NAMA
: Mita Risna
NIM
: 131207285
UNIT/SEM
: II/IV
Landasan Tauhid
Landasan ini merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi bagi
setiap umat muslim dalam melakukan tindakanya dalam fungsinya untuk hidup, seperti
menjalankan aktivitas ekonomi di dalam masyarakat. Tauhid yang bertindak sebagai
filosofis dalam landasan etika islami memiliki makna yang man sebuah kepercayaan
penuh dan murni terhadap ke-Esaan Tuhan, yang sevara khusus menunjukkan dimensi
yang vertical islami. Dalam hubungannya hablu min Allah, hal ini menjadi tolak ukur di
dalam menjalanka aktivitas ekonomi sekarang ini. Tanpa adanya kepentingan terkait
dengan Rabbnya maka segala perbuatan yang dilakukan khususnya dalam sector ekonomi
akan menjadi goyang dan akan muncul penyimpangan-penyimpangan terhadapnya.
Hablu min Allah secara tidak langsung menghubungkan antara institusi-institusi
social ekonomi yang terbatas dan tidak sempurna dengan Dzat yang sempurna seta tidak
terbatas, yakni ALLAH SWT. Ada pun implemantasinya dalam konteks ekonomi islam
bahwa segal aktivitas ekonomi yang berlandaskan pada aqidah ketauhidan dipercaya
berasal dari Allah dan bertunjuan akhir juga untuk Allah semata. Manusia tidak memiliki
kedudukan yang mutlak terhadap pemanfaatan dan pendistribusian sumber-sumber
ekonomi dengan sekehendak hatinya.
2.
merupakan landasan yang berkaitan langsung dengan pembagian menfaat kepada semua
komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi. Landasan kesejajaran berkaitan
dengan kewajiban terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan
mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
3.
yaitu dengan menaati ketentuan Allah untuk membuat pilihan yang benar ataukah
melawan ketentuan Allah dengan membuat pilihan yang salah. Dalam konsep Islam,
kebebasan individu sifatnya sangat relative karena kebebasan mutlak adalah hak dan
milik Allah. Sebagaimana firman Allah yang menolak kebebasan mutlak manusia.
Ketahuilah,sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena
dia melihat dirinya serba cukup.(QS.akAlaq[96]:6-7)
Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan
filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan
manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya,
yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas).
Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas
apapun akan merasa ada kehadiran "pihak ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya.
Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini
karena Bisnis dalam Islam tisak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi
akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam
bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap
sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika
oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan
totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan
kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam,
pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh
kegiatan kita didunia yang "dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih
keuntungan atau pahala akhirat. Stetemen ini secara tegas di sebut dalam salah satu ayat
Al-Qur'an.
Logika Ibn Arabi itu, setidaknya mendapatkan penguatan baik dari hadits maupun
duinia ekonomi, sebagaimana Nabi SAW bersabda : Barangsiapa yang menginginkan
dunia, maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka
hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya maka hendaknya
dia berilmu."
Pernyataan Nabi tersebut mengisaratkan dan mengafirmasikan bahwa dismping
persoalan etika yang menjadi tumpuan kesuksesan dalam bisnis juga ada faktor lain yang
tidak kalah pentingnya, yaitu skill dan pengetahuantentang etika itu sendiri. Gagal
mengetahui pengetahuan tentang etika maupun prosedur bisnis yang benar secara Islam
maka akan gagal memperoleh tujuan. Jika ilmu yang dibangun untuk mendapat
kebehagiaan akhirat juga harus berbasis etika, maka dengan sendirinya ilmu yang
dibangun untuk duniapun harus berbasis etika. Ilmu dan etika yang dimiliki oleh sipapun
dalam melakukakan aktifitas apapun ( termasuk bisnis) maka ia akan mendapatkan
kebahagian dunia dan akhirat sekaligus.
Resume 2
pelarangan
penumpukan
dan
menimbunan
kekayaan
itu,
ladang dan ada burung atau orang atau binatang memakan dari padanya, hal ini akan
dihitung sebagai amal sedekah baginya.
Khalifah Umuar bin Khaththab juga pernah berkata, Siapa saja yang mempunyai
kekayaan hendaknya mengembangkannya dan siapa saja yang mempunyai tanah,
hendaknya menanaminya. Dari beberapa landasan hukum tersebut nampak jelas bahwa
investasi atau kegiatan produktif lainnya sangatlah dianjurkan dalam Islam demi
tercapainya tujuan syariah (maqashid Al-Syariah) yaitu kemaslahatan.
Keputusan seorang Muslim untuk melakukan investasi pada suatu bidang usaha
tertentu didasarkan atas inisiatif sendiri, bukan karena paksaan. Demikian juga mitra
kerja bekerja sama atas inisiatifnya sendiri. Dengan demikian, aktivitas investasi tersebut
akan jauh dari unsur-unsur paksaan, aniaya dan zalim menzalimi (QS. An-Nisa : 29 dan
Al-Baqarah : 279).
Skema Investasi Syariah terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
Skema bagi hasil : musyakarah (join venture) dan mudharabah (full financing);
Skema jual beli (murabahah);
Skema sewa (ijarah)
Skema sewa plus jual beli.
Musyarakah adalah skema investasi syariah melalui pengelolaan usaha bersama
Walaupun Islam mendorong umat Islam untuk melakukan investasi, namun tidak
berarti semua bidang usaha diperbolehkan dalam berinvestasi. Islam membatasi bidangbidang yang boleh umat berinvestasi. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan manusia
dari kegiatan yang membahayakan masyarakat (Afzalurrahman, 2000).
Islam melarang umat Islam berinvestasi di bidang yang diharamkan, baik haram
karena bendanya (miras, narkoba, dan lain-lain) maupun haram karena hukumnya (ada
unsur tadlis, gharar, maysir, dan riba).
Resume 3
Investasi Murabahah
1. Pengertian
Al murabahah Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah di bank syariah,
membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah
yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin/keuntungan yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai tau kredit, jika secara kredit harus dipisahkan
antara keuntungan dan harga peroleh. Keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad,
kalau terjadi kesulitan bayar dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau kesulitan bayar
karma lalai dapat dikenakan denda. Denda tersebut akan dianggap sebagai dana
kebajikan. Arthafarm membuka peluang kerja sama merabahah dengan maksud untuk
membantu pembiayaan pertanian pertenakan dan perdagangan.
Contoh deposit investor Rp.2.000.000,- dibelikan pupuk dengan akad jual beli dan
sepakat keuntungannya Rp.200.000 pembayaran setelah 3 bulan maka investor akan
menerima Rp.2.100.000,- arthafam Rp.80.000,- dan zakat Rp.20.000,-
2. Landasan
a. al-Quran
....Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (al-Baqarah:275)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu (larangan
membunuh diri sendiri mencakup juga membunuh orang lain, sebab membunuh orang
lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan);
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Q.S. al-Nisa : 29)
b. al-Hadits
Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (murabahah),
dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk di
jual. (HR. Ibnu Majah)
pedagang yang jujur dan terpercaya, maka dia bersama Nabi, orang-orang yang
jujur dan para syuhada. (HR. Tirmidzi)
3. Syarat
a. Syarat yang berakad (baiu dan musytari) cakap hukum dan tidak dalam keadaan
terpaksa
b. Barang yang diperjualbelikan (mabi) tidak termasuk barang yang haram dan jenis
maupun jumlahnya jelas
c. Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga pokok dan
komponen keuntungan) dan cara pembayarannya disebutkan dengan jelas
d. Pernyataa serah terima (ijab qabul) harus jelas dengan menyebutkan secara
spesifik pihak-pihak yang berakad
Keunggulan Murabahah
1. Akadnya jual beli yang menerangkan keuntungan dan modal.
2. Transaksi jual beli saling ridho kedua belah pihak.
3. Biaya wakalah manajemen arthafarm 40% dari keuntungan bersih investor jika
manajemen juga tidak memperoleh.
4. Bernilai ibadah membantu memperkokoh ekonomi lemah dan saling mengingat
untuk bisnis dan beribadah yang sejalan.
5. Tanpa disadar setiap bisnis arthafarm brkomitmen 10% santunan anak yatim
bahkan kadang lebih jika pendapatan besar.
6. Keuntungan disepakati diawal akad
7. Minimal deposit ringan Rp.2.000.000,- dan biaya administrasi Rp.18.000 untuk
materal dan surat ke alamat investor hanya dibayar sekali selama memiliki aset
diarthafarm.
8. Investor memiliki aset real seperti jual beli terikat tanah, sawah, kebun sawit dan
lain-lain.
9. Dana investor bisa langsung ditarik jika tidak terpakai untuk bermudharabah
10. Bisa bermudharabah dengan investor seluruh indonesia bahkan dunia karena
dimanajemen dan dapat dipantau secara online.
1.
2.
3.
4.
5.
Persyaratan
Data sesuai KTP
Nomor identitas
Alamat lengkap untuk pengiriman surat perjanjian
Biaya administrasi Rp.18.000,Deposit minimal Rp.2.000.000,-
Resume 4
Salaam
ini
terkandung
dalam
firman
Allh
Subhanahu
wa
Taala
(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang
telah
kamu
kerjakan
pada
hari-hari
yang
telah
lalu".[al-Hqqah/69:24]
Menurut para Ulama, definisi baius salam yaitu jual beli barang yang disifati (dengan
kriteria tertentu/spek tertentu) dalam tanggungan (penjual) dengan pembayaran kontan
dimajlis akad.[2] Dengan istilah lain, baius salam adalah akad pemesanan suatu barang
dengan kriteria yang telah disepakati dan dengan pembayaran tunai pada saat akad
berlangsung.
Dengan demikian, baius salam memiliki kriteria khusus bila dibandingkan dengan
jenis jual beli lainnya, diantaranya:
1. Pembayaran dilakukan didepan (kontan di tempat akad), oleh karena itu jual beli ini
dinamakan juga as-salaf.
2. Serah terima barang ditunda sampai waktu yang telah ditentukan dalam majlis akad
Para ulama sering mengungkapkan proses akad jual beli semacam ini dengan
ungkapan, Zaid seorang menyerahkan seribu dinar kepada Ali supaya Ali menyerahkan
lima ton beras kepadanya. Pembeli, yaitu Zaid dinamakan al-muslim atau al-muslif atau
Rabbus Salam. Sedangkan penjual yaitu Ali dinamakan al-muslam Ilaihi atau al-muslaf
Ilaihi. Sementara pembayaran kontan yaitu seribu dinar dinamakan rasu mlis salam
(Modal Salam) dan barang yang dipesan yaitu beras dinamakan al-muslam fihi atau
Dainus Salam (hutang salam).
HUKUM
BAIUS
SALAM
(JUAL
BELI
SISTEM
PESAN)
Jual beli sistem ini diperbolehkan dalam syariat Islam. Ini berdasarkan dalil-dalil dari alQur`n dan sunnah serta ijma dan juga sesuai dengan analogi akal yang benar (alqiysush shahh).
a.
Dalam
al-Qur`n,
Allah
Azza
wa
Jalla
berfirman
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang telah ditentukan, hendaklah kamu menulisnya. [al-Baqarah/2:282].
b.
Dalam
hadits
Abdullh
bin
Abbs
Radhiyallahu
anhu
diriwayatkan
Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di kota Madinah, penduduk Madinah
telah biasa memesan buah kurma dengan waktu satu dan dua tahun. maka beliau
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa memesan kurma, maka hendaknya
ia memesan dalam takaran, timbangan dan tempo yang jelas (diketahui oleh kedua belah
c.
d.
Istishna
Istishna' ( )adalah bentuk ism mashdar dari kata dasar
istashna'a-yastashni'u ( - ). Artinya meminta orang lain
untuk membuatkan sesuatu untuknya. Dikatakan : istashna'a fulan
baitan, meminta seseorang untuk membuatkan rumah untuknya.
HAKEKAT AKAD ISTISHNA
Ulama mazhab Hanafi berbeda pendapat tentang hakekat akad
istishna' ini. Sebagian menganggapnya sebagai akad jual-beli barang
yang disertai dengan syarat pengolahan barang yang dibeli, atau
gabungan dari akad salam dan jual-beli jasa (ijarah). Sebagian lainnya
menganggap sebagai 2 akad, yaitu akad ijarah dan akad jual beli. Pada
awal akad istishna', akadnya adalah akad ijarah (jualjasa). Setealh
barang jadi dan pihak kedua selesai dari pekerjaan memproduksi barang
yang di pesan, akadnya berubah menjadi akad jual beli.
Syarat-syarat objek akad menurut Fatwa DSN MUI, yaitu :
a.
Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan
Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
g. Barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi pemesan, bukan barang missal.
Resume 5
Investasi Mudharabah
Secara bahasa mudharabah berasal dari akar kata dharaba yadhribu dharban
yang bermakna memukul. Dengan penambahan alif pada dho, maka kata ini memiliki
konotasi saling memukul yang berarti mengandung subjek lebih dari satu orang. Para
fukoha memandang mudharabah dari akar kata ini dengan merujuk kepada pemakaiannya
dalam al-Quran yang selalu disambung dengan kata depan fi kemudian dihubungkan
dengan al-ardh yang memiliki pengertian berjalan di muka bumi.
Mudharabah merupakan bahasa yang biasa dipakai oleh penduduk Irak sedangkan
penduduk Hijaz lebih suka menggunakan kata qirodh untuk merujuk pola perniagaan
yang sama. Mereka menamakan qiradh yang berarti memotong karena si pemilik modal
memotong dari sebagian hartanya untuk diniagakan dan memberikan sebagian dari
labanya.
Kadang-kadang juga dinamakan dengan muqaradhah yang berarti sama-sama
memiliki hak untuk mendapatkan laba karena si pemilik modal memberikan modalnya
sementara pengusaha meniagakannya dan keduanya sama-sama berbagi keuntungan.
Dalam istilah fikih muamalah, mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan di mana si
pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengusaha/pengelola, untuk diniagakan
dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah
pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si pemilik modal.
Para ulama sepakat bahwa landasan syariah mudharabah dapat ditemukan dalam
al-Quran, as-Sunnah, Ijma dan qiyas.
Dan orang-orang yang lain berjalan di muka bumi mencari keutamaan
Allah (Q.S. Al-Muzammil : 20)
Ayat ini menjelaskan bahwa mudharabah ( berjalan di muka bumi) dengan
tujuan mendapatkan keutamaan dari Allah (rizki). Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
Maka apabila shalat (jumat) telah ditunaikan, maka bertebaranlah di muka bumi
dan carilah keutamaan Allah (Q.S al-Jumah : 10)
Dipandang secara umum, kandungan ayat di atas mencakup usaha mudharabah
karena mudharabah dilaksanakan dengan berjalan-jalan di muka bumi dan ia merupakan
salah satu bentuk mencari keutamaan Allah.
Menurut Madzhab Hanafi rukun mudharabah itu ada dua yaitu Ijab dan Qobul.
Sedangkan menurut Jumhur Ulama rukun mudharabah ada tiga macam yaitu
5. Mudharabah tidak sah kecuali modal seluruhnya diserahkan atau menjadi berada
dalam kekuasaan mudharib pada saat akad syirkah. Tidak boleh ada sebagian modal
yang diutang atau diserahkan kemudian. Akad mudharabah mengharuskan hal itu.
Aktivitas finansial (bisnis) yang diakadkan itu dilakukan terhadap modal dan hal itu
langsung berlaku sejak akad dilangsungkan sehingga modal yang diakadkan
seluruhnya harus diserahkan kepada mudharib.
Resume 6
Investasi Musyarakah
Musyarakah (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi) adalah bentuk umum
dari usaha bagi hasil di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan
manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal.
Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk
meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama dengan memadukan
seluruh sumber daya.
Ketentuannya, antara lain :
1. Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus sadar hukum, dan memperhatikan hal-hal
berikut :
Setiap mitra memiliki hak umtuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis
normal.
Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset
dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktivitas
musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan
kelalaian yang disengaja.
seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan dana atau menginvestasikan dana
untuk kepentingannya sendiri.
Bentuk Musyarakah
Hukum Syirkah
Syirkah hukumnya mubah. Ini berdasarkan dalil hadits Nabi saw berupa taqrir
terhadap syirkah. Pada saat baginda diutuskan oleh Allah SWT sebagai nabi, orangorang pada masa itu telah bermuamalat dengan cara ber-syirkah dan Nabi Muhammad
saw membenarkannya. Sabda baginda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra:
Allah Azza wa jalla telah berfirman; Aku adalah pihak ketiga dari 2 pihak yang
bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau salah satunya
khianat, aku keluar dari keduanya. (Hr Abu dawud, alBaihaqi dan adDaruquthni) Imam
Bukhari meriwayatkan bahwa Aba Manhal pernah mengatakan , Aku dan rekan
kongsiku telah membeli sesuatu dengan cara tunai dan hutang.
Lalu kami didatangi oleh Al Barra bin azib. Kami lalu bertanya kepadanya. Dia
menjawab, Aku dan rekan kongsiku, Zaiq bin Arqam, telah mengadakan kerja sama
usaha. Kemudian kami bertanya kepada Nabi saw. tentang tindakan kami. Baginda
menjawab: Barang yang (diperoleh) dengan cara tunai silakan kalian ambil. Sedangkan
yang (diperoleh) secara hutang, silakan kalian bayar.
Rukun Syirkah
Rukun syirkah ada 3 perkara yaitu:
1. Akad (ijab-qabul) juga disebut sighah,
2. Dua pihak yang berakad (aqidani), harus memiliki kecakapan melakukan
pengelolaan harta,
3. Objek aqad juga disebut maqud alaihi (surat perjanjian), separti modal atau
pekerjaan.
Manakala syarat sah perkara yang boleh disyirkahkan adalah objek, objek tersebut boleh
dikelola bersama atau boleh diwakilkan.
Pandangan Mazhab Fiqih tentang Syirkah
Mazhab Hanafi dan zaidiah berpandangan ada 5 jenis syirkah yang sah yaitu syirkah
inan,
abdan,
mudharabah,
wujuh
dan
mufawadhah.
Ada pun penjesalan Syeikh Taqiuddin AnNabhani dalam kitabnya Sistem Ekonomi
Alternatif Perspektif Islam berijtihad terdapat 5 jenis syirkah yang secara syarie
sependapat dengan pandangan mazhab hanafi dan zaidiah.
1.
Syirkah Inan
Syirkah Inan adalah Kerjasama antara 2 pihak atau lebih, setiap pihak menyumbangkan
modal dan menjalankan usaha atau bisnis.
2.
Syirkah Abdan
Syirkah Abdan adalah kerjasama 2 orang atau lebih yang hanya melibatkan
tenaga(badan) mereka tanpa kerjasama modal.
3.
Syirkah Mudharabah
Syirkah Mudharabah adalah syirkah dua pihak atau lebih dengan ketentuan. satu pihak
menjalankan kerja (amal) sedangkan pihak lain mengeluarkan modal (mal). (AnNabhani, 1990: 152).
Resume 7
ketika
beliau
menerangkan
rukun
dan
syarat
upah
mengupah,
yaitumujir dan mustajir (yang memberikan upah dan yang menerima upah), sedang kan
Nor Hasanuddin sebagai penerjemah Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan
makna ijarah dengan sewa menyewa
Beberapa contoh kontrak ijarah (pemilikan manfaat) seperti :
1. Manfaat yang berasal dari aset seperti rumah untuk ditempati, atau mobil untuk
dikendarai.
2. Manfaat yang berasal karya seperti hasil karya seorang insinyur bangunan, tukang
tenun, tukang pewarna, penjahit, dll.
3. Manfaat yang berasal dari skill/keahlian individu seperti pekerja kantor, pembantu
rumah tangga, dll.
Sementara itu, menyewakan pohon untuk dimanfaatkan buahnya, menyewakan
makanan untuk dimakan, dll bukan termasuk kategori ijarah karena barang-barang
tersebut tidak dapat dimanfaatkan kecuali barang-barang tersebut akan habis dikonsumsi.
Kaidah-Kaidah dalam Ijaroh :
1. Semua barang yang dapat dinikmati manfaatnya tanpa mengurangi substansi barang
tersebut, maka barang tersebut dapat disewakan.
2. Semua barang yang pemanfaatannya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi tidak
mengurangi substansi barang itu seperti susu pada unta dan air dalam sumur dapat
juga disewakan.
3. Uang dari emas atau perak dan tidak dapat disewakan karena barang-barang ini
setelah dikonsumsi menjadi hilang atau habis.
Rukun dan Syarat Ijarah
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah :
mereka tentukan dalam al ijarah, harga barang dalam transaksi jual, dan kapan kepemilikan
dipindahkan.
Ada 2 bentuk IMBT :
a) Ijarah dengan janji akan menjual pada akhir masa sewa
Pilihan untuk menjual barang di akhir massa sewa (alternatif 1) biasanya diambil bila
kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang
dibayarkan relatif kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir masa
periode sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut dan margin laba yang ditetapkan
bank. Karena itu, untuk menutupi kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki
barang tersebut, ia harus membeli barang tersebut di akhir periode.
b). Ijarah dengan janji untuk memberikan hibah pada akhir masa sewa.
Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa sewa (alternatif 2) biasanya diambil
bila kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa
yang dibayarkan relatif besar, akumulasi sewa di akhir periode sewa sudah mencukupi untuk
menutup harga beli barang dan margin laba yang ditetapkan oleh bank. Dengan demikian,
bank dapat menghibahkan barang tersebut di akhir masa periode sewa kepada pihak penyewa.
Aplikasi dalam perbankan
Bank bank islam yang mengoperasikan produk al ijarah dapat melakukan leasing, baik
dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Akan tetapi, pada umumnya bank
bank tersebut lebih banyak menggunakan Al Ijaroh al muntahia bit Tamlik, karena lebih
sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu bank pun tidak direpotkan untuk mengurus
pemeliharaan asset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya.
Resume 8
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Efek
adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal
dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau
syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang
diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan
oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
i.
memproduksi,
mendistribusikan,
memperdagangkan
dan/atau
ii.
rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih
dari 82%, dan
iii.
rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak
lebih dari 10%.
Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi
syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata
sakk dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu,
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai berikut :
Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu/undivided share)
atas:
Resume 9
lazim
kontemporer.
dipergunakan
dalam
transaksi
dunia
perbankan
misalnya
identitas
pemegang
obligasi,
pembatasan-
kepada
Fatwa
Dewan
Syariah
Nasional
No:
32/DSN-
Obligasi
Syariah
yang
mewajibkan
Emiten
untuk
dengan
syariah
dengan
memper-hatikan
Resume 10
persen dari seluruh reksa dana yang ada), yang terdiri dari:
mudarat (rokok), tidak boleh investasi pada portfolio yang yang bersifat riba (Adanya
bunga), bukan judi (maysir), perdagangan yang tidak disertai penyerahan barang,
perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu (bay al najsy), jual beli
mengandung ketidakpastian (gharar) dan spekulatif, serta transaksi suap (risywah).
Memenuhi rasio keuangan tertentu, maksudnya total utang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 persen (delapan puluh dua per
seratus) yang berarti modal 55 persen dan utang 45 persen, total pendapatan bunga dan
pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue)
dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.
Kebijakan Investasi reksadana syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen
keuangan yang sesuai dengan Syariah Islam, meliputi:
1. Efek Pasar Modal Syariah: Obligasi Syariah (Sukuk); Saham-saham yang masuk
dalam DES (Daftar Efek Syariah), serta efek surat hutang lainnya yang sesuai
dengan prinsip syariah.
2. Instrumen Pasar Uang Syariah: - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (SIMA) - Certificate of Deposit
Mudharabah Mutlaqah (CD Mudharabah Mutlaqah) - Certificate of Deposit
Mudharabah Muqayyadah (CD Mudharabah Muqayyadah)
Alasan Investasi Reksa Dana Syariah
Berikut macam-macam alasan orang untuk berinvestasi di Reksa Dana syariah:
ingin berinvestasi di pasar modal tapi waktu terbatas, ingin berinvestasi tapi
pengetahuannya masih belum memadai, sementara kebutuhan investasi tidak boleh
ditunda-tunda, kurang akses atas informasi yang tersedia dipasar modal, ingin
mempunyai return yang optimal atau bahkan mengalahkan return pasar namun dana yang
terbatas, ingin diversifikasi investasi, ingin memenuhi kebutuhan jangka pendek,
menengah atau panjang dan kesemuanya itu untuk mencapai kebebasan financial secara
syariah, ingin berinvestasi tapi sesuai dengan tuntunan agama, alasan lainnya karena
syariah memberikan tingkat stabilitas yang tinggi, dll.
Keuntungan Investasi Reksa Dana Syariah
Berikut beberapa keuntungan jika berinvestasi pada reksa dana syariah antara
lain: - Kemudahan berinvestasi Banyak perusahaan manajer investasi/Asset Management
dengan minimum pembelian Rp 100.000 - Rp 250.000 anda sudah bisa berinvestasi di
Reksa Dana. Saat ini produk reksa dana syariah sudah tersedia sebesar 49 reksadana.
Resiko Investasi Reksa Dana Syariah
Seperti pada reksadana konvensional, investasi pada reksadana syariah pun
mempunyai resiko, antara lain:
Risiko Likuiditas jika terjadi pencairan dalam jumlah yang besar secara
bersamaan
Risiko Pembubaran
Resume 11
Kinerja
investasi
merupakan
tujuan
dari
proses
investasi.
Sebagai
feedback
atas
pencapaian
tujuan
investasi.
Menghindari
penyimpangan
dari
tujuan
investasi.
Selain itu ada pula metode perhitungan yang dinamakan Attribution Analysis, di
mana dengan metode ini investor bisa mengidentifikasikan kontribusi dari masingmasing sektor atau instrumen investasi relatif terhadap kinerja portofolio secara
keseluruhan. Secara gambling, attribution analysis adalah alat untuk mengukur
mengevaluasi kinerja portofolio yang digunakan untuk menganalisa kemampuan manajer
investasi. Melalui attribution analysis, investor dapat mengidentifikasikan impact dari
keputusan investasi yang dibuat oleh manajer investasi terkait dengan kebijakan investasi
secara keseluruhan, alokasi aset (asset allocation), pemilihan instrumen investasi and
kegiatan transaksi. Dengan membandingkan kinerja portofolio dengan tolok ukurnya,
maka dapat diketahui apakah sang manajer investasi benar-benar mumpuni atau sekedar
sedang beruntung saja pada periode tersebut. Attribution analysis biasanya digunakan
oleh para investor institusi untuk mengidentifikasikan para manajer investasi yang terbaik
yang bisa membantu memaksimalkan kinerja portofolio mereka. by individuals.
Dalam artikel kali ini penulis hanya akan membahas metode perhitungan tanpa
pertimbangan faktor resiko. Pembahasan mengenai metode penghitungan dengan
pertimbangan faktor resiko akan dibahas dalam artikel berikutnya.
Resume 12
Resume 13
Savas Alpay, Director General of The Statistical, Economic and Social Research and
Training Centre for Islamic Countries (SESRIC) mengatakan, untuk membangun industri
finansial global yang stabil dan berkelanjutan dibutuhkan aspek moral dan etika. Hal itu
sejalan dengan prinsip-prinsip keuangan syariah.
Paska krisis global, sistem keuangan syariah memiliki kesempatan menjadi alternatif
untuk
memperbaiki
fondasi
di
industri
keuangan,
ujarnya.
Keterkaitan dengan sektor riil menjadi salah satu keunggulan dari sistem keuangan
syariah. Sehingga pertumbuhan yang terjadi lebih stabil dan sustainable. Selain itu, dalam
operasionalnya keuangan syariah harus menjunjung moral dan etika. Keunggulan lainnya
adalah menekankan pada pembiayaan berbasis ekuitas ketimbang pembiayaan dari utang.
beli).
Menurutnya, porsi pembiayaan musyarakah yang berbasis pada modal akan mendorong
tumbuhnya wirausaha, mengurangi risiko dan memperdalam akses finansial dan fungsi
intermediasi. Dengan begitu, roda ekonomi di sektor riil akan lebih terpacu sebagaimana
menjadi tujuan keuangan syariah. Akad musyakarah akan lebih meningkatkan akselerasi
sektor
riil,
kata
Savas.
Jika dilihat secara teoritis, keuangan syariah memiliki sejumlah kelebihan dibanding
konvensional seperti efisien, lebih stabil, mendorong sektor riil, dan mengurangi
ketidaksempurnaan pasar berupa informasi yang tidak simetris.
Keunggulan itu jika direalisasikan dengan benar akan memberi dampak positif, tidak saja
terhadap sektor keuangan tetapi sistem perekonomian secara keseluruhan. Sebagai sistem
yang bersumber dari yang transendental, keuangan syariah seharusnya dapat berperan
lebih besar dalam menangani kerapuhan pada sistem konvensional yang ada saat ini.
Mabid Ali Al Jarhi, Profesor Ekonomi dan Keuangan Islam di Universitas Hamad Bin
Khalifa Doha Qatar mengatakan, sayangnya para praktisi keuangan syariah seperti bankir
syariah kurang mengeksplorasi kelebihan tersebut. Praktisi syariah justru hanya
mengadopsi
model
di
konvensional,
ujarnya.
Untuk mengarahkan agar pelaku keuangan syariah lebih berorientasi pada keunggulan
sistem syariah, diperlukan regulasi yang mengaturnya. Di banyak negara, peraturan
terhadap keuangan syariah berbeda-beda. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah ada
yang memperlakukan keuangan syariah sama dengan konvensional dan ada pula yang
berbeda.
Dalam konteks Indonesia, keuangan syariah dalam hal ini perbankan memiliki regulasi
yang berbeda dengan perbankan konvensional seperti diatur dalam Undang-Undang
tentang Perbankan Syariah Tahun 2008. Regulasi yang menyamaratakan keuangan
syariah dengan konvensional akan merugikan perkembangan keuangan syariah itu
sendiri.
Selain itu, kemunculan keuangan syariah di beberapa negara diinisiasi oleh
masyarakatnya (private sector) tanpa intervensi pemerintah. Meski demikian, sejarah
membuktikan
bahwa
lembaga
keuangan
syariah
tetap
dapat
eksis.
Menurut Mabid Ali, dalam pengawasan aspek syariah pun berbeda-beda di tiap negara.
Di Indonesia pengawasan syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) yang bersifat independen terhadap negara. Sedangkan di banyak
negara Timur Tengah, pengawas syariahnya merupakan subordinat dari negara. Sehingga
Indonesia dinilai lebih independen dalam memutuskan kesyariahan pelayanan atau poduk
keuangan
syariah
dibanding
negara
lainnya.
Sistem keuangan syariah, kata Mabid Ali, juga memberi keuntungan bagi nasabah dan
bank. Sebab, proses seleksi pembiayaan dilakukan dengan transparan. Oleh karena itu,
peraturan bank syariah harus memastikan prosedur pembiayaan kepada nasabah
dilakukan dengan teliti dan transparan.
Apalagi jika pembiayaan yang diberikan skimnya adalah mudharabah. Perbankan harus
memastikan screening bagi mudharib dilakukan dengan benar karena risiko pembiayaan
sepenuhnya ditanggung pihak bank. Sebab, bank memberikan sepenuhnya pembiayaan
pada
suatu
proyek.
Dengan aneka ragam akad yang dimiliki keuangan syariah, seharusnya dapat mendukung
aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat perlu terus digali.