Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
MILDA
10900117002
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
BAB II...................................................................................................................
TINJAUAN TEORITIS........................................................................................ 12
A. Kalender Hijriah........................................................................................ 12
B. Dasar Hukum Kalender Hijriah................................................................. 17
C. Kalender Islam di Indonesia...................................................................... 19
BAB III.................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 27
Hasil Penelitian..................................................................................................... 33
i
KESIMPULAN..................................................................................................... 53
A. Kesimpulan Penelitian............................................................................ 53
B. Implikasi Penelitian................................................................................. 54
Daftar Pustaka....................................................................................................... 56
DAFTAR GAMBAR
ii
ABSTRAK
Nama : MILDA
Nim : 1090117002
PENDAHULUAN
.Pemukiman yang masih jauh dari hingar bingar teknologi dan masih
memegang teguh adatdan tradisi para leluhurnya. Kawasan adat Amma Toa
masyarakat yang masih memegang teguh adat dan kebiasaan para leluhurnya.
masyarakat yang berada diluar kawasan ada tersebut, masyarakat yang tinggal
di Kawasan tersebut cenderung tidak mengikuti ketetapan dan syariat yang telah
sebuah sistem kalender untuk dapat mengatur tatanan waktu dalam kehidupan
sosial maupun keagamaan. Perihal tidak adanya suatu sistem penanggalan atau
kalender yang memiliki integritas, pasti akan terjadi pada proses penentuan waktu
dikalangan masyarakat.3
1
Syamsul Rijal, Jurnal “Ilalang Embayya Biarlah berbeda; Mengakui Hak-hak Kultural
Komunitas Lokal Tanah Toa Kajang Dalam Bingkai Multikulturalisme”, H. 10-11.
2
Muh. Rasywan Syarif, ELFALAKY: Gender dan Legitimasi Penentuan Awal Bulan
Kmariah, Vol. 4, No. 1. Tahun 2020 M/1441 H, (Ilmu FALAK Fakultas Syariah dan Hukum), H.
107.
3
Siti Tatmainul Qulub, Jurnal “Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan
Mohammad Ilyas”, H. 1.
Penetapan awal bulan berdasar pada keberhasilan rukyatul hilal sedangkan
besar yang menyebabkan ada berbagai cara dalam penetapan awal bulan yang
ditemukan perbedaan penentuan tanggal Hijriah. Bahkan yang lebih sering kita
padahal hal tersebut adalah hal yang urgent bagi umat islam untuk melaksanakan
ibadah atau dakwah secara massal. Tetapi ada juga beberapa bulan yang
diharamkan atau bulan haram yaitu bulan Zulkaiddah, Zulhijjah, Muharram, dan
Rajab, dari bulan yang diharamkan itulah memilki suatu peristiwa yang jadi
penanda bahwa bulan tersebut diharamkan dalam artian dihormati dan tidak boleh
juga disepakati sebagai peringatan dalam hari-hari bersejarah. 6Salah satu bentuk
menawarkan sebuah kelender Hijriah yang dapat dipakai oleh seluruh umat
dilakukan penulis dalam meneliti penentuan Awal bulan tersebut di salah satu
4
Rahma Amir, ELFALAKY: jurnal ilmu Falak “Metodologi perumusan Awal Bulan
Kamariah di Indonesia”, Vol. 1, No. 1. Tahun 2017 M/1439 H, (Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar), H. 95.
5
Sukmawati, Rasywan Syarif, dan Shippah Chotban, Analisis terhadap hari baik dan
buruk dalam system peanggalan kalender suku bugis perspektif ilmu Falak, (Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), H. 3
6
Mahyuddin Latuconsina, dan Indah Amalia, efektifitas Hisab Hakiki Tadqiqi Sebagai
Metode Penentuan Awal Bulan Kamariah Terhadap Imkanurrukyat, Hisabuna, Vol. 2, No. 3
November 2021, (fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Ilmu Falak, UIN Alauddin Makassar), H.
99.
2
Suku Kajang sendiri pada umumnya ia juga menggunakan kalender hijriah
itu sendiri dalam penggunaan kesehariannya yang artinya suku Kajang itu sendiri
mengacuh pada Kalender Hijriah dalam penentuan hari-hari yang baik dalam
ritual adatnya sendiri. Adat yang berpedoman pada penaggalan adalah yaitu tradisi
Misalnya ritual Andingingi yang dilakukan suku Kajang setiap tahunnya. Dalam
penentuannya sendiri dilakukan dengan para petinggi adat terutama Amma, hal itu
dilakukan agar tidak ada kekeliruan dalam melakukan tradisi dan tidak melanggar
aturan adat.7
sendiri memiliki fungsi utama untuk penetapan awal bulan, terkhususnya pada
bulan yang masuk dalam suatu ibadah khusus Allah Swt. telah menciptakan alam
raya yang begitu luas dan mengisinya dengan planet-planet, gugusan bintang,
udara, air, hewan dan makhluk lainnya. Penciptaan alam raya tersebut bukanlah
sesuatu yang sia-sia. Ada rahasia dan hikmah tersendiri dari penciptaan tersebut.
Manusia ciptaan Allah Swt. yang paling sempurna mengemban sebuah tugas
Hijriah, orang arab pada waktu kerasulan Rasulullah saw. Telah menggunakan
pada waktu tersebut seperti contohnya pada waktu kelahiran Rasulullah saw.
7
Puto Toa, Tokoh Masyarakat Adat Ammatoa, Wawancara, Bulukumba 14 November 2022.
8
Nurul Wakia, Nuraisyah, dan Nurhazma. S, Analisis penanggalan sistem dua Puluh
Hari Dalam Satu Pekan Pada Penentuan Hari Baik Dan Buruk Di Kabupaten PinrangPersfektif
Ilmu Falak, “Hisabuna, Vol. 3, No. 2 Juni 2022” (Fakultas Syariah dan Hukum Ilmu Falak , UIN
Alauddin Makassar), H. 83.
3
Yang diberi nama Tahun Gajah.9
penting yang dimaksudkan untuk dapat mengatur tatanan waktu dalam kehidupan
sosial maupun keagamaan. Dalam penentuan awal bulan pada tahun hijriah
butuh suatu gagasan sistem untuk mengatur tatanan penentuannya. Karena suatu
penentuan awal bulan dan bulan-bulan yang digunakan dalam melakukan ibadah
terkhusus.
sekitar dalam sistem satuan ukuran waktu jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan
sebagainya.
Sistem penanggalan islam terdiri dari dua yaitu pertama sistem yang
sebagai sistem syamsiah atau solar system ( tahun surya) yang dimana terdapat
tahun panjang yaitu 366 hari dalam setahun dan tahun pendek yang berjumlah 365
hari. Kedua sistem yang berdasarkan pada bulan yang beredar mengelilingi bumi
yang disebut dengan sistem qomariah atau lunar system ( tahun candra ) dan juga
terdapat tahun panjang yang berjumlah 355 hari dan tahun pendek berjumlah 354
tahun syamsiah memiliki hari dalam tiap bulannya yaitu 30 dan 31 hari,
sedangkan tahun qomariah memiliki 29 dan 30, tidak pernah kurang ataupun
9
Fatmawati, Ilmu Falak, Repository UIN (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), H. 110.
4
lebih. 10
dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang berpegangan pada
adat yang menjadikan penanggalan sebagai acuan untuk melakukan suatu adat
Penanggalan Hijriah itu sendiri tidak hanya memiliki perhatian khusus dari
negara sendiri yaitu Indonesia tetapi juga memiliki perhatian khusus pada
univikasi kalender Hijriah yang untuk digunakan dalam penanggalan negara yang
Ini yang membuat kajian tentang kalender hijriah itu makin pesat baik
membentuk suatu pertemuan kerja sama Hisab antara Malaysia, Indonesia, Brunei
didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi menurut arah dari Barat ke
Timur yang lamanya rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik, yakni masa yang
berlalu di antara dua ijtimak yang berurutan (satu bulan sinodis), berdasarkan
perhitungan ini 1 satun sama dengan 354 hari 8 jam 48 menit 36 detik atau sama
10
Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim, Hisab Rukyat dan perbedaannya, (Jakarta:
September, 2004), H. 20-21.
11
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, praktik, dan fikih,
(Medan: 5, Maret, 2017)
12
Ibnor Azil Ibrahim, dan Mohd Hafiz Safiai, Ilmu Falak Menyongsong Zaman Menjana
Tamadun (AKADEMI MALAYSIA: 2016)
5
pada bulan sehingga dari waktu ke waktu penamaan bulan berubah seiring satu
kejadian dalam bulan tersebut apalagi pada tanggal-tanggal tertentu yang biasanya
dijadikan suatu hari peringatan dimasa sekarang. Dari zaman sebelum modernisasi
datang perubahan kalender itu makin pesat misalnya seperti kalender hijriah yang
kalender yang dibuat dalam penentuan awal bulan hijriah yang tidak lain sama
seperti dengan pebuatan kalender masehi yang memiliki tingkat akurasi yang
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai hal penanggalan atau kalender dalam kawasan Adat Suku
Kajang Amma Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Dalam hal ini
a. Kalender Hijriah
b. Suku Kajang
2. Deskripsi Fokus
6
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan suatu penjelasan tentang
menguraikan secara rinci dalam sistem penanggalan yang digunakan dalam suku
Metode dalam penentuan waktu adat tradisi suku Kajang ini merupakan metode
yang ditentukan dalam penentuan waktu untuk melakukan tradisi tertentu suku
C. Rumusan Masalah
suku Kajang ” dari judul tersebut maka diambil suatu sub pokok masalah dalam
kalender hijriah.
Kajang.
D. Kajian Pustaka
Judul yang akan peneliti tulis ini belum pernah diteliti sebelumnya oleh
orang lain. Karya ilmiah ini merupakan penelitian pertama yang diteliti berkaitan
dengan Kalender yang ada di suku Kajang Amma Toa yang berada di Desa Amma
7
sebagai Mahasiswa Program Studi Ilmu Falak Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Subjek dalam penelitian ini adalah kalender suku kajang amma toa di
diteliti dengan betul apakah suku tersebut menggunakan kalender hijriah sekarang
Hijriah sudah banyak ditemukan, dipaparkan, dan dijelaskan oleh para pakar yang
terdahulu berawal dari sejarah hingga masa sekarang. Namun untuk pembahasan
tentang kalender suku kajang belum pernah ada dan diterangkan secara rinci.
Jural yang ditulis oleh Eva Rahmayani, Muh Najib, dan Kahar yang
Kajang, jurnal ini membahas tentang inetraksi masyarakat suku Kajang dalam
komunikasi antara masyarakat, tuhan, dan alam. Hal itu dilakukan dalam lingkar
adat dan melakukan suatu komunikasi baik secara verbal dan nonverbal.13
Jurnal yang ditulis oleh Muhammad Ichwan, Ulfa Reskiani, Ayu Lestari
Indah, Andi Nurul Ainun Fitri Makmur, dan Eka Merdekawati Djafar yang
suatu tradisi Suku Kajang dan tradisi kearifan lokal yang digunakan dalam
kepada Anak-anak sedari dini mulai dari berbicara, sehingga interaksi antar
8
Jurnal yang ditulis oleh Pawennari Hijjang yang berjudul Pasang dan
Tradisional masyarakat suku kajang, dalam pengelolaan sumber daya hutan dan
pelestaria adat yang turung temurung dijaga sebagai identitas utama dan
menjalankan Pasang Ri Kajang yang menjadi informasi dari leluhur dari masa
ke masa. 15
Buku karangan A. Kadir Yang berjudul Formula Baru Ilmu Falak paduan
lengkap dan praktis, dalam buku ini penulis mencoba melahirkan satu formula
baru yang menjadikan al-Qur’an dan hadis sebagai sumber rujukannya. Buku ini
menyajikan praktikum ilmu falak secara komprehensif dengan data yang valid.
Dalam kajiannya membahas mulai dari masalah ilmu falak, kegunaan dan
tujuan ilmu falak dalam pelaksasaan ibadah yang meliputi cepat tepat hisab arah
kiblat, cara sederhana menghitung awal waktu shalat, cara praktis dalam
menentukan awal bulan (tahun hijriah), dan cara mudah dalam mendeteksi
gerhana.16 Buku karangan Choirul Fuad Yusuf dan Bashori A. Hakim yang
berjudul Hisab Rukyat dan Perbedaanya, dalam buku ini penulis mempunyai
suatu permasalahan seperti penentuan awal bulan dan tanggal pelaksanaan ibadah
hari-hari besar dalam islam dan cara efektif untuk mensosialisasikan perbedaan
9
Jurnal yang di tulis oleh Tasnim Rahman Fitra yang berjudul Fikih
Kalender Hijriah Unikatif, jurnal ini membahas tentang hal yang mendasar yaitu
mengenai hisab yang digunakan dalam penetapan kalender yang tidak begitu saja
Dalam membahas secara umum tentang kalender hijriah yang mulai dari
dan Fikih Kalender Hijriah Unikatif yang secara umum membahas penanggalan
Ilmu Falak Teori, Praktik dan Fikih, buku ini mempelajari tentang Imu Falak
yang membahas tentang benda-benda langit dan ilmu bermanfaat bagi kehidupan
bumi, dan matahari.dalam buku ini membahas ilmu falak yang Sampai sekarang
ilmu falak masih terus di kaji dan dipelajari karena ilmu falak itu penting dan
menarik, arti penting ilmu falak bagi umat islam ialah karena berkaitan dengan
persoalan ibadah yang mencakup tentang penentuan waktu shalat, arah kiblat,
Jurnal yang ditulis oler Muh. Rasywan Syarif dengan judul Diskursus
eksistensi kalender Hijriah yang diusulkan dan dijelaskan oleh beberapa penulis
buku yang berkaitan dengan kalender Hijriah, yang dimana ada yang
menyebutkan bahwa kalender Hijriah adalah Kalender yang paling sederhana dan
18
Tasnim Rahman Fitra, Jurnal “Fikih Kalender Hijriah Unikatif”
19
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, “Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik dan Fikih” ,
(Medan: 5, Maret, 2017)
10
paling mudah dibaca memalui fenomena alam.20
Jurnal yang ditulis oleh Vivit Fitriyanti dengan judul Penerapan Ilmu
berkaitan erat dengan peredaran benda langit yaitu Matahari, Bumi, dan Bulan.
hilal dapat digunakan sebagai acuan kesatuan umat Islam, dan penyusunan
kalender hijriah berdasarkan kriteria penentuan hilal yang telah teruji dapat
diberlakukan diseluruh wilayah yang telah ditentukan menjadi acuan dan menjadi
dasar unifikasi yang telah disepakati sehingga tercipta kalender hijriah yang
1. Tujuan
2. Kegunaan
11
a. Kegunaan ilmiah
Kajang.
waktu.
b. Kegunaan Praktis
dilakukan.
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Kalender Hijriah
12
1. Penggunaan Bulan Sebagai Patokan Penanggalan
Bulan dan matahari adalah makhluk Allah Swt. yang dijadikan patokan
untuk penentuan penanggalan oleh manusia. Hal ini terbukti dari realitas yang
ada dalam kehidupan manusia. Dapat dibuktikan dalam sejarah bahwa Bangsa
Babilonia, Mesir kuno, Yunani kuno, India kuno, dan bangsa-bangsa lainnya
bintang lainnya. Kalender Islam dalam kehidupan umat manusia kebutuhan akan
kalender amat sangat diperlukan baik sebagai sistem penjejak, pembagi, dan
pengatur waktu. Kebutuhan umat Islam akan kalender yang universal merupakan
ibadah yang menjadi kewajiban Umat Islam utamanya seperti perayaan hari-hari
besar misalnya Ramadhan, Idul Adha dan sebagainya.22 Dalam bentuk sebuah
kalender Islam diperlukan suatu penetapan awal bulan hijriah , karena dalam
yaitu dengan melakukan Hisab dan Rukyat, hal ini untuk menciptakan suatau
ketetapan waktu dan kesamaan waktu, sehingga dapat dijadikan kepastian rujukan
menit, detik). Dalam sistem kalender ada beberapa sistem yang mengacuh pada
siklus astronomi yang memiliki aturan yang tepat, tetapi ada beberapa yang
mengacuh pada aturan abstrak dantidak memiliki arti secara astronomi dan
merupakan siklus yang berulang. Dalam kalender ada yang memiliki suatu
identitas yang berdasar hukum yang tertulis dan ada pula yang disampaikan
dengan pesan moral. Dalam islam pengaturan kalender sudah jelas dalam
11
Siti Tatmainul Qulub, “Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan
22
13
perhitungan dan pengorganisasian waktu untuk umat islam.24 Sebagaimana dalam
ق َ Kَو َم َخلK ِ اKKَ ْهرًا فِي ِكتK َر َشKُور ِع ْن َد هَّللا ِ ْاثنَا َع َش
ْ Kَب هَّللا ِ ي ِ ِإ َّن ِع َّدةَ ال ُّشه
KواKKظلِ ُم ْ َين ْالقَيِّ ُم فَال ت َ Kِض ِم ْنهَا َأرْ بَ َعةٌ ُح ُر ٌم َذل
Kُ ِّدKك الK َ ْت َواألر Kِ اواَ ال َّس َم
KواKKاتِلُونَ ُك ْم َكافَّةً َوا ْعلَ ُمKKَا يُقKKين َكافَّةً َك َم َ فِي ِه َّن َأ ْنفُ َس ُك ْم َوقَاتِلُوا ْال ُم ْش ِر ِك
ِهKِلُّ بKُض َ ر يK ِ Kا َدةٌ فِي ْال ُك ْفKKَي ُء ِزيKا النَّ ِسKK) ِإنَّ َم٣٦( ين َ َِأ َّن هَّللا َ َم َع ْال ُمتَّق
َّر َمKا َحK َّدةَ َمK ِعKاطُئوا ِ ين َكفَرُوا ي ُِحلُّونَهُ َعا ًما َوي َُحرِّ ُمونَهُ َعا ًما لِي َُو Kَ الَّ ِذ
و َمKْ Kَ ِدي ْالقKالِ ِه ْم َوهَّللا ُ ال يَ ْهKKهَّللا ُ فَي ُِحلُّوا َما َح َّر َم هَّللا ُ ُزي َِّن لَهُ ْم سُو ُء َأ ْع َم
٣٧( ين َ ْال َكافِ ِر
Terjemahannya :
“sesungguhnya mengundur-undurkan bulan muharram itu adalah
menambah kekafiran, disesatkan oleh orang-orang yang kafir dengan
mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun
dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat
mensesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka
mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (setan) menjadikan
mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”25
Ayat diatas dijelaskan bahwa terdapat dua belas bulan dalam satu tahun
dan telah ditetapkan ada empat bulan haram yaitu bulan Muharram, Rajab,
perang akan tetapi ada kaum yang musyrikin yang melanggarnya yang merupakan
orang kafir. Namun secara eksplisit nsms-nsms bulan itu tidak disebutkan secara
yang dikaitkan dengan ibadah yang digunakan umat islam. Dalam kalender hijriah
Al-Qur’an dan Terjemahnya,( Pemerintahan Kementrian Agama RI, Edisi 2019) H. 192
25
26
Alimuddin, HISAB HAKIKI: Metode Ilmiah Penentuan Awal Bulan Kamariah, Volume.
19, No. 2, Makassar, November 2019, (Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar), H.
227.
14
sebuah hari dimulai ketika terbenamnya matahari yang ditandai dengan
munculnya hilal di ufuk barat pada waktu Magrib. Kalender Hijriah terdiri dari 12
Bulan dengan masa satu tahunnya 354 hari, 8 jam, 48 menit, 35 detik atau
354,3670694 hari. Sedangkan setiap bulannya berganti antara 29 hari dan 30.27
Masa pra Islam dan awal islam hadir penomoran tahun belum dikenal tapi
tahun biasanya di namai dengan kejadian suatu pristiwa. Misalnya, tahun gajah
(‘ām ƒῑƖ) yang saat itu hari kelahiran Nabi Saw.Ketika itu terjadi penyerangan
ka’bah oleh pasukan bergajah oleh Abrahah. Dan nama-nama bulan terus berganti
sesuai peristiwa yang terjadi, hingga pada masa Rasulullah Saw. sehingga nama-
nama bulan yang popular digunakan hingga kini.Kalender terbentuk pada masa
terdahulu oleh para sahabat. Sehingga awal kalender Islam dimulai dari Bulan
Muharram yang yang waktu Nabi Muhammad Saw hijrah dari mekkah ke kota
Kebutuhan manusia yang paling penting dan sangat dibutuhkan ialah suatu
merupakan suatu kebutuhan primer dan sangat diperlukan, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kalender memiliki artian yaitu almanak, taqwim dan tarikh.29
penataan waktu dan penanda hari dari masa ke masa. Dalam kalender
untuk umat muslim yang beragama islam yang menjadikannya suatu tanda
peristiwa penting yang berkaitan dengan ibadah dan sunnah.30 Demikianlah arti
27
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan Fikih,
(Medan: 5, Maret, 2017) H. 19.
28
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan Fikih,
(Medan: 5, Maret, 2017) H. 20-21.
29
Muh Nashiruddin, Kalender Hijriah Universal, H. 23.
30
Syamsul Anwar, Hari Raya & Problematika Hisab Rukyat (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2008), H. 116.
15
dari kalender dalam konteks islam ialah sebagai sarana penentuan waktu
Seperti yang diketahui penentuan kalender dalam islam berdasarkan sistem bulan,
perhitungan awal bulan dalam kalender Islam mengacuh pada hal tersebut
sehingga bisa ditetapkan dua belas bulan dalam setiap satu kalender. Demikian
pula dengan perhitungan dalam astronomi, dua belas bulan dapat diketahui
melalui fase-fase yang seperti diketahui bahwa Allah telah menata keteraturan
setiap benda langit, seperti suatu kedudukan.32Berdasarkan firman Allah dalam al-
Ayat diatas dijelaskan bahwa Allah telah menetapkan fase dan tempat
peredaran Bulan, pada awal bulan manusia dapat mengenali awal bulan dengan
berbentuk sabit kecil menempati kedudukannya setelah bulan mati maka itu akan
maka dia menjadi purnama, dan kemudian pada kedudukan terakhir akan kembali
menempati kembali seperti tandan yang kering melengkung. Dan dalam Al-
31
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Kalender Sejarah Dan Arti Pentingnya Dalam
Kehidupan,H. 15.
32
Muhammad Hadi Bashori, pengantar ilmu falak: pedoman lengkap tentang teori dan
praktik hisab, arah kiblat, waktu
33
Al-Qur’an dan Terjemahnya,( Pemerintahan Kementrian Agama RI, Edisi 2019) H.
442.
16
Qur’an bulan sabit dikenal dengan hilal yang merupakan penentu waktu dan
penentu ibadah.34 Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Qur’an Surah al-
ُّْس ْٱل ِب ر
َ اس َو ْٱل َح ِّج ۗ َو َلي ِ ِيت لِل َّن ُ ِى َم ٰ َوق َ ك َع ِن ٱَأْل ِهلَّ ِة ۖ قُ ْل هَ َيسْ ـَٔلُو َن
َ وا ْٱل ُبي
ُوت ۟ ظهُور َها َو ٰ َلكِنَّ ْٱل ِبرَّ َم ِن ٱ َّت َق ٰى ۗ َوْأ ُت ُ ُوت مِن َ وا ْٱل ُبي۟ ِبَأن َتْأ ُت
ِ
ُون ۟ ُِمنْ َأب ٰ َْو ِب َها ۚ َوٱ َّتق
َ وا ٱهَّلل َ َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح
Terjemahnya;
“mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “bulan sabit
itu tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadah haji; dan bukanlah
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan
itu ialah orang yang bertakwa. Dan masuklah kerumah-rumah itu dari
pintu-pintunya: dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”35
Seperti yang dijelaskan pada ayat diatas bahwa bulan sabit atau hilal
merupakan suatu tanda atau penentu bagi ummat islam dalam beribadah seperti
dalam penentuan bulan Ramadhan, syawal, dan zulhijjah. Maka dari itu
perhitungan bulan atau hilal dihitung melalui peredaran bulan mengelilingi bumi
sehingga terbentuk satu bulan.36 Pada waktu sinodis waktu itu berada pada antara
dua ijtimak yang dalam astronomi ialah lamanya antara 29 hari, 12 jam, 44 menit,
2,5 detik. Jadi dalam kalender islam telah ditentukan ada dua belas bulan
berdasarkan deretannya.37
Dengan adanya suatu peredaran bulan yang terjadi maka dari itu kalender
islam juga disebut dengan nama Tahun Qamariyah, dan disebut pula dengan
kalender Hijriyah, disebut dengan kalender hijriyah karena awal tahun kalender
islam ini bermula pada saat Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke
36
Taufiqurrahman Kurniawan, Ilmu Falak dan Tinjauan Matlak Global (Yogyakarta
MPKSDI Yogyakarta, 2010).H. 81.
37
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN Malang Press, 2008),H. 106.
17
Madinah.38
diperlukan dalam kehidupan manusia sebagai pengatur waktu yang tidak hanya
digunakan untuk persoalan administratif tapi penting juga bagi umat islam sebagai
pengatur waktu dalam persoalan ibadah, dan untuk menentukan juga waktu untuk
pelaksanaan beribadah seperti dalam awal waktu puasa yang terjadi pada awal
ۤ ِ س
ْ Kاز َل لِتَ ْعلَ ُمK
واK ِ Kَضيَا ًء َّو ْالقَ َم َر نُ ْورًا َّوقَ َّد َر ٗه َمن َ هُ َو الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّش ْم
ِ ُل ااْل ٰ ٰيK ص
ت ِّ َق يُفِّ ۗ ال َحK َ Kِق هّٰللا ُ ٰذل
ْ Kك اِاَّل ِبK َ ۗ َع َد َد ال ِّسنِي َْن َو ْال ِح َس
َ K َاب َما َخل
لِقَ ْو ٍم يَّ ْعلَ ُم ْو َن
Terjemahnya:
18
قَ Kَو َم َخلK ْ َب هّٰللا ِ ي هّٰللا
ِ ْهرًا فِ ْي ِك ٰتK َر َشKا َع َشKَاِ َّن ِع َّدةَ ال ُّشه ُْو ِر ِع ْن َد ِ ْاثن
واKْ Kظلِ ُم ْ َك ال ِّدي ُْن ْالقَيِّ ُم ەۙ فَاَل ت َ ِض ِم ْنهَٓا اَرْ بَ َعةٌ ُح ُر ٌم ٰۗذل َ ْت َوااْل َر ِ السَّمٰ ٰو
KواKْٓ Kاتِلُ ْونَ ُك ْم َك ۤافَّةً َۗوا ْعلَ ُمKKَفِ ْي ِه َّن اَ ْنفُ َس ُك ْم َوقَاتِلُوا ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َك ۤافَّةً َك َما يُق
اَ َّن هّٰللا َ َم َع ْال ُمتَّقِي َْن
Terjemahnya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan Bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiyaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan
pergilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa. (Q.S. at-Taubah 9: 36)41
antara bulan dan ibadah haji begitupun mengenai zakatnya jika dilihat dari sisi
haul, yaitu mengenai waktu pelaksanaannya. Hal tersebut dipertegas Allah swt
mengenai batasan waktu yang tidak dapat diubah dan dikurangi berkaitan
dengan ketetapan dan perhitungan bulan di sisi Allah swt yang terdiri dari dua
belas bulan yang tidak dapat diubah, dikurangi dan diulang kembali.
3) Surah an-Nahl/16:16
ٍ ۗ َٰو َع ٰلم
ت َوبِالنَّجْ ِم هُ ْم يَ ْهتَ ُد ْو َن
Terjemahannya:
19
b. Dasar Hukum dari Al-Hadis
اَللَّ ِه صل اَللَّهُ عليه وسلم انما رسول قال قال عنهما اَللَّهُ رضي عمر ابن عن
غم فانتروه حتىتفطروا وال تروه حتى تصوموا فال لشهر تسع وعشرون
Terjemahannya:
"di riwayatkan dari ibnu umar ra. Berkata Rasulullah saw. bersabda satu
bulan hanya 29 hari, maka jangan kamu berpuasa sebelum melihat bulan,
dan jangan berbuka sebelum melihatnya dan jika tertutup awal maka
perkirakanlah. (Riwayat Muslim).”43
2. Hadis Riwayat Muslim bin Hajjaj An-naisaburi.
Terjemahannya:
“Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Amru bahwa dia mendengar
Ibnu’Umar ra. dari Nabi Saw bersabda: Kita ini adalah ummat yang ummi,
yang tidak biasa menulis dan juga tidak menghitung satu bulan itu jumlah
harinya segini dan segini, yaitu sekali berjumlah dua puluh sembilan dan
sekali berikutnya tiga puluh hari.” (HR. al-Bukhari)44
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi. Shahih Bukhari Muslim : kumpulan Hadist tersahih yang
43
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim sekaligus. Yogyakarta: Lontar Mediatama.
(2017). Hadis riwayat Muslim (Tahun. 2005, H. 122)
44
ibid
20
Diskursus Kalender Islam telah menggema di berbagai forum diskusi baik
menurut kalender Jawa-Hindu atau pada tahun Saka yang bermula pada sabtu 14
Maret 78 M. Tahun saka disesuaikan dengan tahun Hijriah jika tahun saka
berdasar peredaran Bulan. Sehingga jelas bahwa umat islam pada zaman kerajaan
Matahari, Bumi, dan Bulan untuk keperluan penatan wajtu dalam hidup manusia.
Pada dasarnya sistem waktu yang berkembang pada masyarakat dengan peradaban
yang cukup tinggi berasal dari pengamatan terhadap pergerakan benda angkasa
yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama hingga kita kenal sebagai pola
yang berulang.
Di Indonesia terdapat beberapa kalender hijriah yang tersebar luas, hal itu
menggunakan wujud al-hilal, dan Nahdatul Ulama (NU) mengacu pada berbgai
perhitungan kitab falak yang dijadikan acuan dalam imkan ar-rukyat dan khusus
45
Muh. Rasywan Syarif, konsolidasi metodologis Kalender Islam Internasional, Jurnal
Bimnas Islam Vol.10. No. III 2017, (Fakultas syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar), H.
518.
46
Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama , Proyek Pembinaan Badan Peradilan
Agama, Almanak Hisab Rukyat,H. 22.
47
Muh. Rasywan syarif, ikhtiar Akademik Mohammad Ilyas Menuju Unifikasi Kalender
Islam Internasional, ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak, Vol. 1. No.1 Tahun 2017 M/1439 H
(Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar), H. 24.
21
Ramadhan, Syawal, Zulhijjah yang menggunakan hasil rukyat al-hilal. 48 Dari
beberapa cara penyusunan dari kriteria diatas masih ada beberapa kriteria dalam
keagamaan, dan ahli falak. Dan adapun beberapa kalender hijriah yang
Kalender Islam ini disusun oleh Sultan Agung dengan menggunakan dua
sistem yang memadukan antara sistem Syamsiah dan Sistem Kamariah. Dalam
kalender ini dimulai pada tanggal 1 Suro tahun alif 1555, yang bertepatan dengan
1 Muharram 1043 Hijriah atau 8 Juli 1633 Masehi. Pemakaian kalender jawa
islam ini masih sering digunakan dalam kalender-kalender islam yang sekarang
beredar dimasyarakat tetapi kebanyakan masyarakat sudah tidak tahu lagi dalam
kalender Jawa Islam ini yang dijadikan sebagai patokan utama dalam penanggalan
untuk menandai hari-hari tertentu dalam Jawa. Dalam kalender Jawa Islam
Indonesia dalam penentuan waktu Majelis Tarjih dan Tajdid. Dalam sistem
Muhammadiyah dirintis Oleh K.H. Ahmad Dahlan sejak tahun 1915 Masehi dan
disusun oleh majelis Tarjih dan Tajdid. Kalender Muhammadiyah memiliki tiga
sistem Kalender, yaitu Kalender Masehi, Kalender Hijriah, dan Kalender Jawa
48
Sadri Saputra S, dan Nurul Wakiah, Diskursus Rukyat: Metode Mengilmiahkan
Kebenaran Hisab Awal Bulan Kamariah, (ELFALAKY: Jurnal Elfalaky. Vol. 4, No. 1, Tahun
2020 M/ 1441 H), H. 33.
49
Susiknan Azhari dan Ibnor Azli Ibrahim “Kalender Jawa Islam: Memadukan Tradisi dan
Tuntutan Syar’i” H. 5-6.
22
Islam. Sistem yang digunakan dalam penentuan awal Bulan ialah (1) Hisab hakiki
dengan kriteria imkan ar-rukyat (2) hisab hakiki dengan kriteria ijtima’ qabla al-
gurub (3) hisab hakiki dengan kriteria wujud hilal. Adapun Kalender Hijriah
Kalender Muhammadiyah.50
sebelumnya Almanak Pengurus Besar Nahdatul Ulama ini disusun oleh tim
lingkungan NU, setelah itu dibagi sesuai aliran yang digunakan. Dan adapun
metode yang dibuat dalam perkembangan menentukan Awal bulan kamariah ialah
metode imkanul rukyat, terkecuali bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah karena
Kemudian cetakan keduanya terbit pada tahun 1950/1370 hingga sekarang yang
diterbitkan oleh Percetakan Kitab Menara kudus. Dalam Almanak Menara Kudus
ia memasukkan rasdu al-qiblah atau posisi Matahari tepat diatas Ka’bah yang
terjadi setiap pada tanggal 28 Mei dan tanggal 15/16 Juli. Menara Kudus sangat
50
Susiknan Azhari, “Gagasan Menyatukan Umat Islam Indonesia Melalui Kalender
Hijriah,(Ahkam: Vol. XV, No.2, Juli 2015) H. 250.
51
Susiknan Azhari, “Gagasan Menyatukan Umat Islam Indonesia Melalui Kalender
Hijriah,(Ahkam: Vol. XV, No.2, Juli 2015) H. 251.
23
dan Pati, selain itu penggunaan Kalender tersebut masih sangat melekat dan masih
Kalender ini disusun menurut dari hasil Musyawarah badan Hisab dan
Direktorat Jendral Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, dan tahun 2007
Agama RI. Dihalaman pertamanya menampilkan data Gerhana, daftar lintang dan
memiliki dua sistem Kalender yaitu Syamsiah dan Hijriah dilengkapi dengan garis
tinggi hilal disetiap bulannya. Sistem yang digunakan dalam menentukan awal
mencantumkan hasil yang didapatkan dalam perhitunga waktu dan ijtimak dan
Penentuan Awal Bulan Ramadan, Idul Fitri, dan bulan Zulhijjah Dewan
yang berlaku di kota Mekah. Selain bulan tersebut penentuan kalender Dewan
dengan terjadinya ijtima’ diawal bulan, dan hilal berada pada posisi di atas ufuk,
walaupun tidak besar peluang untuk dirukyat , maka malam tersebut dan keesokan
52
Ahmad Syarif Muthohar, Skripsi”Penyatuan Almanak Hijriah Nasional Persfektif
Nahdatul Ulama” H. 40.
53
Susiknan Azhari, “Gagasan Menyatukan Umat Islam Indonesia Melalui Kalender
Hijriah,(Ahkam: Vol. XV, No.2, Juli 2015) H. 251.
24
harinya sudah ditetapkan sebagai tanggal satu. Dengan demikian Dewan Dakwah
Hijriah.54
7) Kalender Persis
Kalender ini disusun oleh tim Dewan Hisab dan Rukyat Pengurus Pusat
penggunaan kriteria imkan ar-rukyat yang awal dirintisnya pada 2002 M.55
Desa Tanah Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Istilah Amma Toa
berasal dari kata Amma yang berarti Bapak dan Toa yang berarti tua yang dalam
kesehariannya) berarti bapak yang dituakan. Kawasan ini dibagi menjadi dua
kawasan secara geografis, yaitu Kajang Dalam yang dalam suku Kajang disebut
"Ilalang Embayya" dan Kajang Luar yaitu orang-orang yang mulai mengenal
adanya teknologi dan cenderung lebih modern, yang dalam suku Kajang disebut
"Ipantarang Embayya"56.
Kawasan Adat Amma Toa sudah ada dari beberapa ratus abad yang lalu,
masyarakat yang bermukim didalam Kawasan Adat tetap bertahan dengan pola
hidup tradisional dan bersahaja. Pola hidup masyarakat Kajang yakni pola hidup
54
Hamdun, “Studi Penyusunan Kalender Hijriah Di Indonesia”, Skripsi Strata 1 Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. H. 69.
55
Susiknan Azhari, “Gagasan Menyatukan Umat Islam Indonesia Melalui Kalender
Hijriah,(Ahkam: Vol. XV, No.2, Juli 2015) H. 252.
56
Pasang dan kepemimpinan Ammatoa. Antropologi Indonesia, Vol, 29, No. 3, 2005, H.
262
25
pemah dilakukan oleh para leluhurnya "Boheta" dan juga merupakan pesan yang
harus dilaksanakan oleh para penerusnya. Sehingga pola hidup seperti itu
dilakukan secara turun temurun sebagaimana yang terlihat saat kita berkunjung
ke Kawasan tersebut.
Masyarakat Kajang pada garis besarnya dapat dikategorikan atas dua
masyarakat yang tinggal diluar Kawasan adat, dan masyarakat petani Kame-
untuk membedakan sikap antara kedua kelompok masyarakat itu, dapat dilihat
mengisolasi diri dengan tujuan agar terhindar dari segala perbuatan yang bukan
menjadi bagian dari pasang (pesan) dari leluhurnya. Masyarakat Amma Toa
akan mendapatkan kekayaan dari sang pencipta, yang oleh masyarakat Kajang
mase hal tersebut tercermin pada tampilan rumah dan pakaian mereka. Rumah
masyarakat Amma Toa terbuat oleh kayu dan sangat dilarang keras menggunakan
bahan batu bata. berdasarkan Pasang Ri Kajang tersebut hal itu merupakan
pantangan karena masyarakat Amma Toa percaya bahwa hanya orang yang
57
Pasang dan kepemimpinan Ammatoa.Antropologi Indonesia, Vol, 29, No. 3, 2005, H.
256
58
Pasang dan kepemimpinan Ammatoa. Antropologi Indonesia, Vol, 29, No. 3, 2005, H.
257
26
berada dalam liang lahat (mati) yang tinggal dihimpit oleh tanah. Rumah yang
terbuat dari bahan batu bata meskipun penghuninya masih hidup akan tetapi
sebenarnya telah mati (meninggal), Karena telah dihimpit oleh tanah. Selain itu
Rumah masyarakat Amma Toa berbentuk rumah panggung yang dapurnya berada
masyarakat Amma Toa selalu mengenakan pakaian yang berwarna hitam sebagai
sama dan tidak melebihi satu dengan yang lainnya. Hal tersebut menandakan
Amma Toa sebagai sebuah fenomena sosial yang misterius dan sarat akan dunia
mistis hal tersebut didasarkan pada perilaku dan keseharian mereka yang
Pasang Ri Kajang yang dianggap merupakan sebuah ajaran dari para leluhur
masyarakat Kajang. Secara harfiah pasang tidak hanya berupa sebuah pesan
sederhana, lebih dari itu pasang merupakan sebuah amanah sakral yang harus
dituruti dan diikuti. Masyarakat percaya jika pasang tersebut tidak diikuti maka
59
Eva Rahmayani. Pola Prilaku Komunikasi Masyarakat Di Kawasan Adat Amma Toa
Kajang. Jurnal komunikasi Kareba. Vol.6 No.2 Juli-Desember 2017. H. 368
60
Muhammad Ichwan. Pasang Ri Kajang: Tradisi Lisan Masyarakat Adat Ammatoa Suku
Kajang dalam Pembentukan Karakter Konservasi, H. 140
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
28
dipertanggung jawabkan secara ilmiah,61 dalam hal ini penulis memilih meneliti
Kajang”
2. Lokasi Penelitian
Amma Toa, salah satu desa di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Salah
satu alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah selain kediaman penulis berada
Daerah Kawasan Dalam Amma Toa tersebut masih memegang teguh adat dan
menjadi ciri khas tersendiri Kawasan tersebut sehingga menjadikan daerah ini
sistem kepercayaanya.
petua Adat Kawasan tersebut dan masyarakat yang bermukim didalam Kawasan
B. Pendekatan Penelitian
tersebut maka penulis dapat dengan mudah memberikan pemahaman bagi petua
29
dapat terhindarkan dan penelitian dapat berlangsung dengan lancar.
suku Kajang”
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data-data yang diperoleh dari hasil penelitian
dengan cara wawancara dan observasi. Data sekunder yang dimaksudkan adalah
data yang diperoleh dari referensi-referensi buku, jurnal, dan skripsi yang terkait
diperlukan data yang akurat dan sistematis agar hasil yang didapatkan dapat
menjelaskan kondisi objek yang diteliti dengan benar. Berangkat dari hal
tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil pengamatan
secara langsung yang dilakukan penulis ketempat penelitian tersebut. Dalam hal
2. Wawancara
30
target penelitian.
3. Dokumentasi
penelitian, data tersebut diperoleh langsung dari lokasi penelitian baik berupa
penelitian.
4. Studi Kepustakaan
dua jenis kutipan yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
E. Instrumen Penelitian
pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian. Adapun bahan yang
yang dilakukan.
Adapun beberapa alat yang digunakan yakni berupa peralatan alat tulis
31
menulis dan perekam suara yang berfungsi untuk mencatat dan merekam
informasi yang didapatkan dari hasil wawancara serta sebuah kamera yang
dan data sekunder sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang menjadi hasil
2. Analisis Data
menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu data yang diperoleh dari hasil
data yang diperoleh, kemudian dianalisis apakah layak menjadi suatu metode
menetukan tingkat keakuratan dari hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data
sebenarnya yaitu:
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang masih
b. Penyediaan data;
Data yang dipersiapkan adalah data yang berdasarkan kasus faktual dan
32
memiliki kaitan dengan fokus penelitian.
d. Kesimpulan Akhir;
data hasil penelitian kualitatif antara lain dengan cara tringulasi diskusi,
melakukan membercheck.
1. Triangulasi
yang ditemukan oleh peneliti, seperti; alat bantu perekam wawancara dalam
penelitian kualitatif dan perlu didukung oleh foto atau dokumen sehingga
3. Mengadakan MemberCheck
33
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh
dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
34
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Bulukumba62
provinsi Sulawesi Selatan yang berada pada letak bagian ujung selatan ibu kota
Provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal dengan industri perahu phinisi, Ibu kota
data BPS pada tahun 2021, Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah
1.154,58 km2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 437.610 jiwa yang terdiri
memiliki empat dimensi, yaitu dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng-
Lompobattang, dataran rendah, pantai, dan laut lepas. Secara geografis kabupaten
Bulukumba memiliki tata koordinat antara 5º20” sampai 5 º40” lintang Selatan
dan 119 º50” sampao 120 º28” Bujur Timur. Yang dimana memiliki batas wilayah
62
https://www.google.com/amp/s/docplayer.imfo/amp/6879245-akhir-karakteristik-
model-spasial-kabupaten-bulukumba-berbasis-gis-dan-remote-sensing-menggunakan-citra-
landsat.html
63
“Kabupaten Bulukumba”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bulukumba
35
Gambar 1.2 Kecamatan Kajang64
dengan Kecamatan Bulukumpa dan bagian Timur berbatasan dengan Teluk Bone,
Kajang 126,18 km2 dengan panjang garis pantai 20,2 km, yang dimana Kecamatan
Kajang ini merupakan wilayah yang termasuk dalam wilayah bagian pesisir. 66
Pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut
Rilau Ale.68
Kawasan ini memiliki jarak tempuh dari pusat kota sejauh ±40 km, Desa Tanah
Adapun hal-hal yang menarik pada suku ini yaitu masih memiliki hutan
yang masih sangat alami, sederhana, alam yang masih asri dan hutan yang masih
terjaga alami dan tidak terjamah oleh adat dari luar ammatoa, dan terutama
memiliki kebiasaan keseharian yang menggunakan pakaian yang serba hitam yang
64
Gambar diambil melalui tangkapan layar daria Aplikasi Google Earth Pro
65
“Kecamatan Kajang”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kajang,_Bulukumba
66
“Peta Bulukumba”, https://bulukumbsksb.go.id/peta-bulukumba
67
“Jumlah Penduduk” https://bulukumbakab.bps.go.id/indicator/12/34/1/jumlah-penduduk-hasil-
proyeksi.hml
68
https://sulselprov.go.id/pages/des_kab/4
36
identik dengan sarung dan passapu untuk laki-laki.
Untuk perempuan identik dengan sarung dan baju pokko yang digunakan
dalam kesehariannya dan tanpa menggunakan alas kaki, dimana warna hitam ini
memiliki arti sebagai kebersamaan dan kesederhanaan, warna hitam itu sendiri
memiliki arti penting yaitu kekuatan dan kesamaan derajat bagi setiap orang di
mata penciptanya.69
merupakan tanah yang paling tua yang berada pada Dusun benteng dalam desa
Tanah Towa, dengan itu posisi rumah Amma yang selaku ketua Adat berada pada
identitas yaitu warna Hitam dan Putih. Untuk wilayah suku kajang ini sendiri
memiliki jalan menuju kawasan adat, utamanya yaitu gerbang untuk masuk
kedalam wilayah dan masih ada tiga pintu masuk lainya yang dapat diakses
menuju kedalam wilayah tersebut, gerbang utama dapat diakses melalui Dusun
utamanya terletak di Dusun Sobbu Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang, untuk
masyarakat luar baik kota ataupun turis manca negara utntuk mengenal atau
mengunjungi suku kajang ammatoa yaitu terletak di Dusun Sobbu, Desa Tanah
69
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/adat_ammatoa_kajang
37
Towa, Kecamatan Kajang.70
Suku kajang yang identik dengan serba hitam dan sarung tenunanya.
Memiliki makna bahwa tidak semua orang dapat memakai sarung dengan motif
garis yang terdapat didalam sarung tersebut, motif tersebut memiliki makna atau
suatu strata sosial bagi seseorang, karena jika garis tersebut banyak dan saling
berdekatan maka orang tersebut memiliki strata yang tinggi, dan begitu pun
sebaliknya. Sarung ini dibuat dengan cara menenun dan menggunakan kulit pohon
tertentu dan pewarna alami, dalam pembuatannya disebur sebagai Garusu atau
cuci.71
Suku Kajang ini Lemo Sibatu yang berarti Persatuan, A’bulo Sipappa,
Tallang Sipahua, Manyu Siparappe, Lingu si Pinga’. Suku Kajang dikenal dengan
pasang ri Kajang, pasang itu sendiri memiliki banyak arti dan memiliki deskripsi
yang besar yang mengandung hidup dari berbagai aspek, baik aspek sosial, religi,
juga menjadi sebuah hukum atau aturan adat pada Suku Kajang, yang dimana hal
ini bersumber pada keyakinan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi
ke generasi, dimana hal ini bersifat wajib dan sakral dan hukumnya wajib untuk
ditaati.72
kepercayaan yang tidak berfokus pada satu kepercayaan saja tapi tidak
dimaksudkan juga tidak beragama Islam, dalam dualisme ini dari satu sisi
menyatakan bahwa suku Kajang itu beragama Islam dan disisi lain menyatan
70
Kamaruddin Pati, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Bulukumba, 7 Januari 2023.
71
Sartiah , Tokoh Masyarakat, Wawancara, Bulukumba, 7 Januari 2023.
St Jamilah Amin, Tallasa Kamase-mase Dan Zuhud: Titik Temu Kedekatan Pada Tuhan
72
Dalam Bingkai Pasang Ri Kajang Dan Ilmu Tasawuf, Vol. 12 (Institut Agama Islam Negeri Pare-
pare, Juni 2019), H. 62.
38
bahwa menganut kepercayaan Patuntung, dalam hal ini Islam sebagai agama yang
resmi negara dan patuntung sebagai kepercayaan atau suatu ajaran leluhur yang
Pemahaman tentang agama Islam itu sendiri tidak didasarkan pada syariat
itu sendiri, melainkan didasarkan pada suatu kegiatan atau kebiasan yaitu Tarekat
sehingga pemahaman terhadap Agama islam itu sendiri sulit untuk dijalankan
Tarekat sangat tinggi, salah satu contoh tarekat ialah Je’ne tangnga’luka,
Suku Kajang Ammatoa memiliki banyak keunikan dalam hal tradisi yang
biasa dan sering dilakukan suku Kajang Ammatoa baik dilakukan dalam hal
Kebutuhan dan kemampuan, seperti contohnya dalam hal kebutuhan adalah adat
dipercayai sebagai ibadah Haji-nya Suku Kajang Ammatoa. Adapun tradisi besar
yang biasa dilakukan di luar kawasan atau ipantarang embayya yaitu tradisi
Appasallu atau pelantikan Camat Kajang yang dimana posisi Camat pada Suku
tersendirinya.75
Adapun beberapa hal ritual yang biasa orang luar ketahui sebagai tradisi
73
St Jamilah Amin, Tallasa Kamase-mase Dan Zuhud: Titik Temu Kedekatan Pada
Tuhan Dalam Bingkai Pasang Ri Kajang Dan Ilmu Tasawuf, H. 64.
74
St Jamilah Amin, Tallasa Kamase-mase Dan Zuhud: Titik Temu Kedekatan Pada
Tuhan Dalam Bingkai Pasang Ri Kajang Dan Ilmu Tasawuf, Vol. 12 (Institut Agama Islam
Negeri Pare-pare, Juni 2019), H. 64.
75
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 7 Januari
2023.
39
tapi ada juga beberapa tradisi dilakukan karena suatu pelanggaran adat misalnya
Tunu Panroli, Tunu Passau, Patunra, dan hukum ringan. Dari beberapa tradisi
tersebut itu adalah tradisi yang dilakukan karena adanya seseorang yang
melakukan pelanggaran pada adat Suku Kajang, dan akan dikenakan denda.76
karena sudah menjadi adat terdahulu yang sering dilakukan oleh masyarakat
Ammatoa dari leluhur secara turung temurung, tidak hanya itu tradisi ini juga
dilakukan pada waktu tertentu yang sudah di tentukan sebelumya yang melalui
musyawarah atau dalam Suku Kajang disebut dengan A’borong dengan para
secara turung temurung dari tahun ke tahun yang diwariskan oleh para leluhur
sebelumnya. Tradisi Andingingi itu sendiri memiliki pemahaman atau arti bagi
disepakatai oleh Amma dan di lakukan musyawarah atau A’borong oleh para
petinggi dan pemangku adat.dalam Tradisi Andingingi memiliki arti dan tujuan
yaitu sebagai ucap rasa syukur masyarakat atas limpahan hasil dari alam, ibarat
kata masyarakat menghargai Alam karena dari alam bisa menggantungkan hidup
masyarakat Kajang yang dominan sebagai petani. Dan Suku Kajang itu sendiri
sangat menghargai Alam dan tidak sembarangan dalam menebang pohon karena
ada aturan tersendiri yang dimiliki, dan dalam keseharian masyarakat tidak
diwajarkan dalam memotong ranting pohon (Assitto Kaju) sembarang karena ada
76
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari
2023.
77
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
78
Puto Toa, Tokoh Masyarakat Adat Ammatoa, Wawancara, Bulukumba 14 November 2022.
40
Tradisi Andingingi Suku Kajang memiliki tahapan dalam persiapannya,
b. Persiapan
41
masyarakat dalam mengonsumsi minuman Tuak atau Ballo’
kopi dan makanan seperti Dumpi Eja (kue merah) dan uhu’-uhu’
(rambut-rambut).80
c. Kelengkapan tradisi
dan gelas bisa berupa tempurung kelapa atau bambu. Dan untuk
merah.81
Dari beberapa persiapan tidak hanya itu saja, dari H-2 acara tradisi akan
dilakukan sebuah kegiatan di Borong Pandingingan, yang dimana dri hari H-2 itu
dilakukan yang namanya Palenteng Ere atau sebuah ritual peletakan atau
yang beralaskan Tikar dari rotan atau Jali’ dan sebuah tappere karpet yang terbuat
80
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
81
Jaja’, Istri dari Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
42
dari anyaman daun pandan atau tempat dilakukan acara inti nanti, dimana
Palenteng Ere ini dilakukan dengan menggunakan Air yang disimpan dalam
yang dilengkapi dengan Timbaho atau langit-langit atap yang berisi pisang atau
Loka dan Pinang atau Rappo,dan terdapat Gajong Sai’, yang dimana pada malam
itu ada dari beberapa anak atau keturunan garis besar Amma yang bermalam guna
menjaga Barung-barung itu. hal ini sama seperti dengan ritual Andingingi Balla’,
yaitu dengan melakukan peletakan seperti segenggam songkolo 3 jenis dan irisan
pisang, yang membedakan hanya air sja dengan ritual Andingingi dalam
kawasan.82
Ketika sudah pad hari H atau ritual Andingingi itu seluruh Masyarakat
dengan segala persiapan yang sudah disiapkan, tidak hanya untuk masyarakat
dalam kawasan saja atau Ilalang Embayya banyak juga masyarakat Kajang Luar
atau Ipantarang Embayya yang ikut dalam tradisi tersebut dengan membawa
kelengkapannya yaitu Baku’ yang berisi Songkolo dan Kanrangang atau lauk.
Dalam ritual ini wajib menggunakan pakaian yang serta hitam,tidak hanya itu
untuk pelengkap lainnya juga harus memakai warna hitam atau putih, contoh
misalnya Pa’roko’ Lopu atau pembungkus untuk bakul yang dibawa harus
berwarna hitam juga, dari identitas warna hitam ini untuk laki-laki menggunakan
Passapu’ atau penutup kepala yang berupa kain hitam yang berbentu segitiga yang
kemudian menggunakan baju warna hitam tetapi ada juga yang tidak memakai
baju terkhususnya untuk Amma, tetapi biasa disebut juga dengan Akkahi, dan
untuk perempuan sendiri juga wajib memakai serba hitam yaitu Baju hitam yang
mirip dengan baju Bodo tapi dalam Suku Kajang disebut dengan Baju Pokko,
82
Kamaruddin Pati, Tokoh Masyarakat, Bulukumba, 6 Januari 2023.
43
kemudian memakai sarung hitam, dan Assimboleng atau mengonde rambut.83
83
Kamaruddin pati, tokoh Masyarakat, wawancara, Bulukumba, 7 Januari 2023.
84
Kamaruddin pati, tokoh masyarakat, wawancara, bulukumba, 7 Januari 2023.
44
ditancapkan juga lilin batan yang terbuat dari kapuk dan kemiri
Hasil Alam.
tempat air yang berupa batok kelapa yang utuh dan atasnya
dan sungai.
45
8. Kemudian yang terakhir adalah Angnganre-nganre atau
9. Dari beberapa susunan inti diatas ada hal-hal yang sangat perlu
alat elektronik, dan ada hal yang menarik ketika acara inti
46
Selain dari acara Adingingi di awal tahun ada juga acara
47
GAMBAR SITUASI RITUAL ANDINGINGI
Andingingi
Gambar 1.385
85
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
48
Gambar 1.486
Gambar 1.587
d. Suasana Angnganre-nganre.
86
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
87
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
49
Gambar 1.688
Gambar 1.789
88
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
89
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
50
Gambar 1.890
tempurung kelapa.
Gambar 1.991
menerima tamu.
90
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
91
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
51
Gambar 1.1092
seperti yang digunakan oleh masyarakat diluar kawasan maupun diluar daerah,
yang dimana juga Suku Kajang juga berpatokan pada pergerakan bulan dalam
perhitungan hari biasa dan hari baik sekalipun, dan dalam penamaan bulan dalam
penggunaannya memilki penamaan dalam bahasa Konjo dan memiliki arti dan
asal muasal dari penamaannya . Dan dalam hitungan hari Suku Kajang juga
menggunakan penamaan hari seperti biasa pada umunya dan adapula penamaan
dalam bahasa Konjo itu sendiri dan memiliki arti untuk setiap satu harinya.93
Nama bulan
No Nama bula (Suku Kajang) Artinya
(umumnya)
92
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar, bulukumba, 7
januari 2023.
93
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
52
1 Januari Kintarang Purnama
53
Tabel 1.1 Penamaan Bulan Dan Artinya94
kebutuhannya berasal dari alam, dan alam juga memiliki potensi tinggi dalam
masyarakat Kajang yang di lakukan dari waktu kewatu yang dijadikan sebagai
sumber kebutuhan bahan dan pangan. Selanjutnya dalam penamaan hari dan
artinya tehitung sebanyak 7 hari pada umunya, seperti sebagai berikut pada tabel.
Nama hari
Nama hari Makna (dalam Suku
No (pada Artinya
(Suku Kajang) Kajang)
umumnya)
rabu
54
kamis
jum’at
tahunan
Dari tabel diatas dapat kita ketahui, bahwa dalam penamaan harinya juga
berkaitan dengan suatu kejadian atau kebiasaan, terkhususnya pada hari Selasa
atau Salasa yang memiliki makna yaitu mengapa hari tersebut diharamkan karena
pada zaman dahulu ada seorang anak lelaki yang membawa lari anak perempuan
seseorang atau biasa disebut dengan Silariang, pada waktu kejadian tersebut
seluru petua adat bermusyawarah atau A’borong tentang kejadian tersebut yang
dimana laki-laki tersebut dikenakan sangsi adat dengan ganti rugi 40 ekor kerbau,
tetapi tidak diidahkan oleh lelaki tersebut, maka diharamkan lah hari selasa
tersebut pada Suku Kajang, tapi tidak semua masyarakat melakukan hal tersebut
ada juga yang menganggap hari selasa merupakan hari biasa seperti hari lainnya.96
95
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
96
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
Ketua Adat Suku Kajang atau disebut dengan Amma Toa (Bapak yang di Tuakan)
1. Suku Kajang yang berada pada wilaya Kawasan adat Ammatoa ialah
dan tradisi dari leluhur secara turung temurung. Suku Kajang sendiri
56
tidak lepas dari yang namanya Pasang Ri Kajang, pasang ini sendiri
memiliki arti penting dan pasang itu sendiri memiliki berbagai ajaran
setiap Tahunnya pada awal tahun, dan sebelum tradisi itu dilakukan
maupun makanan.
B. Implikasi Penelitian
untuk lebih mengembangkan adat dan kultur agar bisa dijaga dengan
57
penghargaan kepada Suku Tersebut yang menjadi identitas besar
dan pengetahuan bagi masyarakat luar tentang apa itu Suku Kajang dan
kekurangan dan kesalahan, baik dalam pemaparan kata dan pengaplikasian bahasa
yang kurang baik dalam menganalisis suatu masalah yang dikaji. Dengan
demikian saran dan kritik sangat diharapkan dan dibutuhkan untuk membangun
58
Daftar Pustaka
Abdul Baqi, Muhammad Fu'ad (penulis); Abu Firly Basaam Taqiy (penerjemah);
Abdul Bakir (editor). (2017). Shahih Bukhari Muslim : kumpulan Hadist
tersahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim sekaligus /
Muhammad Fu'ad Abdul Baqi ; penerjemah, Abu Firly Basaam Taqiy,
S.Ag. ; editor, Abdul Bakir, S. Ag.. Yogyakarta :; © 2017; © 2013: Lontar
Mediatama.
Amin, S. J. (2019). Talassa Kamase-Mase dan Zuhud: Titik Temu Kedekatan
pada Tuhan dalam Bingkai Pasang Ri Kajang dan Ilmu
Tasawuf. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan, 12(1),
61-75.
Anwar, S. Kalender Hijriah Global, Penyatuan Jatuhnya Hari Arafah. Makalah.
Anwar, Syamsul. 2008. Hari Raya & Problematika Hisab Rukyat. Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah.
An-Naisaburi, M. b. A. A., Masyhari, Tatam Wijaya, & Nanang Ni'amurrahman.
(2012). Ensiklopedia hadits: Shahih Muslim 2. Jakarta: Almahira.
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar.Mengenal Karya-kaya Ilmu Falak Nusantara :
Transmisi, Anotasi, Biografi / Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar .2017
59
Azhari, S., & Ibrahim, I. A. (2008). Kalender Jawa Islam: Memadukan Tradisi
dan Tuntutan Syar'i. Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum, 42(1),
131-147.
Azhari, Susiknan. "Gagasan Menyatukan Umat Islam Indonesia Melalui Kalender
Islam." AHKAM: Jurnal Ilmu Syariah 15.2 (2015).
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, Haji, 1980- (penulis). (2018;
©2018). Pengantar ilmu falak: teori, praktik, dan fikih/ Dr. H. Arwin Juli
Rakhmadi Butar-Butar, M.A.. Depok:: Rajawali Pers,.
Butar-Butar, A. J. R. (2014). Kalender; Sejarah Dan Arti Pentingnya Dalam
Kehidupan. Semarang: Cv. Bisnis Muia Konsultama.
Fitra, T. R. (2018). Fikih Kalender Hijriah Unifikatif. Istinbath Jurnal Hukum dan
Ekonomi Islam, 17(2).
Gumilang, G. S. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan
konseling. Jurnal Fokus Konseling, 2(2).
Hamdun, 2007 “Studi Penyusunan Kalender Hijriah Di Indonesia”, Skripsi. UIN
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Hijjang, P. (2014). Pasang dan Kepemimpinan Ammatoa: Memahami Kembali
Sistem Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Adat dalam Pengelolaan
Sumberdaya Hutan di Kajang Sulawesi Selatan. Antropologi Indonesia.
Hijjang, P. (2014). Pasang dan Kepemimpinan Ammatoa: Memahami Kembali
Sistem Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Adat dalam Pengelolaan
Sumberdaya Hutan di Kajang Sulawesi Selatan. Antropologi Indonesia.
Ibrahim, Ibnor Azil dan Safiai, Mohd Hafiz Ilmu Falak Menyongsong Zaman
Menjana Tamadun (Prosiding Persidangan Antara Bangsa Falak di Dunia
Islam). Akademi Falak Malaysia.
Ichwan, M., Reskiani, U., Indah, A. L., Makmur, A. N. A. F., & Djafar, E. M.
(2021). Pasang ri Kajang: Tradisi Lisan Masyarakat Adat Ammatoa Suku
Kajang dalam Pembentukan Karakter Konservasi. Ideas: Jurnal
Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(4), 133-142.
Ichwan, M., Reskiani, U., Indah, A. L., Makmur, A. N. A. F., & Djafar, E. M.
(2021). Pasang ri Kajang: Tradisi Lisan Masyarakat Adat Ammatoa Suku
Kajang dalam Pembentukan Karakter Konservasi. Ideas: Jurnal
Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(4), 133-142.
INDONESIA, D. A. R. I. (1981). Almanak hisab rukyat. Jakarta: Proyek
Pembinaan BPAI.
Kadir, A. (2012). Formula Baru Ilmu Falak: Panduan Lengkap & Praktis: Hisab
Arah Kiblat, Waktu-waktu Shalat & Awal Bulan dan Gerhana. Amzah.
Kurniawan, T. (2010). Ilmu Falak dan Tinjauan Matlak Global. Yogyakarta:
MPKSDI Yogyakarta
Maskufa. (2010). Ilmu falak (Cet. 1.). Jakarta: Gaung Persada.
60
Muhammad Hadi Bashori, 1991-; Achmad Zirzis. (2015). Pengantar ilmu falak :
panduan lengkap tentang teori dan praktik hisab, arah kiblat, waktu salat,
awal bulan qamariah dan gerhana / Muhammad Hadi Bashori ; editor,
Achmad Zirzis. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Murtadho, Moh. 2008. Ilmu Falak Praktis. Malang: UIN Malang Press.
Muthohar, Ahmad Syarif. "Penyatuan Alamanak Hijriah Nasional Perspektif
Nahdlatul Ulama." Skripsi Sarjana Hukum Islam, Semarang,
Perpustakaan UIN Walisongo Semarang (2015).
Nashirudin, Muh. 2013. Kalender Hijriah Universal. Semarang: El-Wafa.
Qulub, S. T. (2017). Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan
Mohammad Ilyas. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu
Berkaitan, 3(1).
Rahmayani, E., Nadjib, M., & Kahar, K. (2017). Pola Perilaku Komunikasi
Masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa Kajang. KAREBA: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 361-370.
Rahmayani, E., Nadjib, M., & Kahar, K. (2017). Pola Perilaku Komunikasi
Masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa Kajang. KAREBA: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 361-370.
Shihab, Q. (2012). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan keserasian Al-
Quran (Cet. 1.). Jakarta: Lentera Hati.
Qulub, S. T. (2017). Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan
Mohammad Ilyas. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu
Berkaitan, 3(1).
Syamsurijal, S. (2021). ILALANG EMBAYYA BIARLAH BERBEDA;
MENGAKUI HAK-HAK KULTURAL KOMUNITAS LOKAL TANAH
TOA KAJANG DALAM BINGKAI
MULTIKULTURALISME. MIMIKRI, 7(2), 94-116.
Syarif, M. R. (2018). Diskursus Perkembangan Formulasi Kalender
Hijriah. ELFALAKY, 2(1). Vivit Fitriyanti, “Penerapan Ilmu Astronomi
Dalam Upaya Unifikasi Kalender Hijriyah di Indonesia”
Yusuf, C. F., & Hakim, B. A. (2004). Hisab Rukyat dan Perbedaannya.
Website
https://www.google.com/amp/s/docplayer.imfo/amp/6879245-akhir-karakteristik-
model-spasial-kabupaten-bulukumba-berbasis-gis-dan-remote-sensing-
menggunakan-citra-landsat.html
Kabupaten Bulukumba”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bulukumba
Gambar diambil melalui tangkapan layar daria Aplikasi Google Earth Pro
Kecamatan Kajang”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kajang,_Bulukumba
Peta Bulukumba”, https://bulukumbsksb.go.id/peta-bulukumba
61
Jumlah Penduduk” https://bulukumbakab.bps.go.id/indicator/12/34/1/jumlah-
penduduk-hasil-proyeksi.html
https://sulselprov.go.id/pages/des_kab/4
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/adat_ammatoa_kajang
Wawancara
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Puto Toa, Tokoh Masyarakat Adat Ammatoa, Wawancara, Bulukumba 14
November 2022.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Jaja’, Istri dari Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1 Januari 2023.
Kamaruddin Pati, Tokoh Masyarakat, Bulukumba, 6 Januari 2023.
Kamaruddin pati, tokoh Masyarakat, wawancara, Bulukumba, 7 Januari 2023.
Kamaruddin pati, tokoh masyarakat, wawancara, bulukumba, 7 Januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Gambar diambil melalui tinjauan langsung lapangan, Dokumentasi gambar,
bulukumba, 7 januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
Januari 2023.
Amma toa,Kepala Adat Suku Kajang Ammatoa, Wawancara, Bulukumba, 1
62
Januari 2023.
63