STUDI KASUS
i
ii
2021
i
STUDI KASUS
i
ii
iii
iv
v
vi
Kupersembahkan untuk :
1. Kepada Allah SWT karena dengan segala pertolongan dan kekuatan do’a
yang mampu membantuku dalam menyelesaikan studi kasus ini.
2. Kepada Ayahanda (Barlian) dan Ibunda (Meriyantini), saudara kandungku
(Ogie dan Fito) dan keluarga besar yang senantiasa terus memberikan do’a,
kasih sayang, semangat dan motivasi dalam setiap nasehatnya.
3. Dosen pembimbingku, Ibu Windy Astuti Cahya Ningrum, S.Kep., Ns.,
M.Kep, yang tak pernah lelah dan selalu sabar dalam memberikan ilmu, dan
arahan selama ini sehingga dapat terselesainya tugas Studi Kasus ini.
4. Untuk penguji I, Ibu Renny Triwijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep dan penguji II
Ibu Puji Setya Rini, S.Kep., Ns., M.Kes saya ucapkan terima kasih, tanpa
kalian tugas akhir ini tak terselesaikan dengan baik.
5. Untuk sahabat satu atap kamar 309 A (Erika, Asih, Ranti, Rossa, Reza, Zulfa,
Adel, Ratih, Usie) yang selalu memberikan pembelajaran yang luar biasa
selama pertemanan kita ini.
6. Teman-teman departemen Keperawatan Medikal Bedah (Tika, Yulia N,
Ratih, Tiara dy, Mery, Pendi, Deri) terima kasih atas energi positif dan selalu
memberikan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teman-teman seperjuanganku mahasiswa DIII Keperawatan angkatan tahun
2018, terima kasih atas pengalaman-pengalaman berharga yang sudah dilalui
selama tiga tahun ini.
vii
I. Identitas
Nama : Dwi Adelia Indah Putri
NIM : 20018016
Tempat / Tanggal Lahir : Serinanti, 01 September 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Status dalam Keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jln. Lintas Timur Desa Seriannti Dusun III
Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI
No. Telp : 082278135241
Orang Tua
Ayah : Barlian
Ibu : Meriyantini
Email : daindah01@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Studi kasus ini yang berjudul “Penerapan
Terapi Slow Deep Breathing untuk Mengurangi Nyeri Akut: Kepala Pada Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021” sesuai
waktu yang ditetapkan. Penulisan Studi kasus ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di
Institus Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammdiyah Palembang. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada panyusunan Studi Kasus ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan Studi Kasus ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi Candra Putra, M.Kes selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
2. Bapak dr. H. Pangestu Widodo, MARS selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
3. Ibu Maya Fadlillah, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Mar’atun Ulaa, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan dan selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Ibu Windy Astuti Cahya Ningrum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing
selama penyusunan Studi Kasus ini
6. Ibu Renny Triwijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji I dan Ibu Puji
Setya Rini, S.Kep., Ns., M.Kes selaku penguji II
7. Staf pegawai Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan Studi Kasus ini
8. Dosen Program Studi dan staf pegawai IKesT Muhammadiyah Palembang
yang saya banggakan
ix
9. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan selama
penyusunan Studi Kasus ini
10. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan
kepada saya
11. Semua pihak yang telah membantu sehinggga Studi Kasus ini dapat
diselesaikan
Akhir kata saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Studi Kasus ini membawa manfaat
bagi pengembangn ilmu.
Penulis
x
ABSTRAK
Penerapan Terapi Slow Deep Breathing Untuk Mengurangi Nyeri Akut: Kepala
Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang 2021
Latar Belakang: Nyeri kepala yang muncul pada pasien Hipertensi disebabkan
oleh sirkulasi aliran darah ke otak terganggu karena penyumbatan aliran darah
yang disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat. Terapi Slow Deep
Breathing merupakan salah satu terapi yang dapat mengurangi nyeri kepala
dimana terapi ini dapat meningkatkan respon saraf parasimpatis yang berdampak
pada vasodilatasi pembuluh darah sehingga bisa mengalirkan darah dengan lancar
menuju ke jaringan yang mengalami spasme dan bisa mengurangi intensitas nyeri
pada otak. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Terapi Slow Deep
Breathing Untuk Mengurangi Nyeri Akut: Kepala Pada Pasien Hipertensi Di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan
metode case study pada dua pasien dengan teknik pengumpulan data primer dan
sekunder selama 3 hari dari 19 April 2021 s/d 22 April 2021. Hasil: Setelah
diberikan Terapi Slow Deep Breathing didapatkan bahwa terjadi penurunan skala
nyeri dimana pada Ny. A skala nyeri sebelum intervensi 5 menjadi 1 setelah
intervensi dan Ny. N memiliki skala nyeri sebelum intervensi 6 menjadi 2 setelah
intervensi. Kesimpulan: Terapi Slow Deep Breathing dapat menurunkan nyeri
akut: kepala pada pasien Hipertensi dalam 3 hari perawatan di rumah sakit.
Saran: Penerapan Terapi Slow Deep Breathing dapat diaplikasikan dalam rencana
tindakan keperawatan lainnya untuk mengurangi nyeri akut: kepala dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................x
ABSTRACT...........................................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan Studi Kasus...........................................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus.........................................................................................6
4. Penilaian Nyeri...........................................................................................22
4. Implementasi Keperawatan....................................................................100
5. Evaluasi Keperawatan............................................................................102
6. Discharge Planning...............................................................................104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Klasifikasi Hipertensi...................................................................................12
II.2 Intervensi Keperawatan Pasien Hipertensi...................................................31
3.2 Definisi Operasional Studi Kasus.................................................................44
4.1 Pengkajian dan Hasil....................................................................................51
4.2 Analisa Masalah............................................................................................67
4.3 Diagnosis Keperawatan................................................................................73
4.4 Intervensi Keperawatan................................................................................75
4.5 Implementasi dan Evalusi Keperawatan.......................................................82
4.6 Format Discharge Planning.........................................................................94
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi Jantung.............................................................................................8
2.2 Lapisan Jantung..............................................................................................9
2.3 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler...................................................................11
2.4 Skala Nyeri Deskriptif..................................................................................23
2.5 Skala Numerik Angka...................................................................................23
2.6 Skala Wajah..................................................................................................24
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Pathway Hipertensi.......................................................................................16
xviii
LAMPIRAN
1. Informed Consent
2. Format Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
3. Standar Operasional Prosedur Terapi Slow Deep Breathing
4. Format Discharge Planning
5. Format Kuesioner Numeric Rating Scale
6. Surat Pengajuan Judul
7. Surat Izin Pengambilan Data Awal
8. Surat Izin Penelitian IKesT Muhammadiyah Palembang
9. Surat Izin Selesai Penelitian Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
10. Lembar Supervisi
11. Lembar Konsultasi
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian secara
global dan salah satu tantangan kesehatan utama abad ke-21. Penyakit tidak
menular diperkirakan menyumbang 71% dari 57 juta kematian global yang
terdiri dari penyakit kardiovaskular (31%), kanker (16%) dan penyakit
pernapasan kronis (7%) dan diabetes (3%) (WHO, 2018). Penyakit
kardiovaskular merupakan nomor satu penyebab kematian secara global. Dari
17 juta kematian dalam setahun, lebih dari setengah kematian yaitu 9,4 juta
disebabkan oleh komplikasi hipertensi. (AHA, 2019).
Prevelensi hipertensi diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia
dan tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO
memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang,
diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi. Prosentase
penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang.
(WHO, 2019).
Kemenkes RI (2019) menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia lebih dari 18 tahun sebesar 34,1%,
tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%, sedangkan terendah di Papua
sebesar 22,2%. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar
63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian.
Jumlah penderita hipertensi berusia lebih dari 15 tahun di Provinsi
Sumatera Selatan sebanyak 5.572.379 orang. Di Kota Palembang, penyakit
darah tinggi ini menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat. Kota
Palembang menyumbang angka sebesar 245.470 penderita hipertensi (Dinkes
Sumsel, 2019)
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di
1
2
Indonesia. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Smeltzer & Bare, 2016)
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di
atas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Sumartini dkk, 2019).
Seseorang yang telah didiagnosis menderita hipertensi atau mengalami
peningkatan tekanan darah yang perisisten harus segera mencari pengobatan
untuk mengontrol tekanan darah, mencegah terjadinya komplikasi, dan
mengurangi atau mengatasi tanda dan gejala yang muncul seperti pusing, sakit
kepala, tengkuk terasa pegal. Pada umumnya ketika seseorang yang menderita
hipertensi akan terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih dari normal dan
biasanya akan muncul tanda dan gejala (Siburian, 2016).
Tanda dan gejala hipertensi antara lain penglihatan kabur karena
kerusakan retina, nyeri pada kepala, pusing, gemetar, mual muntah, lemas,
sesak nafas, gelisah, kaku ditengkuk, dan kesadaran menurun (Nugraheni,
2016). Nyeri akut (kepala) pada pasien hipertensi terjadi karena sirkulasi
aliran darah ke otak terganggu karena penyumbatan aliran darah sehingga
meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah
otak, akan menyebabkan lapisan endotel pembuluh darah otak rusak. Jaringan
yang sudah terganggu akan mengalami penurunan oksigen dan meningkatkan
karbondioksida. Kerusakan ini akan membuat suatu kepingan darah yang
menyumbat pada pembuluh darah otak, dan membuat otak banyak
memproduksi serotonim dan adenergik secara berlebihan yang membuat
pembuluh darah pada otak semakin melebar. Pelebaran pembuluh darah otak
akan menyebabkan aliran darah pada otak terganggu dan akan membuat
banyak kerusakan atau radang pada banyak saraf di otak. Saat terjadi radang,
maka secara otomatis otak akan memproduksi prostaglandin yang dianggap
oleh otak sebagai respon nyeri yang dapat menjadi masalah keperawatan
pasien (Tamsuri, 2012)
Manejemen nyeri kepala pada pasien hipertensi yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu terapi farmakologi
3
dan terapi nonfarmakologi. Banyak dari pasien atau anggota tim kesehatan
cenderung memandang obat sebagai metode untuk menghilangkan nyeri
kepala. Namun begitu, banyak pula aktivitas terapi keperawatan
nonfarmakologi yang sebenarnya cukup ampuh dalam mengatasi nyeri kepala.
Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan pengganti obat-obatan
(Mulyadi, 2016).
ALLAH SWT menurunkan Al-Qur’an yang didalamnya ada banyak
petunjuk dan tuntunan bagi umatnya untuk menjadi obat dari berbagai macam
penyakit baik fisik ataupun psikis. Dalam surah Al-Isra ayat 82, ALLAH SWT
berfirman yang artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi
orang yang dzalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian” (QS. Al-
Isra: 82). ALLAH SWT juga berfiman dalam surah Asy-Syu’ara ayat 80 yang
artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku”
(QS. Asy-Syu’ara: 80). Kesabaran akan mengajari manusia ketekunan dalam
bekerja serta mengerahkan kemampuan untuk merealisasikan tujuan amaliah
dan ilmiah. Terapi nonfarmakologis yang digunakan sebagai metode untuk
menghilangkan nyeri kepala adalah terapi Slow Deep Breathing atau relaksasi
napas dalam. Terapi ini merupakan salah satu petunjuk ALLAH SWT sebagai
pemberi ilmu pengetahuan dan ALLAH SWT jadikan teknik ini untuk
meredakan nyeri kepala.
Terapi Slow Deep Breathing atau relaksasi nafas dalam pada pasien
hipertensi ini mampu mengurangi nyeri kepala, membuat tubuh menjadi lebih
tenang dan harmonis, serta mampu memberdayakan tubuhnya untuk
mengatasi gangguan yang menyerangnya (Setyowati, 2016). Cara ini dianggap
mudah dan bisa dilakukan dengan berkonsentrasi penuh rileks dan lingkungan
yang nyaman. Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi
nonfarmakologi, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Dalam
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakan asuhan keperawatan dengan penerapan terapi Slow
Deep Breathing untuk mengurangi nyeri akut: kepala pada pasien hipertensi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis studi kasus ini adalah mendapatkan gambaran
bagaimana asuhan keperawatan melalui penerapan terapi Slow Deep
Breathing terhadap nyeri akut: kepala pada pasien hipertensi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah penulis mampu:
a. Dilakukannya pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi melalui
penerapan terapi Slow Deep Breathing terhadap nyeri akut: kepala di
Rumah Sakit Muhammdiyah Palembang.
b. Dirumuskannya diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi melalui
penerapan terapi Slow Deep Breathing terhadap nyeri akut: kepala di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
c. Dilakukannya intervensi keperawatan pada pasien hipertensi melalui
penerapan terapi Slow Deep Breathing terhadap nyeri akut: kepala di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
d. Dilakukannya implementasi keperawatan pada pasien hipertensi
melalui penerapan terapi Slow Deep Breathing terhadap nyeri akut:
kepala di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
6
D. Manfaat
Penulis berharap semoga penerapan terapi Slow Deep Breathing ini dapat
dimanfaatkan untuk :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis studi kasus diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan
sebagai sumber informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahan
yang terjadi dalam proses keperawatan terutama dalam meningkatkan hasil
studi kasus mahasiswa. Selain itu bermanfaat sebagai bahan referensi
dalam pembelajaran dan menerapkan ilmu keperawatan yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis studi kasus ini bermanfaat:
a) Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat
kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
b) Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi serta acuan dalam membandingkan,
melakukan dan menganalisa hasil riset keperawatan, khususnya studi
kasus terkait dengan penerapan terapi Slow Deep Breathing untuk
mengurangi nyeri kepala pada pasien hipertensi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal
secara terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014),
sedangkan menurut Setiati (2015) hipertensi merupakan tanda klinis
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem kardiovaskular, di mana
penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa faktor/multi faktor
sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor tunggal.
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
penyakit hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
darah abnormal dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg.
2. Anatomi dan Fisiologi
Sistem karidovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah.
Secara sederhana, fungsi utamanya adalah untuk distribusi oksigen dan
nutrisi (misalnya glukosa, asam amino) ke semua jaringan tubuh,
pengangkutan karbondioksida dan produk limbah metabolik (misalnya
urea) dari jaringan ke paru-paru dan organ eksretoris, distribusi air,
elektrolit dan hormon di seluruh sel tubuh, dan juga berkontribusi terhadap
infrastruktur sistem kekebalan tubuh dan termoregulasi. Pada keadaan
berat, aliran darah tersebut lebih banyak diarahkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak yang berfungsi memelihara dan mempertahankan
sistem sirkulasi itu sendiri (Aaroson et al, 2013).
8
a. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ dengan empat berangka dan berotot yang
terletak pada rongga dada, dibawah perlindungan tulang rusuk, dan
sedikit ke kiri sternum. Jantung berada didalam kantung yang berisi
cairan yang longgar, yang disebut dengan perikardium. Keempat
ruangan jantung yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan.
Atrium duduk berdampingan diatas ventrikel. Atrium dan ventrikel
dipisahkan satu sama lain dengan 6 katup satu arah. Sisi kanan dan
kiri jantung dipisahkan oleh dinding jaringan yang disebut dengan
septum (Lazenby et al, 2011).
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik
dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis
( anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh
balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah
rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250-350 gram.
1) Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
9
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO (World Health
Organization), 2014
4. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
13
7. Pathway
Bagan 2.1 Pathway Hipertensi
Kerusakan HIPERTENSI
vaskuler
pembuluh darah
Perubahan
status
Perubahan kesehatan Krisis situsional Metode koping
struktur tidak efektif
Vasokontriksi
pemb. Darah Sistemik Koroner
Spasme arteriol
ginjal
Vasokontriksi
Resiko cedera Iskemia miokard
Blood flow
darah menurun Afterload
Penurunan meningkat Nyeri dada
curah jantung
Respon RAA
Intoleransi
Retensi Na Edema aktivitas
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal dengan
gagal ginjal akut
2) Kreatinin pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal dengan
gagal ginjal akut
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa)
b. Elektrokardiogram (EKG)
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miokard
3) Peningkatan gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada aorta
2) Pembendungan, lebarnya paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vaskuler ginjal (Majid, 2017; Aspiani, 2014)
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Farmakologis
Tujuan penggunaan obat hipertensi adalah menurunkan dan mencegah
kejadian kardioserebrovaskular dan renal, melalui tekanan darah dan juga
pengendalian dan pengobatan faktor-faktor resiko yang reversible. Terapi
obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut :
(a) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium
Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi
curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi
garam dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan
TPR.
(b) Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE
berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiostenin I menjadi
19
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.
4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, merupakan salah
satu gaya hidup sehat penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung
5) Pemberian kompres hangat pada leher
Secara anatomis, banyak pembuluh darah arteri dan arteriol di leher
yang menuju ke otak. Pada nyeri kepala yang diderita oleh pasien
hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami
penurunan dan peningkatan spasme pembuluh darah. Kompres hangat
dilakukan untuk merelaksasikan otot pada pembuluh darah dan
melebarkan pembuluh darah sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan pemasukan oksigen dan nutrisi ke jaringan otok
(Setyawan & Kusuma, 2014)
6) Relaksasi napas dalam
Relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot atau bagian yang dirasa nyeri. Teknik
relaksasi yang efektif dapat menurunkan denyut jantung, tekanan
darah, mengurangi rension headache, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tekanan gejala pada
individu yang mengalami berbagai situasi (Mulyadi, 2016)
7) Terapi menggunakan aroma terapi
Aromaterapi merupakan bagian dari pengobatan herbal yang
menggunakan wangi-wangian yang berasal dari senyawa aromatik,
biasanya berasal dari bahan cairan tanaman (minyal esensial).
Berdasarkan penelitian Evidamce-Based Complementary dan
Alternative Medicine yang berjudul Essential Oil Inhalation on Blood
Presure and Salivary Cortisol Levels in Prehypertensive and
21
itu juga akan terjadi pada pembuluh darah yang mengarah ke otak.
Tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah otak, akan menyebabkan
lapisan endotel pada otak rusak. Saat terjadi kerusakan pada lapisan
endotel pembuluh darah otak maka akan membuat suatu kepingan darah
yang menyumbat pada pembuluh darah otak, membuat otak banyak
memproduksi serotonin dan adenergik secara berlebihan yang membuat
pembuluh darah semakin melebar. Dengan adanya sumbatan dan
pelebaran pembuluh darah pada otak akan menyebabkan aliran darah akan
terganggu, akan membuat banyak kerusakan atau radang pada banyak
saraf di otak. Saat terjadi radang, maka secara otomatis otak akan
memproduksi prostaglandin yang dianggap oleh otak sebagai respon nyeri
(Tamsuri, 2012).
Sirkulasi aliran darah pada tubuh terganggu dan mempengaruhi
peningkatan tekanan darah. Jaringan yang sudah terganggu akan
mengalami penurunan oksigen dan meningkatkan karbondioksida.
Sehingga terjadilah metabolisme anaerob didalam tubuh, dimana asam
laktat dapat meningkat dan menstimulasi nyeri kepala di otak. Penyebab
lain dari nyeri kepala pada hipertensi karena adanya pergeseran jaringan
intrakarnial, dimana nyeri kepala merupakan suatu cara tubuh untuk
memberikan alarm atau respon bahwa didalam tubuh sedang mengalami
masalah pada kesehatan. Penderita hipertensi yang mengalami sakit kepala
yang sangat hebat secara tiba-tiba bisa menjadikan salah satu tanda adanya
masalah penyakit yang lebih serius, diantaranya penyakit jantung
(kardiovaskuler), gangguan pada sistem ginjal, bahkan bisa terjadi
pecahnya pembuluh darah kapiler di otak atau disebut dengan stroke dan
bisa mengakibatkan kematian (Setyawan, 2014).
4. Penilaian Nyeri
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan
terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini
mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi
24
sesudah aktvitas
7. Periksa tekanan darah dan frekuensi 7. Agar tekanan darah pasien tetap
nadi sebelum pemberian obat terpantau apakah ada
peningkatan atau penurunan dari
rentang normal sebelum dan
sesudah pemberian obat
8. Posisikan pasien semi fowler atau 8. Agar pasien merasa nyaman
fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
9. Berikan diet jantung yang sesuai 9. Untuk mencegah tejadinya
(mis. Batasi asupan kafein, natrium, penurunan curah jantung yang
kolesterol, dan makanan tinggi lebih parah
lemak)
10.Berikan terapi relaksasi untuk 10.Untuk mengurangi rasa nyeri
mengurangi stres, jika perlu dan stres yang dialami pasien
11.Anjurkan berhenti merokok 11.Untuk meningkatkan kesehatan
pasien dan mencegah terjadinya
komplikasi pada pasien
2. Nyeri akut SLKI : Tingkat nyeri SIKI :
KH A T Manajemen Nyeri
Definisi : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk mengetahui lokasi,
Pengalaman sensorik atau Keluhan nyeri 2 5 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional yang berkaitan Meringis 2 5 nyeri kualitas, intensitas nyeri yang
dengan kerusakan jaringan Gelisah 2 5 dialami pasien
aktual atau fungsional, Kesulitan tidur 2 5 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
dengan onset mendadak Pola tidur 2 5 yang dirasakan pasien
atau lambat dan Tekanan darah 2 5 3. Identifikasi respons nyeri non verbal 3. Untuk mengetahui respon nyeri
berintensitas ringan non verbal yang dialami pasien
hingga berat yang Skala indikator: 4. Identifikasi faktor yang memperberat 4. Untuk mengetahui faktor apa
berlangsung kurang dari 3 1. Sangat terganggu dan memperingan nyeri saja yang memperberat dan
bulan 2. Banyak terganggu memperingan nyeri yang
(SDKI, 2017) 3. Cukup terganggu dialami pasien
4. Sedikit terganggu 5. Identifikasi pengaruh nyeri pada 5. Untuk mengetahui pengaruh
34
Tanda dan gejala : 5. Tidak terganggu kualitas hidup nyeri yang dialammi pasien
1. Mengeluh nyeri terhadap kualitas hidupnya
2. Tampak meringis 6. Berikan teknok non farmakologis 6. Agar pasien bisa menurunkan
3. Bersikap protektif untuk mengurangi nyeri yaitu dengan nyeri yang dialami dengan tepat
(mis. Waspada, posisi penerapan terapi Slow Deep dengan teknik non farmakologis
menghindari nyeri) Breathing
4. Gelisah 7. Fasilitasi istirahat dan tidur 7. Agar pola istirahat dan tidur
5. Frekuensi nadi pasien teratur untuk membantu
meningkat menurunkan nyeri yang dialami
6. Sulit tidur
7. Tekanan darah 8. Anjurkan memonitor nyeri secara 8. Agar pasien bisa memonitor dan
meningkat mandiri menangani nyeri yang
8. Pola napas berubah dialaminya dengan tepat
9. Nafsu makan berubah 9. Anjurkan menggunakan analgetik 9. Agar pasien bisa menggunakan
10.Proses berpikir secara tepat analgetik untuk menurunkan
terganggu nyeri yang dialaminya dengan
(SDKI, 2017) tepat
3. Risiko perfusi serebral SLKI : SIKI :
tidak efektif Perfusi serebral Pemantauan tekanan intrakranial
Kriteria Hasil A T 1. Identifikasi penyebab tekanan 1. Untuk mengetahui penyebab
Definisi : Tekanan intrakranial 1 5 intrakranial (mis. lesi menempati tekanan intrakranial yang
Berisiko mengalami Sakit kepala 1 5 ruang, gangguan metabolisme, dialami pasien
penurunan sirkulasi Gelisah 1 5 edema serebral, peningkatan tekanan
(SDKI, 2017) Tekanan darah sistolik 1 5 vena, obstruksi aliran cairan
Tekanan darah diastolik 1 5 serebrospinal, hipertensi intrakranial
Faktor risiko: Nilai rata-rata tekanan 1 5 idiopatik)
1. Hipertensi darah 2. Monitor peningkatan tekanan darah 2. Agar mengetahui peningkatan
2. Penurunan kinerja tekanan darah pasien dan tetap
ventrikel kiri Skala indikator: terpantau
3. Aterosklerosis aorta 1 : Berat 3. Monitor pelebaran tekanan nadi 3. Agar mengetahui pelebaran
4. Hiperkolesteronemia 2 : Cukup berat tekanan nadi pasien dan tetap
5. Penyalahgunaan zat 3 : Sedang terpantau
(SDKI, 2017) 4 : Ringan 4. Monitor penurunan frekuensi jantung 4. Agar mengetahui penururnan
35
dan/atau edema perifer 1 : Sangat terganggu (mis. ortopnea, dispnea, edema, berat kelebihan cairan apa saja yang
3. Distensi vena jugularis 2 : Banyak terganggu badan meningkat dalam waktu dialami pasien
4. Kadar 3 : Cukup terganggu singkat, JVP/CVP meningkat)
hemoglobin/hematokri 4 : Sedikit terganggu 4. Monitor intake dan output cairan 4. Untuk mengetahui cairan yang
t menurun 5 : Tidak terganggu masuk dan cairan yang keluar
5. Intake lebih banyak dari tubuh pasien
dari output (balance 5. Berikan cairan oral atau intravena 5. Untuk menghindari terjadinya
cairan positif) berdasarkan protokol atau jumlah dehidrasi pada tubuh pasien
(SDKI, 2017) defisit cairan
6. Berikan diet rendah natrium 6. Agar tidak memperparah
kondisi, karena keadaan pasien
sudah kelebihan natrium
7. Hindari konsumsi natrium secara 7. Agar tidak memperparah
cepat untuk menghindari risiko kondisi pasien dan menghindari
edema serebral risiko edema serebral
8. Anjurkan modifikasi diet rendah 8. Agar pasien menerapkan diet
natrium, jika perlu rendah natrium dengan baik dan
tidak bosan
5. Risiko cedera SLKI : SIKI :
Tingkat cedera Pencegahan jatuh
Definisi : Kriteria Hasil A T 1. Identifikasi faktor risiko jatuh (mis, 1. Untuk mengetahui faktor risiko
Berisiko mengalami Tekanan darah 1 5 usia >65 tahun, penurunan tingkat jatuh terhadap pasien
bahaya atau kerusakan Frekuensi nadi 1 5 kesadaran, defisit kognitif, hipotensi
fisik yang menyebabkan Frekuensi napas 1 5 ortstatik, gangguan keseimbangan,
seseorang tidak lagi Denyut jantung apikal 1 5 gangguan penglihatan, neuropati)
sepenuhnya sehat atau Denyut nadi radialis 1 5 2. Monitor kemampuan berpindah 2. Untuk memantau kemampuan
dalam kondisi baik Pola istirahat/tidur 1 5 tempat dari tempat tidur ke kursi pasien berpindah tempat dan
(SDKI, 2017) Toleransi aktivitas 1 5 roda dan sebaliknya pasien tetap aman dan terjaga
3. Orientasikan ruangan pada pasien 3. Untuk mencegah terjadinya
Faktor risiko: Skala indikator : dan keluarga risiko jatuh terahadp pasien dan
1. Ketidaknormalan 1 : Berat pasien tetap aman terlindungi
profil darah 2 : Cukup berat 4. Untuk mencegah pergerakan
2. Perubahan orientasi 3 : Sedang 4. Pastikan roda tempat tidur dan kursi pada tempat tidur dan pasien
37
2. Menggunakan Skala indikator : 6. Berilah pilihan realistis mengenai6. Agar pasien merasa terbantu
mekanisme koping 1 : Berat aspek-aspek tertentu dalam dalam memilih aspek-aspek
yang tidak sesuai 2 : Cukup berat perawatan dalam perawatan yang akan
3. Tidak mampu 3 : Sedang dilakukan
memenuhi kebutuhan 4 : Ringan 7. Motivasi untuk menentukan harapan 7. Agar pasien merasa tenang dan
dasar 5 : Tidak ada realistis nyaman untuk menentukan
4. Kekhawatiran kronis harapan realistis yang baik
5. Perilaku tidak asertif 8. Tinjau kembali kemampuan dalam 8. Agar kita mengatahui tingkat
6. Pertisipasi sosial pengambilan keputusan kemampuan pasien dalam
kurang membuat keputusan
(SDKI, 2017) 9. Perkenalkan dengan orang atau 9. Agar pasien merasa terbantu
kelompok yang berhasil mengalami dan termotivasi
pengalaman yang sama 10. Agar pasien merasa mempunyai
10.Anjurkan menjalin hubungan yang teman untuk kepentingan dan
memiliki kepentingan dan tujuan tujuan yang sama
sama
11.Anjurkan penggunaan sumber 11. Agar pasien merasa terjaga dan
spiritual, jika perlu mempunyai keyakinan terhadap
yang maha kuasa
12.Latih penggunaan teknik relaksasi 12. Agar pasien merasa rileks dan
tenang
8. Gangguan Pola Tidur SLKI : SIKI : Dukungan Tidur
Pola Tidur
Definisi : 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola aktivitas
Gangguan kualitas dan KH A T dan tidur pasien
kuantitas waktu tidur Keluhan sulit tidur 2 5 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur 2. Untuk mengetahui faktor
akibat faktor eksternal Keluhan sering terjaga 2 5 pengganggu tidur pasien
(SDKI, 2017) Keluhan tidak puas tidur 2 5 3. Identifikasi makanan dan minuman 3. Untuk mengetahui makanan dan
Keluhan pola tidur 2 5 yang mengganggu tidur minuman yang dikonsumsi
Tanda dan Gejala : berubah pasien sehingga mengganggu
1. Mengeluh sulit tidur Keluhan istirahat tidak 2 5 tidur
2. Mengeluh sering terjaga cukup 4. Identifikasi obat tidur yang 4. Untuk mengetahui obat apa
40
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi dengan menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses
pelaksanan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor
alain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan,
yaitu:
a. Independent Implementations
Implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu
pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya :
membantu dalam memenuhi Activity Daily Living (ADL), memberikan
perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-
sosio-kultural, dan lain-lain.
b. Interdependen/Collaborative Implementations
Tindakan keperawtan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau
dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contoh dalam hal pemberian
obat oral, obat injeksi, kateter, urin, Naso Gastric Tube (NGT), dan lain-
lain.
c. Dependent Implementations
Tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya. Misalnya dalam hal : pemberian
nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi,
latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi
(Dinarti & Yuli 2017)
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
42
6. Discharge Planning
Discharge planning merupakan proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.
Tujuannya untuk mempersiapkan klien dan keluarga baik secara fisik maupun
psikologis untuk pulang ke rumah dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam proses
pemulangan (Sugino dkk, 2019)
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), Discharge Planning pada pasien
hipertensi yaitu :
a. Berhenti merokok
b. Pertahankan gaya hidup sehat
c. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stres
d. Batasi konsumsi alkohol
e. Penjelasan mengenai hipertensi
f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara
rutin
g. Diet garam serta pengendalian berat badan
h. Periksa tekanan darah secara teratur
i. Olahraga teratur seperti berjalan, jogging, senam
j. Pasien secara mandiri dapat menerapkan terapi nonfarmakologi yang
sudah diajarkan yaitu dengan terapi Slow Deep Breathing (Fernalia, 2019)
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
D. Definisi Operasional
tidak
terkontrol
(Mubarak et
al., 2015)
Terapi Terapi relaksasi nafas - - -
Slow Deep dalam, nafas lambat
Breathing (menahan inspirasi
secara maskimal) dan
bagaimana
menghembuskan nafas
secara perlahan untuk
menurunkan intensitas
nyeri, ketentraman hati
dan berkurangnya rasa
cemas.
F. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan dari Rekam Medik tersebut meliputi nama
pasien, jenis kelamin, umur, keparahan serangan hipertensi di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2021. Instrumen dalam studi kasus ini
meliputi : Sphygmomanometer (mmHg), stetoskop, pengkajian nyeri NRS
(Numeric Rating Scale), dan standar operasional prosedur untuk terapi Slow
Deep Breathing, dan lembar observasi. Cara pengambilan data pasien (data
sekunder) :
1. Setelah persetujuan proposal, membuat surat izin penelitian di BAAK
kemudian mengantarkan surat penelitian ke Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2021.
2. Setelah mendapatkan surat izin dari pihak rumah sakit, menyerahkan
surat izin tersebut ke ruang Ahmad Dahlan untuk masuk ke ruangan dan
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
47
G. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penulisan,
maka data hasil studi kasus disajikan dalam bentuk teks (terstruktur) atau
narasi dan dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dan subyek yang
menjadi kelolaan yang merupakan data pendukungnya kerahasiaan dari
penjamin dengan cara mengaburkan identitas dari pasien, selain itu data
disajikan dalam bentuk tabel dalam menginterpretasikan tindakan yang
dilakukan.
H. Etika Studi
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dengan
menekankan masalah etika pelaksanaan studi kasus, diantaranya:
1. Informed Consent (Lembar persetujuan penelitian)
Pasien harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
pengumpulan data yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk mengembangkan ilmu (Nursalam, 2012)
Peneliti menjelaskan kepada klienn tentang tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan dan meminta izin kepada pasien dijadikan sebagai pasien
kelolaan dalam studi kasus ini, jika pasien bersedia pasien dapat
menandatangani lembar informed consent.
49
2. Privacy (Rahasia)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama pasien tetapi hanya mencantumkan inisialnya saja.
Peneliti wajib merahasiakan kondisi pasien saat melakukan penelitian
(Nursalam, 2012)
Peneliti menjelaskan kepada pasien bahwa data yang ditampilkan pada
laporan ini hanya berupa inisial nama seperti Tn. A dan Ny. A.
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
Untuk menjada kerahasiaan responden, peneliti meyakinkan kepada
responden bahwa partisipasinya dalam penelitian ini hanya untuk
penelitian dan informasi yang telah diberikan dalam hal-hal yang dapat
merugikan responden dalam bentuk apapun kerahasiaan informasi
responden terjamin (Nursalam, 2012). Data yang didapatkan seperti
keluhan dan hasil pemeriksaan hanya dipergunakan untuk menyelesaikan
studi kasus dan diujikan di hadapan dewan penguji.
4. Respect for privacy and confidencetiality (Rahasia dan kerahasiaan)
Penelitian menjamin privasi dan hak asasi untuk informasi yang
didapat. Peneliti merahasiakan berbagai informasi terhadap responden
yaitu dengan pengkodean yang hanya diketahui oleh peneliti (Nursalam,
2012)
Pada saat peneliti melakukan terapi Slow Deep Breathing efektif atau
tidaknya terapi tersebut peneliti harus merahasiakan pada pasien karena
pasien akan merasa rugi atau tidak percaya dengan peneliti.
5. Balancing harm and benefit (Menyeimbangkan bahaya dan manfaat)
Peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan prosedur peneliti yang
telah dirancang sesuai standar prosedur pelaksanaan oleh peneliti guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin terdapat subjek
penelitian (Nursalam, 2012)
Menjelaskan kepada pasien yang menderita hipertensi tentang manfaat
diberikannya terapi Slow Deep Breathing untuk mengurangi nyeri kepala.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Motto
Melayani sebagai ibadah dan Dakwah
3. Profil Ruang Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Ruang Penyakit Dalam Ahmad Dahlan adalah Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang berlokasi
di lantai 2 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 62 tempat tidur. Ruang
rawat inap Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
terdiri dari kelas 1 terdapat 4 buah kamar (AD 11 s/d AD14), kelas 2A
terdapat 5 kamar (AD 6 s/d AD 10), Kelas 2B terdapat 2 kamar (AD 15
dan AD 16) dn kelas 3 terdapat 5 kamar (AD1 s/d AD5).
Sumber daya manusia (SDM) perawatan Perawat di Ruangan
Ahmad Dahlan sebanyak 36 orang perawat termasuk kepala ruangan,
adapun sistem penugasan yang diterapkan di ruangan adalah metode tim.
Struktur organisasi di Ruang Ahmad Dahlan meliputi kepala ruangan,
ketua tim, penanggung jawab shift dan perawat pelaksana.
B. Hasil
Tabel 4.1 Pengkajian dan Hasil
Penerapan Terapi Slow Deep Breathing Untuk Mengurangi Nyeri Akut:
Kepala Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
1. Pengkajian
No Waktu Ny. A Ny. N
1. Tanggal Pengkajian 19 April 2021 19 April 2021
2. Jam Pengkajian 10.30 WIB 11.00 WIB
3. Tanggal Masuk Rumah 18 April 2021 18 April 2021
Sakit
4. Ruang/Kamar Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan
a. Identitas Klien
Identitas Klien Ny. A Ny. N
Nama Ny. A Ny. N
Usia 47 tahun 44 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
No. Telepon 082267458906 087728230942
53
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Ny. A Ny. N
Keluhan Utama (saat masuk RS) Klien mengatakan sudah Klien mengatakan nyeri
berapa hari merasakan kepala dan selalu ingin
nyeri kepala dan jantung merasa jatuh saat berdiri
berdebar-debar mendadak
Keluhan Utama (saat Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
pengkajian) pada kepala dan jantung pada kepala dan hampir
kadang berdebar-debar,terjatuh ketika berdiri
cemas, dan gelisah mendadak, jantung merasa
berdebar, dan cepat lelah
Riwayat Kesehatan Saat Ini Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
kepala seperti tertimpa kepala seperti tertusuk-
beban berat, skala nyeri 5 tusuk, skala nyeri 6, dan
dan hilang timbul hilang timbul
Riwayat Kesehatan Terdahulu
1) Penyakit yang pernah
dialami :
a) Kecelakaan Tidak pernah Tidak pernah
b) Operasi (Jenis dan Tidak pernah Tidak pernah
Waktu)
c) Penyakit (kronis dan Tidak ada Tidak ada
akut)
d) Terakhir masuk RS Tidak pernah Tidak pernah
2) Alergi (Obat, makanan, Tidak ada Tidak ada
plester, dsb)
3) Imunisasi (Tambahan, flu, Klien tidak ingat Klien tidak ingat
pneumonia, tetanus, dll)
4) Kebiasaan
a) Merokok Tidak ada Tidak ada
b) Kopi Tidak ada Tidak ada
c) Alkohol Tidak ada Tidak ada
5) Obat-obatan yang digunakan Tidak ada Tidak ada
54
c. Riwayat Keluarga
Ny. A Ny N
Klien mengatakan ibunya juga menderita Klien mengatakan keluarganya ada yang
hipertensi menderita penyakit hipertensi.
e. Pengkajian Keperawatan
1) Peningkatan Kesehatan
Ny. A Ny. N
Pengetahuan tentang Klien mengatakan Klien mengatakan
penyakit mengetahui penyakit yang mengetahui penyakit yang
sedang di alami dan cara sedang di alami dari anak
pengobatannya kandung dan cara
pengobatannya
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
keperawatan keperawatan
2) Nutrisi
Ny. A Ny. N
a) Mulut Bersih dan tidak berbau Bersih dan tidak berbau
Bibir Lembab Lembab
Gusi Tidak luka dan tidak Tidak luka dan tidak
55
berdarah berdarah
Gigi Lengkap dan tidak Lengkap dan tidak
berbolong berbolong
Lidah Bersih Bersih
b) Leher Simetris Simetris
Kelenjar tiroid Normal tidak ada Normal tidak ada
pembesaran pembesaran
Tenggorokan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan menelan
Kebutuhan nutrisi dan
cairan
BB sebelum sakit 55 kg 57 kg
BB sakit 54 kg 55 kg
Program diet RS Makanan lunak rendah Makanan lunak rendah
garam garam
Makanan yang disukai Bakso Nasi goreng
Selera makan Baik Baik
Alat makan yang Piring dan sendok Piring dan sendok
digunakan
Pola makan Baik Baik
Porsi makan yang Habis 1 piring Habis 1 piring
dihabiskan 1 piring = 10 sendok 1 piring = 10 sendok makan
makan
Pola minum 7 gelas/hari 8 gelas/hari
Intake makanan
Intake oral :
Bubur nasi rendah garam Makan 3x/hari Makan 3x/hari
1 kali makan = 1 piring 1 kali makan = 1 piring
1 piring = 10 sendok 1 piring = 10 sendok makan
makan 1 sendok makan = 24 kkal
1 sendok makan = 24 kkal 10 sendok makan = 240
10 sendok makan = 240 kkal
kkal 3 kali makan = 720 kkal
3 kali makan = 720 kkal
Intake cairan
Cairan infus RL gtt 20 x/menit = 8 jam RL gtt 20 x/menit = 8 jam
24 jam = 1500 cc 24 jam = 1500 cc
Cairan oral Air putih 1 hari = 7 gelas Air putih 1 hari = 8 gelas
1 gelas = 240 cc 1 gelas = 240 cc
7 gelas x 240 cc = 1680 8 gelas x 240 cc = 1920 cc
cc
Ny. A Ny. N
BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi Cair Cair
Frekuensi 4 x/hari 4 x/hari
Output
Urine 2000 cc 2000 cc
Feces 300 gr 200 gr
Muntah Tidak ada Tidak ada
IWL 15 cc x BB kg 15 cc x BB kg
24 jam 24 jam
15 cc x 55 kg 15 cc x 57 kg
24 jam 24 jam
Pertukaran
Jalan napas Bersih dan tidak ada Bersih dan tidak ada
sputum sputum
Warna sputum Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Batuk Tidak ada Tidak ada
Dada Simetris Simetris
Paru-paru
Inspeksi 20 x/menit 22 x/menit
Palpasi Normal Normal
Perkusi Normal Normal
Auskultasi Irama napas teratur Irama napas teratur
Suara napas Vesikular Vesikular
Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
keperawatan keperawatan
4) Aktifitas/Istirahat
Ny. A Ny. N
Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan tidur siang Tidak ada Tidak ada
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas di tempat tidur √ √
Berpindah √ √
Ambulasi ROM √ √
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
ketergantungan total
Persendian
Nyeri sendi Tidak ada nyeri sendi Tidak ada nyeri sendi
Pergerakan sendi Normal Normal
ROM (Range Of Montion)
Kekuatan otot 4 5 4 5
5 5 5 5
Kelainan otot Tidak ada Tidak ada
Tonus/aktifitas Aktif Aktif
Ekstremitas Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Reflek patologis :
Babinsky Negatif (-) Negatif (-)
Kernig Negatif (-) Negatif (-)
58
5) Persepsi/Kognitif
6) Persepsi Diri
Ny.A Ny.N
Perasaan klien terhadap Klien mengatakan Klien mengatakan ikhlas
penyakit yang menerima dengan ikhlas menerima penyakit yang
dideritanya penyakit yang dialaminya dialaminya
Persepsi klien terhadap Klien berpikir bahwa Klien berpikir bahwa
dirinya penyakitnya saat ini dapat penyakitnya saat ini dapat
sembuh sembuh
Konsep diri Peran sebagai orang tua Peran sebagai orang tua
terganggu terganggu
Tingkat kecemasan Pasien tidak cemas Pasien tidak cemas
7) Peran Hubungan
Ny.A Ny.N
Budaya Palembang Palembang
Suku Melayu Melayu
Agama yang anut Islam Islam
Bahasa yang digunakan Bahasa Daerah Bahasa Daerah
Masalah sosial yang Tidak ada masalah Tidak ada masalah
penting
Hubungan dengan orang Baik Baik
lain
Hubungan dengan Baik Baik
saudara kandung
Hubungan dengan Baik Baik
lingkungan sekitar
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Ny. A Ny. N
GCS 15 15
E 4 4
V 5 5
M 6 6
Data tambahan Tingkat kesadaran klien Tingkat kesadaran klien
composmetis dan dapat composmetis dan dapat
berinteraksi dengan baik berinteraksi dengan baik
saat dilakukan pengkajian saat dilakukan pengkajian
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Ny. A Ny. N
Budaya
a) Budaya yang diikuti Budaya Palembang Budaya Palembang
klien dengan
aktivitasnya
b) Masalah terkait Tidak ada masalah Tidak ada masalah
budaya
Spiritual/religious
a) Aktifitas ibadah dan Klien mengatakan dapat Klien mengatakan dapat
kegiatan keagamaan melakukan aktivitas sholat melakukan aktivitas sholat
yang biasa dilakukan dan berdzikir dan berdzikir
sehari-hari
SWT SWT
e) Keyakinan klien Klien yakin penyakit yang Klien yakin penyakit yang
tentang ia derita adalah ujian dari ia derita adalah ujian dari
peristiwa/masalah Allah SWT dan cara Allah Allah SWT dan cara Allah
kesehatan yang untuk menyadarkan untuk menyadarkan
sekarang sedang umatnya umatnya
dialami
Psikologis
a) Perasaan klien setelahKlien merasa sedih dan Klien merasa sedih dan
mengalami masalah hanya menerima keadaan hanya menerima keadaan
ini yang sedang di alami yang sedang di alami
b) Cara mengatasi Berusaha, berdoa, dan Berusaha, berdoa, dan
masalah tersebut berdzikir agar cepat berdzikir agar cepat
sembuh sembuh
c) Rencana klien setelah Klien ingin kembali lagi Klien ingin kembali lagi ke
masalahnya ke rumah dan melakukan rumah dan melakukan
terselesaikan aktivitas seperti biasanya aktivitas seperti biasanya
d) Jika rencana ini tidak Klien akan tetap berusaha Klien akan tetap berusaha
dapat dilaksanakan dan berdoa agar penyakit dan berdoa agar penyakit
yang ia derita cepat yang ia derita cepat
diangkat Allah SWT diangkat Allah SWT
e) Pengetahuan klien Klien mengatakan Klien mengatakan
tentang masalah mengetahui penyakit yang mengetahui penyakit yang
penyakit yang ada sedang di alaminya sedang di alaminya
Sosial
a) Aktivitas peran klien Klien berperan sebagai Klien berperan sebagai
di masyarakat anggota masyarakat dan anggota masyarakat dan
sebagai ibu rumah tangga sebagai ibu rumah tangga
b) Masalah sosial Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Data tambahan Tidak ada data tambahan Tidak ada data tambahan
Masalah Keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
11) Keselamatan/Perlindungan
Ny. A Ny. N
Tingkat kesadaran Composmentis Composmentis
Suhu 36,7°C 36,9°C
Nadi 82 x/menit 86 x/menit
Tekanan darah 150/90 mmHg 150/100 mmHg
RR 20 x/menit 22 x/menit
Warna kulit Tidak sianosis Tidak sianosis
Turgor kulit Elastis Elastis
Data tambahan Nadi teraba lemah Nadi teraba lemah
Masalah keperawatan Penurunan curah jantung Penurunan curah jantung
62
12) Kenyamanan
Ny. A Ny. N
Provaiking Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
kepala kepala
Quality Seperti tertimpa beban Seperti tertusuk-tusuk
berat
Regio Kepala Kepala
Scala berdasarkan NRS 5 6
Time Hilang timbul Hilang timbul
Data tambahan Ekspresi wajah nyeri dan Ekspresi wajah nyeri dan
meringis kesakitan meringis kesakitan
Masalah keperawatan Nyeri akut Nyeri akut
63
Terapi Obat
Ny.A, Tanggal : 19 April 2021
No Nama Dosis Cara Golongan Indikasi Kontra
Terapi pemberian Obat indikasi
1. IVFD Gtt 20 IV Elektrolit Ketidakseimbangan Alergi
Ringer x/meni elektrolit tubuh, terhadap
Laktat t diare, luka bakar, sodium
gagal ginjal akut, laktat
kadar natrium
rendah, kekurangan
kalium, kekurangan
kalsium,
kehilangan banyak
cairan dan darah,
hipertensi, dan
aritmia
2. Amlodipine 1x1 Oral Anti Untuk terapi Stenosis
5 mg hipertensi hipertensi dan aorta berat,
dapat digunakan kardiomiop
sebagai obat ati
pengontrol tekanan hipertrofik-
darah, serta first- obstruktif,
line terapi iskemia gagal
miokard, baik jantung
karena obstruksi atau
tetap (angina stabil) disfungsi
dan/atau angina ventrikel
prinzmetal. kiri, angina
tidak stabil
atau
ancaman
infark
miokard,
dan
hipotensi
64
Terapi Obat
Ny. N, Tanggal : 19 April 2021
No Nama Dosis Cara Golongan Indikasi Kontra
Terapi pemberian Obat indikasi
1. IVFD Gtt 20 IV Elektrolit Ketidakseimbang Alergi
Ringer x/menit an elektrolit terhadap
Laktat tubuh, diare, luka sodium
bakar, gagal laktat
ginjal akut, kadar
natrium rendah,
kekurangan
kalium,
kekurangan
kalsium,
kehilangan
banyak cairan dan
darah, hipertensi,
dan aritmia
2. Amlodipine 1x1 Oral Anti Untuk terapi Stenosis
5 mg hipertensi hipertensi dan aorta berat,
dapat digunakan kardiomiop
sebagai obat ati
pengontrol hipertrofik-
tekanan darah, obstruktif,
serta first-line gagal
terapi iskemia jantung
miokard, baik atau
karena obstruksi disfungsi
tetap (angina ventrikel
stabil) dan/atau kiri, angina
angina tidak stabil
prinzmetal. atau
ancaman
infark
miokard,
dan
hipotensi
65
Pemeriksaan Penunjang
Ny. A, Tanggal 19 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit L 31.0 g/dL 14.0 – 18.0
Jumlah trombosit L 499 10^3/uL 150-440
Jumlah leukosit 12.2 10^3/uL 4.2-11.0
Hitung Jenis
Eosinofil H 1.0 1-3
Basofil 0.0 0-1
Neutrofil 83.0 40.0-60.0
Limfosit 12.0 20.0-50.0
Monosit H 4.0 2-3
Laju Endap darah
LED 1 jam H 64 mm/jam 20
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu 92 mg/dL 70-140
Ureum 13 mg/dL 10-30
Kreatinin 0.6 mg/dL 0.60-1.50
Natrium 140 mg/dL 135.0 – 148.0
Kalium L 3.5 mg/dL 3.5-5.5
66
Pemeriksaan Penunjang
Ny. N, Tanggal 19 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit L 31.1 37.0-47.0
Jumlah trombosit 220 10^3/uL 150-440
Jumlah leukosit L 4.9 10^3/uL 42-11.0
Hitung Jenis
Eosinofil H 1.2 1-3
Basofil 0.2 0-1
Neutrofil 60.7 40.0-60.0
Limfosit 27.4 20.0-50.0
Monosit H 10.5 2-8
Laju Endap darah
LED 1 jam H4 Mm/jam <20
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu 93 Mg/dL 70-140
Ureum 12 mg/dL 10-30
Kreatinin 0.7 mg/dL 0.60-1.50
Natrium 143 mg/dL 135.0 – 148.0
Kalium L 3.7 mg/dL 3.5-5.5
Interpretasi Data
Klien I berinisial Ny. A, saat dilakukan pengkajian klien mengatakan nyeri
kepala dan jantung kadang berdebar-debar, merasa cemas dan gelisah. Klien tidak
mengetahui penyakit yang sedang dialaminya, penyebab penyakit dan cara
perawatan berkelanjutan di rumah. Ny. A mengatakan nyeri kepala , nyeri seperti
tertimpa beban berat, skala 5, dan nyeri hilang timbul. Klien mengatakan baru
pertama kali masuk rumah sakit untuk dirawat inap, tampak gelisah dan tegang.
Klien juga mengatakan tidur tidak nyenyak dan sering terbangun karena sering
sakit kepala pada dini hari dan merasa ketidakpuasan tidur. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital Ny. A didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 82 x/menit
dan teraba lemah, HR 104 x/mnt, RR 20 x/menit, dan suhu 36,7°C.
Sedangkan Klien II berinisial Ny. N, saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan nyeri pada kepala dan hampir terjatuh ketika berdiri mendadak, dan
terkadang jantung berdebar. Klien mengetahui tentang penyakitnya, penyebab
penyakit, dan cara perawatan berkelanjutan di rumah. Ny. N mengatakan nyeri
67
kepala, nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, dan nyeri hilang timbul. Klien
mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit untuk dirawat inap. Klien juga
mengatakan tidak tidur nyenyak karena merasa sakit kepala dan sering terbangun
saat malam hari serta susah untuk tidur kembali. Pada pemeriksaan tanda-tanda
vital Ny. N didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 86 x/menit dan teraba
lemah, HR 102 x/mnt, RR 22 x/menit, dan suhu 36,9°C.
68
ANALISA MASALAH
Nama klien : Ny. A No. RM : 63-78-12
Umur : 47 tahun Diagnosa Medis : Hipertensi
Tabel 4.2 Analisa Masalah
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Faktor pencetus Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri
kepala
P : Darah tinggi Beban kerja jantung
Q : Klien mengatakan meningkat
seperti tertimpa beban berat
R : Di kepala
S :5 Tekanan sistemik darah
T : Hilang timbul meningkat
Do :
1. Klien menunjukan Hipertensi
ekspresi seperti
meringis kesakitan
2. Ekspresi wajah nyeri Kerusakan vaskuler
3. TD : 150/90 mmHg pembuluh darah
4. Nadi : 82 x/m
5. RR : 20 x/m
6. Suhu : 36,7 C Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Sistemik
Vasokontriksi
Afterload meningkat
ANALISA MASALAH
Nama klien : Ny. N No. RM : 63-80-45
Umur : 44 tahun Diagnosa Medis : Hipertensi
No Data Etiologi Masalah
1. Klien mengatakan nyeri Faktor pencetus Nyeri Akut
kepala
P : Darah tinggi
Q : Klien mengatakan Beban kerja jantung
seperti tertusuk-tusuk meningkat
R : Di kepala
S :6
T : Hilang timbul Tekanan sistemik darah
meningkat
Do :
1. Klien menunjukan
ekspresi seperti Hipertensi
meringis kesakitan
2. Ekspresi wajah nyeri
3. TD : 150/100 mmHg Kerusakan vaskuler
4. Nadi : 86 x/m pembuluh darah
5. RR : 22 x/m
6. Suhu : 36,9 C
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
otak
Do :
1. Perubahan irama
jantung (takikardia) Tekanan sistemik darah
2. Tekanan darah meningkat
meningkat : 150/100
mmHg
3. Pasien lelah Hipertensi
4. HR : 102 x/mnt
5. Nadi : 86 x/mnt dan
teraba lemah Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Sistemik
Vasokontriksi
Afterload meningkat
untuk istirahat
5. Tidur hanya 3 jam/hari Perubahan vaskuler darah
Gangguan sirkulasi
otak
Interpretasi
Berdasarkan tabel analisa masalah diatas masalah keperawatan yang muncul
pada klien I berinisial Ny. A antara lain nyeri akut, penurunan curah jantung, dan
gangguan pola tidur. Namun pada klien II berinisial Ny. N antara lain nyeri akut,
penurunan curah jantung, dan gangguan pola tidur.
74
2. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.3 Diagnosis Keperawatan
No. Ny. A Ny. N
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis pencedera fisiologis
Do : Do :
1. Klien menunjukan ekspresi seperti 1. Klien menunjukan ekspresi seperti
meringis kesakitan meringis kesakitan
2. Ekspresi wajah nyeri 2. Ekspresi wajah nyeri
3. TD : 150/90 mmHg 3. TD : 150/100 mmHg
4. Nadi : 82 x/m 4. Nadi : 86 x/m
5. RR : 20 x/m 5. RR : 22 x/m
6. Suhu : 36,7 C 6. Suhu : 36,9 C
2. Penurunan curah jantung berhubungan Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan afterload dan dengan perubahan afterload dan
perubahan irama jantung perubahan irama jantung
Do : Do :
1. Perubahan irama jantung 1. Perubahan irama jantung
(takikardia) (takikardia)
2. Tekanan darah meningkat : 150/90 2. Tekanan darah meningkat : 150/100
mmHg mmHg
3. Perilaku cemas 3. Pasien lelah
4. Pasien gelisah 4. HR : 102 x/mnt
5. HR : 104 x/mnt 5. Nadi : 86 x/mnt dan teraba lemah
6. Nadi : 82 x/mnt dan teraba lemah
Interpretasi
Diagnosis keperawatan yang muncul pada Ny. A adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan afterload dan perubahan irama jantung, dan
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan. Sedangkan pda
75
Ny. N diagnosis keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis, penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan afterload dan perubahan irama jantung, dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
Pemberian Asuhan Keperawatan ditujukan untuk membantu pasien dalam
mengatasi masalah dan keluhan yang muncul dimana masalah yang menjadi fokus
bahasan pada studi kasus ini adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis tanpa mengenyampingkan diagnosa keperawatan lain dalam
pemberian asuhan keperawatan pada kedua klien.
76
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Tabel 4.4 Intervensi Keperawatan
Nama klien : Ny. A No. RM : 63-78-12
Umur : 47 tahun Diagnosa Medis : Hipertensi
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan SIKI :
agen pencedera fisiologis keperawatan 3x24 jam, nyeri akut Manajemen Nyeri
dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui lokasi,
Ds : karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
Klien mengatakan nyeri kepala SLKI : Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas,
P : Darah tinggi KH A T intensitas nyeri intensitas nyeri yang
Q : Klien mengatakan seperti Keluhan nyeri 2 5 dialami pasien
tertimpa beban berat Meringis 2 5 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
R : Di kepala Gelisah 2 5 nyeri yang dirasakan
S :5 Kesulitan tidur 2 5 pasien
T : Hilang timbul Pola tidur 2 5 3. Identifikasi respons nyeri 3. Untuk mengetahui respon
non verbal nyeri non verbal yang
Tekanan darah 2 5
Do : dialami pasien
1. Klien menunjukan ekspresi 4. Identifikasi faktor yang 4. Untuk mengetahui faktor
Skala indikator:
seperti meringis kesakitan memperberat dan apa saja yang
2. Ekspresi wajah nyeri 1. Sangat terganggu memperingan nyeri memperberat dan
3. TD : 150/90 mmHg 2. Banyak terganggu memperingan nyeri yang
4. Nadi : 82 x/m 3. Cukup terganggu dialami pasien
5. RR : 20 x/m 4. Sedikit terganggu 5. Identifikasi pengaruh nyeri 5. Untuk mengetahui
6. Suhu : 36,7 C 5. Tidak terganggu pada kualitas hidup pengaruh nyeri yang
dialami pasien terhadap
77
kualitas hidupnya
6. Ajarkan teknik non 6. Agar pasien bisa
farmakologis untuk menurunkan nyeri yang
mengurangi nyeri yaitu dialami dengan tepat
dengan penerapan terapi dengan teknik non
Slow Deep Breathing farmakologis
Intervensi Keperawatan
Nama klien : Ny. N No. RM : 63-80-45
Umur : 44 tahun Diagnosa Medis : Hipertensi
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan SIKI :
agen pencedera fisiologis keperawatan 3x24 jam, nyeri akut Manajemen Nyeri
dapat teratasi dengan ktiteria : 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui lokasi,
Ds : karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
P : Darah tinggi SLKI : Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas,
Q : Klien mengatakan seperti KH A T intensitas nyeri intensitas nyeri yang
tertusuk-tusuk Keluhan nyeri 2 5 dialami pasien
R : Di kepala Meringis 2 5 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
S :6 Gelisah 2 5 nyeri yang dirasakan
T : Hilang timbul Kesulitan tidur 2 5 pasien
Pola tidur 2 5 3. Identifikasi respons nyeri 3. Untuk mengetahui respon
Do : Tekanan darah 2 5 non verbal nyeri non verbal yang
1. Klien menunjukan ekspresi dialami pasien
seperti meringis kesakitan 4. Identifikasi faktor yang 4. Untuk mengetahui faktor
Skala indikator:
2. Ekspresi wajah nyeri memperberat dan apa saja yang
1. Sangat terganggu
3. TD : 150/100 mmHg memperingan nyeri memperberat dan
2. Banyak terganggu
4. Nadi : 86 x/m memperingan nyeri yang
3. Cukup terganggu
5. RR : 22 x/m dialami pasien
4. Sedikit terganggu
6. Suhu : 36,9 C 5. Identifikasi pengaruh nyeri 5. Untuk mengetahui
5. Tidak terganggu
pada kualitas hidup pengaruh nyeri yang
dialami pasien terhadap
kualitas hidupnya
6. Ajarkan teknik non 6. Agar pasien bisa
farmakologis untuk menurunkan nyeri yang
80
Interpretasi
Tujuan dari intervensi ini adalah nyeri klien berkurang atau hilang setelah
dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil nyeri yang dilaporkan,
keluhan nyeri, meringis, sikap protektif, gelisah, kesulitan tidur, pola tidur, dan
tekanan darah. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi ansietas pada kedua
pasien adalah identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal,
identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, identifikasi
pengaruh nyeri pada kualitas hidup, ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri yaitu dengan penerapan terapi Slow Deep Breathing, fasilitasi
istirahat dan tidur, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, anjurkan
menggunakan analgetik secara tepat, anjurkan pasien diet rendah garam dan
membatasi konsumsi makanan manis, beku, kaleng, dan instan, anjurkan pasien
untuk menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin (mis. lari, berenang,
atau bersepeda), anjurkan pasien untuk belajar rileks dan bisa mengendalikan
stres, evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi. Intervensi
utama yang dilakukan pada kedua klien adalah penerapan terapi Slow Deep
Breathing.
83
Gelisah 2 5 3
08.15 4. Melakukan pengkajian nyeri Kesulitan tidur 2 5 3
WIB menggunakan NRS (Numerical Pola tidur 2 5 3
Rating Scale) Tekanan darah 2 5 3
Respon :
Klien kooperatif dan dapat Skala indikator:
menjawab pertanyaan dan 1. Sangat terganggu
didapatkan hasil nyeri dengan 2. Banyak terganggu
skala 5 (nyeri sedang) 3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
08.20 5. Melakukan terapi Slow Deep 5. Tidak terganggu
WIB Breathing untuk mengurangi nyeri
Respon : P : Intervensi dilanjutkan
Klien melakukan terapi Slow Deep 1. Lakukan pengukuran tekanan darah
Breathing dengan tenang dan hasil 2. Lakukan pengkajian nyeri
skala nyeri 4 (nyeri sedang) menggunakan NRS (Numerical Rating
Scale)
6. Menjelaskan pada klien untuk diet 3. Ajarkan klien melakukan terapi Slow
08.40 rendah garam dan membatasi Deep Breathing
WIB konsumsi makanan manis, beku,
kaleng, dan instan sebagai salah
satu cara untuk menurunkan
tekanan darah
Respon :
Klien tampak mengerti tentang apa
yang dijelaskan
85
2. Rabu, 08.00 1. Kontrol lingkungan yang Rabu, 08.35 S : Klien mengatakan nyeri kepala sedikit
21 WIB memperberat rasa nyeri 21 WIB berkurang dan bisa melakukan teknik
April Respon : April Slow Deep Breathing
2021 Pasien tampak memahami 2021
O : Dari hasil pengukuran nyeri
08.05 2. Mengukur tekanan darah pasien menggunakan NRS (Numerical Rating
WIB sebelum dilakukan terapi teknik Scale) didapatkan skala nyeri 3 (nyeri
relaksasi nafas dalam ringan)
Respon : 1. Klien tampak meringis
Hasil pengukuran tekanan darah 2. Suhu :36,5 ºC
140/90 mmHg 3. Nadi :82x/menit
4. Tekanan darah: 140/90
08.10 3. Melakukan pengkajian nyeri mmHg
WIB menggunakan NRS (Numerical 5. RR: 24x/ menit
Rating Scale)
Respon : A:
Klien kooperatif dan dapat KH T A H
menjawab pertanyaan dan Keluhan nyeri 2 5 4
didapatkan hasil nyeri dengan Meringis 2 5 3
skala 4 (nyeri sedang) Gelisah 2 5 4
Kesulitan tidur 2 5 4
08.15 4. Menjelaskan pada klien untuk
WIB belajar rileks dan bisa Pola tidur 2 5 4
mengendalikan stres sebagai salah Tekanan darah 2 5 4
satu cara untuk menurunkan
tekanan darah Skala indikator:
Respon : 1. Sangat terganggu
Klien tampak mengerti dengan apa 2. Banyak terganggu
yang dijelaskan 3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
08.20 5. Melakukan terapi Slow Deep 5. Tidak terganggu
86
2. Rabu, 08.45 1. Kontrol lingkungan yang Rabu, 09.20 S : Klien mengatakan nyeri kepala
21 WIB memperberat rasa nyeri 21 WIB seberkurang dan bisa melakukan teknik
April Respon : April Slow Deep Breathing
2021 Pasien tampak memahami 2021
O : Dari hasil pengukuran nyeri
08.50 2. Mengukur tekanan darah pasien menggunakan NRS (Numerical Rating
WIB sebelum dilakukan terapi teknik Scale) didapatkan skala nyeri 3 (nyeri
relaksasi nafas dalam ringan)
Respon : 1. Klien tampak meringis dan gelisah
Hasil pengukuran tekanan darah 2. Suhu :36,5 ºC
140/90 mmHg 3. Nadi :80x/menit
4. Tekanan darah: 130/90
08.55 3. Melakukan pengkajian nyeri mmHg
WIB menggunakan NRS (Numerical 5. RR: 24x/ menit
Rating Scale)
Respon : A:
Klien kooperatif dan dapat KH T A H
menjawab pertanyaan dan Keluhan nyeri 2 5 3
didapatkan hasil nyeri dengan Meringis 2 5 3
skala 5 (nyeri sedang) Gelisah 2 5 3
Kesulitan tidur 2 5 4
09.00 4. Menjelaskan pada klien untuk Pola tidur 2 5 4
WIB belajar rileks dan bisa
Tekanan darah 2 5 3
mengendalikan stres sebagai salah
satu cara untuk menurunkan
tekanan darah Skala indikator:
Respon : 1. Sangat terganggu
Klien tampak mengerti dengan 2. Banyak terganggu
apa yang dijelaskan 3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
09.05 5. Melakukan terapi Slow Deep 5. Tidak terganggu
91
Tekanan darah 2 5 5
09.10 4. Fasilitasi pasien untuk istirahat
WIB dan tidur Skala indikator:
Respon : 1. Sangat terganggu
Klien tampak mengerti dan 2. Banyak terganggu
mengikuti 3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
09.15 5. Mengajarkan pasien untuk 5. Tidak terganggu
WIB menerapkan gaya hidup dengan
olahraga rutin agar tekanan darah P : Intervensi dihentikan pasien pulang
tetap stabil
Respon :
Klien tampak mengerti dengan
apa yang telah dijelaskan
93
Interpretasi
Implementasi yang dilakukan selama tiga hari pada Ny. A dan Ny. N
adalah melakukan pengkajian nyeri menggunakan NRS (Numerical Rating Scale)
yang meliputi tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.
Intervensi yang dilakukan yaitu melakukan terapi Slow Deep Breathing.
Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan implementasi
keperawatan yang dilakukan. Evaluasi dilakukan setiap selesai melakukan terapi
Slow Deep Breathing.
Evaluasi tanggal 20 April 2021 pada Ny. A dilakukan pukul 08.35 WIB
adalah masalah nyeri akut: kepala belum teratasi ditunjukkan dari data subyektif
klien mengatakan nyeri kepala dan bisa melakukan terapi Slow Deep Breathing
dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : cukup terganggu (3), meringis :
banyak terganggu (2), gelisah : cukup terganggu (3), kesulitan tidur : cukup
terganggu (3), pola tidur : cukup terganggu (3), tekanan darah : cukup terganggu
(3), didapatkan skala nyeri yaitu 4 (nyeri sedang), suhu : 36,2ºC, nadi : 84x/mnt,
tekanan darah : 150/90 mmHg, RR : 22 x/mnt. Karena masalah belum teratasi
maka intervensi dilanjutkan.
Evaluasi tanggal 21 April 2021 pada Ny. A dilakukan pada pukul 08.35
WIB adalah masalah nyeri akut belum teratasi di tunjukkan dari data subyektif
klien mengatakan nyeri kepala sedikit berkurang dan bisa melakukan terapi Slow
Deep Breathing dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : sedikit
terganggu (4), meringis : cukup terganggu (3), gelisah : sedikit terganggu (4),
kesulitan tidur : sedikit terganggu (4), pola tidur : sedikit terganggu (4), tekanan
darah : sedikit terganggu (4), didapatkan skala nyeri yaitu 3 (nyeri ringan), suhu :
36,5ºC, nadi : 82x/mnt, tekanan darah : 140/90 mmHg, RR : 24 x/mnt. Karena
masalah belum teratasi maka intervensi dilanjutkan.
Evaluasi tanggal 22 April 2021 pada Ny. A dilakukan pada pukul 08.25
WIB adalah masalah nyeri akut teratasi di tunjukkan dari data subyektif klien
mengatakan nyeri kepala sudah berkurang dan bisa tidur malam dengan nyenyak
dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : sedikit terganggu (4), meringis :
tidak terganggu (5), gelisah : tidak terganggu (5), kesulitan tidur : tidak terganggu
(5), pola tidur : tidak terganggu (5), tekanan darah : tidak terganggu (5),
94
didapatkan skala nyeri yaitu 1 (nyeri ringan), suhu : 36,5ºC, nadi : 84x/mnt,
tekanan darah : 120/90 mmHg, RR : 24 x/mnt. Intervensi dihentikan pasien
pulang.
Evaluasi tanggal 20 April 2021 pada Ny. N dilakukan pukul 09.35 WIB
adalah masalah nyeri akut: kepala belum teratasi ditunjukkan dari data subyektif
klien mengatakan nyeri kepala dan bisa melakukan terapi Slow Deep Breathing
dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : banyak terganggu (2), meringis :
banyak terganggu (2), gelisah : banyak terganggu (2), kesulitan tidur : cukup
terganggu (3), pola tidur : cukup terganggu (3), tekanan darah : cukup terganggu
(3), didapatkan skala nyeri yaitu 5 (nyeri sedang), suhu : 36,4ºC, nadi : 82x/mnt,
tekanan darah : 150/100 mmHg, RR : 22 x/mnt. Karena masalah belum teratasi
maka intervensi dilanjutkan.
Evaluasi tanggal 21 April 2021 pada Ny. N dilakukan pukul 09.20 WIB
adalah masalah nyeri akut: kepala belum teratasi ditunjukkan dari data subyektif
klien mengatakan nyeri kepala sedikit berkurang dan bisa melakukan terapi Slow
Deep Breathing dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : cukup terganggu
(3), meringis : cukup terganggu (3), gelisah : cukup terganggu (3), kesulitan tidur :
sedikit terganggu (4), pola tidur : sedikit terganggu (4), tekanan darah : sedikit
terganggu (4), didapatkan skala nyeri yaitu 3 (nyeri sedang), suhu : 36,5ºC, nadi :
80x/mnt, tekanan darah : 130/90 mmHg, RR : 24 x/mnt. Karena masalah belum
teratasi maka intervensi dilanjutkan.
Evaluasi tanggal 22 April 2021 pada Ny. N dilakukan pada pukul 09.05
WIB adalah masalah nyeri akut teratasi di tunjukkan dari data subyektif klien
mengatakan nyeri kepala sudah berkurang dan bisa tidur malam dengan nyenyak
dan data obyektif klien tampak mengeluh nyeri : sedikit terganggu (4), meringis :
tidak terganggu (5), gelisah : tidak terganggu (5), kesulitan tidur : tidak terganggu
(5), pola tidur : tidak terganggu (5), tekanan darah : tidak terganggu (5),
didapatkan skala nyeri yaitu 2 (nyeri ringan), suhu : 36,7ºC, nadi : 82x/mnt,
tekanan darah : 120/90 mmHg, RR : 24 x/mnt. Intervensi dihentikan pasien
pulang.
95
5.Discharge Planning
DISCHARGE PLANNING
Nama : Ny. N No. RM : 638045
Tanggal MRS : 18 April 2021 Tanggal KRS : 22 April 2021
Bagian : Poli penyakit dalam Bagian : Poli penyakit dalam
Dipulangkan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
F. Kontrol
Waktu : 09 s/d selesai
Tempat : Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
G. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, DLL) :
Meminum obat sesuai dengan jadwal
Menerapkan gaya hidup sehat
Belajar rileks dan mengendalikan stress
Melakukan terapi Slow Deep Breathing sebagai terapi untuk mengurangi nyeri kepala
dan menurunkan tekanan darah
H. Aturan diet/nutrisi :
Diet garam serta pengendalian berat badan
Dibatasi konsumsi makanan manis, beku, kaleng, dan instan
I. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Tidak ada
J. Aktivitas dan istirahat :
Monitor tekanan darah secara berkala
Lakukan teknik napas dalam jika nyeri kepala timbul
Olahraga rutin (bersepeda, lari, atau berenang)
Yang dibawa pulang (Hasil lab, foto, ECG, Obat dan lain-lainnya) :
Tidak ada
Lain-lain :
Hindari merokok dan alkohol
Palembang, 2021
Pasien/keluarga Perawat
Interpretasi
Discharge Planning yang diberikan pada Ny. A dan Ny. N adalah
memberikan informasi untuk menerapkan gaya hidup sehat, melakukan diet
rendah garam, belajar rileks dan mengendalikan stres, memberikan dan
melakukan terapi Slow Deep Breathing sebagai terapi untuk mengurangi nyeri
kepala dan menurunkan tekanan darah.
97
C. Pembahasan
Studi kasus ini membahas tentang asuhan keperawatan berfokus pada
masalah keperawatan nyeri akut : kepala dengan menerapkan terapi Slow
Deep Breathing. Proses asuhan keperawatan yang dibahas studi kasus ini
meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi,
evaluasi, dan Discharge Planning.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu
proses keperawatan, suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim
kesehatan lainnya yang bertujuan untuk menganalisa dan merumuskan
diagnosa keperawatan (Nur Kholifah, 2016).
Pengkajian dilakukan menggunakan format pengkajian asuhan
keperawatan medikal bedah (KMB). Selama proses pengkajian tidak ada
hambatan yang ditemukan, klien dan keluarga kooperatif sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melakukan
wawancara dengan klien langsung, keluarga klien, riwayat kesehatan,
pengkajian keperawatan yang meliputi 12 domain, pemeriksaan
penunjang, dan rekam medik.
Berdasarkan data pengkajian tanggal 19 April 2021, pada Ny. A dan
Ny. N didapatkan bahwa keluhan utama yang dirasakan Ny. A adalah
klien mengatakan nyeri pada kepala dan jantung kadang berdebar-debar,
cemas, dan gelisah. Setelah dilakukan pemeriksaan skala nyeri
menggunakan NRS (Numerical Rating Scale) didapatkan skala nyeri 5
yang tergolong nyeri sedang. Klien mengatakan nyeri seperti tertimpa
beban berat, dan nyeri hilang timbul. Klien juga mengatakan tidur tidak
nyenyak dan sering terbangun karena sering sakit kepala pada dini hari dan
merasa ketidakpuasan tidur. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital Ny. A
didapatkan tekanan darah : 150/90 mmHg, nadi : 82 x/mnt teraba lemah,
RR : 20 x/mnt, dan suhu : 36,7 C. Sedangkan Klien II berinisial Ny. N
didapatkan bahwa keluhan utama yang dirasakan adalah klien mengatakan
nyeri pada kepala dan hampir terjatuh ketika berdiri mendadak, jantung
98
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan
merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
(Dinarti & Yuli, 2017).
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
99
gangguan pola tidur. Namun, diagnosis paling utama yang diangkat dari
kasus tersebut adalah nyeri akut dan diagnosis yang lain merupakan
diagnosis penyerta.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan
penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya,
perumusan tujuan, rencana tindakan dan penilaian asuhan keperawatan
pada pasien berdasarkan analisa data dan diagnosa keperawatan (Dinarti &
Yuli, 2017).
Berdasarkan masalah keperawatan yang didapatkan dari data
pengkajian pada Ny. A dan Ny. N sama-sama memiliki masalah
keperawatan nyeri akut, dimana intervensi keperawatan menurut Tomy
(2017) pada masalah nyeri kepala antara lain terapi Slow Deep Breathing,
gambarkan resionalisasi dan manfaat terapi, dorong klien untuk
mengambil posisi yang nyaman dan menutup mata dengan rileks,
tunjukkan dan praktikan teknik terapi pada klien, dorong penggunaan
teknik secara berkala, gunakan terapi sebagai strategi tambahan dengan
penggunaan obat nyeri, dan evaluasi serta dokumentasikan respon
terhadap terapi.
Intervensi ini dapat dilakukan pasien dan keluarga untuk mengurangi
nyeri kepala. Terapi ini dilakukan dengan rileks dan tenang selama kurang
lebih 15 menit pada saat kapan saja klien merasa nyeri kepala, terapi ini
sangat efektif untuk menurunkan nyeri kepala pada penderita hipertensi.
Menurut teori Rahmawati (2017), relaksasi nafas dalam merupakan
salah satu terapi komplementer yang telah dibuktikan manfaatnya melalui
penelitian-penelitian terutama dalam upaya menurunkan atau mengurangi
stres, kecemasan pasien, penurunan tekanan darah, meningkatkan fungsi
paru dan saturasi oksigen.
Menurut penelitian Sheren, dkk (2013) dan Dian (2015) yang
menyebutkan bahwa terapi Slow Deep Breathing dapat menurunkan dan
mengatasi masalah nyeri kepala klien karena terapi ini dapat menstimulan
101
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi dengan menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Yuli, 2017).
102
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan
pencapaian tujuan utama klien. (Andarmoyo & Sulistyo, 2013).
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukan terapi Slow Deep
Breathing selama 3 hari pada klien Ny. A dan Ny. N didapatkan hasil
sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Adapun evaluasi
dilakukan pada tanggal 22 April 2021 pada Ny. A dilakukan pada pukul
08.25 WIB adalah masalah nyeri akut teratasi ditunjukkan dengan data
subjektif klien mengatakan nyeri kepala sudah berkurang, setelah
104
6. Discharge Planning
Discharge planning merupakan proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya (Sugino dkk, 2019)
Menurut teori Majid (2017) ketidakpatuhan pasien akan perawatan
hipertensi selama dirumah merupakan bukti gagalnya informasi yang
sampaikan petugas kesehatan saat Discharge planning. Discharge
planning merupakan perencanaan kepulangan pasien untuk kembali ke
lingkungannya dengan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang penting dan perlu dihindari serta
dilakukan yang berhubungan dengan penyakitnya. Kepatuhan pasien
hipertensi dalam minum obat sangatlah penting karena berhubungan
dengan proses penyembuhan penyakit.
Discharge planning yang diberikan pada Ny. A dan Ny. N adalah
menerapkan gaya hidup sehat, belajar rileks dan mengendalikan stress,
menerapkan diet rendah garam, memberikan edukasi tentang aktivitas dan
istirahat, melakukan terapi Slow Deep Breathing sebagai terapi untuk
mengurangi nyeri kepala dan menurunkan tekanan darah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fernalia (2019) mengatakan
bahwa pasien hipertensi yang mengalami nyeri kepala dapat diajarkan dan
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan proses keperawatan yang telah dilakukan pada
Ny. A dan Ny. N dimulai dari proses pengkajian yang dilakukan sejak klien
masuk rumah sakit, penegakan diagnosis, melakukan intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan serta Discharge Planning di ruang
rawat inap penyakit dalam Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammdiyah
Palembang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Data pengkajian diperoleh menggunakan beberapa metode yaitu
wawancara langsung, observasi, dan pemeriksaan fisik dari klien Ny. A
dan Ny. N. Hasil dari pengkajian didapatkan kedua klien memiliki
masalah keperawatan nyeri akut selama menjalani pengobatan di rumah
sakit.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang ditemukan pada klien Ny. A dan Ny. N
adalah Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
ditandai dengan mengeluh nyeri, tekanan darah meningkat.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan yang ditemukan pada klien Ny. A dan Ny. N
adalah menurunkan intensitas nyeri yang berfokus pada nyeri kepala pada
penerapan terapi Slow Deep Breathing.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan yang diterapkan pada klien Ny. A dan Ny. N
sesuai dengan masalah keperawatan kedua klien yaitu nyeri kepala
sehingga tindakan yang dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri
kepala yang berfokus pada penerapan terapi Slow Deep Breathing.
5. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.
108
Hasil yang didapat dari klien Ny. A dan Ny. N setelah dilakukan
implementasi setiap pagi hari selama 3 hari berturut-turut adalah masalah
nyeri akut teratasi sebagian ditunjukkan dengan menurunkan intensitas
nyeri dengan menggunakan NRS (Numerical Rating Scale) yang
dirasakan kedua klien.
6. Discharge Planning
Discharge planning atau persiapan pasien pulang yang dilakukan adalah
meminum obat sesuai dengan jadwal, menerapkan gaya hidup sehat,
belajar rileks dan mengendalikan stress, menerapkan diet rendah garam,
memberikan edukasi tentang aktivitas dan istirahat, melakukan terapi
Slow Deep Breathing sebagai terapi untuk mengurangi nyeri kepala dan
menurunkan tekanan darah.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan antara lain:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan studi kasus ini dapat dijadikan materi sebagai ilmu
pengetahuan keperawatan medikal bedah dalam memberikan gambaran
proses asuhan keperawatan pada klien dengan Hipertensi melalui
penerapan terapi Slow Deep Breathing.
2. Bagi Klien
Dapat diaplikasikan dan membantu dalam proses penyembuhan dan
perawatan baik di rumah sakit maupun saat di rumah.
3. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
dan penglaaman yang sudah didapatkan dan diaplikasikan dalam proses
pemberian dengan Hipertensi penerapan terapi Slow Deep Breathing
terhadap nyeri kepala.
109
DAFTAR PUSTAKA
Fernalia, dkk. 2019. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri
Kepala Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar
Kota Bengkulu. Malahayati Nursing Journal. Volume 1, Nomor 1.
Iqbal Mubarak, dkk, 2015, Buku ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Buku 1, Salemba
Medika, Jakarta
Kementrian Kesehatan RI, 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes RI.
Jakarta: Kemenkes RI
110
Majid, Abdul, 2017, Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan Sisten
Kardiovaskular. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Mubarak, I & Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika
Putri, et al. 2018. Case Study: The influence of deep breathing relaxation
techniques in reducing blood pressure and pain caused by hypertension.
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS). Volume 1,
Issue 2.
Saleh. R, dkk. 2019. Pengelolaan Keperawatan Keluarga Ny. R dan Ny. U dengan
Nyeri Kepala Hipertensi di Kota Pekalongan. Jurnal Lintas Keperawatan.
Volume 5, Nomor 3
Setiati Siti, et al. (2015) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . 6th rev. Jakarta :
Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Sheren. K, dkk, 2017. Pengaruh Slow Deep Breathing Dalam Menurunkan Nyeri
Kepala pada Penderita Hipertensi di Puskesmas X dan Puskesmas Y.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan. Tangerang
Suddarth, Brunner. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
LAMPIRAN
113
Lampiran 1
PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
( )
114
Lampiran 2
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG
1. Identitas Klien
Nama : No RM :
Usia : Tgl Masuk :
Jenis : Tgl Pengkajian :
Kelamin : Sumber Informasi :
Alamat : Keluarga Terdekat :
No Telepon: status :
Status : Alamat :
Agama : No Telepon :
Suku : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Lama : Bekerja :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
........................................................................................................................
...................................
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
........................................................................................................................
...................................
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..........................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..........................................................................
a. Kecelakaan : ………………………......…………....
b. Operasi (jenis dan waktu) : ………………………......…………....
c. Penyakit (kronis dan akut) : ………………………......
…………....
d. Terakhir masuk RS : ………………………......…………....
2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................................................
Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................................................
Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
3. Riwayat Keluarga
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.......................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
...................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
..........................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
...................................
3. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)
Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.............................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
..........................................................................
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( ), Halitosis ( )
Bibir: lembab( ), pucat( ),sianosis( ), labio/palatoskizis( ),
stomatitis( )
Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )
Gigi: Normal( ), Ompong( ), Caries( ),
Jumlah gigi:...................
117
Intake Cairan :
c. Abdomen
118
BAB :
Warna : ........................................
Frekuensi : ........................................x/hari
Konsisitensi :..........................................
lendir ( ), darah ( ), ampas ( ), Konstipasi ( )
Data Tambahan :
...............................................................................................................
....................................
...............................................................................................................
....................................
...............................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
...............................................................................................................
.....................................
...............................................................................................................
....................................
d. Frekuensi : ...........................................................................
......................... x/ hari
e. Urine Output
: ...........................................................................
................................ cc
f. Penggunaan Kateter
: ...........................................................................
..............................
g. Vesika Urinaria : Membesar ............................... Nyeri
tekan ...........................................
h. Gangguan : Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria
( ), Nokturia ( ), Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria
( )
Jalan nafas:
Sputum ( ), warna sputum ( )
konsisitensi:........................................
Batuk ( ) frekuensi:..............................
Dada
Bentuk : Simetris ( ), Barrel chest/dada tong( ), pigeon
chest/dada burung ( )
benjolan ( ), dll………………..
Paru-paru:
Inspeksi : RR………x/ min,
Palpasi : Normal ( ), ekspansi pernafasan ( ), taktil
fremitus ( )
Perkusi : Normal/ Sonor ( ), redup/pekak ( ),
hiper sonor ( )
Auskultasi : Irama ( ), teratur ( ),
Suara nafas : Vesicular ( ), Bronkial ( ), Amforik ( ), Cog
Wheel Breath Sound ( ), Metamorphosing breath sound ( )
Suara Tambahan : Ronki ( ), pleural friction( )
Data Tambahan :
........................................................................................................................
.....................................
........................................................................................................................
......................................
120
........................................................................................................................
........................................................................................................................
...........................................................................
Masalah keperawatan:
........................................................................................................................
.....................................
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur, dll):
Kebiasaan Tidur siang:......................................jam/hari
Skala Aktivitas:
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
Persendian:
Nyeri Sendi ( ), pergerakan sendi:.......................
Kekuatan Otot :
Kelainan Otot:
121
Reflek Patologis :
Babinsky : + ( ), - ( )
Kernig : + ( ), - ( )
Brudzinsky : + ( ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( ), - ( )
Triceps : + ( ), - ( )
Patella : + ( ), - ( )
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis/denyut apeks( ), Normal( ), Melebar( )
Palpasi : Kardiomegali( )
Perkusi : Redup( ), pekak( )
Auskultasi : HR...............x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) ,
Murmur ( )
Mandi :...............................................................................x/hari
Sikat gigi :...............................................................................x/hari
Ganti Pakaian :...............................................................................x/hari
Memotong kuku :.........................................................................x/minggu
Data Tambahan :
........................................................................................................................
......................................
Masalah keperawatan:
........................................................................................................................
.....................................
........................................................................................................................
.....................................
5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( ),berat ( ), pucat ( ), sesak ( ),
kejang( )
1. Kepala
122
2. Mata
Mata : Jernih ( ), Mengalir, Kemerahan ( ),
Sekret ( ) Visus : 6/6 ( ), 6/300 ( ), 6/tak terhingga ( ),
Pupil : Isokor ( ), Anisokor ( ), Miosis ( ),
Midriasis ( ),
Reaksi terhadap cahaya : Kanan : Positif ( ), Negatif ( ),
Kiri : Positif ( ), Negatif ( ),
Alat bantu : Kacamata ( ), Softlens ( )
Conjungtiva : Merah jambu ( ), Anemis ( )
Sklera : Putih ( ), Ikterik ( )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : Normal ( ), Sumbing ( ), Sumbing langit-
langit/palatum ( )
b. Lidah : Bersih ( ), Kotor/ putih ( ), Jamur ( )
Data Tambahan :
.......................................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
....................................
6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya
.......................................................................................................................
Persepsi klien terhadap dirinya......................................................................
Konsep diri.....................................................................................................
Tingkat
kecemasan......................................................................................................
.........................
Citra Diri/Bodi image:....................................................................................
Data Tambahan :
123
.......................................................................................................................
....................................
.......................................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
.....................................
.......................................................................................................................
.....................................
7. Peran Hubungan
Budaya :
Suku :
Agama yang di anut :
Bahasa yang digunakan :
Masalah sosial yang penting :
Hubungan dengan orang tua :
Hubungan dengan saudara kandung :
Data Tambahan :
........................................................................................................................
....................................
........................................................................................................................
Masalah keperawatan:
........................................................................................................................
....................................
Data Tambahan :
124
........................................................................................................................
....................................
........................................................................................................................
Masalah keperawatan:
........................................................................................................................
......................................
9. Toleransi/Koping Stress
GCS :.......
E:........................................................................................
V: .......................................................................................
M:.......................................................................................
Data Tambahan :
.......................................................................................................................
....................................
.......................................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
.....................................
Psikologis :
a. Perasaan pasien setelah mengalami masalah ini : ...................................
125
..................................................................................................................
b. Cara mengatasi perasaan tersebut : .........................................................
..................................................................................................................
c. Rencana pasien setelah masalahnya terselesaikan :.................................
..................................................................................................................
d. Jika rencana ini tidak dapat dilaksanakan : .............................................
..................................................................................................................
e. Pengetahuan pasien tentang masalah/penyakit yang ada : ......................
..................................................................................................................
Sosial :
a. Aktifitas/peran pasien di masyarakat :....................................................
................................................................................................................
b. Masalah social : .....................................................................................
.................................................................................................................
Data Tambahan :
........................................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
........................................................................................................................
......................................
Data Tambahan :
.......................................................................................................................
.....................................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
.....................................
126
12. Kenyamanan
Provaiking :
Quality :
Regio :
Scala :
Time :
Data Tambahan :
.......................................................................................................................
....................................
Masalah keperawatan:
.......................................................................................................................
....................................
Terapi
Tanggal Terapi :
Cara
Nama Golongan Kontra
No Dosis Pemberia Indikasi
Terapi Obat Indikasi
n
127
Jenis Tanggal
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan Pemeriksaan
128
Lampiran 3
S Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
O Muhammadiyah Palembang
1. Pengertian Slow Deep Breathing atau teknik relaksasi nafas dalam adalah
suatu latihan pernafasan dan teknik rileksasi menurunkan
konsumsi oksigen, frekuensi jantung dan ketegangan otot yang
menghentikan siklus nyeri, ansietas dan ketegangan otot.
2. Tujuan a. Mengurangi stres fisik maupun emosional yaitu ansietas
nyeri
b. Menurunkan tekanan darah
c. Meningkatkan ventilasi alveoli
d. Memelihara pertukaran gas
e. Mencegah atelektasi paru
f. Menurunkan kecemasan
3. Referensi Tomy. 2017. Pengaruh Teknik Relaksasi nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Lansia. Jurnal Ilmu
Kesehatan. Volume 2, Nomor 1
4. Prosedur Tahap Pra Interaksi :
1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan
2. Mengkonfirmasi ketersediaan informed consent (disesuaikan
dengan tindakan yang akan dilakukan tindakan)
3. Perawat mencuci tangan
4. Perawat mempersiapkan alat
Tahap Orientasi :
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Perawat menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Interaksi :
1. Perawat mencuci tangan
2. Mengucapkan Basmallah (Bismillahirohmanirohim)
3. Mengucapkan salam (Assalamualaikum)
4. Identifikasi sambil melihat gelang identitas pasien (Nama
pasien, Tanggal lahir, dan No.RM)
5. Menjaga privasi pasien (menutup scareroom, gorden,
129
sampiran, dll)
6. Mengatur posisi pasien (disesuaikan dengan tindakan yang
akan dilakukan : duduk/terlentang/miring)
Tahap Kerja :
1. Atur posisi duduk atau berbaring yang nyaman atau sesuai
kondisi pasien
2. Menginstruksikan pasien untuk menutup mata
3. Menginstruksikan pasien untuk rileks dan tetap tenang
4. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru
dengan udara melalui hitungan
5. Tahan selama 3 detik
6. Hembuskan secara perlahan, lewat mulut
7. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan
melalui mulut dengan perlahan
8. Usahakan agar tetap konsentrasi
9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga benar-benar
rileks
10. Ulangi sebanyak 30 kali selama 15 menit, dan selingi
istirahat singkat setiap 5 kali pernafasan
11. Setiap 5 kali melakukan napas dalam selingi istirahat singkat
dengan napas normal 3 kali
12. Setelah selesai, buka mata secara perlahan
13. Terapi ini dilakukan pada pagi hari dengan menganjurkan
pada pasien untuk menghindari mengkonsumsi obat nyeri
kepala
14. Evaluasi tingkat nyeri kepala dilakukan setelah melakukan
melakukan terapi napas dalam
Lampiran 4
DISCHARGE PLANNING
Nama : No. RM :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
a. Kontrol
Waktu :
Tempat :
b. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, DLL) :
Meminum obat sesuai dengan jadwal
Menerapkan gaya hidup sehat
Belajar rileks dan mengendalikan stress
Melakukan terapi Slow Deep Breathing sebagai terapi untuk mengurangi nyeri kepala
dan menurunkan tekanan darah
c. Aturan diet/nutrisi :
Diet garam serta pengendalian berat badan
Dibatasi konsumsi makanan manis, beku, kaleng, dan instan
d. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Lain-lain :
Hindari merokok dan alkohol
Palembang, 2021
Pasien/keluarga Perawat
Lampiran 5
LEMBAR KUISIONER
NUMERIC RATING SCALE (NRS)
Keterangan :
1-3 = Ada Rasa nyeri, mulai terasa, tapi masih dapat ditahan, tidak
tenang, agitasi,bingung, iritabilitas
4-6 = Ada rasa nyeri, terasa mengganggu dan dengan melakukan usaha
yang cukup kuat untuk menahannya, berkeringat, kaku/grimace,
kening berkerut, mata/mulut terkunci rapat atau terbuka lebar,
kelelahan
TINGKAT NYERI =
132
Lampiran 6
133
Lampiran 7
134
Lampiran 8
135
Lampiran 9
136
Lampiran 10
137
138
139
Lampiran 11
140
141
142