Anda di halaman 1dari 3

2. Sistem Filsafat.

a. Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang ada dalam kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab terdala, lalu
dijabarkan secara teoritis dan mendasar. Selain pengertian di atas dalam pengertiannya filsafat
dibagi menjadi dua yaitu, secara etimologis dan terminologis.
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa
Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti cinta dan sophia yang berarti
kebijaksanaan. Jadi bisa diartikan bahwa filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau love of
wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Adapun secara terminologis terdapat beberapa pengertian dari filsafat itu sendiri yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
1.Upaya spekulatif (rasional) untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang
realitas secara keseluruhan
2.Upaya untuk melukiskan realitas akhir dan dasar secara nyata
3.Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya seperti sumbernya,
hakikatnya, keabsahannya serta nilainya.
4.Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan
oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan
5.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan dan untuk
mengatakan apa yang kita lihat.
b. Pengertian Sistem Filsafat
Sistem filsafat adalah kumpulan ajaran yang terkoordinasi dengan ciri-ciri yang berbeda
dengan system lain, misalnya system ilmiah. Suatu sistem filsafat harus komprehensif, dalam arti
tidak ada sesuatu hal yang diluar jangkauannya. Apabila tidak demikian, maka hanya akan
memandang sesuatu dari satu sudut pandang saja.
Suatu sistem filsafat dikatakan memadai apabila mencakup suatu penjelasan terhadap semua
gejala (Kattoff, 1964). Yang tidak kalah pentingnya adalah suatu sistem filsafat mengandung
maksud atau tujuan tertentu sebagaimana yang diharapkan oleh mereka yang percaya bahwa
sistem filsafat yang dianutnya itu sudah merupakan kebenaran yang mutlak.
c. Sistematik Filsafat
Suatu sistem filsafat harus memiliki landasan-landasan yang dianggap mencakup
kesemestaan, antara lain adalah :
 Landasan Ontologis
Ontologi adalah ilmu yang mempelajari hahikat sesuatu, keberadaan atau
eksistenti, atau disebut juga metafisika. Masalah ontologis adalah : Apakah hakikat
sesuatu itu? Apakah realitas yang tampak ini merupakan suatu realitas sebagai
wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu, sebagaimana
yang tampak pada
makhluk hidup? dan seterusnya. Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang
ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), dan
metafisika.
 Landasan Epistemologis
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan,
proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of science.
Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi,
yaitu:
1. Tentang sumber pengetahuan manusia;
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
3. Tentang watak pengetahuan manusia.
 Landasan Aksiologis
Aksiologi mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos
yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang
diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria
nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Nilai (value dalam bahasa Inggris) berasal
dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk
pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth)
atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna, nilai juga mengandung
harapan akan sesuatu yang diinginkan, nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai
yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiology a related
science), nilai itu suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek. Ada berbagai
macam teori tentang nilai yaitu :
 Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya dan dapat dikelom-
pokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:
1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai yang mengenakkan dan nilai
yang tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang senang atau menderita.
2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting dalam
kehidupan seperti kesejahteraan, keadilan, dan kesegaran.
3) Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte)
yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai
semacam ini misalnya, keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai
dalam filsafat.
4) Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci dan tidak
suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi (Driyarkara, 1978).
 Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusia ke dalam delapan kelompok
yaitu:
1) Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang
dapat dibeli.
2) Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari
kehidupan badan.
3) Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat
menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.
4) Nilai-nilai sosial: bermula dari berbagai bentuk perserikatan manusia.
5) Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.
6) Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.
7) Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran.
8) Nilai-nilai keagamaan.
 Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam yaitu:
1) Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.
2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakana
kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani yang dapat dibedakan
menjadi empat macam:
a. Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia.
d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini
bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Daftar Pustaka :
Mudhofir, Ali. 2006. Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Yogyakarta : Staf Pengajar
Filsafat UGM.
Syafitri, Rada. 2020. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Padang.

Anda mungkin juga menyukai