh : ORI
b. Obligasi perusahaan milik Negara. Contoh : penerbit obligasinya adalah BTN,
Bapindo, PLN, jasa marga.
c. Obligasi perusahaan swasta. Contoh : penerbit obligasinya adalah Astra Internasional,
Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada.
2. Dipandang dari sistem pembayaran bunga, obigasi dibagi dua jenis sebagai berikut:
a. Obligasi kupon (Zero Coupon Bonds) : obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh
tempo.
b. Obligasi tanpa kupon (Coupon Bonds) : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3. Dipandang dari segi tingkat bunga, ada 3 jenis obligasi sebagai berikut :
a. Obligasi dengan bunga tetap (Fixed Coupon Bonds) : obligasi dengan tingkat kupon
bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
b. Obligasi dengan bunga mengambang (Floating Coupon Bonds) : obligasi dengan
tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan
suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c. Obligasi dengan bunga camuran (Mixed rate bond) : obligasi jenis ini merupakan
gabungan dari obligasi dengan bunga tetap dan dengan bunga mengambang. Bunga
tetap ini ditetapkan untuk periode tertent biasanya pada periode awal dan selanjutnya
bunganya mengambang.
4. Dipandang dari segi jaminan atau kolateralnya ada 2 jenis obligasi, antara lain:
a. Obligasi dengan jaminan (Secured Bond) : obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
b. Obligasi tanpa jaminan (Unsecured Bonds) : obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dipandang dari segi perhitungan imbal hasil ada 2 jenis obligasi, yaitu:
a. Obligasi konvensi (Konvensional Bonds) : obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
b. Obligasi syariah (Syariah Bonds) : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam
obligasi syariah, yaitu:
1. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
2. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
(Robbert Ang, 1997 : 8.8)
C. PERBEDAAN SAHAM DAN OBLIGASI
Saat ini di Indonesia saham ditransaksikan oleh Perusahaan Efek melalui bursa efek dan
sudah mencapai nilai transaksi harian yang cukup tinggi sehingga terbentuknya harga saham
sudah relatif wajar dan teratur karena mekanisme transaksinya berupa lelang. Sedangkan obligasi
sebagian besar ditransaksikan lewat OTC sehingga pembentukan harganya belum transparan.
Perbedaan Saham dan Obligasi, yaitu :
Obligasi Saham
a. Jenis aktiva Jangka pendek / panjang Jangka panjang
b. Risiko aktiva Relatif kecil Relatif besar dan tidak pasti
c. Siklus bisnis Stabil Fluktuatif
d. Jangka waktu Terbatas Tidak terbatas
e. Keuntungan Suku bunga / kupon Deviden dan capital gain
f. Pajak Bunga dibayarkan Pajak ditetapkan sebelum deviden
sebagai pengurang pajak dibayarkan
g. Hak suara Tidak berhak dalam Berhak dalam RUPS
RUPS
Proses Penawaran Umum Saham dan Obligasi
MASA PERSIAPAN:
Proses IPO
MASA PENAWARAN
1. Manajemen memutuskan go public
2. Mengadakan RUPS(persetujuan go
public, penambahan ADART) 1. Mempublikasikan prospectus (setiap pernyataan
3. Pencarian penjamin emisi, lembaga
penunjang, dan profesi penunjang yang dicetak atau informasi yang digunakan
4. Mengubah ADART(Anggaran untuk penawaran efek denagn maksud
Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga) perusahaan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau
5. Mempersiapkan kelengkapan memeperdagangkan efek)
dokumen emisi
6. Penandatanganan perjanjian emisi 2. Melakukan penawaran perdana
7. Untuk penawaran efek bersifat 3. Penjatahan efek
hutang, harus mendapat peringkat
dari lembaga pemeringkat 4. Refund:pengembalian uang investor
8. Mengajukan pernyataan go public
pada Bappepam-LK
MASA PENCATATAN
9. Kontrak pendahuluan dgn bursa
efek
Listing fee:biaya pencatatan di bursa yg
besarnya antara Rp 10juta-Rp 100juta
KEWAJIBAN SETELAH GO PUBLIC Langkah:
1. Emiten mengajukan permohonan
pencatatan efek di BEI.
2. Bursa melakukan evaluasi berdasarkan
1. Menerbitkan laporan tahunan
pencatatan.
2. Membayar biaya go public, listing fee&
3. jika memenuhi persyaratan bursa
annual fee
memberikan surat persetujuan pencatatan.
3. Mengadakan RUPS
4. Emiten membayar listing fee.
4. Membentuk corporate secretary
5. Bursa mengumumkan pencatatan efek di
(sekertariat perusahaan).
papan perdagangan elektronik bursa
6. Efekmulai tercatat dan dapat
diperdagangkan di BEI.
PENAWARAN UMUM PERDANA (IPO)
A. PENGERTIAN PENAWARAN UMUM
Dalam pasar finansial, initial public offering (IPO) (bahasa Indonesia: penawaran umum
perdana) adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum.
Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum (emisi/go public/initial public offering)
adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham
pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan
merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang
pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus.
Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika
relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan
kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor.
B. MANFAAT PENAWARAN UMUM
Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan, di antaranya :
1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru.
2. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan Usaha.
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.
4. Peningkatan Kemarnpuan Going Concern.
5. Meningkatkan Citra Perusahaan
6. Meningkatkan Nilai Perusahaan
Manfaat Penawaran Umum Saham, diantaranya:
1. Dapat mempoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2. Biaya go public relatif murah.
3. Proses relatif mudah.
4. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan.
5. Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen.
6. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk
meningkatkan profesionalisme.
7. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham
perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan social.
8. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi).
9. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.
Manfaat Penawaran Umum Obligasi, antara lain:
1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2. Biaya relatif murah.
3. Proses relatif mudah.
4. Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya peningkatan
profesionalisme.
5. Emiten akan lebih dikenal masyarakat.
6. Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan, dengan jangka
waktu sekurang kurangnya 3 tahun.
7. Bisa menggunakan jasa Penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity Ratio (DER)
Emiten tinggi.
8. Pembayaran tingkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga tetap dan atau
dengan tingkat bunga mengambang.
C. TUJUAN PENAWARAN UMUM
Tujuan dari Penawaran Umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah :
1. Perluasan usaha.
2. Memperbaiki atau mengoptimalkan struktur keuangan dan permodalan.
3. Menimbulkan rasa kepemilikan (sense of belonging) dari stakeholder.
4. Menjaga kelangsungan usaha dari kemungkinan perpecahan antar founders.
5. Meningkatkan produktifitas karyawan.
6. Meningkatkan profesionalisme manajemen.
7. Meningkatkan company image dan company value.
D. KONSEKUENSI PENAWARAN UMUM
1. Berbagi Kepemilikan
Hal ini dapat diartikan bahwa prosentase kepemilikan akan berkurang. Banyak
perusahaan yang hendak gopub/icmerasa enggan karena khawatir akan kehilangan
kontrol/kendali perusahaan. Sebenarnya ha1 ini tidak perlu dikhawatirkan karena jumlah
minimum saham yang dipersyaratkan untuk dijual kepada publik rnelalui proses
Penawaran Umum (Initial Public Offering/IPO) tidak akan mengurangi kemampuan
pemegang saham pendiri untuk tetap dapat mempertahankan kendali perusahaan.
2. Mematuhi Peraturan Pasar Modal yang Berlaku
Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua ketentuan tersebut
pada dasarnya justru akan mernbantu perusahaan untuk dapat berkembang dengan cara
yang baik di masa mendatang. Para pemegang saham, pendiri dan manajemen perusahaan
tidak perlu khawatir dengan berbagai pemenuhan peraturan tersebut karena cukup banyak
pihak profesional yang dapat dimanfaatkan jasanya untuk membantu.
Konsekuensi Penawaran Umum Saham:
1. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure).
2. Keharusan untuk mengikuti peraturan peraturan Pasar Modal mengenai kewajiban
pelaporan.
3. Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal.
4. Kewajiban membayar dividen.
5. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi:
1. Harus menunjuk Wali Amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang obligasi.
2. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund).
3. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah
ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat.
4. Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perubahan yang terjadi yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaan Emiten.
Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang harus disiapkan
oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat berjalan lancar sesuai dengan
perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan internal dan eksternal. Perencanaan
internal dilakukan dengan membuat kesepakatan dengan pemegang saham dan manajemen.
Perencanaan eksternal dilakukan dengan menjalin kerja dengan lembaga-lembaga penunjang
dan Bapepam.
Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum
Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahap berikut:
1. Tahap persiapan
a. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public.
b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang saham
dan peruanahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu
menyiapkan kelengkapan dokumen :
1) Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan membantu emiten
dalam proses emisi.
2) Profesi penunjang :
a) Akuntan Publik (auditor independen) untuk melakukan audit atas
laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
b) Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion).
c) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar (sound value) dari aktiva
tetap.
d) Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membat
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penewaran umum dan juga
notulen-notulen rapat.
3) Lembaga penunjang :
a) Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang
oblogasi (unuk emisi obligasi).
b) Penanggung (guarantor).
c) Biro Administrasi Efek (BAE).
4) Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).
a) Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
b) Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan
dicatatkan.
c) Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.
d) Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat utang,
terlebih dahulu harus memperoleh peringkat dari Lembaga Peringkat
Efek.
e) Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-dokumennya
kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di
BAPEPAM.
2. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga
BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham
tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-
kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham dilepas ke pasar perdana sebanyak 100
juta saham sementara yang ingin dibeli seluuh investor berjumlah 150 juta saham.
Jika invstor tidak mendapatkan sham pada pasar perdana, maka investor tersebut
dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham dipasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di bursa efek, di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
a. Persyaratan Pencatatan Saham di BEI
Papan Utama
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada)
memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki
Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp
100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).
5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham
Minoritas (minority shareholders) setelah Penawaran Umum atau
perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35%
dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan:
a. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran
umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah
pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
b. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan
publik, maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
c. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
b. Papan Pengembangan
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup
minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim
terakir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan
keuntugan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
a. Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di
bursa.
b. Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang
sesuai dengan sifanya usahanya memerlukan waku yang
cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebuban tanaman keras, konsensi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya pada akhir
tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha
dan laba bersih.
6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima
puluh juta) saham tau 35% dari modal disetor (mana yang lebih
kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
a. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran
umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah
pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
b. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan
publik, maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
c. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).
Proses pencatatan efek di BEI, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh Bapepam dan
emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan penawaran umum, maka:
1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan
pencatatan efek di BEI;
2. BEI melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;
3. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEI memberikan surat persetujuan pencatatan;
4. Emiten membayar biaya pencatatan;
5. BEI mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;
6. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.
TINDAKAN
VOLUNTARY
CORPORATE ACTION KORPORASI WAJIB
merupakan aktifitas
emiten yang dapat
memerlukan instruksi/ respon mempengaruhi baik Tindakan korporasi yang
dari Pemegang Rekening/ tidak memerlukan Tindakan
Investor untuk melakukan jumlah saham yang
Tindakan korporasi beredar ataupun harga atau instruksi dari Pemegang
(Pemenuhan Hak Pemodal) Rekening yang akan
yang bergerak di pasar.
mendapatkan hak CA
1. Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) 1. Pembayaran Bunga Obligasi
dan 2. Pembayaran Pokok Obligasi
3. Dividen Tunai
Waran. 4. Dividen Saham
2. proxy voting 5. Distribusi Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD).
6. Saham Bonus.
7. Distribusi Waran.
8. Mandatory Conversion
a. merger dan Akuisisi
b. Stock Split/Reverse Split
Paasche
IHSG =
x
IHS= Ht : H0 x
100%
100 IHSG =
x
100%
laspeyers
IHSG =
x 100
Indeks harga saham :
merupakan perbandingan Gabungan dari %
harga saham sekarang
seluruh angka IHS
dengan waktu dasar
IHSG Tertimbang:
memperhitungkan
IHSG bobot saham
Tindakan Korporasi
Analisa Kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk menilai prospek industri di masa
yang akan datang. Aspek-aspek kualitatif tersebut :
1. Kinerja
2. Historis
3. Kebijakan Pemerintah
4. Perubahan Struktural
2. Rasio Aktivitas (Activity ratios) adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam
memanfaatkan asset-aset yang dimilikinya :
5. Rasio Pasar (Market ratios), menujukkan informasi penting dari perusahaan yang
diungkapkan dalam bentuk kinerja saham.
IX. ANALISA TEKNIKAL
Dalam belajar tentang saham, hal penting dan harus dipelajari agar dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal adalah dengan menguasai analisis saham, macamnya diantaranya
adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi
perubahan harga saham untuk memantapkan keputusan dalam berinvestasi. Analisis
Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana
proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu
analisis teknikal merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang
berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997).
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar)
dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lampau.
Meskipun demikian. analisis teknikal tidak terbatas dapat dilakukan pada saham saja, analisis
teknikal dapat pula dilakukan untuk memprediksi harga suatu komoditi maupun mata uang asing
(Fernandez-Rodriguez dkk, 2000). Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk
memperkirakan suatu harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh
keuntungan yang lebih dari biasanya (excessive return) dengan mengamati tren pergerakan harga
saham.
Jenis trader :
- Day trader. Trader yang menggunakan rentang waktu paling cepat. Day trader jarang
membiarkan sebuah posisi menginap. Ia membuka dan menutup transaksinya dalam
hitungan menit hingga beberapa jam. Para day trader menggunakan grafik dengan rentang
waktu kecil, yaitu grafik 3 menitan, hingga grafik 4 jam.
- Swing Trader. Trader yang menggunakan grafik harian (daily chart). Mereka membuka dan
menutup transaksi dalam rentang waktu satu hari hingga beberapa hari, atau bahkan
beberapa minggu. Grafik utama yang digunakan adalah grafik harian, namun swing trader
juga seringkali menggunakan grafik 4 jam-an (four hours chart).
- Position Trader. Position trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu
hingga enam bulan. Grafik yang digunakan oleh para position trader adalah grafik mingguan
(weekly chart).
Day trader dan swing trader cocok untuk para trader yang menginginkan penghasilan
rutindan siap menghadapi volatilitas market (naik turunnya harga secara singkat). Position
trader cocok untuk trader yang tidak mempunyai waktu banyak untuk mengamati pergerakan
harian market.
PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :
JENIS CHART
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data harga
digambarkan dalam bentuk grafik. Jenis grafiknya, antara lain:
1. Line chart (garis)
2. Bar chart (batang)
3. Candle chart atau candlestick chart (lilin)
Grafik Line chart hanya memuat data harga penutupan. Sedangkan Bar chart
dan Candlestick chart hampir mirip karena memuat harga pembukaan, harga
penutupan, harga tertinggi dan terendah. Namun, Grafik Candlestick lebih mudah
dibaca, karena bisa menggunakan warna. Selain itu, Candlestick juga mampu
menampilkan psikologi pasar dengan lebih mudah.
3. Trend
Di semua instrument finansial, harga bisa bergerak secara trending atau trading.
Trending, harga bergerak menurut kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa uptrend,
dimana harga memiliki kecenderungan untuk naik. Atau downtrend, dimana harga
cenderung terus turun.
Trading, harga bergerak bolak-balik dalam range sempit (sideways). Bila, dilihat di
grafik, terlihat datar (flat).
Untuk mengidentifikasi trend dengan mudah, dapat menggambar menggunakan menggunakan
tool gambar yang tersedia di platform tranding, yaitu TREND LINE. Uptrend dibuat dengan
menghubungkandua buah titik support (batas bawah). Sedangkan downtrend dibuat dengan
menghubungkan dua buah titik resistance (batas atas). Bila harga menembus trend line, maka
dapat diindikasikan kalau harga akan membentuk trend baru.
Trend bisa bebeda kalau dilihat dari time frame yang berbeda. Seperti yang dijelaskan dalam
Dow Theory, harga bisa memiliki Primary Trend, Secondary Trend, dan Minor Trend. Misalnya
sekarang harga terlihat sudah murah, dan terlihat ada tanda-tanda pasar mulai naik.
Saat dilihat dalam time frame yang lebih panjang, dapat dilihat market berada dalam situasi
konsolidasi (datar).
Tapi dengan melihat dalam time frame yang lebih panjang lagi, dapat dilihat market masih
bearish dan bisa turun lagi.
Dalam contoh di atas, Primary trend yang terjadi adalah bearish (downtrend), sedangkan
Secondary trend adalah datar (sideways), dan Minor trend yang terjadi adalah bullish (uptrend).
Hal ini berkaitan dengan periode waktu dalam Chart yang dipakai. Umumnya di dalam setiap
platform trading, dapat melihat chart dalam periode 1 menit (M1), 5 menit (M2), 15 menit
(M15), 30 menit (M30), 1 jam (H1), 4 jam (H4), 1 hari (Daily), 1 minggu (W1), atau Monthly
(MN).
Support adalah tingkat harga dimana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya
harga tidak jatuh lebih dalam. Saat menyentuh support ini harga seperti membal kembali. Jika
support ini tembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan titik
support baru.
Sedangkan, Resistance adalah kebalikan dari support. Resistance adalah level dimana aksi jual
cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik lagi. Jika resistance tembus (breakout)
harga akan mencari resistance berikutnya.
Support dan resistance sangat penting terutama untuk menentukan titik take profit dan
stop loss. Support dan resistance adalah level-level kritis yang merupakan level psikologis para
pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk membeli ataupun menjual instrument finansial
mereka.
Biasanya support dan resistance terbentuk dari harga terendah dan tertinggi harga mata
uang sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar berikut:
Pada garis di bagian tengah di atas, terbentuk resistance, namun setelah resistance tembus, garis
tersebut kemudian berubah menjadi level support yang baru. Demikian juga kalau terdapat level
support, jika tembus, garis tersebut akan menjadi level resistance yang baru.
Support dan resistance tidak melulu harus berupa garis mendatar. Bisa juga berupa garis
miring seperti trend line. Di dalam contoh di atas, trend line berperan sebagai level support (lihat
dua lingkaran bawah). Perubahan trend ditunjukkan oleh harga yang menembus trend line.
Kemudian trend line menjadi level resistance (ditunjukkan di lingkaran atas).
5. Pola-Pola Khusus
Beberapa kategori dalam pergerakan harga :
1. Pola Kontinuitas
Harga bergerak menurut trend yang cukup jelas dalam waktu cukup lama.
a. Price Channel
Pola ini terjadi apabila harga bergerak di dalam batas trend line atas dan bawah. Trend
line ini sejajar satu sama lain. Sesuai arahnnya, ada tiga macam price channel :
1. Uptrend Channel
2. Downtrend channel
3. Sideways channel
Ketika harga menyentuh garis atas dapat di gunakan sebagai sinyal jual dan garis bawah
sebagai sinyal beli
b. Wedge
Pola kontinuitas mirip dengan price channel, bedanya trend line tidak sejajar, tetapi
meruncing. Tergantung arahnya bila bullish (ke atas) dinamakan Rising Wedge
sedangkan bila bearish (ke bawah) dinamakan Falling Wedge.
2. Pola Konsolidasi
Harga bergerak dalam range sempit dan cenderung dalam waktu tidak terlalu lama sebelum
memutuskan melanjutkan trend yang sudah terjadi sebelumnya
a. Flag
Pola pergerakan harga yang bergerak di kisaran sempit,menunjukkan pola konsolidasi
sebelum trend yang terjadi berlanjut.
Ciri khas pola Flag adalah:
1. Harga bergerak diantara price channel
2. Pergerakannya melawan trend yang terjadi sebelumnya
3. Volume transaksi menurun drastis
b. Triangle
Pola harga sideway yang berbentuk segitga , dimana kedua trend bergerak saling
mendekati dan diikuti oleh harga yang sederetan lower high atau high low. Triangle
memiliki banyak diantaranya symetris, ascending dan descending yang berbeda dari sisi
klasifikasinya.
Pada pola ini terdapat 3 bagian :
1. Symetrical Triangel
Merupakan formasi yang sifatnya netral atau tidak memiliki kecondongan terhadap
keberlanjutan suatu trend yang ada.
Pola ini terjadi apabila harga sulit sekali menembus level resistance sehingga pergerakan
harga memusat ke leve resistance.
3. Descending Triangles (Segitiga Menurun )
Pola ini terjadi di pengaruhi sinyal bearish tanpa pernah di pengaruhi oleh tren yang
mengiringinya.
3. Bentuk Candlestick
Selain grafik garis untuk menunjukan harga, para trader juga banyak yang
menggunakan Candlestick chart (grafik lilin). Jenis chart ini ditemukan pedagang beras di
Jepang pada abad 18. Candlestick umumnya digunakan untuk trading jangka pendek,
sehingga lebih cocok digunakan oleh trader. Kelebihan camdlestick ini adalah mampu
menampilkan psikolog pasar.
Candlestick chart ini mampu menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga
tertinggi, dan harga terendah. Bentuk Candlestick terlihat seperi sebuah bar dengan bentuk
khusus (lihat gambar dibawah ini). Ada dua warna yang digunakan, misalnya biru dan
merah atau putih dan hitam.
Candlestick berwarna putih/hijau menunjukan harga penutupan lebih tinggi dari harga
pembukaan (positif), sedangkan warna hitam/merah adalah sebaliknya (negatif).
a. Pola Netral
Candlestick yang membentuk pola netral artinya adalah bila candlestick ini muncul, trend
yang terjadi sulit diperkirakan, apakah bulish atau bearish.
1. Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila ada body pendek di tengah shadow yang tidak terlalu panjang.
Bentuk ini menunjukkan terjadi fluktuasi dalam kisaran sempit. Pasar sedang berusaha
melakukan konsolidasi
Bila terjadi pola spinning top terus-menerus, sebaiknya Anda melakukan trading jangka
pendek atau wait and see.
b. Pola Kontinuitas
Candlestick yang membentuk pola kontinuitas artinya adalah bila candlestick ini muncul,
trend yang terjadi di perkirakan akan terus berlanjut.
Bentuk candle seperti gambar di bawah ini (Black Candle and White Candle) juga bisa
dilihat sebagai pola kontinuitas bullish atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat
Marobozu.
2. Marubozu
Bentuk candle ini terjadi hila ada body penuh tanpa shadow, Bentuk ini mengindikasikan
pasar yang sangat yakin (confident). Biasanya trend yang terjadi akan berlanjut (bullish
atau bearish).
Ada dua hal yang memperkuat trend yang sedang terjadi, yaitu apabila Marubozu, Black
and White Candle diikuti oleh :
1. Body yg panjang. Semakin panjang body, menunjukkan bahwa trader sangat yakin
pada tindakannya.
2. Volume yang besar Volume yang tinggi juga menunjukkan bahwa trader sangat
yakin tindakannya, sehingga melakukan transaksi dengan jumlah yang massif.
c. Pola Reversal
Candlestick yang membentuk pola reversal artinya bila candlestick ini muncul, trend
yang terjadi diperkirakan akan berbalik.
1. Doji
Bentuk candle ini adalah pola reversal yang paling sering dan paling gampang ditemui,
yaitu tipe candlestick di mana harga pembukaan sama atau hampir sama dengan harga
penutupan, sehingga hanya terlihat garis tipis di tengan shadow. Ada beberapa bentuk
Doji.
Doji Berkaki Panjang
Doji berkaki panjang memiliki bayangan atas dan bawah yang panjang dengan ukur-an
yang kurang lebih sama. Doji ini merefleksikan besarnya keragu-raguan pasar. Doji ber-
kaki panjang mengindikasikan bahwa harga ditransaksikan bebas di atas dan di bawah
level sesi pembukaan, tetapi ditutup secara jelas sama dengan pembukaannya. Setelah
sejumlah besar sorakan dan teriakan, hasil akhirnya menunjukkan hanya suatu perubahan
kecil dari pembukaan awalnya. Doji biasanya menunjukan adanya pergantian trend, baik
bullish atau bearish. Jadi perlu waspada jika mendapati adanya Doji.
Doji capung terbentuk ketika harga pembukaan, tertinggi, dan penutupan sama, se-
dangkan harga terendah membentuk bayangan bawah panjang. Candlestick yang
dihasilkan terlihar seprti huruf T dengan bayangan bawah panjang dan tanpa bayangan
atas. Doji capung mengindikaasikan bahwa penjual mendominasi perdagangan dan
menarik haraga lebih rendah selama sesi. Pada akhir sese, pembeli kembalai muncul dan
mendorong harga balik ke atas kea rah level pembukaan dan sesi tinggi.
Waspada muncul di dahului oleh body penuh (Marubozu). Hal ini menunjukkan tekanan
jual atau beli sudah jauh berkuang dan kini adalah saatnya pembalikan arah. Konfirmasi
jadi tidaknya pola pembalikan trend harus dilihat pada bentuk candlestick selanjutnya.
Contoh Doji
Semuanya bisa digunakan sebagai indikasi reversal ( pembalikan arah trend). Masing-
masing bentuk candle tersebut terlihat pada gambar dibawah. Ciri khasnya adalah
shadow cuma satu.
Hammer Hanging Man atau Palu dan Orang Menggantung
Palu dan Orang Menggantung secara pasti nampak sama, tetapi memiliki implikasi yang
berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Keduanya memiliki body riil kecil
(hitam atau putih), bayangan bawah panjang dan bayangan atas pendek atau tanpa
bayangan atas. Sebagaimana halnya dengan sebagian besar formasi candlestick tunggal
atau ganda, Palu dan Orang Menggantung memerlukan konfirmasi sebelum gerakannya
Palu adalah suatu pola pembalikan bullish yang terbentuk setelah penurunan. Seba-gai
tambahan pada potensi pembalikan tren, palu dapat menandai dasar atau level support.
Setelah suatu penurunan, palu memberi sinyal kebangkitan bullish. Titik rendah dari
bayang-an bawah panjang mengimplikasikan bahwa penjual menarik harga-harga lebih
rendah sela-ma sesi. Namun demikian, akhir yang kuat mengindikasikan bahwa para
pembeli mendapat-kan kembali pijakannya untuk mengakhiri sesi dengan catatan kuat.
Meskipun hal ini nam-pak sudah cukup untuk melakukan aksi, palu memerlukan
konfirmasi bullish lebih lanjut. Titik rendah palu menunjukkan bahwa banyak sekali
penjual yang tersisa. Tekanan beli lebih lanjut (dan lebih disukai pada volume yang
meningkat) diperlukan sebelum beraksi. Informasi semacam ini dapat berasal dari adanya
gap ke atas atau candlestick putih panjang. Palu serupa dengan klimaks penjualan dan
volume yang besar dapat bertindak sebagai pen-dukung validitas pembalikan.
Orang Menggantung adalah pola pembalikan bearish yang juga dapat menandai pun-cak
atau level resistance. Terbentuk setalah suatu kenaikan, Orang Menggantung memberi si-
nyal bahwa tekanan jual mulai meningkat. Titik rendah dari bayangan bawah panjang
meng-konfirmasi bahwa para penjual telah menekan harga-harga lebih rendah selama
sesi. Meski bulls mendapatkan kembali pijakannya dan menarik harga-harga lebih tinggi
ke titik akhir, penampakan dari tekanan jual menaikkan bendera kuning. Seperti halnya
dengan Palu, suatu Orang Menggantung memerlukan konfirmasi bearish sebelum
tindakan. Konfirmasi se-macam ini dapat berasal dari adanya gap ke bawah atau
candlestick hitam panjang di atas vo-lume yang besar.
Inverted Hammer and Shooting star atau Palu Terbalik dan Shooting Star
Inverted Hammer dan Shooting Star nampak persis sama tetapi mempunyai implikasi
yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick memiliki
body riil kecil (hitam atau putih), bayangan atas panjang dan bayangan bawah kecil atau
tanpa bayangan bawah. Candlestick ini menandai potensi pembalikan tren, tetapi
memerlukan kon-firmasi sebelum tindakan
Shooting Star adalah pola pembalikan bearish yang terbentuk setelah suatu kenaikan dan
berada dalam posisi bintang, sesuai namanya. Suatu Shooting Star dapat menandai
pembalikan tren potensial atau level resistance. Candlestick ini terbentuk ketika harga
membuat gap lebih tinggi pada pembukaan, naik selama sesi, dan sedikit lebih tinggi.
Candlestick yang dihasilkan memiliki bayangan atas panjang dan body hitam atau putih
yang kecil. Setelah kenaikan yang besar (bayangan atas), kemampuan bears untuk
memaksa harga-harga turun telah menaikkan bendera kuning. Untuk mengindikasikan
pembalikan substansial, bayangan atas harus relatif panjang dan setidaknya 2 kali
panjang dari body. Konfirmasi bearish dibutuhkan setelah adanya Shooting Star dan
dapat mengambil bentuk gap ke bawah atau candle-stick hitam panjang di atas volume
yang besar.
Inverted Hammer terlihat sama persis seperti Shooting Star, tetapi terbentuk setelah suatu
penurunan atau tren turun. Palu Terbalik mencerminkan potensi pembalikan tren atau
level support. Setelah suatu penurunan, bayangan atas panjang mengindikasikan tekanan
beli sela-ma sesi. Namun demikian, bulls tidak dapat menahan tekanan beli ini dan harga
ditutup se-dikit berbeda dari titik tingginya untuk membentuk bayangan atas panjang.
Karena kegagal-an ini, konfirmasi bullish diperlukan sebelum tindakan. Suatu Palu
Terbalik yang diikuti oleh gap ke atas atau candlestick putih panjang dengan volume
besar dapat bertindak sebagai kon-firmasi bullish.
d. Pola Lainnya
Pola khusus candlestick yang perlu diperhatikan adalah Gap atau sering disebut juga
sebagai Window. Gap terjadi bila harga membuat jarak (gap) dibandingkan penutupan
sebelumnya. Singkatnya harga melakukan lompat kodok. Biasanya gap terjadi pada awal
trading baru setelah pasar tutup. Misalnya sebuah perusahaan dirumorkan mencatat
kenaikan pendapatan signifikan, keesokan harinya harga sahamnya langsung melompat
karena investor mengantisipasinya. Bila lompat naik disebut Gap Up, sedangkan bila turun
disebut Gap down.
Adanya gap menunjukkan bahwa tidak ada transaksi di dalam area harga tersebut. Ada sisi
psikolog di dalam gap tersebut :
1. Pasar sangat optimis sehingga menimbulkan gap. Sebagai contoh di dalam kasus Gap
Up, trader nekat membeli di harga yang jauh lebih tinggi.
2. Bila transaksi terjadi dalam jumlah transaksi yang besar, gap bisa menjadi level support
atau resistance yang kuat.
3. Bila level support atau resistance ini tembus, maka harga akan cenderung berusaha
menutupi area kosong ( fill the gap).
4. Kecenderungan lain yang terjadi adalah setelah are kosong terisi, harga biasanya
membal kembali dan melanjutkan rally searah dengan gap yang semula terbuka
e. Pengertian Indicator
Indikator analisis teknikal adalah formula matematis yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan trading. Indikator tersebut sangat berguna untuk memberikan
informasi mengenai trend,volume,dan lain sebagainya, termasuk memberikan sinyal jual
atau beli. Saat ini ada banya indikator yang digunakan oleh para trader. Bahkan setiap saat
selalu muncul trader baru atau varian dari indikator yang sudah ada.
Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah market saat ini uptrend atau
downtrend,dapat juga digunakan untuk mengetahui kekuatan trend. Biasana indikator
unutk mengetahui trend grafiknya menempel pada chart
ADX Bollinger Bands
CCI
Moving Average
Parabolic SAR
Standard Deviation
b. Indikator yang bersifat oscilator
Indikator ini memiliki nilai tersendiri dalam suatu range tertentu dan biasanya tidak
menempel pada chart. Indikator ini dapat digunakan untuk menentukan kapan masuk atau
keluar dari pasar.
ATR
Bears Power
Bulls Power
DeMarket
Envelopes
Force Index
Ichimku Kinkyo Hyo
MACD
Momentum
MA of Oscillators
RSI
Relative Vigor Index
Stochastic Oscillators
William %R
e. Indikator lainnya
Beberapa indikator lain yang ada.
Pivot point
Heiken Ashi
Ultimate Oscillator
Price Rate of Change
Aroon Oscillator
Chaikin Oscillator
Chaikin Money Flow
Price and Volume trend
GMMA
TRIX
Zig Zag
2. Indikator-indikator umum
a. Bolinger Bands
Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang memiliki tiga garis utama yang
bergerak mengikuti rata-rata pergerakan harga sepanjang periode tertentu. Garis utama
Bollinger Bands yang diberada di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok
ukur merupakan garis rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana
(simple moving average). Sementara dua garis lainnya ditempatkan pada bagian atas
dan bawah (upper & lower band) dihitung berdasarkan +/- 2 standar deviasi dari garis
rata-rata (MA).Bollinger Bands digunakan untuk mengetahui volatilitas suatu harga.
Bollinger Bands akan melebar saat harga bergerak fluktuatif, sedangkan akan
menyempit bila harga bertindak relatif datar.
Beberapa tips dalam menggunakan Bollinger Bands:
1. Harga selalu berada di antara garis atas dan bawah. Trader dapat trading diantara
range harga ini.
2. Biasanya harga bergerak dari band yang satu ke band yang lain. Trader bisa
menggunakan garis tengah sebagai patokan. Misalkan, harga dari band bawah
menembuh garis tengah,trader bisa pasang posisi beli. Bila sebaliknya harga dari
band atas menembus garis tengah,trader bisa memasang posisi jual.
3. Bila Bollinger Bands menyempit,pasar sedang sideways,sebaiknya trader
menghindari masuk. Tunggu sampai Bollinger Bands melebar lagi.
4. Setelah Bollinger Bands menyempit cukup lama,ada kemungkinan harga akan
bergerak drastis.
5. Ketika harga bergerak keluar dari garis atas atau bawah,ada kemungkinan cukup
besar pergerakan harga tersebut akan berlanjut.
c. Moving Average
Moving average sering disingkat MA, adalah indikator yang populer di kalangan trader.
Indikator ini menghitung pergerakan rata-rata dari suatu instrumen finansial dalam suatu
rentang waktu , misalnya dalam waktu 5 hari, 20 hari, atau 100 hari. Misalnya data
harga sampai 5 hari yang lalu dijumlah, kemudian hasilnya dibagi 5. Hasilnya adalah
suatu garis rata-rata (simple moving average) yang digambar beserta dengan grafik
harga.
Ada beberapa variasi MA yang digunakan dalam analisis teknikal, yaitu:
Simple Moving Average (SMA)
Linear Weighted Moving Average (WMA)
Exponential Moving Average (EMA)
Smoothed Moving Average
Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di tingkat
sensivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut, karena cara perhitungan
yang berbeda. Kalau SMA hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakansistem
pembobotan. Data dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.
Moving average dapat digunakan untuk berbagai hal, yaitu:
Mengidentifikasi trend sekarang
Mengetahui pembalikan arah
Menentukan level support dan resistance
Di dalam penggunaan Moving average bisa menggunakan lebih dari satu MA. Apabila
menggunakan 1 MA.
Untuk mengetahui arah trend, dengan mudah dapat melihat posisi moving average
terhadap harga, di atas atau dibawahnya. Sedangkan untuk menentukan titik reversal,
dapat dilihat saat harga menembus moving average.
Cara lain untuk mengidentifikasi trend adalah dengan menggunakan dua moving
average yang berbeda periode. Misalnya MA (5) dan MA (20). Posisi MA periode yang
lebih pendek terhadap Ma periode yang lebih panjang, apakah di atas atau dibawah akan
menentukan trend yang sedang terjadi. Sedangkan untuk menentukan kapan pembalikan
arah trend, dapat dilihat dari perpotongan antara dua MA. Jika periode yang digunakan
relatif lebih pendek, misalnya 5 dan 20, dapat memberi sinyal pembalikan arah jangka
pendek. Untuk sinyal jangka panjang, misalnya digunakan MA dengan periode 50 dan
200.
Pergerakan Saham ADHI dengan 2 Garis Moving Average
Selain dua MA, banyak juga trader yang menggunakan 3 MA sekaligus. Misalnya MA
(5), MA (20), MA (50). Dua Madengan periode lebih pendek digunakan sebagai
sinyaluntuk trading jangka pendek sedangkan Ma dengan periode paling panjang
digunakan untuk mengetahui trend utama yang sedang terjadi.
f. MACD Histogram
Selain menggunakan MACD line, MACD histogram ini didapat dari nilai MACD line
Signal line (dikurangi). Hasilnya adalah histogram yang berfluktuasi diatas dan di bawah
nilai nol. Kalau menemukan di beberapa platform trading ada indicator moving average
of Oscillator (OsMA), itu sama saja dengan MACD histogram. Cara penggunaannya
sangat mudah. Jika MACD histogram positif, itulah saat untuk membeli. Jika MACD
histogram negatif berarti saat untuk menjual.
Dalam beberapa kasus data histogram kadang bisa memberikan sinyal lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan MACD line dan signal line. Patokannya adalah
melihat apakah histogram sudah membentuk puncak atau belum. Apabila setelah bar
terpanjang terjadi satu atau dua kali penurunan. Itulah saatnya melakukan pembelian atau
penjualan.
Analisis Pergerakan Harga Saham INCO untuk Menentukan Buy atau Sell
Menentukan Trend dari Saham ANTM dengan Indicator MACD Histogram
g. Volumes
Volume transaksi dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa pergerakan suatu mata
uang/saham/komoditas karena volume sebenarnya menggambarkan pertempuran antara
supply dan demand. Volume dapat digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend
akan berlanjut ataukan akan terjadi pembalikan arah.
Umumnya volume digambarkan sebagai histogram, dimana panjang bar menentukan
banyaknya jumlah transaksi. Semakin panjang bar, semakin banyak transaksi pada hari
itu.
Pada kondisi normal, volume transaksi cenderung tidak terlalu banyak, boleh dibilang
stabil bila dibandingkan dengan sebelumnya. Yang harus diwaspadai adalah adanya
VOLUME SPIKE, yaitu volume yang melonjak tiba-tiba. Bila volume spike terjadi, trend
yang sedang terjadi bisa diperkuat atau sebaliknya bisa terjadi reversal.
Jika terdapat peningkatan volume, dan harga bergerak searah dengan trend, biasanya hal
ini akan cenderung memperkuat trend yang sedang terjadi. Cirinya adalah candle yang
terbentuk panjang dan ekornya pendek.
Peningkatan volume tiba-tiba juga bisa terjadi karena ada berita fundamental yang
penting. Biasanya sebelum pengumuman berita, volume cenderung kecil dan harga statis.
Lonjakan volume juga membuat lonjakan atau anjloknya harga (tergantung muatan
berita).