SYARIAH
A. Investasi dan Konsepnya dalam Islam
1. Investasi
Kata investasi yang dipakai dalam bahasa Indonesia memang
masing menjadi perdebatan tentang asal-usul kata investasi ini sebagai
salah satu kata serapan dari bahasa asing. Untuk lebih jauh
memahami asal-usul dari kata serapan investasi ini, maka perlu untuk
diketahui beberapa istilah yang sepadan dengan makna kata investasi.
Kata investasi merupakan padanan kata benda (nomina) di dalam
bahasa Belanda berasal dari kata “investering” yang berarti penanaman
modal, semisal kalimat : “een investering van vijf milyoen”, artinya
adalah investasi (penanaman modal) sebesar lima juta.
Sedangkan kata kerjanya (verb) dalam bahasa Belanda adalah
“investeren” atau “investatie” yang berarti menanamkan modal, semisal
kalimat : “investeren in een project” berati menanamkan modal dalam
suatu proyek.
Kata investasi secara etimologi dari bahasa Latin di sebut dengan
kata “investire” yang berarti memakai, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan kata “investment”, yang berarti menanam.
Batasan-batasan tentang istilah investasi secara terminologi
dari beberapa para ahli antara lain:
a. Fitzgeral memberikan definisi investasi sebagai aktivitas yang
berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana)
yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat
sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran
produk baru di masa yang akan datang.
Dari definisi ini disimpulkan unsur pembentuk investasi
ditekankan pada kegiatan penggunaan sumber dana yang
akan digunakan untuk pembelian barang modal yang akan
digunakan untuk menghasilkan produk baru.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis kegiatan muamalah termasuk investasi
dalam konsep Islam adalah boleh hukumnya, terkecuali ada
ketentuan (aturan) lain yang bersifat normati (al-Qur’an maupun
Hadist Rasulullah Saw.), baik secara eksplisit maupun implisit
yang melarangnya, sebagaimana terlihat pada bagan berikut:
Hukum Asal
Ibadah Muamalah
E. Rangkuman
1. Pengertian investasi secara bahasa berasal dari bahasa Latin
yaitu “investire” yang berarti memakai, dan dalam bahasa
Inggris disebut sebagai “investment”, yang berarti menanam.
Sedangkan secara terminology, definisi investasi adalah
“penanaman modal yang dilakukan oleh investor dalam
berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan”. Dengan kata lain
investasi disebut juga dengan istilah “penanaman modal”.
2. Investasi dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata “”رمثتسإ
yang berarti membuahkan. Sedangkan konsep investasi
syariah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan produktif yang
menguntungkan bila dilihat dari sudut pandang teologis,
1
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Penerjemah : Soeroyo &
Nastangin, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 159-167.
dan menjadi untung-rugi jika dipandang dari sisi ekonomi,
karena tidak bisa terlepas dari adanya suatu ketidak-pastian
(uncertainty of loss) dalam kehidupan manusia, serta harus
dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah syar’i.
3. Faktor-faktor yang mendorong investasi dalam konsep Islam
adalah:
a. Adanya implementasi mekanisme zakat terhadap jumlah
dan nilai assetnya yang akan selalui dikenakan zakat.
b. Adanya motif sosial, yaitu dengan membantu sebagian
masyarakat yang tidak memiliki modal.
4. Dasar hukum investasi dalam konsep Islam antara lain salah
satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
artinya: “Berikanlah kesempatan kepada mereka yang
memiliki tanah untuk memenfaatkannya, dengan caranya
sendiri dan jika tidak dilakukannya, hendaklah diberikan
pula orang lain agar memanfaatkannya”.
5. Adapun tujuan investasi secara umum adalah :
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan
yang diharapkan (actual profit).
c. Terciptanya kemakmuran pemegang bagi saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
6. Sedangkan tujuan investasi syariah adalah menanam modal
dengan tujuan menambah keuntungan dan mencari
kelebihan nikmat Allah, karena investasi ini akan
merealisasikan tujuan permodalan yang seharusnya
berkembang, sekaligus merealisasikan tujuan sosialnya.
7. Adapun hubungan antara manajemen dengan investasi
syari’ah merupakan satu kesatuan bentuk ibadah muamalah.
Atau dengan kata lain berinvestasi sama dengan berusaha
mencari penghidupan (ma`isyah), dan dalam melakukan
kegiatan investasi itu sendiri, pelaksanaan kegiatan investasi
harus dilakukan secara Islami. Sehingga keberhasilan
melakukan investasi dengan baik dan benar sesuai dengan
prinsip syariah akan tergantung pada pelaku investor
maupun prilaku manajerialnya.
8. Pengertianmanajemeninvestasiadalahmanajemenprofesional
yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga
seperti saham, obligasi dan asset lainnya seperti properti
dengan tujuan mencapai target investasi yang
menguntungkan bagi investor (baik institusi maupun
perorangan).
9. Sedangkan definisi manajemen investasi syari’ah adalah
suatu kegiatan atau seni mengelola modal dan sumber-
sumber penghidupan ekonomi maupun sumber daya secara
profesional untuk masa depan, baik di dunia maupun di
akhirat sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw.
10. Landasan filosofis kegiatan muamalah termasuk investasi
dalam konsep Islam adalah boleh hukumnya, terkecuali ada
ketentuan (aturan) lain yang bersifat normati (al-Qur’an
maupun Hadist Rasulullah Saw.), baik secara eksplisit
maupun implisit yang melarangnya.
11. Aktivitas investasi dalam konsep Islam dapat dilihat dari 2
aspek, yaitu:
a. Aspek non ekonomis, yaitu bernilai amal shaleh sebagai
bekal (investasi) manusia pada hari akhir kelak.
b. Aspek ekonomis, yaitu pengorbanan dana dalan jumlah
tertentu (pasti) pada saat sekarang untuk mendapatkan
keuntungan di masa mendatang.
12. Investasi dalam konsep investasi Islam sebagaimana yang
dianjurkan oleh Umar bin Khattab adalah:
a. Investasi pada sektor riil berupa tanah
b. Investasi pada sektor keuangan berupa penyertaan
modal.
PRINSIP DAN JENIS
INVESTASI SYARIAH
Praktik, dan Prospek, ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007), hlm. 44.
5Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor, An Introduction To Islamic Finance:
Theory and Practice, (Singapore: John Wiley & Sons, 2007), hlm. 1.
5. Prinsip tambahan (ancillary principles).
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan pada aktivitas
investasi harus memberikan manfaat dan perlindungan kepada
kepentingan investor sendiri, konsumen (pengguna) dan
masyarakat secara umum.
D. Rangkuman
1. Landasan normatif investasi syariah yang bersumber dari al-
Qur’an dan as-Sunnah banyak sekali, antara lain
sebagaimana
dissebutkan pada surat an-Nisa’ ayat 9 dan Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
2. Landasan hukum investasi dari peraturan perundang-
undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sumber Hukum Materiil, yaitu tempat dari mana materi
hukum itu diambil.
b. Sumber Hukum Formil, yaitu tempat memperoleh
kekuatan hukum yang berkaitan dengan bentuk atau
cara yang menyebabkan hukum formil itu berlaku. Jenis
ini terbagi menjadi Sumber Hukum Tertulis dan Sumber
Hukum Tidak Tertulis.
3. Sumber hukum investasi tertulis secara umum di Indonesia
di antaranya yang terbaru adalah Undang-undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menghapus
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.
4. Landasan hukum secara khusus investasi syariah di Indonesia
antara lain yang berkaitan dengan investasi perbankan
syariah, seperti Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan Syariah, atau yang berkaitan dengan
industri pasar modal seperti Fatwa DSN Nomor 20/DSN-
MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksa Dana Syariah dan lain sebagaiya.
5. Prinsip umum dasar investasi adalah:
a. Membandingkan nilai dan harga dengan pedoman “beli
dengan harga rendah dan jual dengan harga yang tinggi”
(buy low and sell high).
b. Harus mengetahui dengan jelas obyek investasi dengan
pedoman “beli apa yang anda tahu dan tahu apa yang anda
beli” (buy what you know and know what you buy).
c. Menentukan asset yang memiliki return positif (harga
asset memilik trend harga yang terus naik) dengan
pertumbuhan return yang positif juga.
6. Prinsip-prinsip utama investasi syari’ah yaitu:
a. Prinsip Halal, yaitu tempat dan proses investasi yang
halal yang tidak bertentangan dengan aturan syariah.
b. Prinsip Berkah, yang akan terlihat dari sisi rohani
(kepuasan bathin).
c. Prinsip Pertambahan Nilai (Profit Margin), yaitu adanya
peningkatan tambahan asset dengan keuntungan.
d. Prinsip Realistis, yaitu proyeksi hasil investasi tetap
berdasarkan nilai kenyataan (riil).
7. Prinsip-prinsip syariah yang harus diimplementasikan pada
kegiatan investasi:
a. Prinsip bagi hasil dan bagi rugi (profit and lost sharing).
b. Prinsip dagang (trade principles).
c. Prinsip biaya atau upah (fees or charges based principles).
d. Prinsip bebas jasa (free services principles),
e. Prinsip tambahan (ancillary principles).
8. Faktor-faktoryangmempengaruhiseseoranginginberinvestasi
adalah adanya faktor utama dan pendukung. Adapun Faktor
Utama, antara lain Tingkat Keuntungan yang Diramalkan
akan Diperoleh dan Tingkat Suku Bunga. Sedangkan Faktor
Pendukung, antara lain : Perkiraan Keadaan Perekonomian,
Perkembangan Teknologi, Keuntungan Yang Diperoleh
Investor dan Pendapatan Nasional.
9. Tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan seseorang
untuk melakukan investasi, yaitu: Pendapatan (Revenues),
Biaya (Cost), dan Harapan (Expectations).
10. Adapun jenis-jenis investasi secara umum adalah :
a. Portofolio, yaitu jenis investasi melalui pasar modal
dengan instrumen surat berharga, seperti saham dan
obligasi.
b. Investasi langsung, yaitu jenis investasi seperti
membangun, membeli total atau mengakuisi investor
atau membeli asset lainya.
11. Skema investasi syariah diaplikasikan dalam bentuk:
a. Skema bagi hasil dan bagi resiko (profit and lost sharing)
dalam bentuk musyarakah dan mudharabah.
b. Skema jual beli (muarabahah).
c. Skema sewa (ijarah).
d. Skema sewa dan jual beli (muarabahah wal ijarah).
12. Jenis investasi syari’ah adalah:
a. Investasi produk keuangan, antara lain: Produk bank
Islam seperti tabungan dan deposito, Produk asuransi
seperti unit link syariah dan Produk pasar modal seperti
Reksadana Islam, saham dan obligasi Islam.
b. Investasi asset property dengan skema jual beli maupun
hasil sewa (ijarah).
c. Investasi ke dalam bentuk logam mulia dengan skema
jual beli.
d. Investasi bentuk usaha yang dikelola sendiri ataupun
dengan menitipkan modal pada orang lain
E. Soal Evaluasi
1. Sebutkan beberapa landasan hukum investasi syari’ah?
2. Sebutkan prinsip-prinsip utama investasi syari’ah menurut
Ahmad Ghazali?
3. Sebutkan faktor utama dan pendukung seseorang akan
berinvestasi?
4. Sebutkan jenis-jenis investasi secara umum?
5. Sebutkan skema investasi syari’ah?
RESIKO DAN MANFAAT
INVESTASI SYARIAH
A. Resiko Investasi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah
”risiko”. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran,
tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim
hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita akan
menanggung risiko-risiko jika kita tidak mengantisipasi dari
awal. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta
risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu
saja, malahan harus diperhatikan secara cermat, bila orang
menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut antara lain :
kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan,
kecurangan, penggelapan dan sebagainya, yang dapat
menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Dengan kata lain, bagi seseorang yang akan melakukan
kegiatan investasi kemungkinan yang akan ditemukan dan
dihadapi adalah adanya risiko (risk) dan kemungkinan adanya
manfaat berupa keuntungan atau pendapatan (return). Kedua
elemen ini akan selalu melekat pada setiap aktivitas investasi
manusia. Tidak ada satu pun kegiatan investasi di dunia ini yang
aman dan bebas risiko. Dan tingkat risiko yang dihadapi-pun
akan sangat beragam pula dan tidak pernah sama.
Adapun definisi resiko investasi adalah pendapatan negatif
(return negative) saat melakukan investasi yang berujung pada
kerugian. Menurut Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert, definisi
resiko adalah ketidakpastian tentang sesuatu di masa mendatang
(uncertainty about future events).1
Adapun macam-macam atau bentuk-bentuk resiko dalam
investasi adalah: 2
1. Turunnya nilai investasi
Resiko turunnya nilai investasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Internal, yaitu faktor yang melekat dan berasal pada
investasi tersebut, seperti karena adanya perubahan pada
obyek investasi tersebut. Contoh emas yang mengalami
perubahan warna.
b. Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar yang
menyebabkan penurunan nilai investasi, seperti adanya
musibah, perubahan kebijakan pemerintah dan kondisi
politik hukum, tren perubahan investasi.
2. Kenaikan investasi tidak sebanding kenaikan inflasi
Resiko kenaikan investasi yang tidak sebanding dengan
kenaikan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga barang
secara terus menerus yang akan berimbas pada banyak
sedikitnya keuntungan investasi.
3. Jenis atau sifat investasi yang susah untuk dijual lagi
Resiko yang berasal dari jenis atau sifat invesatsi yang susah
dijual lagi dipengaruhi oleh adanya sifat atau jenis investasi yang
berbeda-beda.
Jenis investasi dibagi menjadi 2 jenis atau sifat, yaitu:
a. Investasi likuid atau mudah untuk dicairkan, biasanya masuk
dalam jenis jangka pendek seperti tabungan dan deposito.
b. Investasi non likuid atau sulit untuk dicairkan segera seperti
pada sektor property.
Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti, dalam
melaksanakan investasi seorang investor harus memahami akan
berhadapan dengan beberapa resiko, yaitu:3
3. Resiko Keuangan (Financial Risk)
Resiko keuangan yaitu resiko yang diterima investor akibat
dari ketidak-mampuan emiten (saham/obligasi) memenuhi
kewajiban pembayaran dividen (bunga) serta pokok investasi.
4. Resiko Pasar (Market Risk)
Resiko pasar yaitu resiko yang timbul akibat menurunnya
harga pasar substansial baik keeseluruhan saham maupun saham
tertentu akibat tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara,
perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah
dalam bidang ekonomi.
5. Resiko Psikologis (Psychological Risk)
Resiko psikologis yaitu resiko bagi investor yang bertindak
secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham
berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat
mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
6. Risiko Likuiditas (Liqiudity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa
mengalami kerugian yang berarti
7. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang timbul akibat
perubahan tingkat bunga yang belaku dipasar biasanya risiko ini
berjalan belawanan dengan harga-harga instrumen pasar Modal.
8. Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Risiko mata uang merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan nilai tukar mata uang Domestik (misalnya
rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolar Amerika
Serikat).
9. Risiko Daya Beli
Risiko daya beli merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan
menyebabkan berkurangya daya beli uang yang diinvestasikan
maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil
pendapatan menjadi lebih kecil.
C. Manfaat Investasi
Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan positif yang
biasa disebut return. Return adalah keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan
investasi yang dilakukannya. Dalam pandangan R. J. Shook,
pengertian return adalah laba investasi, baik melalui bunga atau
deviden.4
Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:5
1. Aspek Ekonomi
Manfaat investasi dari aspek ekonomi ini antara lain adalah:
a. Pendapatan atau keuntungan (return) yang lebih besar
dari nilai investasi.
b. Pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan baik.
c. Adanya kompetensi yang sehat.
d. Menciptakan lapangan kerja yang luas.
2. Aspek Sosial
Manfaat investasi dari aspek sosial ini antara lain adalah:
a. Adanya interaksi positif antara investor dan pengelola
modal.
b. Membiasakan masyarakat untuk tidak
bersikap konsumtif.
c. Membiasakanmasyarakatuntukmempunyaiperencanaan
yang matang untuk jangka panjang.
d. Membiasakan diri untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih baik di masa mendatang.
F. Rangkuman
1. Resiko (risk) adalah pendapatan negatif (return negative) saat
melakukan investasi yang berujung pada kerugian.
2. Macam atau bentuk resiko dalam investasi antara lain :
a. Turunnya nilai investasi, fakor yang mempengaruhi
dapat berasal dari internal (perubahan obyek investasi)
dan eksternal (adanya musibah atau perubahan kondisi
politik).
b. Kenaikan investasi tidak sebanding kenaikan inflasi.
c. Jenis atau sifat investasi yang susah untuk dijual lagi.
2. Jenis investasi dibagi menjadi 2 jenis atau sifat, yaitu investasi
likuid (mudah untuk dicairkan seperti deposito) dan investasi
non likuid (sulit untuk dicairkan seperti properti).
3. Resiko investasi menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti
yaitu: Resiko Keuangan (Financial Risk), Resiko Pasar
(Market Risk), Resiko Psikologis (Psychological Risk), Risiko
Tingkat Bunga (Interest Rate Risk), Risiko Mata Uang
(Currency Risk), dan Risiko Daya Beli.
4. Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan atau
keuntungan positif yang biasa disebut return.
5. Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu : Aspek
Ekonomi dan Aspek Sosial.
6. Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang
berarti ketidakpastian (uncertainty). Sementara Ibnu Qayyim
menjelaskan bahwa gharar adalah kemungkinan ada dan
tidak ada. Islam dalam menanggapi masalah resiko dalam
berinvestasi menganjurkan umatnya untuk menggunakan
prinsip kehati-hatian atau wara’ (prudent), sebagaimana
Sabda Rasulullah Saw., untuk sebaiknya meninggalkan segala
sesuatu yang menimbulkan keraguan
7. Menurut Van Deer Heidjen, kategorisasi ketidakpastian
(uncertainty) dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: Risk,
Structural uncertainty dan Unknowables.
8. Dalam investasi syariah, terdapat berbagai resiko :
a. Resiko Kehilangan Modal
b. Risiko Ketidakpastian Return
c. Risiko Kesulitan Menjual Produk Investasi
9. Konsep pendapatan/laba atau return di dalam Islam adalah
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk mencari
penghidupan sebanyak mungkin demi kesejahteraan
hidupnya didunia sebagaimana tertuang di dalam al-Qur’an
surat al-
Jumu’ah ayat 10 yang artinya :”Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung”.
10. Manfaat-manfaat dalam investasi syariah adalah :
a. Manfaat bagi Investor
b. Manfaat bagi Rekanan Investor
c. Manfaat bagi Masyarakat (Fungsi Sosial)
11. Menghilangkan resiko adalah sesuatu yang tidak mungkin
dalam melakukan aktivitas investasi, namun yang paling
realistis adalah dengan menguranginya, yaitu dengan
melakukan pengelolaan resiko yang dapat ditempuh dengan
4 cara, yaitu: Memperkecil Resiko, Mengalihkan Resiko,
Mengontrol Resiko dan Pendanaan Resiko.
12. Cara mudah dan praktis mengurangi resiko investasi adalah
dengan membuat portofolio investasi: “jangan meletakkan
telur-telur dalam satu keranjang” karena jika terjatuh, maka
telur akan lebih banyak yang pecah dibandingkan jika
ditaruh pada beberapa keranjang jika keranjang yang lain
tidak jatuh”.