DALAM MUAMALAH
Dosen Pembimbing
Cut Kaslinda, S.H.I., M.Ag.
Disusun Oleh :
Afnizah Maulia Lubis (190603144)
Saakia Yolanda (190603121)
Rahma Dea Ananda (190603149)
1. Latar Belakang
Ilmu Fiqh merupakan salah satu ilmu yang perlu diketahui oleh seluruh umat muslim
karena yang menyangkut hukum-hukum Islam. Secara keseluruhan, ilmu tersebut tidak
mudah dipahami. Oleh karena itu, mereka perlu sebuah pengantar dari ilmu tersebut sangat
penting karena dapat mengarahkan pemahaman menuju Ilmu Fiqh yang susungguhnya.
Selain itu, sebagai sebuah disiplin keilmuan, Ilmu Fiqh akan terus dan harus
berkembang. Sekalipun demikian, perubahannya dalam sejarah menunjukkan dinamika.
Kadang-kadang ia berubah sangat pesat. Adakalanya pula terlihat lambat. Bahkan, tidak
jarang tampak statis. Padahal, tuntutan atas perkembangannya merupakan konsekuensi logis
dari beban dan tuntutan perubahan masyarakat dan umat Islam sendiri.
2. Rumusan masalah
A. Pengertian ‘urf
Dari segi kebahasan etimologi al-urf berasal dari kata yang terdiri dari huruf ‘ain, ra’,
dan fa’ yang berarti kenal. Dari kata ini muncul kata ma’rifah (yang dikenal), ta’rif (definisi,
kata ma’ruf (yang dikenal sebagai kebaikan). Dari kata urf (kebiasaan yang baik).[1]
Adapun pengertian ‘urf secara terminologi adalah :
ْ ِارفُوْ ا إ
ُ َم ْعنًى خَاصٍّ الَتَأَلَّفَهُ الُّ َغ_ ةُ َوالَ يَتَبَ__ا َد ُر َغ ْي_ َره طالَقُهُ َعلَى َ َماا ْعتَا َدهُ النَّاسُ َو َسارُوْ ا َعلَ ْي ِه ِم ْن ُك ِّل فِ ْع ٍل َشا َع بَ ْينَهُ ْم اَوْ لَ ْفظٌ تَ َع
اعه ِ ِع ْن َد ِس َم
“Sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka mengikutinya dalam bentuk setiap
perbuatan yang populer di antara mereka, ataupun suatu kata yang biasa mereka kenal dengan
pengertian tertentu, bukan dalam pengertian etimologi, dan ketika mendengar kata itu,
mereka tidak memahaminya dalam pengertian lain.”
Kata al-‘adah (kebiasaan) pengertian terminologinya adalah:
ع السَّل ْي َمةُ بِ ْالقُبُوْ ِل ُّ ُس ِم ْن ِجهَّ ِة ْال ُعقُوْ ِل َوتَلَقَّه
ُ الطبَا ِ َْماا ْستَقَ َّر فِ ْي النُّفُو
“Sesuatu yang telah mantap di dalam jiwa dari segi dapatnya diterima oleh akal yang sehat
dan watak yang benar.”
Kata al-‘adah disebut demikian karena karena dilakukan secara berulang-ulang,
sehingga menjadi kebiasaan masyarakat. Al-‘urf terdiri dari dua bentuk yaitu kebiasaan
dalam bentuk perkataan dan kebiasaan dalam bentuk perbuatan.
Dalam kajian hukum Islam‘urf merupakan satu sumber hukum yang diambil oleh
madzhab Hanafi dan Maliki, yang berada diluar lingkup nash. ‘Urf adalah bentuk-bentuk
mu‘amalah (hubungan kepentingan) yang telah menjadi adat kebiasaan dan telah berlangsung
konstan.
Contoh :
‘Urf berupa perbuatan atau kebiasaan disatu masyarakat dalam melakukan jual beli
kebutuhan ringan sehari-hari seperti garam, tomat dan gula, dengan hanya menerima barang
dan menyerahkan harga tanpa mengucapkan ijab dan qabul.
Penerapan ‘urf dalam ekonomi Islam terlihat pada jual beli wafa’, praktik urbun dalam jual
beli, franchising, dan konsinyasi.
B. Macam-macam ‘Urf
Ditinjau dari segi jangkauannya ‘urf dapat dibagi 2 yaitu:
· Al-‘Urf al-Amm
Yaitu kebiasaan yang bersifat umum dan berlaku bagi sebagian besar masyarakat dalam
berbagai wilayah yang luas. Misalnya, membayar onkos kendaraan umum dengan harga
tertentu, tanpa perincian jauh atau dekatnya jarak yang ditempuh dan hanya dibatasi oleh
jarak tempuh maksimum.
· Al-‘Urf al-Khashs
Yaitu adat kebiasaan yang berlaku secara khusus pada suatu masyarakat tertentu, atau
wilayah tertentu saja. Misalnya kebiasaan masyarakat tertentu yang menjadikan kuitansi
sebagai alat bukti yang sah, meskipun tanpa disertai dengan dua orang saksi.
Ditinjau dari absahannya, al-urf dapat pula dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
· Al-‘Urf ash-Shahihah (‘urf yang absah)
Yaitu adat kebiasaan masyarakat yang sesuai dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan
hokum islam. Dengan kata lain ‘urf yang tidak mengubah ketentuan yang haram menjadi
yang halal, atau sebaliknya. Misalnya, dalam jual beli dengan cara pemesanan, pihak
pemesan memberi uang muka atau panjar atas barang yang dipesannya.
E. Pandangan Ulama
Berikut adalah praktek-praktek ’Urf dalam masing-masing mahzab:
1. Fiqh Hanafy
· Dalam akad jual beli. Seperti standar harga, jual beli rumah yang meliputi bangunanya
meskipun tidak disebutkan.
· Bolehnya jual beli buah yang masih dipohon karena ’urf.
· Bolehnya mengolah lahan pertanian orang lain tanpa izin jika di daerah tersebut ada
kebiasaan bahwa lehan pertanian digarap oleh orang lain, maka pemiliknya bisa meminta
bagian.
2. Fiqh Maliki
· Bolehnya jual beli barang dengan menunjukkan sample.
· Pembagian nisbah antara mudharib dan sahibul maal berdasarkan ’urf jika terjadi
perselisihan.
3. Fiqh Syafi’i
· Batasan penyimpanan barang yang dianggap pencurian yang wajib potong tangan.
· Akad sewa atas alat transportasi.
· Akad sewa atas ternak.
4. Fiqh Hanbali
· Jual beli mu’thah
Para ulama sepakat bahwa ‘urf shahih dapat dijadikan dasar hujjah. Ulama Malikiyah
terkenal dengan pernyataan mereka bahwa amal ulama Madinah dapat dijadikan hujjah,
demikian pula ulama Hanafiyah menyatakan bahwa pendapat ulama Kufah dapat dijadikan
dasar hujjah.
Para ulama telah sepakat bahwa seorang mujtahid dan seorang hakim harus memelihara
’urf shahih yang ada di masyarakat dan menetapkannya sebagai hukum. Para ulama juga
menyepakati bahwa ’urf fasid harus dijauhkan dari kaidah-kaidah pengambilan dan
penetapan hukum. ’Urf fasid dalam keadaan darurat pada lapangan muamalah tidaklah
otomatis membolehkannya. Keadaan darurat tersebut dapat ditoleransi hanya apabila benar-
benar darurat dan dalam keadaan sangat dibutuhkan.
Imam Syafi’i terkenal dengan qaul qadim dan qaul jadidnya. Ada suatu kejadian tetapi
beliau menetapkan hukum yang berbeda pada waktu beliau masih berada di Mekkah (qaul
qadim) dengan setelah beliau berada di Mesir (qaul jadid). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga
madzhab itu berhujjah dengan ‘urf. Tentu saja ‘urf fasid tidak mereka jadikan sebagai dasar
hujjah.
Abdul Wahab Khalaf berpandangan bahwa suatu hukum yang bersandar pada ’Urf akan
fleksibel terhadap waktu dan tempat, karena Islam memberikan prinsip sebagai berikut:
“Suatu ketetapan hukum (fatwa) dapat berubah disebabkan berubahnya waktu, tempat,
dan siatuasi (kondisi)”.
Dengan demikian, memperhatikan waktu dan tempat masyarakat yang akan diberi beban
hukum sangat penting. Prinsip yang sama dikemukakan dalam kaidah sebagai berikut:
“Tidak dapat diingkari adanya perubahan karena berubahnya waktu (zaman)”.
Dari prinsip ini, seseorang dapat menetapkan hukum atau melakukan perubahan sesuai
dengan perubahan waktu (zaman). Ibnu Qayyim mengemukakan bahwa suatu ketentuan
hukum yang ditetapkan oleh seorang mujtahid mungkin saja mengalami perubahan karena
perubahan waktu, tempat keadaan, dan adat.
Jumhur ulama tidak membolehkan ’Urf Khosh. Sedangkan sebagian ulama Hanafiyyah
dan Syafi’iyyah membolehkannya, dan inilah pendapat yang shohih karena kalau dalam
sebuah negeri terdapat ‘urf tertentu maka akad dan mu’amalah yang terjadi padanya akan
mengikuti ‘urf tersebut.
F. Contoh Praktek ‘Urf
Berikut adalah akad-akad saat ini yang dapat diterima dengan ’Urf, yaitu :
· .Konsep Aqilah dalam asuransi.
· Jual beli barang elektronik dengan akad garansi.
· .Dalam sewa menyewa rumah. Biaya kerusakan yang kecil-kecil yang seharusnya
menjadi tanggung jawab pemilik rumah, menjadi tanggung jawab penyewa.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
‘Urf bisa dikatakan sebagai suatu perkataan dan perbuatan yang menyangkut
kebiasaan yang sering dilakukan. Macam-macam ‘urf yaitu dari segi objeknya (Al-‘Urf al-
Lafzhi dan Al-‘urf al-‘amali), dari segi cakupannya (Al-‘urf al-‘am dan Al-‘urf al-khash),
dari segi keabsahannya dari pandangan syara’ (Al-‘urf al-Shahih dan Al-‘urf al-fasid).
1
Dahlan, abd. Rahman. Ushul Fiqh, (Jakarta : Amzah, 2014). Hlm. 209
2
Effendi, Satria. Ushul Fiqh. (Jakarta : Kencana Predanamedia Group, 2005). Hlm. 156-157
3
Abd.Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2010).
4
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta, PT Bulan Bintang, 1995).
5
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih Kaidah Hukum Islam, (Jakarta, Pustaka Amani,
2003).
6
Rahmat Illahi Besri, ‘Urf : Pengertian, Dasar Hukum, macam-macam, kedudukan,
dan permasalahannya, ibelboyz. wordpress. com, di akses dari https://ibelboyz. wordpress.
Com /2011/10/13/%E2%80%98 urf-pengertian-dasar-hukum-macam-macam-kedudukan-
dan-permasalahannya/ , pada tanggal 30 April 2016 pukul 11:36.
7
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta, PT Bulan Bintang, 1995) .
8
http:// tafsir hadits2012.blogspot.com/2013/05/urf-dalam-hukum-islam.html?m=1, diakses
pada 5 Mei 2016 pukul 9:03.
9
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta, PT Bulan Bintang, 1995) .