Anda di halaman 1dari 97

SECANGKIR KOPI PASAR MODAL

MODUL

EDUCATION RESEARCH & DEVELOPMENT

Sekretariat:

Pojok BEI UNDIP Jl. Prof.Soedharto Semarang

Telp : (024) 76486851

email : kspmfeundip@gmail.com
I. PENGENALAN PASAR MODAL

FUNGSI/MANFAAT:
-Menjadikan manajemen
professional
-Solusi suksesi
PENGERTIAN -Alternative investasi
TUJUAN
Tempat untuk mentraksasikan -Alternative sumber dana
-Memacu pertumbuhan ekonomi
modal jangka panjang, dimana -Indicator ekonomi makro
nasional
permintaan diwakili oleh penerbt -Memeratakan hasil pembangunan
surat berharga dan penawaran -Memperoleh pembiayaan jangka
diwakilkan oleh para investor panjang bagi perusahaan.

JENIS
1. Pasar perdana
PELAKU 2. Pasar sekunder
1. Pengawas
2. Penyelenggara
3. Plaku utama
4. Lembaga dan
profesi
penunjang pasar
modal PASAR MODAL

OTC

INSTRUMEN
1. saham
2.
SEJARAH
obligasi
Era penjajahan:
3. opsi
4. right Era orde lama

5. Era orde baru


reksadana Era reformasi
Otc indonesia
INVESTASI, PASAR MODAL
DAN PASAR UANG
INVESTASI
A. DEFINISI INVESTASI
Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan di masa depan atas uang atau modal tersebut. Sedangkan
manfaat yang akan kita dapat dari investasi adalah peningkatan nilai kekayaan atau asset
dalam mengantisipasi ketidakpastian di masa yang akan dating dan proteksi terhadap gejolak
inflasi.
B. JENIS-JENIS INVESTASI
Investasi dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu :
Investasi Kekayaan Riil (Real Property)
Adalah investasi yang dilakukan pada asset yang tampak secara nyata seperti tanah,
bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah termasuk apartemen, ruko,
kondominium dan sebagainya.
Investasi Kekayaan Pribadi yang tampak (Tangible Personal Property)
Adalah investasi yang dilakukan pada benda-benda seperti emas, berlian, barang antik
dan termasuk benda-benda seni seperti lukisan dan lain-lain.
Investasi Keuangan (Financial Investment)
Adalah investasi yang dilakukan pada surat berharga baik yang ada di pasar uang (money
market) seperti deposito, SBI, SBPU maupun surat berharga di pasar modal (capital
market) seperti saham, obligasi, dan berbagai bentuk surat berharga pasar modal lainnya.
Investasi Komoditas (Commodity Investment)
Adalah investasi yang dilakukan pada komoditas dalam artian barang seperti kopi, kelapa
sawit dan lain-lain. Investasi pada sektor ini disebut sebagai perdagangan berjangka.
C. CARA MELAKUKAN INVESTASI
Berkaitan dengan jenis investasi, maka melakukan investasi dapat pula dibedakan menjadi :
Investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung merupakan investasi secara langsung kepada salah satu obyek
investasi.
Investasi tidak langsung (indirect investment)
Sedangkan investasi tidak langsung berarti seorang investor tidak secara langsung
menginvestasikan dananya ke salah satu obyek investasi.
D. RISIKO
Suatu kemungkinan dimana hasil/tingkat pengembalian yang sebenarnya berbeda dengan
yang diharapkan (Actual return berbeda dengan expected return)
Terdapat hubungan positif antara risiko (risk) dan tingkat keuntungan (return), semakin
tinggi potensi keuntungan akan semakin tinggi tingkat risiko.
E. TIPS LANGKAH INVESTASI
Berikut ini delapan langkah investasi, antara lain :
1. Pahami tujuan investasi anda.
2. Kenali profil risiko anda.
3. Pelajari alternatif investasi yang tersedia.
4. Pahami risiko yang berkaitan dengan tiap alternatif investasi.
5. Tentukan batas investasi sesuai dengan kemampuan keuangan.
6. Tentukan strategi investasi anda
7. Manfaatkan jasa professional apabila belum memahami wahana investasi
8. Pertahankan tujuan anda (jangan terpengaruh fluktuasi sesaat)

PASAR MODAL
A. PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek
(stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan
pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek
adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat
pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti
utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau
abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang,
yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan
asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah
pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
B. MANFAAT PASAR MODAL
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
c. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
d. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
e. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
b. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
c. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko
Selain itu, juga terdapat manfaat keberadaan pasar modal, antara lain:
Sumber Pembiayaan
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
Wahana Investasi
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi.
Penyebaran Kepemilikan
kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
Keterbukaan dan Profesionalisme
Keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.
Lapangan Kerja
Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

PASAR UANG
A. PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar uang (money market) adalah pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka
pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Instrument pasar uang biasanya terdiri
dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya
perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan
outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada
waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka
perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari
lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada
saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor
dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak terpakai atau
idle.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatarbelakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek atau yang sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian
pasar uang merupakan sarana alternatif, khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi
kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas
kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas
moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar
terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya.
B. FUNGSI PASAR UANG

Fungsi pasar uang, yaitu :


1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek,
2. Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek,
3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi,
4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek
kepada perusahaan di indonesia.
C. TUJUAN PASAR UANG
Tujuan pasar uang, antara lain :
1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
4. Sedang mengalami kalah keliring.

D. PERBEDAAN PASAR UANG DAN PASAR MODAL


1. Ditinjau dari produk yang dihasilkan dari kedua pasar tersebut berbeda produk utama
pasar uang yakni sertifikat deposito, tabungan, SBI, dan commercial Paper. Sedangkan
Pasar modal bersifat jangka panjang dengan produk obligasi, reksa dana dan saham.
2. Ditinjau dari return dan resikonya, Pasar uang resiko nya rendah dengan return yang
rendah, sedangkan pasar modal resikonya tinggi dengan return yang tinggi pula.
3. Ditinjau dari otoritasnya maka otoritas tertinggi pasar uang ialah Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia, sedangkan Pasar Modal adalah Departemen Keuangan.
4. Ditinjau dari Intrumentnya, pasar uang yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU), sedangkan instrumen pasar modal yakni saham, obligasi
dan surat berharga lainnya seperti warrant, option dan right issue.
5. Pasar Modal tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange, sedangkan Pasar
Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal.
Transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market) dilakukan
oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.
E. PERSAMAAN PASAR UANG DAN PASAR MODAL
1. Sama-sama bagian dari pasar finansial (pasar pendanaan) karena pasar uang sendiri,
muncul karena bank membutuhkan likuiditas, kemudian menjual instrumen pasar uang ke
bank lain. Sedangkan pasar modal, adanya penjualan saham, obligasi dan lain-lain.
2. Menjalankan funsi yang sama yaitu menjembatani pihak surplus dan defisit yang
memiliki banyak peluang investasi.
3. Produk pasar uang dan produk pasar modal relatif sama berupa surat berharga.
II. SEJARAH & STRUKTUR PASAR MODAL DI INDONESIA

ERA PENJAJAHAN
Pada awal abad 19 pemerintah Belanda menidirikan bursa efek ( Vereniging Voor de
Effectenhandel) yang terdiri dari 13 anggota bursa yg aktif untuk menghimpun dana. Perdagangan efek
dimulai saat itu juga pada tgl 14 des 1912. Efek yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi
perusahaan perkebunan Belanda di Indonesia. pada tgl 11 jan 1925 Surabaya menyelenggarakan efek,
dan 1 agustus 1925 di semarang. Pada perang dunia II, bursa ditutup tgl 10 mei 1949.

ERA ORDE LAMA


Tahun 1950 obligasi Republik Indonesia diterbitkan, bursa efek kembali diterbitkan di Jakarta
tgl 13 Juni 1952, didahului dengan Undang Undang Darurat no 13 1 September 1951.
Penyelenggaraannya diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek efek(PPUE). Pasar
modal pada zaman ini surut sekitar th 1958 karena terjadi politik konfrontasi pemerintah Indonesia thd
Belanda, yingkat inflasi yg tinggi, serta sengketa irian jaya.

ERA ORDE BARU


Diawali dengan Surat Keputusan BI(BNI unit I) no 4/16 kep.dir.tgl 26juli1968, di Bank
Indone3sia dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal (PUM). Tim ini bertugas
mengumpulkan data dan memeberikan usul kpd gubernur BI untuk mengembangkan pasar
modal. Tim ini kemudian dibubarkan berdasarkkan keputusan SK Menteri Keuangan no.
kep.02/MK/IV/1970, dibentuk tim PUM yg diketuai oleh gubernur bank sentral dg tugas:
1. Membantu menteri keuangan mempersiapkan langkah2 pengembangan PUM
2. Mengaktifkan kembali bursa efek
Kemudian dgn SKM. Keuangan no. kep25/MK/IV/1/1972, tgl 13 jan 1972, tim dibubarkan,
dibentuk Badan Pembina Pasar Uang dan Modal(Bapepum), tugasnya:
1. Melaksanakan pembianaan PUM menurut situasi dan kebutuhan
2. Mempersiapkan pembentukan suatu lembaga pasar uang dan modal
3. Melaksankan engawsan aktivitas byrsa efek
Pada 10 agustus 1977, berdasarkan keppres no 52 th 1976, pasar modal kembali diaktifkan,
dengan tujuan:
1. Memepercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dlm pemilikan saham prshn
swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat
2. Menggiarahkan partisipassi masy dlm pengarahan dan penghimpunna dana untuk
pembangunan nasional
3. Mendorong prshn yg sehat san baik untuk menjual sahamnya melalui pasmod dgn
memberikan keringanan di bidang perpajakan
Perkembangan pasmod dibagi menjadi 2:
1. 1977-1987 : fasilitas yg disediakan pemerintah : tax holiday, reevaluasi aktiva tetap,
dsb
Perkembangan pasmod kurang berkembang disebabkan oleh: prosedur
saham dam obligasi terlalu ketat, batasan fluktuasi harga saham, campur
tangan pemerintah dalam penetapan harga saham perdana, dsb. Untuk itu
dikeluarkan deregulasi pakdes 1987, pakto 1988, pakdes 1988
2. 1987-1988 : menjadi aktif akibat 3 kebijakan tersebut.
ERA REFORMASI OTC INDONESIA
Krisis moneter: pada 1997, tertular Indonesia pernah menyelanggarakan OTC yang
krisis moneter dari Thailand, nilai disebut dengan bursa pararel. Perbedaannya dengan
tukar rupiah terhadap dolar OTC standar adalah, pada OTC transaksi dapat
menjadi naik, harga saham dilakukan dimana saja( tapi masih di kantor pialang),
menjadi merosot, sehingga sedangkan BP transaksi terjadi di suatu tempat
perusahaan dan investor tertentu. Bursa nerjalan dari senin-jumat dari 8.45-
merugi,untuk mengatasi hal ini 15.30. BPI sudah tidak beroperasi lagi kaena alasan
pemerintah mengeluarkan efisiensi.
kebijakan2 baru, anatara lain
dengan melepas kepemilikan
investor asing hingga 100%,
Indeks menembus angka 3 digit,
setelah upaya dilakukan , IHSG
skrg sudah menjadi normal,
bahkan menembus angkan 3 digit
Merger dan berganti nama: terjadi
penggabungan BEJ dan BES
menjadi BEI

SEJARAH
SEJARAH DAN STRUKTUR PASAR MODAL
DI INDONESIA
A. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada
abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den
Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal
Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat
Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan
Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun
1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia
yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber
dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut
terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi
dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar
midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernama Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan
milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan
pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti
pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950,
obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya
kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.
13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952,
setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar
efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak
Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan
1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan
hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama
dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal
ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga
mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga begara Belanda
meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya
hubungan Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya
aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang
Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi
Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk
memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk
semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di
Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Untuk merangsang perusahan
melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20%
selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain,
pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan
termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara lain
Pakto 27 tahun 1988 dan Pakdes 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24
Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumya
dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak
dilengkapinya persyaratan.
Kemudian berikut ni perkembangan pasar modal di Indonesia setelah dikeluarkannya
Pakdes 88, yaitu :
13 Juli 1992 bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi
bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.
22 Mei 1995 sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer
JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar
modal Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia :
JATS-NextG
STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

SUMBER : BURSA EFEK INDONESIA


Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal
B. LEMBAGA YANG TERKAIT PASAR MODAL
a. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawan sehari-sehari kegiatan pasar modal.
Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi, antara lain :
1. Memberikan izin usaha kepada :
2. Memberikan izin orang perseorangan bagi ::
3. Memberikan persetujuan bagi :
4. Mewajibkan pendaftaran kepada profesi penunjang pasar modal, yaitu :
5. Menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran di pasar modal
6. Melakukan pemeriksaan dan penyidikan.
b. Self Regulatory Organizations
Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri untuk kegiatan usahanya.
Bursa Efek
Adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk
perdagangan efek. Pada saat ini, di Indonesia ada 1 bursa efek yaitu PT Bursa Efek
Indonesia.
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi Bursa. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP adalah PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank
Kustodian, Perusahaan Efek dan Pihak lain. Lembaga yang memperoleh izin usaha
sebagai LPP adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
c. Perusahaan Efek
Adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai berikut :
Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Perusahaan yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
yang tidak terjual.
Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer)
Perusahaan memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
nasabah.
Manajer Investasi (Investment Manager)
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan
asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
d. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek & pembagian hak berkaitan dengan efek.
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan fek dan harta lain berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak lain,
menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening nasabahnya.
Wali Amanat (Trustee)
Tugas wali amanat antara lain:
1) Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
2) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang
diterima olehnya sebagai jaminan.
3) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.
4) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta bunganya
yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya.
5) Melaksanankan tugas selaku agen utama pembayaran.
6) Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
7) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.
e. Profesi Penunjang Pasar Modal
Terdiri dari Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris dan profesi lain yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.
1. Akuntan Publik
Melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan dan memberikan
pendapatnya.
Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia
dan ketentuan Bapepam.
Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukukan yang baik (apabila
diperlukan).
2. Konsultan Hukum
Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (Legal Audit).
Memberikan pendapat dari segi hukum (Legal Opinion) terhadap emiten dan
perusahaan publik.
3. Notaris
Membuat Berita Acara RUPS
Membuat Akte Perubahan Anggaran Dasar
Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka Emisi Efek
4. Penilai
Adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani Laporan Penilai, yaitu pendapat
atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dan
penilai.
f. Emiten
1. Perusahaan Publik
Adalah lembaga ini bertujuan untuk memperoleh dana di Pasar Modal melalui
penawaran umum (Initial Public Offering) hak kepemilikan atau Saham, dalam hal ini
perusahaan berperan sebagai emiten.
2. Reksa Dana (Mutual Fund)
Merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana investor yang pada
umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal atau pasar uang oleh
manajer investasi. Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau
sertifikat sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan reksadana.
III. INSTRUMEN DI PASAR MODAL
A. DEFINISI EFEK
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektf, kntrak berjangka atas
efek, dan setiap derivative dari efek (Undang-Undang Pasar Modal Pasal 1 angka 5)
B. INSTRUMEN DI PASAR MODAL

Jenis-jenis efek di
Pasar Modal Indonesia

Efek bersifat Efek bersifat Instrument


Efek lain-lain
hutang ekuitas derivatif

Instrumen di Pasar Modal terdiri dari 4 jenis efek, antara lain :


Efek Hutang
Efek dimana penerbitnya (issuer) mengeluarkan atau menjual surat hutang dengan
kewajiban menebus kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan di antara para pihak.
Penerbit memberikan buga atau kupon sesuai dengan kesepakatan di awal, pada periode-
periode yang sudah disepakati.
Efek Penyertaan (equity)
Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham
perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk penyertaan antara lain :
(1) Saham biasa (common stock), (2) Saham preferen (preferred stock)
Efek Derivatif
Efek turunan dari Efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek yang
termasuk penyertaan antara lain : waran, right, option, Futures, Forward, SWAP, dan
lain-lain.
Efek Lain-lain
Efek yang tidak termasuk baik penyertaan, utang, maupun derivative. Termasuk ke dalam
kelompok ini antara lain: Reksa Dana, Efek Beragun Asset (EBA), dll.
Saham dan Obligasi secara umum digunakan untuk menggalang dana. Oleh karena itu
saham dan obligasi menyatakan klaim terhadap aset perusahaan. Sedangkan derivatifnya
menyatakan klaim terhadap aset financial dimasa mendatang.
A. Sekuritas Di Pasar Equitas :

Sekuritas Equitas di Indonesia dapat dipasarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang
merupakan peleburan BEJ dan BES pada 30 Nopember 2007. Di Indonesia, saham biasa
merupakan sekuritas yang terpenting dan paling dikenal. Oleh karenanya sebutan pasar
equitas seringkali dimengerti sebagai pasar saham dan sebutan saham seringkali
dimaksudkan sebagai saham biasa.
1) Saham Biasa (Common Stock) :
Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Pemegang saham memiliki hak suara proporsional pada berbagai keputusan perusahaan
pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemegang saham ini memiliki hak klaim
atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Laba perusahaan dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk Deviden (di Indonesia pembagian Deviden harus berdasarkan RUPS.
Jenis-jenis pembayaran Dividen :
1. Cash Dividen. Pada umumnya dividen dibagikan dalam bentuk Cash Dividend dan
besarnya dividen tidaklah dijamin.
2. Stock Dividen. Perusahaan dapat membagikan dividennya dalam bentuk saham baru
dan akan menambah jumlah kepemilikan saham pada pemilik saham lama.
3. Bonus Share. Saham bonus diberikan kepada pemilik saham seperti Stock Dividen.
Bedanya Stock Dividen diberikan kepada pemilik saham karena adanya keuntungan
perusahaan, sedangkan Bonus Share disebabkan karena agio saham.
Penerbitan saham baru menyebabkan terjadinya penurunan nilai nominal dan suatu ketika
harga turun di bawah nilai nominal. Dan kondisi sudah tidak menarik lagi bagi Investor.
Catatan :
Berdasarkan UU 40 tahun 2008 tentang perseroan terbatas, Bapepam-LK telah
mengeluarkan surat keputusan Nomor KEP- 179/BL/2008 Tentang Pokok-Pokok
Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas
dan Perusahaan Publik. Salah saru pokok yang di atus adalah dimungkinkan perusahaan
melakukan penerbitan saham tanpa nilai nominal.
2) Saham Preferen (Preferred Stock) :
Dividen saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dari waktu ke waktu.
Pembagian dividen saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemilik
saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik gabungan (Hybrid) antara saham
biasa dan obligasi (Mirip saham biasa karena menyatakan kepemilikan perusahaan,
membayar dividen dan diterbitkan tanpa jatuh tempo. Mirip obligasi karena sekuritas
menghasilkan pendapatan tetap). Di Indonesia saham ini tidak populer.
3) Bukti Right (Right) :
Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk
membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode
tertentu. Berdasarkan pengertian itu, maka saham ini dikenal dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD). Bukti Right diterbitkan melalui penawaran umum terbatas.
Keputusan penawarannya dilakukan melalui RUPS. Diperdagangkan dalam waktu
singkat dan hanya merupakan Hak (Bukan kuwajiban) bagi pemegang right.
4) Waran :
Waran juga merupakan hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Waran diperdagangkan dalam waktu jangka panjang (tahunan). Penjualannya
biasa bersamaan dengan obigasi atau saham.
B. Sekuritas Di Pasar Obligasi :
Sekuritas yang diperdagangkan di pasar obligasi di Indonesia adalah : obligasi
perusahaan, obligasi negara dan obligasi konversi. Obligasi dipasarkan di BEI, seperti
halnya sekuritas lainnya.
1) Obligasi (bond) :
Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran tetap
menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obigasi berisi kontrak antara investor sebagai
pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana, dimana peminjam dana wajib
membayar bunga reguler sesuai jadwal dan mengembalikan pokok pinjaman pada saat
jatuh tempo.
Obligasi dapat dibedakan menurut penerbitnya :
1. Obligasi Negara, Obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Di Amerika obligasi semacam ini disebut Treacury bonds (T-Bonds). Di Indonesia
obligasi yang diperdagangkan di BEI antara lain : obligasi negara seri Fixet rate, seri
variable rate dan seri zero coupon serta obligasi negara ritel. Dan yang paling tinggi
diperdagangkan adalah seri Fixet rate, seri variable rate.
2. Obligasi Perusahaan (Corporate bond), Obligasi yang diterbitkan pihak swasta dan
ditawarkan dalam bentuk mata uang Rupiah dan dolar Amerika.
Obligasi negara dan obligasi perusahaan memiliki karakteristik :
1. Nilai nominal (Nominal value atau face volue) atau nilai pari (par value). Nilai
nominalnya menunjukkan nilai rupiah. Nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai
saham. Di Indonesia denominasi Rp. 1 Juta.
2. Kupon (Coupon)
Nilai kupon ditetapkan dalam persen (%), nilai kupon juga boleh ditetapkan nol
(tidak membayar kupon : Zero coupon bond).
3. Jatuh Tempo (Maturity)
Pemegang obligasi akan menerima uang pokonya pada tanggal jatuh tempo sebesar
nilai nominalnya. Setelah diterbitkan, obligasi dapat diperdagangkan sampai sebelum
jatuh tempo antar investor di bursa efek pada harga yang bisa berbeda dengan nilai
nominalnya.
2). Obligasi Konversi (Convertible Bond) :
Obligasi konversi dapat ditukar dengan saham biasa dan mencantumkan persyaratan
untuk melakukan konversi dengan saham biasa mulai tanggal tertentu sampai dengan
jatuh tempo.
C. Sekuritas Di Pasar Derivatif :
Ada dua jenis sekuritas derivatif : kontrak berjangka dan kontrak opsi.
1) Kontrak berjangka (Future contract)
a) Kontrak berjangka komoditas : yang umumnya menggunakan under laying asset
merupakan aset riil berupa barang barang sebagai patokan harga (contoh : emas,
minyak, kopi, gula, dan kentang).
b) Kontrak berjangka finansial : yang umumnya menggunakan under laying asset dari
sebuah efek sebagai patokan harga, seperti saham atau indek saham.
2) Kontrak Opsi (Option Contract)
Kontrak Opsi adalah suatu perjanjian yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban
untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga dan lama waktu tertentu.
Ada dua jenis kontrak opsi :
1) Call Option
Pemilik call option memiliki hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli aset induk
atau aset acuan (under laying asset), pada harga tetap selama waktu tertentu.
2) Put Option
Pemilik put option memiliki hak, tetapi bukan kewajiban untuk menjual aset induk
atau aset acuan (under laying asset), pada harga tetap selama waktu tertentu.
Dalam kontrak opsi dikenal premi opsi (option premium) yang merupakan uang
jaminan di awal kontrak dan harga pelaksanaan (Strie price atau exercise price). Harga
pelaksanaan ada dua macam : 1). Gaya Amerika, dimana harga pelaksanaannya dilakukan
kapan saja sampai dengan dan termasuk tanggal berakhirnya kontrak, 2). Gaya Eropa,
dimana harga pelaksanaan hanya dapat dilakukan pada tanggal berakhir saja.
Di Indonesia kontrak opsi ditujukan pada opsi saham. Opsi saham yang
diperdagangkan di BEI adalah Kontrak Opsi Saham (KOS) dan pertama kali
deperdagangkan pada 6 Oktober 2004. KOS hanya bisa diperdagangkan pada saat jatuh
tempo atau hari berakhirnya setiap seri KOS pada setiap bulannya.
Di BEI tidak semua saham menjadi acuan KOS, tetapi saham yang memiliki tingkat
frekwensi perdagangan dan volatilitas harga yang tinggi serta mempunyai nilai kapitalitas
pasar yang cukup besar. Hingga tahun 2006 terdapat lima saham acuan :
a. PT Astra International Tbk
b. PT Bank Central Asia Tbk
c. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
d. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
e. PT H.M Sampurna Tbk.

D. Reksa Dana (Mutual Fund) :


Reksadana meripakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana investor yang
pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal atau pasar uang oleh
manajer investasi. Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat
sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan reksadana.
IV. SAHAM DAN OBLIGASI
g.
Hubungan antara harga
h.
1. Nilai buku
Penawaran dan permintaan saham dengan kondisi
2. Nilai pasar perubahaan, tercermin
3. Nilai intrinsik menentukan harga saham pada nilai kekayaan
bersih perusahaan itu

Penilaian saham
Analisis teknikal Analisis fundamental

Nilai nilai saham


Tanda kepemilikan
dalam suatu perusahaan
SAHAM

Kemampuan dalam klaim Cara Kinerja

peralihan perdagangan

1. Blue Chip Stocks


1. Saham Biasa (common 1. Saham Atas Unjuk
2. Income Stocks
stock) (Bearer Stocks)
3. Growth Stocks
2. Saham Preferen (Preferred 2. Saham Atas Nama
4. Deffensive Stocks
Stock) (Registered Stocks)
5. Speculative Stock
6. .Counter Cyclical
Stockss
1. par : obligasi = nilai
nominal.
2. at premium: obligasi
Karakteristik
Harga obligasi: > n. nominal.
obligasi: Prosentase dari nilai 3. at disc : obliges i< n.
1. nilai nominal.
2. Kupon. nominal nominal
3. jatuh tempo
4. penerbit
surat utang jangka menengah- panjang
yang dapat dipindahtangankan.

OBLIGASI

Yield Obligasi = return Jenis jenis obligasi


yang diperoleh

Penerbit Hak Nominal


penukaran
Ada dua istilah penentuan Segi Imbal hasil
yield :
1. Current yield jaminan
2. Yield to maturity

1.corporate bond 1.Convertible bonds


2.goverment bond 2.Exchangable bonds
3.municipal bond 3.Callable bonds
4.Putable bonds

1. Zero coupon bonds. 1.Secured bonds :


2. Coupon bonds. a. Guarantee bonds.
3. Fixed coupon b. Mortgage bonds.
bonds. c. Collateral trust
4. Floating coupon bonds
bonds 2.Unsecured bonds
SAHAM DAN OBLIGASI
A. SAHAM
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut.
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham yang diterbitkan emiten ada 2
macam,
1. Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan
bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar
investasi pada saham tersebut.
2. Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil, seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen dikatakan memiliki karakteristik
obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap seperti halnya
obligasi. Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika emiten mengalami kerugian
maka pemegang saham preferen mungkin tidak bisa menerima pembayaran dividen dalam
waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya (mungkin ditunda)1
Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi
hak atas menerima deviden, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah
dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.
Karakteristik yuridis bagi pemegang saham :
1. Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang
disetorkan ke dalam perusahaan.

1
Eduardus Tandelilin. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA, 2001. hal. 39
2. Ultimate Control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan
tujuan perusahaan.

3. Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapatkan
pembagian hasil usaha perusahaan (dalam betuk dividen) dan sisa asset dalam proses
likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior disbanding pemegang
obligasi atau kreditur
Ciri-ciri saham istimewa / Preferen (Preferred Stock) adalah2 :
1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam
hal menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima
pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban
perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam
jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai
jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan
mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika
suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika
perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden
terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
Pada suatu saham terdapat 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
2. Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham tersebut
diperdagangkan di bursa, sedangkan

2
http://peni.staff.gunadarma.ac.id
3. Nilai instrinsik adalah nilai saham pada saat diperdagangkan.

Contoh investasi sementara pada saham


Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000 lembar saham milik PT. A dengan harga Rp 1.200
per lembar. Saham tersebut mempunyai nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Untuk
transaksi itu, perusahaan dibebani biaya komisi broker sebesar Rp 50.000

Perhitungan :
Harga beli = Rp 1.200 x 1000 lbr = Rp 1.200.000
Biaya komisi = Rp 50.000
Harga Perolehan = Rp 1.250.000
Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150 per lembar
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150 = Rp 150.000
Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan
dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1%
Perhitungan :
- Harga Jual = 130% x 1000 lembar x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000
- Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- = Rp 13.000
- Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000
- Harga Perolehan = Rp 1.250.000 +
- Laba Penjualan Saham = Rp 37.000

Ditinjau dari cara peralihannya3


1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) adalah yang berhak atas nilai saham sesuai dengan
nama yang tercantum dalam saham tersebut.
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lainnya.

3
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2. Saham Atas Nama (Registered Stocks) adalah orang yang memiliki (memegang) saham
tersebut. Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana
cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Ditinjau dari kinerja perdagangan
1. Blue Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya
mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan
dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
3. Growth Stocks
a. (Well Known)
Saham saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
b. (Lesser Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri
growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
4. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari
tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum.
B. OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan
emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap
kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Dengan kata lain, obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu
lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit
obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon
(coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi
dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi,
Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan,
atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo.

Penghasilan yang diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh
perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
4
Sekuritas penghasilan tetap merupakan sekuritas dengan penerbitnya (peminjam) setuju dengan
melakukan pembayaran penghasilan yang jumlahnya ditetapkan dalam kontrak. Sebagai contoh,
setiap enam bulan selama 10 tahun mendatang, penerbit (issuer) setuju untuk membayar $50.
Contoh lainnya adalah sekuritas yang penerbit setuju untuk melakukan pembayaran berdasarkan
suku bunga sertifikat depositoenam bulan. Dalam contoh ini suku bunga akan berfluktuasi setiap
enam bulan tergantung sertifikat deposito enam bulan. Namun, sekuritas ini tetap tergolong
sekuritas penghasilan tetap karena jumlah yang tertera pada kontrakbersifat tetap. Investor tidak
dapat penghasilan yang lebih besar ataupun yang lebih kecil dari yang tertera pada kontrak
(kecuali jika penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya).
Sekuritas penghasilan tetap dibedakan menjadi dua jenis: kewajiban hutang (debt obligation) dan
ekuitas (equity). Dalam kewajiban hutang, peminjam melakukan pembayaran bunga berkala.
Ketidak mampuan membayar bunga sesuai ketetapan umum, kewajiban hutang pada buku ini
akan disebut obligasi. Kebalikan dari kewajiban hutang, saham preferen merupakan instrumen
ekuitas dimana pemegang sekuritas akan memperoleh penghasilan dividen.

4
Frank J. Fabozzi. Manajemen Investasi buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2000. hal. 507
Ciri utama setiap obligasi adalah jangka waktu jatuh tempo (maturitas), yang merupakan
tanggal peminjam harus melunasi seluruh jumlah yang dipinjam. Dalam praktiknya, istilah jatuh
tempo dan maturitas akan digunakan secara bergantian untuk menunjukkan sisa usia dari
obligasi. Namun secara teknis, maturitas menunjukan tanggal pelunasan harus dilunasi,
sedangkan jangka waktu jatuh tempo mengacu pada jumlah tahun yang tersisa hingga tanggal
maturitas.
Jumlah yang disetujui untuk dibayarkan peminjam pada jangka jatuh tempo disebut nilai
pari nilai maturitas atau nilai unjuk/nilai nominal. Kupon obligasi merupakan pembayaran bunga
periodik yang diberikan kepada pemegang obligasi sepanjang usia obligasi.

Jaminan Bagi Obligasi


Properti rumah maupun properti pribadi lainnya dapat ditawarka sebagai jaminan bagi
obligasi. Pada obligasi dengan jaminan hipotik, penerbit memberikan jaminan kepada pemegang
obligasi berupa hak gadai atas aktiva yang dijadikan jaminan. Hak gadai merupakan hak hukum
untuk menjual jaminan untuk memenuhi kewajiban penerbit yang tidak terpenuhi. Dalam
kenyataannya, penyitaan dan penjualan jaminan merupakan hal yang tidak lazim. Jika terjadi
wanprestasi oleh penerbit, biasanya dilakukan reorganisasi keuangan penerbit yang dibuat
ketetapan bagi penyelesain kewajiban kepada pemegang obligasi. Hak gadai hipotik merupakan
hal yang penting, dikarenakan hak ini memberikan posisi yang kuat bagi pemegang obligasi
relatif terhadap kreditur lain dalam pengaturan ketentuan reorganisasi.
Untuk memenuhi keinginan pemegang obligasi atas jaminan, penerbit memberikan jaminan
kepada investor berupa hak gadai atas saham, surat hutang, obligasi maupun aktiva keuangan
lain yang dimiliki. Aktiva ini disebut kolateral (atau properti pribadi), dan obligasi yang dijamin
oleh jenis aktiva ini disebut colateral trust bond.5
Jenis - jenis obligasi
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi antara
pembeli dan penjual obligasi. Dan jenis obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian tersebut,
jenis-jenis obligasi antara lain :
1. Dipandang dari segi penerbit obligasi, obligasi dibagi atas 3 jenis yaitu :

5
Frank J. Fabozzi. Manajemen Investasi buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2000. hal. 512
a. Obligasi pemerintah. Contoh : ORI
b. Obligasi perusahaan milik Negara. Contoh : penerbit obligasinya adalah BTN,
Bapindo, PLN, jasa marga.
c. Obligasi perusahaan swasta. Contoh : penerbit obligasinya adalah Astra Internasional,
Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada.
2. Dipandang dari sistem pembayaran bunga, obigasi dibagi dua jenis sebagai berikut:
a. Obligasi kupon (Zero Coupon Bonds) : obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh
tempo.
b. Obligasi tanpa kupon (Coupon Bonds) : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3. Dipandang dari segi tingkat bunga, ada 3 jenis obligasi sebagai berikut :
a. Obligasi dengan bunga tetap (Fixed Coupon Bonds) : obligasi dengan tingkat kupon
bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
b. Obligasi dengan bunga mengambang (Floating Coupon Bonds) : obligasi dengan
tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan
suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c. Obligasi dengan bunga camuran (Mixed rate bond) : obligasi jenis ini merupakan
gabungan dari obligasi dengan bunga tetap dan dengan bunga mengambang. Bunga
tetap ini ditetapkan untuk periode tertent biasanya pada periode awal dan selanjutnya
bunganya mengambang.
4. Dipandang dari segi jaminan atau kolateralnya ada 2 jenis obligasi, antara lain:
a. Obligasi dengan jaminan (Secured Bond) : obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
b. Obligasi tanpa jaminan (Unsecured Bonds) : obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dipandang dari segi perhitungan imbal hasil ada 2 jenis obligasi, yaitu:
a. Obligasi konvensi (Konvensional Bonds) : obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
b. Obligasi syariah (Syariah Bonds) : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam
obligasi syariah, yaitu:
1. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
2. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
(Robbert Ang, 1997 : 8.8)
C. PERBEDAAN SAHAM DAN OBLIGASI
Saat ini di Indonesia saham ditransaksikan oleh Perusahaan Efek melalui bursa efek dan
sudah mencapai nilai transaksi harian yang cukup tinggi sehingga terbentuknya harga saham
sudah relatif wajar dan teratur karena mekanisme transaksinya berupa lelang. Sedangkan obligasi
sebagian besar ditransaksikan lewat OTC sehingga pembentukan harganya belum transparan.
Perbedaan Saham dan Obligasi, yaitu :
Obligasi Saham
a. Jenis aktiva Jangka pendek / panjang Jangka panjang
b. Risiko aktiva Relatif kecil Relatif besar dan tidak pasti
c. Siklus bisnis Stabil Fluktuatif
d. Jangka waktu Terbatas Tidak terbatas
e. Keuntungan Suku bunga / kupon Deviden dan capital gain
f. Pajak Bunga dibayarkan Pajak ditetapkan sebelum deviden
sebagai pengurang pajak dibayarkan
g. Hak suara Tidak berhak dalam Berhak dalam RUPS
RUPS
Proses Penawaran Umum Saham dan Obligasi

Calon BEI Penyampaian BAPEPAM-LK


Emiten (Kontrak Pendahuluan) Pernyataan
Pendaftaran
Penjamin Emisi
Akuntan Publik Pernyataan
Konsultan Huk Pendaftaran
Notaris Efektif
Penilai
Pemeringkat (Obligasi)
Guarantor (Obligasi) Tercatat dan Penawaran Umum
Wali Amanat (Obligasi) Diperdagangkan di BEI Perdana (IPO)

Kustodian (PT KSEI) Pasar Sekunder Pasar Perdana


V. REKSADANA
a. Imbalan jasa manajer.
a. Biaya administrasi
b. Imbalan jasa bank custodian. a. Biaya pembelian
c. Imbalan jasa untuk profesi pendirian reksa dana
akuntan publik, notaris, dan (subscription fee).
(biaya konsultasi
konsultan hukum setelah b. Biaya penjualan kembali
pernyataan pendaftaran reksa jasa profesi dan
dana tersebut dianggap efektif (redemption fee) unit
pembuatan
oleh Bapepam. penyertaan reksa dana
d.Biaya operasional yaitu biaya dokumen dan
transaksi efek (saham atau tersebut
kontrak hukum).
obligasi) dan juga registrasi c. Biaya pertukaran.
efek b. Biaya pemasaran
dan biaya administrasi
dan biaya
pembuatan dan pengiriman
prospektus serta biaya pajak percetakan berbagai
yang
formulir
disebabkan oleh biaya-biaya
yang
Dibebankan pada reksadana administrasi.
Beban manajer investasi Beban unit penyertaan
disebutkan di atas.
tsb
Biaya biaya yang muncul dalam
reksadana

salah satu investasi dmana para investor


berasal dari kata Reksa
secara bersama-sama melakukan investasi
yang berarti jaga
REKSADANA dalam suatu
atau pelihara dan kata
himpunan dana ntuk diinvestasikan dalam
Dana berarti uang.
berbagai bentuk
investasi seperti saham, obliasi, ataupun
melalui tabungan
atau sertifikat deposito di bank-bank.
Karakteristik Jenis jenis reksadana
reksadana
Kumpulan dana dan pemilik dimana pemilik
adalah berbagai pihak yang menginvestasikan Bentuk Sifa Tujua Portofoli
dananya ke reksa dana dengan variasi tujuan.
t n o
1. growth fund.
Reksa dana diinvestasikan pada efek- 1. Perseroan 2. income
efek yang dikenal dengan instumen 2. Kontrak Investasi fund.
investasi seperti saham, obligasi, Kolektif 3. safety fund.
sertifikat deposito, future, dan lain-
1. Reksadanan pendapatan
lain. 1. Tertutup tetap.
Manajer investasi dipercaya sebagai 2. Terbuka 2. Reksadana Saham.
pengelola dana milik masyarakat 3. Reksadanap pasar uang.
investor. 4. Reksadana campuran.
REKSADANA
A. DEFINISI REKSADANA
Menurut Undang Undang Pasar Modal no 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27,
reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang
telah mendapat ijin dari Bapepam. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu,
Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam
portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para
pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana
tersebut.
B. KEUNTUNGAN DAN RISIKO
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara
lain:
1. Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh,
seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak
mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka
akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi
baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan
pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal
memiliki pengetahuan tersebut.
3. Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-
repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang
keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat
berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
2. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian
besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas
redemption tersebut.
3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi
atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana,
pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan
penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
C. MEKANISME KERJA REKSADANA
Reksadana dikelola oleh 2 pihak, yakni Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
Manajer investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisis dan
pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan keputusan investasi, memonitor pasar
investasi dan melakukan tindakan tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor.
Sementara Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta
administrator reksadana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor melalui reksadana
bukan merupakan bagian dari kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, sehingga tidak
termasuk dalam neraca keuangan, baik Manajer Investasi maupun Bank Kustodian. Dana dan
kekayaan (surat surat berharga) yang dimiliki oleh reksadana adalah milik para investor dan
disimpan atas nama reksadana di Bank Kustodian.
Manajer Investasi adalah perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek milik nasabah. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya,
Perusahan Manajer Investasi harus memperoleh ijin dari Bapepam untuk melakukan kegiatan
sebagai Manajer Investasi. Sedangkan Bank Kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu
bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya. Sama halnya seperti
Manajer Investasi, bank yang akan melakukan kegiatan harus memperoleh ijin dari Bapepam.
Dalam pengelolaan suatu reksadana, Manajer Investasi dan Bank Kustodian tidak
diperkenankan terafiliasi, guna menjaga independensi dari masing masing pihak. Kewajiban
dan tanggung jawab Manajer Investasi serta Bank Kustodian secara rinci dicantumkan dalam
dokumen kontrak kerjasama antar keduanya. Mekanisme kerjanya dapat diilustrasikan sebagai
berikut :
Gambar Mekanisme Kerja Reksadana di Indonesia

1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) Unit Penyertaan


2. Penyetoran Dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali
3. Perintah transaksi investasi
4. Eksekusi transaksi investasi
5. Konfirmasi transaksi
6. Perintah penyelesaian transaksi
7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta
8. Informasi Nilai Aktiva Bersih / Unit secara harian melalui media massa
9. Laporan valuasi harian dan bulann
10. Laporan Bulanan kepada Bapepam
Sumber : Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha, 2004, Reksadana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
D. NAB / Unit
NAB / Unit merupakan harga beli per Unit Penyertaan yang harus kita bayar, jika kita
ingin berinvestasi dengan membeli Unit Penyertaan Reksadana. Ia juga sekaligus menjadi
harga jual per Unit Penyertaan jika kita ingin mencairkan investasi kita, dengan menjual
Unit Penyertaan reksadana yang kita miliki.
Perubahan NAB / Unit memberikan indikator kinerja investasi suatu reksadana.
Karena reksadana merupakan suatu portofolio investasi yang terdiri dari berbagai macam
investasi pada surat berharga (efek), seperti saham, obligasi, deposito dan efek lainnya maka
naik turunnya NAB / Unit reksadana dipengaruhi oleh nilai pasar dari masing masing efek
yang dimiliki oleh reksadana tersebut.
E. Jenis jenis Reksadana
Reksadana di Indonesia dibagi menjadi 4 kategori, yakni reksadana Pasar Uang,
reksadana Pendapatan Tetap, reksadana Saham, dan reksadana Campuran. Hal ini memang
berdasarkan kategori instrumen di mana reksadana melakukan investasi.
1. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana Pendapatan Tetap adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat
hutang. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga,
seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. Umumnya reksadana Pendapatan
Tetap di Indonesia sebagian besar memanfaatkan instrumen obligasi.
Reksadana Pendapatan Tetap memiliki karakteristik potensi hasil investasi yang lebih
besar dari reksadana Pasar Uang, sementara risiko reksadana Pendapatan Tetap juga lebih
besar dari reksadana Pasar Uang. Hasil investasi yang lebih besar ini umumnya
dihasilkan dari obligasi yang secara teoritis memberikan hasil yang lebih tinggi daripada
deposito.
Reksadana cocok untuk tujuan investasi jangka menengah dan panjang (>3 tahun)
dengan risiko menengah. Sebagian besar reksadana Pendapatan Tetap yang ada pada saat
ini berorientasi pada obligasi. Namun, sejak terjadinya krisi, di mana harga harga
obligasi turun tajam ada beberapa reksadana Pendapatan Tetap yang lebih berorientasi
pada pasar uang.
2. Reksadana Saham
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang kurangnya
80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Berbeda
dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, di mana investor lebih
berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil
yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga harga saham.
Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen.
Dibandingkan dengan reksadana Pasar Uang dan reksadana Pendapatan Tetap,
reksadana Saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar,
demikian juga risikonya.
Reksadana saham merupakan investasi pada perusahaan perusahaan yang
dalam jangka panjang (>10 tahun) akan memberikan hasil investasi yang lebih besar
daripada deposito maupun obligasi. Namun dalam jangka pendek terdapat risiko karena
harga harga saham yang selalu berfluktuasi.
3. Reksadana Pasar Uang
Reksadana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksadana yang melakukan investasi
100% pada efek Pasar Uang. Efek pasar uang sendiri didefinisikan sebagai efekefek
hutang yang berjangka kurang dari 1 tahun. Secara umum, instrumen atau efek yang
masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya degan
jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Reksadana Pasar Uang merupakan reksadana dengan tingkat risiko paling rendah. Di
lain pihak, potensi keuntungan reksadana ini juga terbatas. Hasil investasi reksadana
Pasar Uang umumnya sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito, karena hampir
sebagian besar portofolio investasi reksadana Pasar Uang terdiri dari deposito.
Reksadana Pasar Uang sangat cocok untuk investasi jangka pendek (kurang dari 1
tahun). Tujuan investasi reksadana Pasar Uang umumnya untuk perlindungan kapital
dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga jika dibutuhkan kita dapat
mencairkannya setiap hari kerja dengan risiko penurunan nilai investasi yang hampir
tidak ada.
4. Reksadana Campuran
Tidak seperti reksadana Pasar Uang, reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham
yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksadana Campuran
dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi
yang lebih fleksibel. Secara definisi reksadana Campuran adalah reksadana yang
melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya (alokasi)
tidak termasuk dalam kategori reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham. Jadi,
reksadana yang tidak dapat dikategorikan ke dalam reksadana Pasar Uang,
reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham akan masuk kategori jenis reksadana
Campuran.
Potensi hasil dan risiko reksadana Campuran secara teoritis dapat berada di
tengah tengah antara reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham, sehingga
investor yang kurang berani menerima risiko yang terlalu besar namun ingin memperoleh
hasil yang sedikit lebih besar dapat memilih reksadana Campuran sebagai alternatif
terhadap reksadana Saham.
Melihat fleksibilitas baik dalam pemilihan jenis investasinya (saham, obligasi,
deposito, atau efek lainnya) serta komposisi alokasinya, reksadana campuran dapat
berorientasi ke saham, ke obligasi, atau bahkan ke pasar uang. Dari sisi pengelolaan
investasi, fleksibilitas ini dapat dimanfaatkan untuk berpindah pindah dari saham ke
obligasi, atau deposito, atau sebaliknya tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan
aktivitas trading, atau sering juga disebut usaha melakukan market timing. Market timing
memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil investasi dan / atau
menurunkan risiko.
VI. IPO
IPO Penawaran perdana saham perusahaan yang akan go public (yaitu
(INITIAL PUBLIC OFFERING) menghimpun dana dari masyarakat)

MASA PERSIAPAN:
Proses IPO
MASA PENAWARAN
1. Manajemen memutuskan go public
2. Mengadakan RUPS(persetujuan go
public, penambahan ADART) 1. Mempublikasikan prospectus (setiap pernyataan
3. Pencarian penjamin emisi, lembaga
penunjang, dan profesi penunjang yang dicetak atau informasi yang digunakan
4. Mengubah ADART(Anggaran untuk penawaran efek denagn maksud
Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga) perusahaan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau
5. Mempersiapkan kelengkapan memeperdagangkan efek)
dokumen emisi
6. Penandatanganan perjanjian emisi 2. Melakukan penawaran perdana
7. Untuk penawaran efek bersifat 3. Penjatahan efek
hutang, harus mendapat peringkat
dari lembaga pemeringkat 4. Refund:pengembalian uang investor
8. Mengajukan pernyataan go public
pada Bappepam-LK
MASA PENCATATAN
9. Kontrak pendahuluan dgn bursa
efek
Listing fee:biaya pencatatan di bursa yg
besarnya antara Rp 10juta-Rp 100juta
KEWAJIBAN SETELAH GO PUBLIC Langkah:
1. Emiten mengajukan permohonan
pencatatan efek di BEI.
2. Bursa melakukan evaluasi berdasarkan
1. Menerbitkan laporan tahunan
pencatatan.
2. Membayar biaya go public, listing fee&
3. jika memenuhi persyaratan bursa
annual fee
memberikan surat persetujuan pencatatan.
3. Mengadakan RUPS
4. Emiten membayar listing fee.
4. Membentuk corporate secretary
5. Bursa mengumumkan pencatatan efek di
(sekertariat perusahaan).
papan perdagangan elektronik bursa
6. Efekmulai tercatat dan dapat
diperdagangkan di BEI.
PENAWARAN UMUM PERDANA (IPO)
A. PENGERTIAN PENAWARAN UMUM
Dalam pasar finansial, initial public offering (IPO) (bahasa Indonesia: penawaran umum
perdana) adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum.
Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum (emisi/go public/initial public offering)
adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham
pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan
merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang
pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus.
Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika
relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan
kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor.
B. MANFAAT PENAWARAN UMUM
Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan, di antaranya :
1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru.
2. Memberikan Competitive Advantage untuk Pengembangan Usaha.
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.
4. Peningkatan Kemarnpuan Going Concern.
5. Meningkatkan Citra Perusahaan
6. Meningkatkan Nilai Perusahaan
Manfaat Penawaran Umum Saham, diantaranya:
1. Dapat mempoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2. Biaya go public relatif murah.
3. Proses relatif mudah.
4. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan.
5. Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen.
6. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk
meningkatkan profesionalisme.
7. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham
perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan social.
8. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi).
9. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.
Manfaat Penawaran Umum Obligasi, antara lain:
1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2. Biaya relatif murah.
3. Proses relatif mudah.
4. Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya peningkatan
profesionalisme.
5. Emiten akan lebih dikenal masyarakat.
6. Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan, dengan jangka
waktu sekurang kurangnya 3 tahun.
7. Bisa menggunakan jasa Penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity Ratio (DER)
Emiten tinggi.
8. Pembayaran tingkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga tetap dan atau
dengan tingkat bunga mengambang.
C. TUJUAN PENAWARAN UMUM
Tujuan dari Penawaran Umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah :
1. Perluasan usaha.
2. Memperbaiki atau mengoptimalkan struktur keuangan dan permodalan.
3. Menimbulkan rasa kepemilikan (sense of belonging) dari stakeholder.
4. Menjaga kelangsungan usaha dari kemungkinan perpecahan antar founders.
5. Meningkatkan produktifitas karyawan.
6. Meningkatkan profesionalisme manajemen.
7. Meningkatkan company image dan company value.
D. KONSEKUENSI PENAWARAN UMUM
1. Berbagi Kepemilikan
Hal ini dapat diartikan bahwa prosentase kepemilikan akan berkurang. Banyak
perusahaan yang hendak gopub/icmerasa enggan karena khawatir akan kehilangan
kontrol/kendali perusahaan. Sebenarnya ha1 ini tidak perlu dikhawatirkan karena jumlah
minimum saham yang dipersyaratkan untuk dijual kepada publik rnelalui proses
Penawaran Umum (Initial Public Offering/IPO) tidak akan mengurangi kemampuan
pemegang saham pendiri untuk tetap dapat mempertahankan kendali perusahaan.
2. Mematuhi Peraturan Pasar Modal yang Berlaku
Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua ketentuan tersebut
pada dasarnya justru akan mernbantu perusahaan untuk dapat berkembang dengan cara
yang baik di masa mendatang. Para pemegang saham, pendiri dan manajemen perusahaan
tidak perlu khawatir dengan berbagai pemenuhan peraturan tersebut karena cukup banyak
pihak profesional yang dapat dimanfaatkan jasanya untuk membantu.
Konsekuensi Penawaran Umum Saham:
1. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure).
2. Keharusan untuk mengikuti peraturan peraturan Pasar Modal mengenai kewajiban
pelaporan.
3. Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal.
4. Kewajiban membayar dividen.
5. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Konsekuensi Penawaran Umum Obligasi:
1. Harus menunjuk Wali Amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang obligasi.
2. Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund).
3. Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang telah
ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat.
4. Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perubahan yang terjadi yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaan Emiten.

E. PROSES PENAWARAN UMUM

Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang harus disiapkan
oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat berjalan lancar sesuai dengan
perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan internal dan eksternal. Perencanaan
internal dilakukan dengan membuat kesepakatan dengan pemegang saham dan manajemen.
Perencanaan eksternal dilakukan dengan menjalin kerja dengan lembaga-lembaga penunjang
dan Bapepam.
Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum
Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahap berikut:
1. Tahap persiapan
a. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public.
b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang saham
dan peruanahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu
menyiapkan kelengkapan dokumen :
1) Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan membantu emiten
dalam proses emisi.
2) Profesi penunjang :
a) Akuntan Publik (auditor independen) untuk melakukan audit atas
laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
b) Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion).
c) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar (sound value) dari aktiva
tetap.
d) Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membat
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penewaran umum dan juga
notulen-notulen rapat.
3) Lembaga penunjang :
a) Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang
oblogasi (unuk emisi obligasi).
b) Penanggung (guarantor).
c) Biro Administrasi Efek (BAE).
4) Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).
a) Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
b) Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan
dicatatkan.
c) Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.
d) Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat utang,
terlebih dahulu harus memperoleh peringkat dari Lembaga Peringkat
Efek.
e) Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-dokumennya
kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di
BAPEPAM.
2. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga
BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham
tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-
kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham dilepas ke pasar perdana sebanyak 100
juta saham sementara yang ingin dibeli seluuh investor berjumlah 150 juta saham.
Jika invstor tidak mendapatkan sham pada pasar perdana, maka investor tersebut
dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham dipasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di bursa efek, di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
a. Persyaratan Pencatatan Saham di BEI
Papan Utama
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada)
memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki
Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp
100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).
5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham
Minoritas (minority shareholders) setelah Penawaran Umum atau
perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35%
dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan:
a. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran
umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah
pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
b. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan
publik, maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
c. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
b. Papan Pengembangan

No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup
minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim
terakir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan
keuntugan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
a. Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di
bursa.
b. Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang
sesuai dengan sifanya usahanya memerlukan waku yang
cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebuban tanaman keras, konsensi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya pada akhir
tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha
dan laba bersih.
6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima
puluh juta) saham tau 35% dari modal disetor (mana yang lebih
kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
a. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran
umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah
pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
b. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan
publik, maka jumlah peegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
c. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).

F. PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

Proses pencatatan efek di BEI, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh Bapepam dan
emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan penawaran umum, maka:
1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan
pencatatan efek di BEI;
2. BEI melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;
3. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEI memberikan surat persetujuan pencatatan;
4. Emiten membayar biaya pencatatan;
5. BEI mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;
6. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.

Kewajiban Pelaporan Emiten


Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka emiten sebagai
perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada
kejadian penting kepada Bapepam dan BEI. Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten
kepada bursa, yaitu laporan adanya kejadian penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa
kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan
informasi. Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut ataupun melalui
perusahaan piutang. Hal ini penting karena sebagai pemodal, terutama pemodal pubik tidak
memiliki akses informasi langsung kepada emiten. Untuk mengetahui kinerja perusahaan,
pemodal sangat bergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu kewajiban pelaporan
dimaksudkan untuk membantu penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan
tepat guna kepada pemodal.
VII. IHSG CORPORATE ACT
TINDAKAN KORPORASI

TINDAKAN
VOLUNTARY
CORPORATE ACTION KORPORASI WAJIB
merupakan aktifitas
emiten yang dapat
memerlukan instruksi/ respon mempengaruhi baik Tindakan korporasi yang
dari Pemegang Rekening/ tidak memerlukan Tindakan
Investor untuk melakukan jumlah saham yang
Tindakan korporasi beredar ataupun harga atau instruksi dari Pemegang
(Pemenuhan Hak Pemodal) Rekening yang akan
yang bergerak di pasar.
mendapatkan hak CA
1. Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) 1. Pembayaran Bunga Obligasi
dan 2. Pembayaran Pokok Obligasi
3. Dividen Tunai
Waran. 4. Dividen Saham
2. proxy voting 5. Distribusi Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD).
6. Saham Bonus.
7. Distribusi Waran.
8. Mandatory Conversion
a. merger dan Akuisisi
b. Stock Split/Reverse Split

Paasche

IHSG =
x
IHS= Ht : H0 x
100%
100 IHSG =
x

100%
laspeyers

IHSG =
x 100
Indeks harga saham :
merupakan perbandingan Gabungan dari %
harga saham sekarang
seluruh angka IHS
dengan waktu dasar

IHSG Tertimbang:
memperhitungkan
IHSG bobot saham
Tindakan Korporasi

A. Tindakan Korporasi Wajib


Yaitu Tindakan korporasi atau Corporate Action (CA) yang tidak memerlukan Tindakan atau
instruksi dari Pemegang Rekening yang akan mendapatkan hak CA melalui C-BEST.
Pemegang Rekening hanya menerima hak CA dari Emiten yang melakukan kegiatan
tersebut.Jenis CA yang terjadi dalam Tindakan korporasi jenis ini adalah:
1. Pembayaran Bunga Obligasi
Bunga obligasi akan diberikan kepada Pemegang Rekening yang memiliki obligasi
hingga tanggal yang telah ditentukan oleh Emiten (record date). Pada tanggal pembayaran,
C-BEST secara otomatis akan mendistribusikan bunga dari obligasi tersebut ke masing-
masing rekening yang berhak berdasarkan Daftar Pemegang Rekening pada tanggal record
date.
2. Pembayaran Pokok Obligasi
Pembayaran nilai pokok obligasi akan diberikan pada tanggal jatuh tempo, KSEI akan
memberikan daftar pemegang obligasi yaitu daftar pihak yang memiliki obligasi hingga
tanggal jatuh tempo kepada Emiten/BAE. Emiten/BAE akan memberikan dana
pembayaran nilai pokok obligasi ke KSEI. Pendistribusian pembayaran pokok obligasi akan
diberikan ke Pemegang Rekening yang berhak setelah KSEI menerima dana dari
Emiten/BAE.
3. Dividen Tunai
Dividen Tunai akan diberikan kepada Pemegang Rekening atau Sub Rekening yang
memiliki saham pada saat recording date. Sistem akan memperhitungkan besaran pajak dan
dividen tunai bersih yang berhak diterima oleh Pemegang Rekening berdasarkan tingkat
pajak yang dikenakan terhadap setiap Pemegang Rekening. Emiten akan memberikan total
dividen tunai bersih (nett) setelah menerima konfirmasi pembayaran dari KSEI. Pada
tanggal distribusi, sistem KSEI akan mendistribusikan dividen tunai ke rekening Pemegang
Rekening yang berhak.
4. Dividen Saham
KSEI akan mendistribusikan Dividen Saham kepada Pemegang Rekening atau Sub
Rekening yang memiliki saham pada saat recording date. Sistem akan memperhitungkan
besaran dividen saham yang akan diterima dan pajak yang dikenakan kepada setiap
Pemegang Rekening.
5. Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Rights akan diberikan kepada
Pemegang Rekening yang memiliki saham pada saat recording date. Sistem akan
memperhitungkan besaran HMETD yang akan diterima setiap Pemegang Rekening sesuai
dengan rasio yang diberitahukan oleh Emiten kepada KSEI dan KSEI akan
mendistribusikan HMETD tersebut ke rekening yang berhak.
6. Saham Bonus
Penanganan saham bonus hampir sama dengan dividen saham, namun tidak
memperhitungkan pajak.
7. Distribusi Waran
Distribusi Waran ini tidak sama dengan pemberian Waran kepada pemegang saham yang
melakukanexercise Waran atau yang diberikan kepada pemegang saham yang mendapatkan
saham hasil IPO. Distribusi Waran ini akan diberikan kepada Pemegang Rekening yang
memiliki saham pada saatrecording date. Sistem akan memperhitungkan besaran Waran
yang akan diterima setiap Pemegang Rekening sesuai dengan rasio yang diberitahukan oleh
Emiten kepada KSEI. Emiten/BAE akan memberikan total Waran yang akan
didistribusikan kepada KSEI pada tanggal distribusi, dimana KSEI akan mendistribusikan
Waran itu ke rekening yang berhak. Waran ini selanjutnya akan diperdagangkan atau di-
exercise oleh Pemegang Rekening.
8. Mandatory Conversion
Aktivitas CA ini adalah untuk kegiatan mengubah jumlah Efek yang dimiliki oleh
Pemegang Rekening dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh Emiten. Kegiatan ini terdiri
dari:
a. Merger dan Akuisisi
Merger adalah kegiatan yang dilakukan oleh Emiten untuk melakukan
penggabungan atas sahamnya. Seluruh Emiten yang melakukan merger ini akan
menjadi saham Emiten (Issuer) baru atau akan menggunakan salah satu nama Emiten
dari seluruh Emiten tersebut.
Kegiatan merger/akuisisi akan mengubah komposisi jumlah kepemilikan saham
yang dimiliki Pemegang Rekening. Sistem akan mengubah komposisi jumlah Efek
secara otomatis berdasarkan rasio (perhitungan) yang diberikan Emiten/BAE.
Perubahan ini dilakukan pada tanggal yang sudah ditentukan oleh Emiten/BAE.
b. Stock Split/Reverse Split
Stock Split dan Reverse Split akan mengubah komposisi jumlah kepemilikan saham
yang dimiliki oleh Pemegang Rekening. Sistem akan mengubah komposisi itu secara
otomatis berdasarkan data yang diberikan Emiten terkait. Perubahan ini dilakukan pada
tanggal yang sudah ditentukan oleh Emiten/BAE.

B. Tindakan Korporasi Sukarela


Tindakan Korporasi Sukarela memerlukan instruksi/respon dari Pemegang
Rekening/Investor untuk melakukan Tindakan korporasi (Pemenuhan Hak Pemodal).
Kegiatan Voluntary Corporate Action antara lain:
1. Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan Waran
Pelaksanaan (exercise) HMETD dan Waran dilakukan oleh Pemegang Rekening melalui
C-BEST. KSEI akan memberikan Daftar Pemegang Rekening yang telah
melakukan exercise. Selanjutnya, KSEI akan mendistribusikan saham hasil exercise tersebut
ke dalam rekening setelah menerima total saham atasexercise dari Emiten/BAE. Setelah
tanggal jatuh tempo, sisa HMETD yang tidak di-exercise akan dihilangkan/didebet secara
otomatis dari rekening.
2. Proxy Voting
Proxy Voting adalah perhitungan jumlah suara yang tercatat untuk kegiatan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pada tanggal pencatatan atas RUPS, sistem akan mencatat
seluruh rekening yang memiliki saldo Efek atas emiten yang melakukan kegiatan RUPS.
Sistem akan mengeluarkan laporan konfirmasi tertulis kepada Pemegang Rekening yang
berhak. Dalam laporan ini dikonfirmasikan pula jumlah suara/Efek yang dimiliki untuk
keperluan RUPS tersebut.
Indeks Harga Saham
Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga saham
dalam suatu periode. Dengan membaca indeks ini, kita dapat mengetahui tren yang sedang
terjadi di pasar, apakah sedang naik, turun, atau stabil sehingga investor dapat menentukan kapan
untuk menjual, menahan atau membeli saham. Bursa efek Indonesia memiliki 6 jenis indeks,
yaitu:
1. Indeks individual
Indeks masing-masing saham yang tercatat yang tercatat di BEI
2. Indeks harga saham sektoral
Mengelompokkan saham berdasarkan masing-masing sektor. Di Bursa Efek Indonesia
sektor terbagi atas 9 kelompok yaitu pertanian ; pertambangan ; industry dasar ; aneka
industri ; konsumsi ; property ; infrastruktur ; keuangan ; perdagangan dan jasa ; serta
manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan / IHSG (Jakarta Composite Index)
Semua saham diperhitungkan sebagai komponen penghitungan indeks.
4. Indeks LQ 45
Indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan berdasarkan likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar, sehingga setiap 6 bulan saham yang masuk indeks ini bisa berubah-
rubah tergantung kedua variable tersebut.
5. Indeks syariah (JII / Jakarta Islamic Index)
Terdiri dari 30 saham yang memenuhi syarat investasi dalam Islam, diantaranya tidak
bertentangan dengan;
a. Usaha perjudian atau tergolong perjudian dan perdagangan yang dilarang.
b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan segala jenis barang
konsumsi yang berbahan dasar dilarang syariat.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangkan segala jenis barang
dan jasa yang bersifat mudharat.
d. Lembaga keuangan konvensional termasuk perbankan dan asuransi konvensional
yang mengandung unsur riba
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan
Indeks yang dikelompokkan secara khusus di Bursa Efek Indonesia berdasarkan
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. Papan utama biasanya terdiri dari
saham-saham dari perusahaan yang sudah kokoh di pasaran. Sementara papan
pengembangan terdiri dari saham-saham perusahaan yang belum secara konsisten
membukukan keuntungan pada laporan akhir tahun mereka.
VIII. ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisa Fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan
karakteristik operasional dari perusahaan publik.
Sebelum melakukan analisa fundamental, biasanya dilakukan pendekatan TOP DOWN
yaitu melakukan beberapa analisa yang dilakukan sebelumnya, antara lain :
1. Analisa Ekonomi;
2. Analisa Industri;
3. Analisa Kualitatif;
4. Analisa Keuangan Perusahaan/Fundamental.

Analisa Ekonomi adalah analisa yang mempelajari tentang kondisi perekonomian


sekarang secara umum dan pengaruhnya di waktu yang akan dating pada suatu negara. Dalam
melakukan analisa ekonomi digunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi :
1. PDB (Produk Domestik Bruto)
Adalah jumlah agregat barang dan jasa yang telah diproduksi oleh ekonomi nasional
dalam suatu periode.
2. Inflasi
Peningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem ekonomi
dalam periode tertentu.
3. Tingkat Bunga
Ukuran keuntungan investasi bagi pemodal atau ukuran biaya modal yang harus
dikeluarkan oleh peminjam dalam periode tertentu.
4. Fluktuasi Nilai Tukar
Harga rupiah terhadap mata uang negara lain (lazimnya US Dollar).
Analisa Industri adalah analisa yang mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sector
industri dalam hubungannya dengan yang lain serta mengidentifikasi perusahaan-perusahaan
yang mempunyai potensi pada suatu sektor industri tertentu. Beberapa indikator penting dalam
analisa industri :
1. Penjualan;
2. Laba;
3. Dividen;
4. Struktur Modal;
5. Regulasi;
6. Inovasi.
Selain itu, beberapa industri mampu beroperasi cukup baik dalam kondisi resesi,
sedangkan yang lain sangat jelek. Untuk itu perlu dikelompokkan berdasarkan :
1. Growth Industry yaitu industri yang mempunyai laba jauh lebih tinggi dari rata-rata
industri
2. Deferensive Industry yaitu industri yang tidak banyak terpengaruh dengan kondisi
perekonomian
3. Cyclical Industry yaitu industri yang sangat peka terhadap perubahan kondisi
perekonomian

Analisa Kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk menilai prospek industri di masa
yang akan datang. Aspek-aspek kualitatif tersebut :
1. Kinerja
2. Historis
3. Kebijakan Pemerintah
4. Perubahan Struktural

Analisa Keuangan Perusahaan/Fundamental, dalam melakukan analisa keuangan


perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan Analisa Rasio :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratios) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek :

2. Rasio Aktivitas (Activity ratios) adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam
memanfaatkan asset-aset yang dimilikinya :

3. Rasio Rentabilitas (Profitability ratios), menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan


perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan:
4. Rasio Solvability (Solvability ratios) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage:

5. Rasio Pasar (Market ratios), menujukkan informasi penting dari perusahaan yang
diungkapkan dalam bentuk kinerja saham.
IX. ANALISA TEKNIKAL
Dalam belajar tentang saham, hal penting dan harus dipelajari agar dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal adalah dengan menguasai analisis saham, macamnya diantaranya
adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi
perubahan harga saham untuk memantapkan keputusan dalam berinvestasi. Analisis
Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana
proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu
analisis teknikal merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang
berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997).

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar)
dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lampau.
Meskipun demikian. analisis teknikal tidak terbatas dapat dilakukan pada saham saja, analisis
teknikal dapat pula dilakukan untuk memprediksi harga suatu komoditi maupun mata uang asing
(Fernandez-Rodriguez dkk, 2000). Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk
memperkirakan suatu harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh
keuntungan yang lebih dari biasanya (excessive return) dengan mengamati tren pergerakan harga
saham.

A. Pengertian Analisis Teknikal


Analisis Teknikal (technical analysis) adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang
mengevaluasi pergerakan suatu harga baik pada saham, valas/forex, kontrak berjangka (future
contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya. Para analis teknikal melakukan
penelitian yang mendasar terhadap pola pergerakan harga saham atau komoditas/forex/index
yang berulang dan dapat diprediksi. Analisis teknikal ini merupakan kombinasi data historis
berupa nilai harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan terendah serta volume
perdagangan pada waktu tertentu.
Analisis teknikal yang biasa disebut dengan istilah indicator (indikator), pada dasarnya
memiliki tiga fungsi yang luas, yaitu untuk memberi peringatan, konfirmasi, dan digunakan
sebagai alat prediksi. Suatu indikator dapat bertindak sebagai pemberi peringatan dalam
pengkajian pergerakan harga secara lebih dekat, karena indikator bisa memberikan informasi
pergerakan pasar forex yang sedang terjadi. Sehingga memudahkan kita dalam menentukan
keputusan untuk melakukan transaksi.
B. Analisis Teknikal Untuk Trader
Analisis teknikal cocok digunakan untuk investor jangka waktu pendek atau biasa disebut
dengan trader atau spekulan. Trader memegang saham/forex/komoditi dengan time frame yang
cukup singkat, memantau harga antara mulai dari perjam, perhari, perminggu, dan perbulan.

Jenis trader :
- Day trader. Trader yang menggunakan rentang waktu paling cepat. Day trader jarang
membiarkan sebuah posisi menginap. Ia membuka dan menutup transaksinya dalam
hitungan menit hingga beberapa jam. Para day trader menggunakan grafik dengan rentang
waktu kecil, yaitu grafik 3 menitan, hingga grafik 4 jam.
- Swing Trader. Trader yang menggunakan grafik harian (daily chart). Mereka membuka dan
menutup transaksi dalam rentang waktu satu hari hingga beberapa hari, atau bahkan
beberapa minggu. Grafik utama yang digunakan adalah grafik harian, namun swing trader
juga seringkali menggunakan grafik 4 jam-an (four hours chart).
- Position Trader. Position trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu
hingga enam bulan. Grafik yang digunakan oleh para position trader adalah grafik mingguan
(weekly chart).
Day trader dan swing trader cocok untuk para trader yang menginginkan penghasilan
rutindan siap menghadapi volatilitas market (naik turunnya harga secara singkat). Position
trader cocok untuk trader yang tidak mempunyai waktu banyak untuk mengamati pergerakan
harian market.
PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL

Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

1. Market Price Discounts Everything

Yaitu segala kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa


secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara seperti faktor ekonomi, politik
fundamental dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lain sebagainya akan tercermin
pada harga pasar.
2. Price Moves in Trend
Yaitu harga akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai bergerak ke satu
arah, turun atau naik. Trend ini akan berkelanjutan sampai pergerakan harga melambat
dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan.
Pada intinya jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga
yang sedang berlangsung. Karena pengguna analisis percaya bahwa semua informasi
tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku
pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan
ikuti ke mana tren tersebut akan bergerak agar bisa memanfaatkan pergerakan harga
pasar tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.
3. History Repeats It Self
Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar,
maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi pergerakan harga di
masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat dari waktu ke waktu di grafik.
Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat diinterprestasikan untuk memprediksi
pergerakan harga. data historis mempengaruhi harga saham sekarang dan yang akan
datang. Harga saham mempunyai pola yang selalu berulang-ulang sepanjang masa. Pola
tersebut mengikuti pola peak-and-trough (puncak dan lembah) yang amat sederhana
tetapi efektif mengidentifikasikan pergerakan saham.

Klasifikasi Analisis Teknikal


1. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya
bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola
tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan garis-garis
penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual masing-masing
pengguna. Oleh karena itu dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya juga ditentukan
berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya
yang sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak mengandung seni/art dari pada unsur
ilmiahnya. Demikian juga halnya, bahwa menurut masing-masing penggunanya analisis ini juga
spesifik untuk tiap-tiap sekuritas. Kelompok analis ini dapat digolongkan ke dalam penganalisis
garis gerak harga dan penganalisis pola.

2. Analisis Teknikal Modern


Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician. Penggunanya percaya bahwa
tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan
atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu
bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya yang bersifat kuantitatif, maka metode ini secara
ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan bagi investor.
Faktor lain yang menguntungkan dari analisis teknikal modern ini adalah bahwa indikatornya
bisa diprogram secara otomatis dengan menggunakan bantuan komputer. Secara garis besar,
indikator-indikator teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam indikator pengikut tren
(trend following indicator) dan indikator oscillator.

JENIS CHART
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data harga
digambarkan dalam bentuk grafik. Jenis grafiknya, antara lain:
1. Line chart (garis)
2. Bar chart (batang)
3. Candle chart atau candlestick chart (lilin)

Grafik Line chart hanya memuat data harga penutupan. Sedangkan Bar chart
dan Candlestick chart hampir mirip karena memuat harga pembukaan, harga
penutupan, harga tertinggi dan terendah. Namun, Grafik Candlestick lebih mudah
dibaca, karena bisa menggunakan warna. Selain itu, Candlestick juga mampu
menampilkan psikologi pasar dengan lebih mudah.
3. Trend
Di semua instrument finansial, harga bisa bergerak secara trending atau trading.
Trending, harga bergerak menurut kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa uptrend,
dimana harga memiliki kecenderungan untuk naik. Atau downtrend, dimana harga
cenderung terus turun.
Trading, harga bergerak bolak-balik dalam range sempit (sideways). Bila, dilihat di
grafik, terlihat datar (flat).
Untuk mengidentifikasi trend dengan mudah, dapat menggambar menggunakan menggunakan
tool gambar yang tersedia di platform tranding, yaitu TREND LINE. Uptrend dibuat dengan
menghubungkandua buah titik support (batas bawah). Sedangkan downtrend dibuat dengan
menghubungkan dua buah titik resistance (batas atas). Bila harga menembus trend line, maka
dapat diindikasikan kalau harga akan membentuk trend baru.
Trend bisa bebeda kalau dilihat dari time frame yang berbeda. Seperti yang dijelaskan dalam
Dow Theory, harga bisa memiliki Primary Trend, Secondary Trend, dan Minor Trend. Misalnya
sekarang harga terlihat sudah murah, dan terlihat ada tanda-tanda pasar mulai naik.

Saat dilihat dalam time frame yang lebih panjang, dapat dilihat market berada dalam situasi
konsolidasi (datar).
Tapi dengan melihat dalam time frame yang lebih panjang lagi, dapat dilihat market masih
bearish dan bisa turun lagi.

Dalam contoh di atas, Primary trend yang terjadi adalah bearish (downtrend), sedangkan
Secondary trend adalah datar (sideways), dan Minor trend yang terjadi adalah bullish (uptrend).
Hal ini berkaitan dengan periode waktu dalam Chart yang dipakai. Umumnya di dalam setiap
platform trading, dapat melihat chart dalam periode 1 menit (M1), 5 menit (M2), 15 menit
(M15), 30 menit (M30), 1 jam (H1), 4 jam (H4), 1 hari (Daily), 1 minggu (W1), atau Monthly
(MN).

4. SUPPORT DAN RESISTANCE

Support adalah tingkat harga dimana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya
harga tidak jatuh lebih dalam. Saat menyentuh support ini harga seperti membal kembali. Jika
support ini tembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan titik
support baru.
Sedangkan, Resistance adalah kebalikan dari support. Resistance adalah level dimana aksi jual
cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik lagi. Jika resistance tembus (breakout)
harga akan mencari resistance berikutnya.

Support dan resistance sangat penting terutama untuk menentukan titik take profit dan
stop loss. Support dan resistance adalah level-level kritis yang merupakan level psikologis para
pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk membeli ataupun menjual instrument finansial
mereka.

Biasanya support dan resistance terbentuk dari harga terendah dan tertinggi harga mata
uang sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar berikut:

Pada garis di bagian tengah di atas, terbentuk resistance, namun setelah resistance tembus, garis
tersebut kemudian berubah menjadi level support yang baru. Demikian juga kalau terdapat level
support, jika tembus, garis tersebut akan menjadi level resistance yang baru.
Support dan resistance tidak melulu harus berupa garis mendatar. Bisa juga berupa garis
miring seperti trend line. Di dalam contoh di atas, trend line berperan sebagai level support (lihat
dua lingkaran bawah). Perubahan trend ditunjukkan oleh harga yang menembus trend line.
Kemudian trend line menjadi level resistance (ditunjukkan di lingkaran atas).

5. Pola-Pola Khusus
Beberapa kategori dalam pergerakan harga :
1. Pola Kontinuitas
Harga bergerak menurut trend yang cukup jelas dalam waktu cukup lama.
a. Price Channel
Pola ini terjadi apabila harga bergerak di dalam batas trend line atas dan bawah. Trend
line ini sejajar satu sama lain. Sesuai arahnnya, ada tiga macam price channel :
1. Uptrend Channel
2. Downtrend channel
3. Sideways channel

Ketika harga menyentuh garis atas dapat di gunakan sebagai sinyal jual dan garis bawah
sebagai sinyal beli
b. Wedge
Pola kontinuitas mirip dengan price channel, bedanya trend line tidak sejajar, tetapi
meruncing. Tergantung arahnya bila bullish (ke atas) dinamakan Rising Wedge
sedangkan bila bearish (ke bawah) dinamakan Falling Wedge.

2. Pola Konsolidasi
Harga bergerak dalam range sempit dan cenderung dalam waktu tidak terlalu lama sebelum
memutuskan melanjutkan trend yang sudah terjadi sebelumnya
a. Flag
Pola pergerakan harga yang bergerak di kisaran sempit,menunjukkan pola konsolidasi
sebelum trend yang terjadi berlanjut.
Ciri khas pola Flag adalah:
1. Harga bergerak diantara price channel
2. Pergerakannya melawan trend yang terjadi sebelumnya
3. Volume transaksi menurun drastis
b. Triangle
Pola harga sideway yang berbentuk segitga , dimana kedua trend bergerak saling
mendekati dan diikuti oleh harga yang sederetan lower high atau high low. Triangle
memiliki banyak diantaranya symetris, ascending dan descending yang berbeda dari sisi
klasifikasinya.
Pada pola ini terdapat 3 bagian :
1. Symetrical Triangel

Merupakan formasi yang sifatnya netral atau tidak memiliki kecondongan terhadap
keberlanjutan suatu trend yang ada.

2. Ascending Triangles ( Segitiga Mendaki )

Pola ini terjadi apabila harga sulit sekali menembus level resistance sehingga pergerakan
harga memusat ke leve resistance.
3. Descending Triangles (Segitiga Menurun )
Pola ini terjadi di pengaruhi sinyal bearish tanpa pernah di pengaruhi oleh tren yang
mengiringinya.

3. Bentuk Candlestick
Selain grafik garis untuk menunjukan harga, para trader juga banyak yang
menggunakan Candlestick chart (grafik lilin). Jenis chart ini ditemukan pedagang beras di
Jepang pada abad 18. Candlestick umumnya digunakan untuk trading jangka pendek,
sehingga lebih cocok digunakan oleh trader. Kelebihan camdlestick ini adalah mampu
menampilkan psikolog pasar.
Candlestick chart ini mampu menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga
tertinggi, dan harga terendah. Bentuk Candlestick terlihat seperi sebuah bar dengan bentuk
khusus (lihat gambar dibawah ini). Ada dua warna yang digunakan, misalnya biru dan
merah atau putih dan hitam.

Candlestick berwarna putih/hijau menunjukan harga penutupan lebih tinggi dari harga
pembukaan (positif), sedangkan warna hitam/merah adalah sebaliknya (negatif).

a. Pola Netral
Candlestick yang membentuk pola netral artinya adalah bila candlestick ini muncul, trend
yang terjadi sulit diperkirakan, apakah bulish atau bearish.
1. Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila ada body pendek di tengah shadow yang tidak terlalu panjang.
Bentuk ini menunjukkan terjadi fluktuasi dalam kisaran sempit. Pasar sedang berusaha
melakukan konsolidasi

Bila terjadi pola spinning top terus-menerus, sebaiknya Anda melakukan trading jangka
pendek atau wait and see.

b. Pola Kontinuitas

Candlestick yang membentuk pola kontinuitas artinya adalah bila candlestick ini muncul,
trend yang terjadi di perkirakan akan terus berlanjut.

1. White Candle and Black Candle

Bentuk candle seperti gambar di bawah ini (Black Candle and White Candle) juga bisa
dilihat sebagai pola kontinuitas bullish atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat
Marobozu.
2. Marubozu

Bentuk candle ini terjadi hila ada body penuh tanpa shadow, Bentuk ini mengindikasikan
pasar yang sangat yakin (confident). Biasanya trend yang terjadi akan berlanjut (bullish
atau bearish).
Ada dua hal yang memperkuat trend yang sedang terjadi, yaitu apabila Marubozu, Black
and White Candle diikuti oleh :
1. Body yg panjang. Semakin panjang body, menunjukkan bahwa trader sangat yakin
pada tindakannya.
2. Volume yang besar Volume yang tinggi juga menunjukkan bahwa trader sangat
yakin tindakannya, sehingga melakukan transaksi dengan jumlah yang massif.

c. Pola Reversal

Candlestick yang membentuk pola reversal artinya bila candlestick ini muncul, trend
yang terjadi diperkirakan akan berbalik.

1. Doji

Bentuk candle ini adalah pola reversal yang paling sering dan paling gampang ditemui,
yaitu tipe candlestick di mana harga pembukaan sama atau hampir sama dengan harga
penutupan, sehingga hanya terlihat garis tipis di tengan shadow. Ada beberapa bentuk
Doji.
Doji Berkaki Panjang
Doji berkaki panjang memiliki bayangan atas dan bawah yang panjang dengan ukur-an
yang kurang lebih sama. Doji ini merefleksikan besarnya keragu-raguan pasar. Doji ber-
kaki panjang mengindikasikan bahwa harga ditransaksikan bebas di atas dan di bawah
level sesi pembukaan, tetapi ditutup secara jelas sama dengan pembukaannya. Setelah
sejumlah besar sorakan dan teriakan, hasil akhirnya menunjukkan hanya suatu perubahan
kecil dari pembukaan awalnya. Doji biasanya menunjukan adanya pergantian trend, baik
bullish atau bearish. Jadi perlu waspada jika mendapati adanya Doji.

Doji Capung dan Nisan

Doji capung terbentuk ketika harga pembukaan, tertinggi, dan penutupan sama, se-
dangkan harga terendah membentuk bayangan bawah panjang. Candlestick yang
dihasilkan terlihar seprti huruf T dengan bayangan bawah panjang dan tanpa bayangan
atas. Doji capung mengindikaasikan bahwa penjual mendominasi perdagangan dan
menarik haraga lebih rendah selama sesi. Pada akhir sese, pembeli kembalai muncul dan
mendorong harga balik ke atas kea rah level pembukaan dan sesi tinggi.
Waspada muncul di dahului oleh body penuh (Marubozu). Hal ini menunjukkan tekanan
jual atau beli sudah jauh berkuang dan kini adalah saatnya pembalikan arah. Konfirmasi
jadi tidaknya pola pembalikan trend harus dilihat pada bentuk candlestick selanjutnya.

Contoh Doji

Adanya candle Doji memberikan kemungkinan adanya pembalikan arah. Semakin


panjang ekor doji, kemungkinan pembalikan arah semakin kuat.

2. Hammer, Inverted Hammer. Hanging Man dan Shooting Star

Semuanya bisa digunakan sebagai indikasi reversal ( pembalikan arah trend). Masing-
masing bentuk candle tersebut terlihat pada gambar dibawah. Ciri khasnya adalah
shadow cuma satu.
Hammer Hanging Man atau Palu dan Orang Menggantung

Palu dan Orang Menggantung secara pasti nampak sama, tetapi memiliki implikasi yang
berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Keduanya memiliki body riil kecil
(hitam atau putih), bayangan bawah panjang dan bayangan atas pendek atau tanpa
bayangan atas. Sebagaimana halnya dengan sebagian besar formasi candlestick tunggal
atau ganda, Palu dan Orang Menggantung memerlukan konfirmasi sebelum gerakannya

Palu adalah suatu pola pembalikan bullish yang terbentuk setelah penurunan. Seba-gai
tambahan pada potensi pembalikan tren, palu dapat menandai dasar atau level support.
Setelah suatu penurunan, palu memberi sinyal kebangkitan bullish. Titik rendah dari
bayang-an bawah panjang mengimplikasikan bahwa penjual menarik harga-harga lebih
rendah sela-ma sesi. Namun demikian, akhir yang kuat mengindikasikan bahwa para
pembeli mendapat-kan kembali pijakannya untuk mengakhiri sesi dengan catatan kuat.
Meskipun hal ini nam-pak sudah cukup untuk melakukan aksi, palu memerlukan
konfirmasi bullish lebih lanjut. Titik rendah palu menunjukkan bahwa banyak sekali
penjual yang tersisa. Tekanan beli lebih lanjut (dan lebih disukai pada volume yang
meningkat) diperlukan sebelum beraksi. Informasi semacam ini dapat berasal dari adanya
gap ke atas atau candlestick putih panjang. Palu serupa dengan klimaks penjualan dan
volume yang besar dapat bertindak sebagai pen-dukung validitas pembalikan.

Orang Menggantung adalah pola pembalikan bearish yang juga dapat menandai pun-cak
atau level resistance. Terbentuk setalah suatu kenaikan, Orang Menggantung memberi si-
nyal bahwa tekanan jual mulai meningkat. Titik rendah dari bayangan bawah panjang
meng-konfirmasi bahwa para penjual telah menekan harga-harga lebih rendah selama
sesi. Meski bulls mendapatkan kembali pijakannya dan menarik harga-harga lebih tinggi
ke titik akhir, penampakan dari tekanan jual menaikkan bendera kuning. Seperti halnya
dengan Palu, suatu Orang Menggantung memerlukan konfirmasi bearish sebelum
tindakan. Konfirmasi se-macam ini dapat berasal dari adanya gap ke bawah atau
candlestick hitam panjang di atas vo-lume yang besar.

Inverted Hammer and Shooting star atau Palu Terbalik dan Shooting Star

Inverted Hammer dan Shooting Star nampak persis sama tetapi mempunyai implikasi
yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick memiliki
body riil kecil (hitam atau putih), bayangan atas panjang dan bayangan bawah kecil atau
tanpa bayangan bawah. Candlestick ini menandai potensi pembalikan tren, tetapi
memerlukan kon-firmasi sebelum tindakan
Shooting Star adalah pola pembalikan bearish yang terbentuk setelah suatu kenaikan dan
berada dalam posisi bintang, sesuai namanya. Suatu Shooting Star dapat menandai
pembalikan tren potensial atau level resistance. Candlestick ini terbentuk ketika harga
membuat gap lebih tinggi pada pembukaan, naik selama sesi, dan sedikit lebih tinggi.
Candlestick yang dihasilkan memiliki bayangan atas panjang dan body hitam atau putih
yang kecil. Setelah kenaikan yang besar (bayangan atas), kemampuan bears untuk
memaksa harga-harga turun telah menaikkan bendera kuning. Untuk mengindikasikan
pembalikan substansial, bayangan atas harus relatif panjang dan setidaknya 2 kali
panjang dari body. Konfirmasi bearish dibutuhkan setelah adanya Shooting Star dan
dapat mengambil bentuk gap ke bawah atau candle-stick hitam panjang di atas volume
yang besar.

Inverted Hammer terlihat sama persis seperti Shooting Star, tetapi terbentuk setelah suatu
penurunan atau tren turun. Palu Terbalik mencerminkan potensi pembalikan tren atau
level support. Setelah suatu penurunan, bayangan atas panjang mengindikasikan tekanan
beli sela-ma sesi. Namun demikian, bulls tidak dapat menahan tekanan beli ini dan harga
ditutup se-dikit berbeda dari titik tingginya untuk membentuk bayangan atas panjang.
Karena kegagal-an ini, konfirmasi bullish diperlukan sebelum tindakan. Suatu Palu
Terbalik yang diikuti oleh gap ke atas atau candlestick putih panjang dengan volume
besar dapat bertindak sebagai kon-firmasi bullish.

d. Pola Lainnya

Pola khusus candlestick yang perlu diperhatikan adalah Gap atau sering disebut juga
sebagai Window. Gap terjadi bila harga membuat jarak (gap) dibandingkan penutupan
sebelumnya. Singkatnya harga melakukan lompat kodok. Biasanya gap terjadi pada awal
trading baru setelah pasar tutup. Misalnya sebuah perusahaan dirumorkan mencatat
kenaikan pendapatan signifikan, keesokan harinya harga sahamnya langsung melompat
karena investor mengantisipasinya. Bila lompat naik disebut Gap Up, sedangkan bila turun
disebut Gap down.

Adanya gap menunjukkan bahwa tidak ada transaksi di dalam area harga tersebut. Ada sisi
psikolog di dalam gap tersebut :
1. Pasar sangat optimis sehingga menimbulkan gap. Sebagai contoh di dalam kasus Gap
Up, trader nekat membeli di harga yang jauh lebih tinggi.
2. Bila transaksi terjadi dalam jumlah transaksi yang besar, gap bisa menjadi level support
atau resistance yang kuat.
3. Bila level support atau resistance ini tembus, maka harga akan cenderung berusaha
menutupi area kosong ( fill the gap).
4. Kecenderungan lain yang terjadi adalah setelah are kosong terisi, harga biasanya
membal kembali dan melanjutkan rally searah dengan gap yang semula terbuka

e. Pengertian Indicator

Indikator analisis teknikal adalah formula matematis yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan trading. Indikator tersebut sangat berguna untuk memberikan
informasi mengenai trend,volume,dan lain sebagainya, termasuk memberikan sinyal jual
atau beli. Saat ini ada banya indikator yang digunakan oleh para trader. Bahkan setiap saat
selalu muncul trader baru atau varian dari indikator yang sudah ada.

1. Penggolongan Sederhana Indikator


a. Indikator untuk mengetahui trend

Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah market saat ini uptrend atau
downtrend,dapat juga digunakan untuk mengetahui kekuatan trend. Biasana indikator
unutk mengetahui trend grafiknya menempel pada chart
ADX Bollinger Bands
CCI
Moving Average
Parabolic SAR
Standard Deviation
b. Indikator yang bersifat oscilator

Indikator ini memiliki nilai tersendiri dalam suatu range tertentu dan biasanya tidak
menempel pada chart. Indikator ini dapat digunakan untuk menentukan kapan masuk atau
keluar dari pasar.
ATR
Bears Power
Bulls Power
DeMarket
Envelopes
Force Index
Ichimku Kinkyo Hyo
MACD
Momentum
MA of Oscillators
RSI
Relative Vigor Index
Stochastic Oscillators
William %R

c. Indikator berdasarkan volume

Indikator ini menggunakan volume transaksi sebagai basis perhittungan. Dengan


demikian indikator ini berguna untuk mengetahui psikologi pelaku pasar,seperti optimis
atau pesimis.
Volumes
A/D
Money Flow Index
On Balance Volume
d. Indikator berdasarkan Profitunity
Sistem ini juga dikenal dengan nama Trading Chaos System atau Alligator System
(Indikator Buaya).Profitunity adalah sistem trading yang diciptakan oleh Bill William,
yang sangat berguna untuk mengukur percepatan dan perlambatan harga dari kekuatan
pergerakan harga atau mengevaluasi efisiensi dari pergerakan harga..
Alligator
Accelator Oscillator
Awesome Ascillator
Fractals
Gator Oscillator
Market Facilitation Index

e. Indikator lainnya
Beberapa indikator lain yang ada.
Pivot point
Heiken Ashi
Ultimate Oscillator
Price Rate of Change
Aroon Oscillator
Chaikin Oscillator
Chaikin Money Flow
Price and Volume trend
GMMA
TRIX
Zig Zag
2. Indikator-indikator umum

a. Bolinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang memiliki tiga garis utama yang
bergerak mengikuti rata-rata pergerakan harga sepanjang periode tertentu. Garis utama
Bollinger Bands yang diberada di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok
ukur merupakan garis rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana
(simple moving average). Sementara dua garis lainnya ditempatkan pada bagian atas
dan bawah (upper & lower band) dihitung berdasarkan +/- 2 standar deviasi dari garis
rata-rata (MA).Bollinger Bands digunakan untuk mengetahui volatilitas suatu harga.
Bollinger Bands akan melebar saat harga bergerak fluktuatif, sedangkan akan
menyempit bila harga bertindak relatif datar.
Beberapa tips dalam menggunakan Bollinger Bands:
1. Harga selalu berada di antara garis atas dan bawah. Trader dapat trading diantara
range harga ini.
2. Biasanya harga bergerak dari band yang satu ke band yang lain. Trader bisa
menggunakan garis tengah sebagai patokan. Misalkan, harga dari band bawah
menembuh garis tengah,trader bisa pasang posisi beli. Bila sebaliknya harga dari
band atas menembus garis tengah,trader bisa memasang posisi jual.
3. Bila Bollinger Bands menyempit,pasar sedang sideways,sebaiknya trader
menghindari masuk. Tunggu sampai Bollinger Bands melebar lagi.
4. Setelah Bollinger Bands menyempit cukup lama,ada kemungkinan harga akan
bergerak drastis.
5. Ketika harga bergerak keluar dari garis atas atau bawah,ada kemungkinan cukup
besar pergerakan harga tersebut akan berlanjut.

b. Relative Strength Index (RSI)


RSI merupakan salah satu indikator yang paling luas digunakan oleh trader dan
investor. Dikembangkan oleh J. Welles Wilder Jr. sejak tahun 1970-an dan pertama kali
dipublikasikan melalui bukunya New Concepts in Technical trading systems.
RSI mungkin dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif
pasar berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan
dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga 100.
Puncak dan lembah harga diindikasikan melalui RSI yang bergerak ke atas area 70 atau
turun kebawah area 30. Beberapa analis lebih menyukai penggunaan 80 sebagai area
ekstrim atas atau lebih dikenal dengan istilah overbought dan area 20 sebagai level
ekstrim bawah atau oversold

c. Moving Average
Moving average sering disingkat MA, adalah indikator yang populer di kalangan trader.
Indikator ini menghitung pergerakan rata-rata dari suatu instrumen finansial dalam suatu
rentang waktu , misalnya dalam waktu 5 hari, 20 hari, atau 100 hari. Misalnya data
harga sampai 5 hari yang lalu dijumlah, kemudian hasilnya dibagi 5. Hasilnya adalah
suatu garis rata-rata (simple moving average) yang digambar beserta dengan grafik
harga.
Ada beberapa variasi MA yang digunakan dalam analisis teknikal, yaitu:
Simple Moving Average (SMA)
Linear Weighted Moving Average (WMA)
Exponential Moving Average (EMA)
Smoothed Moving Average

Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di tingkat
sensivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut, karena cara perhitungan
yang berbeda. Kalau SMA hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakansistem
pembobotan. Data dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.
Moving average dapat digunakan untuk berbagai hal, yaitu:
Mengidentifikasi trend sekarang
Mengetahui pembalikan arah
Menentukan level support dan resistance

Di dalam penggunaan Moving average bisa menggunakan lebih dari satu MA. Apabila
menggunakan 1 MA.

Pergerakan Saham ASRI dengan 1 Garis Moving Average

Untuk mengetahui arah trend, dengan mudah dapat melihat posisi moving average
terhadap harga, di atas atau dibawahnya. Sedangkan untuk menentukan titik reversal,
dapat dilihat saat harga menembus moving average.
Cara lain untuk mengidentifikasi trend adalah dengan menggunakan dua moving
average yang berbeda periode. Misalnya MA (5) dan MA (20). Posisi MA periode yang
lebih pendek terhadap Ma periode yang lebih panjang, apakah di atas atau dibawah akan
menentukan trend yang sedang terjadi. Sedangkan untuk menentukan kapan pembalikan
arah trend, dapat dilihat dari perpotongan antara dua MA. Jika periode yang digunakan
relatif lebih pendek, misalnya 5 dan 20, dapat memberi sinyal pembalikan arah jangka
pendek. Untuk sinyal jangka panjang, misalnya digunakan MA dengan periode 50 dan
200.
Pergerakan Saham ADHI dengan 2 Garis Moving Average

Selain dua MA, banyak juga trader yang menggunakan 3 MA sekaligus. Misalnya MA
(5), MA (20), MA (50). Dua Madengan periode lebih pendek digunakan sebagai
sinyaluntuk trading jangka pendek sedangkan Ma dengan periode paling panjang
digunakan untuk mengetahui trend utama yang sedang terjadi.

Pergerakan Saham ADHI dengan 3 Garis Moving Average


Pada prinsipnya moving average bisa membantu trader untuk trading. Periode yang
umum dipakai adalah 200, 100, 50, 20, dan 5. Bila dipakai chart harian, periode 200
dipakai untuk mengetahui trend tahunan. Periode 100 untuk mengetahui trend selama
setengah tahun. Periode 50 untuk trend selama 3 bulanan. Periode 20 untuk mengetahui
trend dalam waktu mingguan. Sedangkan periode 5 baik digunakan untuk mengetahui
trend harian.
d.MACD (Moving Average Convergence/Divergence)
MACD ditemukan oleh Gerrald Apple
Kegunaan :
Menunjukkan arah tren harga saham
Menentukan kondisi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold)
Sebagai indicator action yang bersifat lagging.
Interpretasi
Perpotongan (cross over) antara garis MACD dengan garis sinyalnya (EMA9)
Sinyal beli: Garis MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas.
Sinyal Jual: Garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah.

Menentukan Sinyal Jual & Beli saham MAIN dengan


Perpotongan Garis MACD & Garis Sinyal
Selain itu kita dapat menggunakan garis centerline (garis nol) sebagai alat untuk
menginterpretasi arah tren.
Jika garis MACD memotong garis nol dari bawah ke atas maka muncullah sinyal beli
yang cukup kuat, karena kondisi bearish dapat berubah menjadi bullish.
Jika garis MACD memotong garis nol dari atas ke bawah, maka muncullah sinyal jual
yang cukup kuat karena kondisi bullish dapat berubah menjadi bearish.
Jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold)
Kondisi Jenuh beli (overbought):
Jika garis MACD berada di atas garis sinyalnya dan merupakan jarak yang paling
jauh.
Kondisi jenuh jual (oversold):
Jika garis MACD berada di bawah garis sinyalnya dan merupakan jarak yang paling
jauh.

e. Stochastic Oscillator (Slow Stochastic)


Ditemukan oleh George C.Lane
Kegunaan:
Menentukan kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold)
Sebagai indicator action yang bersifat leading
Interpretasi
Jika grafik diatas garis 80 maka disebut jenuh beli (overbought) sedangkan jika
grafik di bawah garis 20 maka disebut jenuh jual (oversold). Harga saham bisa
tetap terus naik meskipun sudah menembus garis 80, demikian juga bisa tetap
terus turun ketika sudah menembus garis 20.
Sinyal beli : Ketika garis %K memotong dari bawah ke atas garis %D.
Sinyal jual : Ketika garis %K memotong dari atas ke bawah garis %K.
Konfirmasi sinyal beli dan jual terjadi ketika:
Konfirmasi sinyal beli: muncul ketika oscillator dari oversold (di bawah 20)
naik memotong garis 20.
Konfirmasi sinyal jual: muncul ketika oscillator dari overbought (di atas 80)
turun memotong garis 80.
Sinyal Pergerakan Saham AMAG dengan Indikator Stochastic Oscillator

f. MACD Histogram
Selain menggunakan MACD line, MACD histogram ini didapat dari nilai MACD line
Signal line (dikurangi). Hasilnya adalah histogram yang berfluktuasi diatas dan di bawah
nilai nol. Kalau menemukan di beberapa platform trading ada indicator moving average
of Oscillator (OsMA), itu sama saja dengan MACD histogram. Cara penggunaannya
sangat mudah. Jika MACD histogram positif, itulah saat untuk membeli. Jika MACD
histogram negatif berarti saat untuk menjual.
Dalam beberapa kasus data histogram kadang bisa memberikan sinyal lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan MACD line dan signal line. Patokannya adalah
melihat apakah histogram sudah membentuk puncak atau belum. Apabila setelah bar
terpanjang terjadi satu atau dua kali penurunan. Itulah saatnya melakukan pembelian atau
penjualan.
Analisis Pergerakan Harga Saham INCO untuk Menentukan Buy atau Sell
Menentukan Trend dari Saham ANTM dengan Indicator MACD Histogram

g. Volumes
Volume transaksi dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa pergerakan suatu mata
uang/saham/komoditas karena volume sebenarnya menggambarkan pertempuran antara
supply dan demand. Volume dapat digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend
akan berlanjut ataukan akan terjadi pembalikan arah.
Umumnya volume digambarkan sebagai histogram, dimana panjang bar menentukan
banyaknya jumlah transaksi. Semakin panjang bar, semakin banyak transaksi pada hari
itu.
Pada kondisi normal, volume transaksi cenderung tidak terlalu banyak, boleh dibilang
stabil bila dibandingkan dengan sebelumnya. Yang harus diwaspadai adalah adanya
VOLUME SPIKE, yaitu volume yang melonjak tiba-tiba. Bila volume spike terjadi, trend
yang sedang terjadi bisa diperkuat atau sebaliknya bisa terjadi reversal.
Jika terdapat peningkatan volume, dan harga bergerak searah dengan trend, biasanya hal
ini akan cenderung memperkuat trend yang sedang terjadi. Cirinya adalah candle yang
terbentuk panjang dan ekornya pendek.

Turunnya Harga Saham BUMI dari Jumlah Volume

Peningkatan volume tiba-tiba juga bisa terjadi karena ada berita fundamental yang
penting. Biasanya sebelum pengumuman berita, volume cenderung kecil dan harga statis.
Lonjakan volume juga membuat lonjakan atau anjloknya harga (tergantung muatan
berita).

Peningkatan Volume Demand Secara Tiba-Tiba Saham BUMI


KELEMAHAN ANALISIS TEKNIKAL
Penugasan terhadap Analisis Teknikal tidak menjamin seseorang untuk selalu memperoleh
keuntungan di pasar mata uang atau saham. Hal ini disebabkan analisis tersebut memiliki
kelemahan.
Kelemahan utama Analisis Teknikal disebabkan karena analisis ini hanya memperhitungkan data
masa lampau. Dari data masa lampau itu kemudian dilakukan prediksi apakah harga akan naik
atau turun. Karena hanya memperhitungkan data masa lampau dan asumsi, banyak hal-hal yang
tidak masuk ke dalam perhitungan. Misalnya kemungkinan adanya perubahan kebijakan
ekonomi secara mendadak, atau pejabat keuangan yang mendadak mundur. Faktor lain seperti
bencana alam, terjadinya bubble economy juga luput dari analisa.
Faktor lain yang sering mengakibatkan penggunaan Analisis Teknikal tidak optimal sehingga
salah memberikan prediksi harga adalah karena : Kesalahan penggunanya sendiri.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan penting. Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang
sering dilakukan oleh pengguna Analisis Teknikal :
1. Salah membaca data. Ketidaktelitian bisa menjadi sumber masalah. Misalnya sekilas MACD
line dan signal line terlihat sudah crossing padahal belum. Hal ini bisa diatasi dengan
melakukan pembesaran gambar.
2. Salah mengintrepretasikan data. Hal ini bisa terjadi karena ketidaktahuan menggunakan
indikator yang benar. Apalagi dalam Analisis Teknikal, seringkali banyak pola-pola diagram
yang bisa menyesatkan investor yang kurang berpengalaman.
3. Kesalahan lain adalah hanya menggantungkan pada satu indikator saja. Bila hanya ada
satu indikator yang positif, tidak menjamin hal tersebut pasti benar. Sebaiknya di dalam
menggunakan analisis, kita tidak hanya bersandar dengan satu indikator. Menggunakan lebih
dari satu indikator kadang lebih baik.
4. Contoh lain kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh para trader adalah salah
mengambil time horizon. Misalnya trader jangka panjang hanya melihat histori data dalam 3
bulan ke belakang, yang sederhana hanya cocok untuk para trader dengan time horizon lebih
singkat.
5. Kesalahan lain yaitu menggunakan indikator yang tidak cocok dengan gaya tradingnya.
Misalnya investor jangka panjang menggunakan Stohastic, yang sifatnya leading indicator.
Hasilnya malah membuat stres investor tersebut, karena terlalu banyak memberikan sinyal.
6. Kesalahan lain yang dilakukan trader biasanya adalah tidak sabar menunggu sinyal.
Misalnya trader biasanya mengambil keputusan beli apabila MACD line sudah crossing dan
berada di atas signal line.
7. Kesalahan utama trader adalah menganggap Analisis Teknikal adalah alat sakti, mampu
memprediksi 100% atau setidaknya 90% dari arah pergerakan harga. Pada kenyataannya
harga sering berubah drastis. Misalnya detik ini candle berbentuk Marubozu, secepat kilat ia
bisa berubah menjadi Hammer
Analisis Teknikal bukan alat ajaib yang akan memberi solusi 100% petunjuk yang benar tentang
sinyal beli dan jual. Analisis Teknikal juga sering memberi sinyal yang palsu. Beberapa ahli
memperkirakan Analisis Teknikal hanya bisa memberi petunjuk 50%-70% sinyal yang benar.
Kalau benar seperti ini sama saja parahnya dengan bertaruh dengan koin yang akan muncul.
Beberapa tips untuk mengoptimalkan penggunaan Analisis Teknikal yaitu
1. Sesuaikan penggunaan indikator dengan gaya trading anda. Jika anda seorang investor jangka
panjang disarankan menggunakan indikator yang bersifat lagging indicator. Jika anda
seorang trading jangka pendek atau scalper, jenis leading indicator bisa menjadi pilihan.
2. Sebaiknya tidak menggunakan satu macam indikator saja. Sebenarnya tidak ada salahnya
hanya menggunakan satu indikator saja, asal anda tahu kelemahan dan kekurangannya dan
juga cara penggunaannya. Namun bagi kebanyakan orang menggunakan lebih dari satu
indikator lebih aman. Perkuat argumentasi anda dengan konfirmasi dari indikator lain.
Kombinasi beberapa indikator dengan sifat berbeda akan memberikan anda petunjuk yang
lebih baik. Yang penting adalah gunakanlah indikator yang sesuai dengan kebutuhan trading
anda.
3. Jangan pula menggunakan banyak indikator. Dua sampai tiga indikator sudah cukup. Lebih
banyak dari itu malah membuat anda pusing. Apalagi kalau masing-masing indikator
menghasilkan sinyal berbeda. Terlalu banyak indikator juga relatif menyita waktu untuk
melakukan analisis.
4. Jangan hanya terpaku pada parameter-parameter standar. Misalnya pada parameter standar
MACD adalah 12, 26, 9. Anda bisa mencoba menggunakan nilai yang berbeda.
Bereksperimenlah untuk mendapatkan parameter yang paling cocok dengan gaya trading
anda. Seringkali instrumen finansial yang berbeda membutuhkan parameter yang berbeda
pula.
5. Sesuaikan time frame dengan indikator yang digunakan. Beberapa indikator lebih valid
hasilnya bila menggunakan time frame yang lebih panjang. Contohnya indikator MACD
lebih cocok digunakan di time frame hourly sampai monthly.
6. Secara teori menentukan kapan waktu untuk menjual dan membeli dengan Analisis Teknikal
sangat mudah, namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Kadang sinyal-sinyal analisis
teknikal bisa meragukan. Solusinya adalah tetap disiplin trading, tunggu sampai ada
konfirmasi yang kuat untuk membuka posisi. Lebih baik terlambat dan untung sedikit
daripada rugi banyak.
7. Camkanlah bahwa analisis Teknikal tidak selalu bisa memberikan keuntungan pada Anda.
Seringkali harga bisa berubah di tengah jalan. Untuk itu, tetap harus mengimbangi dengan
Manajemen Uang dan Manajemen Risiko yang baik.
8. Sebaiknya sediakan waktu khusus bagi anda untuk melakukan analisis teknikal di luar jam
trading. Riset dan perencanaan trading harus dilakukan di waktu yang terpisah dengan waktu
transaksi. Waktu trading adalah saat untuk mempraktekkan hasil analisis. Dengan melakukan
analisis di waktu khusus maka perencanaan trading akan lebih matang dan efektif. Hal ini
akan meminimalisasi faktor emosi. Jika anda melakukan analisis di waktu trading, biasanya
faktor emosi sedikit banyak akan muncul. Umumnya akan lebih banyak asumsi yang muncul.
Karena itu menyediakan waktu khusus untuk analisa sangat penting, terutama bagi investor
jangka menengah sampai panjang.

Anda mungkin juga menyukai