Anda di halaman 1dari 77

VIDEOGRAFI

VIDEOGRAFI

MENGENAL FILM
UNIT 1

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Profilm

Penemuan Kamera dan


Pembuatan Film Pertama

Mengenal Film Pendek dan


Iklan

Mengenal Film
Mengenal Insan Perfilman

Megenal Studio Film

Tantangan Dalam Membuat


Film

B. Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan sejarah perkembangan videografi sebagai anugerah
Tuhan untuk kemaslahatan umat manusia
2. Mendeskripsikan film pendek
3. Mengidentifikasi insan perfilman
4. Mengidentifikasi fungsi dan peralatan pada studio film
5. Mengidentifikasi tantangan dalam pembuatan film
VIDEOGRAFI

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati ini, Anda diminta mencermati hal-
hal yang berkaitan dengan sejarah film. Kegiatan ini akan menambah
wawasan tentang perkembangan film sebelum masuk ke materi teknis
pembuatan film.
Kegiatan ini terbagi menjadi dua hal, pertama, Anda diminta
mencermati film yang diputar di televisi, bioskop, dan film-film koleksi
Anda sendiri, teman-teman, atau koleksi yang ada di sekolah Anda.
Kedua, Anda diminta mengamati peralatan yang ada di sebuah studio
film, baik studio film yang ada di sekolah maupun di tempat lain. Berikut
beberapa informasi yang perlu diamati pada kegiatan ini. Anda dapat
mengamati informasi lain yang berkaitan dan dianggap perlu.
a. Cermatilah durasi tiap-tiap film yang Anda tonton! Apakah termasuk
film pendek atau panjang?
b. Cermatilah tahun pembuatan film tersebut!
c. Cematilah studio pembuat film tersebut!
d. Cermatilah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film tersebut
pada tiap bagian-bagiannya!
e. Cermatilah peralatan yang ada pada studio film yang Anda amati!
Untuk mencatat hasil pengamatan, Anda dapat menggunakan tabel
pengamatan. Berikut contoh tabel pengamatan yang dapat
digunakan sebagai model.

Contoh Tabel untuk Kegiatan Pengamaan a, b, dan c.


Pendek/ Tahun
No. Judul Film Durasi Studio
Panjang Produksi
1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

Contoh Tabel untuk Kegiatan Pengamatan d.

Judul Film: ….
No. Peran Penanggung Jawab/ Pemeran
1. Penulis skenario
2. Sutradara
3. Artis (pemeran)
4. Juru kamera
5. Penata cahaya
6. Penata suara
7. Penyunting suara
8. Penata laku
9. Penata musik
10. Penata artistik
11. Penyunting gambar
12. Perancang animasi
13. Produser

Contoh Tabel untuk Kegiatan Pengamatan e.


Nama Studio: …..
Kondisi
No. Nama Alat Kegunaan
(bagus/rusak)
1.
2.
3.
dst.

2. Menanya
Temukanlah orang-orang yang berpengalaman dalam
pembuatan film, baik amatir maupun profesional! Tanyakanlah
berbagai hal yang ingin Anda ketahui tentang film dan proses
pembuatannya! Untuk membantu kegiatan tersebut, Anda dapat
menggunakan daftar pertanyaan berikut. Jika dipandang perlu,
tambahkanlah sendiri sesuai kebutuhan.
a. Berapakah rata-rata durasi film yang telah diproduksi oleh orang-
orang yang berpengalaman tersebut ?
b. Berapakah biaya untuk tiap-tiap film yang telah dibuat?
c. Kesulitan apa sajakah yang pernah dialami dalam pembuatan film?
VIDEOGRAFI

d. Peralatan apa sajakah yang harus ada dalam pembuatan film dan
peralatan apa pula yang frekuensi penggunaannya tidak begitu
tinggi?
e. Banyak hal lain yang dapat Anda tanyakan. Anda dapat
menambahkannya sendiri pada daftar pertanyaan Anda. Sebagai
alat bantu, gunakanlah lembar pertanyaan. Berikut contoh lembar
pertanyaan yang dapat Anda gunakan.

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.

3. Mengumpulkan Data
Anda telah mendapatkan cukup banyak informasi melalui
kegiatan mengamati dan menanya. Untuk melengkapi informasi yang
diperoleh, carilah pada sumber-sumber lain. Sumber-sumber yang
dapat Anda gunakan di antaranya buku, modul, majalah, dan publikasi
internet. Rangkum informasi yang Anda peroleh dalam sebuah tabel.
Berikut contoh format tabel yang dapat Anda gunakan.

Tanggal
Sumber Bentuk
No. pengambilan Keterangan
informasi informasi
data
1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

4. Mendiskusikan
Selanjutnya Anda dapat berdiskusi bersama teman-teman.
Kegiatan diskusi lebih efektif jika dilaksanakan dengan kelompok-
kelompok kecil. Tema yang didiskusikan meliputi materi yang telah
ditemukan melalu proses mengamati, menanya, dan mengumpulkan
data. Berikut beberapa topik yang dapat Anda diskusikan. Jika
diperlukan, tambahkanlah topik lain yang sesuai dengan pembahasan
dalam bab ini.
a. Sejarah pembuatan film
b. Karakteristik film panjang dan film pendek
c. Insan perfilman
d. Studio film
e. Tantangan dalam pembuatan film
f. Film-film terkenal yang diproduksi di Indonesia
g. Peranan teknologi dalam pembuatan film
h. Tulislah hasil diskusi anda.

5. Menyajikan
Presentasikanlah hasil diskusi yang telah Anda lakukan
bersama teman-teman! Pada presentasi ini, Anda dapat menggunakan
berbagai media yang dipandang perlu, termasuk diantaranya Microsoft
Power Point, proyektor, dan media-media lain. Jangan lupa berilah
kesempatan kepada peserta diskusi, khususnya yang berasal dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi masukan.
Berbagai masukan yang disampaikan untuk kelompok Anda
hendaklah dicatat dengan rapi. Catatan ini dapat digunakan di
kemudian hari untuk berbagai kepentingan.

D. Penyajian Materi
1. Dari Mana Datangnya Film?
Dari mana datangnya film? Ya, tentu saja dari tangan-tangan
kreatif yang bekerja sepenuh hati menghasilkan gabungan gambar
bergerak dengan suara yang kita sebut video atau film. Tuhan telah
memberikan sifat dasar kepada manusia untuk selalu tidak puas
dengan yang sudah dicapai. Pada diri setiap manusia senantiasa
terdapat keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Untuk
mendapatkan hal tersebut, manusia bekerja dan berinovasi.
Kapan film pertama ditemukan? Nah, kalau yang ini, tidak
semua dari kita mengetahuinya. Menurut Vojković (2010), penemuan
film sesungguhnya didahului oleh perkembangan dunia gambar dan
fotografi.
VIDEOGRAFI

Pada suatu kesempatan, dua orang sahabat pecinta pacuan


kuda yang berasal dari Amerika berdebat apakah keempat kaki kuda
yang sedang berlari cepat pernah melayang di udara dalam waktu
bersamaan. Keduanya bertahan dengan pendapat masing-masing.
Oleh karena tidak bisa membuktikan, akhirnya mereka meminta
bantuan pihak ketiga yang dipandang ahli. Mereka akhirnya bersepakat
meminta bantuan seorang fotografer untuk membuktikannya.
Fotografer yang ditunjuk itu pun bekerja secara profesional
sesuai keahliannya. Sebagai profesional, dia harus bekerja teliti dan
semaksimal mungkin agar hasilnya nanti dapat diterima dengan baik.
Sang fotografer kemudian memasang kamera pada tepian lintasan
pacuan kuda. Pemicu kamera-kamera yang dipasang kemudian
diikatkan pada seutas tali halus yang melintang pada lintasan pacuan
kuda. Jika tali tersebut putus oleh karena tersentuh kaki-kaki kuda,
maka pemicu kamera akan bergerak dan kamera pun secara otomatis
mengambil gambar.
Proses tersebut menghasilkan sejumlah gambar dengan urutan
tertentu. Gambar-gambar itu kemudian dicetak dan disusun dalam
sebuah buku ilusi optik. Ketika dijentikkan, terciptalah adegan kuda
yang sedang berlari. Dari gambar itulah akhirnya dapat disimpulkan
bahwa pada kesempatan-kesempatan tertentu keempat kaki kuda yang
berlari kencang melayang secara bersamaan.

[Andrić, 2010: 8]
VIDEOGRAFI

Karya tersebut sesungguhnya menyerupai karya film yang


kerap kita tonton saat ini. Tentu saja, jika Anda akan membuat film
dengan cara demikian, pembuatannya sangat rumit dan memakan
waktu yang tidak sedikit. Dapat dibayangkan, Anda harus memasang
sederet kamera kemudian memprosesnya selama berjam-jam. Ketika
hasil yang didapatkan tidak memuaskan, proses tersebut harus diulang
dari awal.

2. Kapan Kamera Film Ditemukan dan Kapan Film Pertama Dibuat?


Mungkin Anda sudah mengetahui penemu dan waktu
ditemukannya kamera film. Ya, kamera film dan proyektor pertama
dibuat oleh Louis dan Auguste Lumière. Louis dan Auguste Lumière
merupakan dua bersaudara berkebangsaaan Perancis. Hasil
tangkapan kamera yang dibuat keduanya diputar pertama kali pada
1895.
Kamera, proyektor, dan film yang dibuat keduanya masih
sangat sederhana. Bahkan, untuk memutar film yang sudah selesai
diproses, Louis dan Auguste Lumière menggunakan engkol yang
digerakkan secara manual.
Film pertama yang dibuat oleh Louis dan Auguste Lumière
adalah film tentang kedatangan kereta di stasiun. Vojković (2010)
mengungkapkan bahwa waktu itu penonton sampai berlarian ke pinggir
bioskop karena dikira kereta yang ada di layar akan menabrak mereka.
Masih menurut Vojković (2010), dua bersaudara itu kemudian
memproduksi film kedua. Film kedua yang dibuat adalah tentang
seorang tukang kebun yang menyiram tanaman. Ketika dia asyik
menyiram, seorang tetangga menginjak slangnya sehingga kucuran air
terhenti. Si tukang kebun kebingungan, dia pun memeriksa ujung
slangnya. Ketika itulah si tetangga melepas injakan kakinya sehingga
air meyemprot ke muka si tukang kebun.
Cerita si tukang kebun tersebut ketika itu dirasa penonton
sangat lucu. Mereka pun terpingkal-pingkal menyaksikan kesialan yang
dialami oleh si tukang kebun. Itulah gambaran kesederhanaan film
pertama dan kedua yang dibuat oleh dua bersaudara bernama Louis
dan Auguste Lumière. Dari kesederhanaan itulah kemudian manusia
belajar untuk mendapatkan yang lebih baik.
Selain Louis dan Auguste Lumière, pada tahun yang sama
Thomas Edison ternyata juga mengembangkan gambar hidup (film).
Hanya saja, penemuan Thomas Edison ini tidak bisa dinikmati seperti
karya Louis dan Auguste Lumière. Jika karya Louis dan Auguste
Lumière dapat dinikmati bersama-sama melalui proyektor, karya
Thomas Edison hanya menggunakan kotak besar sehingga hanya
VIDEOGRAFI

dapat dinikmati orang per orang. Oleh karena penemuan Louis dan
Auguste Lumière terkesan lebih maju, kedua bersaudara inilah yang
kemudian dikenal sebagai bapak sinematografi.

3. Film Panjang atau Film Pendek?


Perangkat yang ditemukan oleh Louis dan Auguste Lumière
masih sangat sederhana, hampir sama sederhananya dengan yang
ditemukan oleh Thomas Edison. Oleh karena itu, film yang dibuat
waktu itu juga film-film pendek.
Saat ini, film-film yang diputar di bioskop rata-rata 1,5 sampai 2
jam. Bahkan, ada film yang durasinya hampir 3 jam. Untuk
membuatnya pastilah membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,
mulai biaya untuk peralatan, karyawan, para pemain, dan banyak lagi
yang lain. Belum lagi jika pembuatan film dilakukan di tempat yang jauh
dan berakses sulit, tentu sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak
lagi. Lebih dari itu semua, keterampilan para pembuat film haruslah
benar-benar mumpuni.
Walaupun begitu, Anda tidak perlu khawatir. Saat ini ada
kecenderungan masyarakat dunia untuk membuat dan menyukai film-
film pendek seperti yang telah diungkapkan pada bagian pengantar.
Menurut Vojković (2010), bahwa festival film paling terkenal di dunia
justru festival yang menghadirkan film-film berdurasi sangat pendek.
Sebuah festival film pendek rutin dilaksanakan di Berlin dan
ditonton sampai 20 juta orang. Bagaimana bisa? Festival dilakukan
tidak di dalam bioskop atau di dalam ruang pertemuan. Film-film
berdurasi 90 detik diputar pada monitor-monitor yang dipasang dalam
kereta api, bus, dan kereta listrik. Waktu tempuh antara perhentian
yang satu ke perhentian lain pada transportasi umum di Berlin lebih
kurang 90 detik. Itulah alasan durasi film-film yang dibuat selama 90
detik.
Lebih lanjut, Vojković (2010) mengemukakan bahwa festival film
pendek juga dilakukan di Serbia dengan nama “Festival Maret Film
Pendek”. Walaupun bernama “Maret”, pelaksanaan sesungguhnya
dilakukan pada bulan April. Tidak hanya film pendek yang
menggunakan kamera profesional, ada juga festival sedunia untuk film
pendek yang diambil menggunakan kamera telepon seluler.
Pada layar televisi, film-film pendek yang ditayangkan
didominasi film-film pendek bergenre komedi. Dalam cerita komedi,
fokusnya adalah membuat penonton tertawa sehingga para pembuat
tidak dibebani oleh alur cerita yang berbelit dengan akhir tertentu yang
mengesankan. Ketika telah berhasil membuat penonton tertawa,
VIDEOGRAFI

biasanya film-film komedi berakhir. Oleh karena itu, durasinya bisa jadi
sangat pendek seperti yang terjadi pada festival film pendek di Berlin.
Selain komedi, film pendek juga terlihat pada iklan-iklan televisi.
Biasanya, iklan tidak sekadar menawarkan produk, akan tetapi memiliki
cerita tertentu yang menarik perhatian masyarakat. Produk ditampilkan
dengan cara disematkan pada cerita yang dibuat. Tidak hanya untuk
komedi dan iklan, film pendek juga dapat berisi materi-materi
pembelajaran dan/atau materi inspiratif.
Pernah membayangkan mengadakan festival film pendek di
sekolah atau daerah anda? Jika belum, cobalah untuk memikirkannya.

4. Siapa Sajakah yang Dapat Membuat Film?


Cerita tentang festival film pendek tersebut setidaknya telah
memberikan sedikit gambaran bahwa film pendek sesungguhnya
sudah memiliki tempat tersendiri di masyarakat dunia. Dengan durasi
yang pendek tersebut, logikanya, film ini dapat dibuat oleh semua
orang karena tidak memerlukan sumber daya yang terlalu besar
layaknya film-film bioskop.
Oleh karena tidak memerlukan sumber daya yang terlalu besar
dan dapat dibuat oleh semua orang, film pendek tentu saja dapat
dibuat oleh berbagai pihak dan untuk berbagai kepentingan. Jika film-
film bioskop berorientasi profit oleh karena harus mengembalikan biaya
pembuatan yang sangat mahal dan menargetkan keuntungan sebesar
mungkin, film pendek tidak senantiasa demikian.
Sebagai pelajar, Anda pun dapat membuat film pendek dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Anda dapat menggunakan
telepon seluler, handycam, bahkan kamera pocket. Akan lebih baik lagi
jika di sekolah Anda telah tersedia kamera profesional. Untuk editing,
Anda bisa menggunakan laptop, komputer di rumah, atau fasilitas yang
ada di sekolah. Jika tidak dapat dilakukan sekali waktu, lakukan secara
maraton. Jika tidak dapat dilakukan sendiri, lakukan secara
berkelompok. Jadi, tunggu apalagi? Tidak perlu memusingkan biaya
lagi, bukan?
VIDEOGRAFI

5. Siapa Sajakah yang Terlibat dalam Pembuatan Film?


Membuat film profesional bukanlah pekerjaan yang sederhana.
Membuat film profesional melibatkan banyak pihak dengan
spesifikasinya sendiri-sendiri. Orang-orang yang terlibat dalam
pembuatan film pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Pasal 20
Ayat 2 disebut sebagai insan perfilman. Insan perfilman tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Penulis Skenario
Penulis skenario adalah seseorang yang menerjemahkan ide cerita
ke dalam bahasa tulis yang akan digunakan sebagai pedeoman
tertulis bagi semua pihak yang terlibat.
b. Sutradara
Sutradara adalah seseorang yang memimpin proses pembuatan
video/film/iklan. Sutradara bekerja mengatur laku di depan kamera,
mengarahkan acting dan dialog, mengontrol posisi dan
gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal lain yang berhubungan
dengan hasil akhir yang maksimal sebuah film. Sutradara
menduduki posisi tertinggi dari sisi artistik.
c. Artis (Pemeran)
Artis adalah orang-orang yang menjadi pemeran dalam sebuah film.
Artis laki-laki dikenal dengan istilah aktor sementara artis
perempuan dikenal dengan sebutan aktris.
d. Juru Kamera
Juru kamera adalah orang yang bertugas mengambil gambar atau
mengoperasikan kamera saat diadakan pengambilan
gambar/shooting.
e. Penata Cahaya (Lighting)
Penata cahaya bertugas mengatur pencahayan dalam pembuatan
video/film/iklan.
f. Penata Suara
Bagian tata suara bertugas membuat/memilih/merekam suara dan
efek-efek suara yang sesuai dengan suasana cerita dalam proses
produksi.
g. Penyunting Suara (Editing Audio)
Penyunting suara dan penyunting gambar bekerja secara
bersamaan dalam proses penyuntingan atau editing.
h. Penata Laku
Penata laku bertugas membantu sutradara dalam mengatur
pergerakan/laku pemain.
VIDEOGRAFI

i. Penata Musik
Bagian tata musik bertugas membuat/memilih musik yang sesuai
dengan suasana cerita dalam pembuatan video/film/iklan.
j. Penata Artistik
Bagian ini bertugas membuat atau mengatur latar dan setting yang
sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
k. Penyunting Gambar (Editing Video)
Penyunting gambar dalam pembuatan film bertugas melakukan
editing atas hasil pengambilan gambar dalam proses produksi.
l. Perancang Animasi
Bagian ini bertugas memberikan tambahan efek-efek animasi pada
gambar sehingga gambar lebih hidup.
m. Produser
Produser merupakan seseorang yang mempunyai tugas untuk
memimpin dan mengarahkan secara keseluruhan.
Pada pembuatan film pendek, tidak semua bidang tersebut
diperankan oleh orang yang berbeda. Satu orang dapat saja
merangkap beberapa pekerjaan. Bahkan, pada beberapa kasus,
banyak film pendek yang hanya dikerjakan oleh satu orang.
Bidang-bidang tersebut adalah wilayah pekerjaan yang perlu
ditangani dalam pembuatan film. Kebutuhan penanggung jawab atas
bidang-bidang pekerjaan tersebut disesuaikan dengan kemampuan
orang-orang yang terlibat dan tingkat kesulitan produksi sebuah film.

6. Apa Sajakah Tantangan Pembuat Film Pendek?


Sepanjang perjalanan hidup, manusia tidak pernah terlepas dari
tantangan. Sama halnya saat membuat film pendek, tantangan-
tantangan pun akan menyertai para pembuat film pendek. Apa sajakah
tantangan-tantangan tersebut?
a. Cerita
Tantangan pertama dalam pembuatan film pendek adalah cerita.
Membuat cerita yang bermanfaat dan/atau efektif untuk film pendek
bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, penulis cerita harus
benar-benar banyak belajar dan bekerja keras untuk menghasilkan
cerita yang sesuai harapan. Dalam mendapatkan cerita ini, Anda
tidak harus selamanya membuat sendiri. Anda dapat menggunakan
cerita milik orang lain dengan seizin pengarangnya.
VIDEOGRAFI

b. Keterbatasan Peralatan
Tantangan selanjutnya adalah keterbatasan peralatan. Tiap-tiap
orang memiliki permasalahan sendiri-sendiri. Ada kalanya ketika
memiliki keinginan yang kuat untuk membuat film, seseorang tidak
memiliki peralatan memadai sehingga pembuatan film dapat
terganggu. Menghadapi masalah ini, Anda hendaknya tidak
berputus asa, yakinlah bahwa Tuhan telah menyiapkan berbagai
solusi untuk setiap permasalahan yang kita hadapi. Ada kalanya
kita membayangkan peralatan terlalu muluk, padahal,
sesungguhnya dengan peralatan yang ada kita sudah dapat
membuat sebuah film. Bahkan, untuk membuat film kita tidak harus
menggunakan peralatan pribadi. Kita pun dapat menggunakan
peralatan yang ada di sekolah atau bekerja sama dengan teman-
teman yang memiliki peralatan yang dibutuhkan.
c. Keterbatasan Waktu
Tantangan lain, yaitu keterbatasan waktu. Bagi seorang pelajar,
waktu pastilah sangat berharga. Seorang pelajar harus mengikuti
berbagai kegiatan yang menjadi kewajibannya, mulai dari kegiatan
kurikuler, ekstrakurikuler, kegiatan di rumah, kegiatan di lingkungan,
dan lain-lain. Menunggu waktu luang bukanlah solusi terbaik karena
bisa jadi waktu luang itu tidak akan datang. Seorang pelajar harus
bisa mengatur waktu dan jeli memanfaatkan tiap-tiap kesempatan
yang ada.
d. Keterbatasan Pengetahuan dan Keterampilan
Seorang pembuat film pastilah harus memiliki pengetahuan dan
katerampilan yang cukup karena kegiatan yang dilakukan
merupakan kegiatan produktif. Namun, jangan khawatir, Anda
dapat bekerja sama dengan teman-teman jika belum mahir
membuat film. Anda tentu juga memiliki hak untuk mendapat
pendampingan dari guru-guru atau dari kakak-kakak kelas yang
telah lebih dahulu belajar atau mendapatkan pengetahuan tersebut.
e. Keterbatasan Kesempatan
Puncak dari semua permasalahan itu adalah kesempatan yang
terbatas. Sebagai seorang pelajar, Anda harus pandai
memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Untuk membuka
kesempatan, mungkin Anda harus mengikuti bahkan mengusulkan
pembukaan (jika belum ada) ekstrakurikuler film. Dengan adanya
ekstrakurikuler ini, secara otomatis kesempatan menjadi ada,
sekolah pun secara otomatis akan ikut menyediakan berbagai
kebutuhan yang diperlukan.
VIDEOGRAFI

7. Mengenal Studio Film


Studio film memiliki pengertian umum sebagai perusahaan yang
mendistribusikan film. Namun, secara harfiah, istilah studio film
mengacu pada sebuah tempat untuk pembuatan gambar bergerak.
Tempat produksi ini bisa di dalam ruangan, luar ruangan, dan
gabungan keduanya.

Pada sebuah studio film terdapat berbagai peralatan yang


dibutuhkan untuk produksi video. Peralatan-peralatan tersebut terbagi
menjadi peralatan produksi, peralatan penyiaran, dan peralatan
pendukung.
a. Peralatan Produksi
 Camera system (studio camera dan eng/efp camera)
 Video system
 Audio system
 Editing (and dubbing) system
 VCR system
 Lighting system
 Master control
 Production control
 Commucation system
 Mobile production unit
 Maintenance equipment
 dan lain-lain

b. Peralatan Penyiaran
 Sending VCR system
 Continuity studio equipment
 Camera system
 Audio system
 Video system
 Lighting system
 Master control (sharing dengan produksi)
 Peralatan transmisi (pemancar, microwave link, dan up & down
link)
VIDEOGRAFI

c. Peralatan Pendukung (Teknik Umum)


 Pembangkit daya listrik:
- Stationary (PLN, generator sets)
- Mobile/protable:
 Mobile generator sets sebagai kelengkapan mobile
production unit.
 Small silent generator set.
 Alat pendingin (AC) untuk studio dan ruang peralatan
 Alat komunikasi
- Stationary
- Protable: handy talky, mobile phone.
 Komputer (IT) untuk komputer grafis.
 Mobil untuk transportasi tim produksi.
 Mobil untuk transportasi peralatan pendukung siaran luar.

E. Rangkuman
1. Sejarah penemuan video diawali oleh perkembangan fotografi.
2. Kamera film pertama ditemukan oleh Louis dan Auguste Lumière. Film
yang dibuat oleh keduanya diputar pertama kali pada tahun 1895. Louis
dan Auguste Lumière kemudian dikenal sebagai bapak sinematografi.
3. Selain oleh Louis dan Auguste Lumière, Thomas Edison juga
mengembangkan gambar hidup. Hanya saja, hasil yang dibuat oleh
Thomas Edison mutunya lebih rendah dan hanya dapat dinikmati
melalui sebuah kotak besar orang per orang.
4. Di Berlin terdapat festival film pendek pada tiap-tiap tahunnya dan
ditonton hingga dua puluh juta orang. Film tersebut hanya berdurasi 90
detik dan diputar pada monitor-monitor di kereta api, bus, dan kereta
listrik. Festival film pendek juga dilakukan di Serbia pada bulan April
tiap-tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan besarnya apresiasi masyarakat
atas film-film pendek.
5. Film pendek dapat dibuat oleh setiap orang oleh karena sumber daya
yang diperlukan dapat dipenuhi oleh rata-rata orang.
6. Film pendek paling banyak dibuat dengan genre komedi dan dalam
bentuk iklan.
7. Iklan dapat dikelompokkan ke dalam genre film pendek karena dalam
sebuah iklan terkandung cerita yang menyerupai film. Hanya saja, pada
iklan diselipi deskripsi produk.
8. Insan perfilman adalah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan
film. Insan perfilman terdiri atas penulis skenario, sutradara, artis
(pemeran), juru kamera, penata cahaya, penata suara, penyunting
suara, penata laku, penata musik, penata artistik, penyunting gambar,

perancang animasi, dan produser. Pada praktiknya, orang-orang yang


VIDEOGRAFI

terlibat dalam pembuatan film dengan bidang pekerjaan yang lebih


spesifik bisa jadi lebih banyak lagi sesuai dengan karakteristik dan
tingkat kesulitan film yang dibuat.
9. Ada beberapa tantangan dalam pembuatan film pendek. Tantangan-
tantangan tersebut meliputi ketersediaan cerita, peralatan, waktu,
pengetahuan dan keterampilan, dan keterbatasan kesempatan.
Dengan adanya tantangan tersebut bukan berarti kita harus berhenti
membuat film karena dengan strategi, kejelian, dan kerja keras kita
dapat mengatasinya dengan baik.
10. Studio film adalah sebuah rumah produksi yang tugas utamanya
memproduksi film dengan peralatan pendukung yang cukup lengkap.
VIDEOGRAFI

UNIT 2 VIDEOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI


VISUAL

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Membuat Naskah Video

Membuat Naskah Video

Membuat Naskah Video


Proses Pembuatan Membuat Naskah Video

Proses Pembuatan
Video

B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami kegunaan videografi dalam desain komunikasi visual
2. Mendeskripsikan kegunaan videografi dalam desain komunikasi visual
3. Memahami bahan dan alat yang digunakan untuk videografi
4. Mengidentifikasi bahan dan alat videografi

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Ada empat hal yang dapat Anda amati pada unit ini, yaitu
tentang konsep dasar desain komunikasi visual, posisi videografi dalam
desain komunikasi visual, alat-alat pembuatan video atau film, dan
langkah-langkah dalam pembuatan video.
Dalam proses pengamatan ini, Anda disarankan mengunjungi
langsung studio yang ada di daerah Anda atau, jika ada, sekolah Anda.
Kalau di daerah dan/atau di sekolah Anda belum terdapat studio film,
Anda dapat menggunakan media sebagai alat bantu. Anda dapat
menonton video tutorial videografi yang banyak diunggah di internet.
VIDEOGRAFI

a. Cermatilah produk dan cara pembuatan berbagai media komunikasi


visual!
b. Cermatilah perbedaan, kekhasan dan posisi video atau film dalam
lingkup desain komunikasi visual!
c. Cermatilah alat-alat yang digunakan dalam pembuatan video!
d. Cermatilah langkah-langkah pembuatan video/film!
Dalam proses pengamatan tersebut, jangan lupa menyiapkan
alat untuk mencatat dan/atau merekam informasi yang Anda amati.

2. Menanya
Dalam kaitannya dengan proses mengamati tadi, Anda dapat
mengajukan beberapa pertanyaan agar lebih mudah dan terarah dalam
mengumpulkan informasi/data. Untuk itu, Anda membutuhkan daftar
pertanyaan. Berikut contoh daftar pertanyaan yang dapat dilakukan.
a. Produk desain komunikasi visual apa sajakah yang saat ini banyak
beredar di masyarakat?
b. Apakah perbedaan mendasar yang menunjukkan ciri khas video
dibandingkan dengan produk desain komunikasi visual lain?
c. Peralatan apa sajakah yang digunakan dalam pembuatan video?
d. Langkah apa sajakah yang harus dilalui dalam proses pembuatan
video?
Jika dipandang perlu, Anda dapat menambahkan beberapa
pertanyaan lain yang esensial atau memodifikasinya sehingga sesuai
dengan kebutuhan Anda. Tulislah pertanyaan-pertanyaan tersebut
pada lembar khusus. Berikut contoh tabel lembar pertanyaan yang
dapat dijadikan sebagai rujukan. Modifikasilah jika dirasa perlu!

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

3. Mengumpulkan Data
Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap, Anda dapat
menggunakan berbagai sumber dan/atau media. Informasi atau data
yang telah didapatkan hendaknya ditulis pada lembar khusus. Berikut
tabel yang dapat dibuat sebagai rujukan dalam pengumpulan informasi
atau data.

Tanggal
Sumber Bentuk
No. Pengambilan Keterangan
Informasi Informasi
Data
1.
2.
3.
dst.

4. Mendiskusikan
Setelah mendapatkan informasi atau data yang cukup pada
proses mengamati, menanya, dan mengumpulkan data, lakukanlah
diskusi kelompok. Informasi yang telah dikumpulan ditelaah lagi,
dikelompokkan, disunting, untuk kemudian disimpulkan.
Jika pada tahap sebelumnya sudah melalui kegiatan kelompok,
diskusi langsung dilakukan dalam kelompok yang sama. Jika belum,
bentuklah kelompok terlebih dahulu. Berikut hal-hal yang dapat Anda
diskusikan.
a. Berbagai produk desain komunikasi visual.
b. Ciri, kelebihan, dan kekurangan video dibandingkan produk desain
komunikasi visual lain.
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan video.
d. Perkembangan peralatan dalam pembuatan video.
e. Langkah-langkah atau prosedur pembuatan video.

5. Menyajikan
Tidak lengkap jika hasil diskusi tidak dipertanggungjawabkan. Di
antara bentuk pertanggungjawaban proses diskusi adalah presentasi.
Oleh karena itu, presentasikanlah hasil diskusi yang telah dilakukan
dalam kelompok Anda! Pada presentasi ini, Anda dapat menggunakan
berbagai media yang dipandang perlu, termasuk di antaranya Microsoft
Powerpoint, proyektor, dan media-media lain. Jangan lupa beri
kesempatan kepada peserta diskusi, khususnya yang berasal dari
kelompok berbeda untuk bertanya atau menyampaikan masukan. Anda
VIDEOGRAFI

tidak perlu takut karena hakikatnya pertanyaan dan masukan dari


kelompok lain merupakan proses belajar juga.
Berbagai masukan yang disampaikan untuk kelompok Anda
hendaklah dicatat dengan rapi. Catatan tersebut dapat digunakan di
kemudian hari untuk berbagai kepentingan.

D. Penyajian Materi
1. Lebih Dekat dengan Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual mulai dikenal di Belanda pada tahun
1977. Waktu itu, Gert Dumbar mengungkapkan bahwa seorang
desainer grafis tidak sekadar menangani urusan cetak-mencetak, tetapi
juga mengurusi moving image, audio-visual, display, hingga pameran.
Oleh karena wilayah kerjanya lebih luas, konsep Gert Dumbar
ini tidak lagi dapat dinamakan desain grafis. Dia pun menggagas istilah
desain komunikasi visual. Istilah ini tidak langsung dikenal di Indonesia.
Beberapa tahun kemudian, yaitu tahun 1980-an, istilah desain
komunikasi visual baru sampai ke Indonesia.
Saat ini, secara umum spesifikasi desain komunikasi visual
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu grafis, multimedia, dan periklanan.
Sesuai karakteristik ilmu pengetahuan, mungkin saja di kemudian hari
pengelompokkan ini dapat berubah atau berkembang mengikuti
berbagai pengembangan dan penemuan yang dilakukan umat
manusia.
Pada desain grafis, seorang desainer harus memiliki
kompetensi dalam bidang teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol,
huruf, fotografi, cetak-mencetak, dan pengetahuan atas bahan dan
biaya. Sementara itu,multimedia difokuskan oleh berbagai media yang
dimanfaatkan dalam penyampaian pesan, yaitu audio-visual, animasi,
dan antarmuka. Lebih detail lagi, elemen-elemen utama multimedia
terdiri atas teks, image, movie, sound, dan user control. Berbeda
dengan kedua jenis tersebut, periklanan memanfaatkan desain grafis
dan multimedia dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan tertentu,
baik pesan sosial maupun pesan komersial.
Sesungguhnya, peran desain komunikasi visual ini tidak
berhenti pada penyampaian pesan atau informasi. Dewasa ini, desain
komunikasi visual juga berperan sebagai pemberi citra (image)
terhadap sesuatu yang dikomunikasikan. Penerima informasi tidak
sekadar tahu melainkan terpengaruh dan tersugesti. Dengan kata lain,
citra tidak sekadar membuat penerima tahu, tetapi juga menjadikannya
berubah pandangan¸ berubah sikap, dari tidak suka menjadi suka, dari
menolak menjadi menerima.
VIDEOGRAFI

2. Videografi dalam Desain Komunikasi Visual


Pada saat akan terjadi suatu peristiwa besar, misalnya konser,
ulang tahun daerah, dan lain-lain, Anda pasti melihat begitu banyak
poster, baliho, dan spanduk yang dipasang di tempat-tempat umum.
Bisa pula Anda pernah membuat media promosi untuk pemilihan ketua
OSIS atau kepentingan lain di sekolah. Selain menggunakan media
visual tersebut, ada pula informasi yang disampaikan melalui radio.
Selain untuk menyosialisasikan kegiatan yang akan diselenggarakan,
media audio visual juga digunakan dalam promosi produk.
Poster, baliho, dan spanduk adalah media yang murni
menyajikan informasi secara visual. Berbagai informasi disajikan
secara visual dengan semenarik mungkin sehingga menjadi persuasif.
Sementara itu, radio memberikan informasi melalui pendengaran
manusia. Berdasarkan penelitian, tiap-tiap media tersebut memiliki
tingkat keefektifan sendiri-sendiri dalam menyampaikan pesan, sesuai
dengan karakteristik sasarannya.Media yang merangsang lebih banyak
indra (multiindra) dipandang akan mampu menyajikan informasi dan
pengaruh lebih banyak dibandingkan yang hanya menggunakan atau
memanfaatkan satu indra, misalnya penglihatan saja atau pendengaran
saja. Selain itu, media ini akan menimbulkan kesan dan pemahaman
yang lebih besar dibandingkan media yang hanya merangsang satu
indra manusia.
Media yang menyasar lebih dari satu indra yang dimiliki
manusia tersebut dikenal dengan istilah multimedia. Video
menyampaikan pesan melalui media audio dan visual sekaligus.
Dengan begitu, secara otomatis video akan menyasar indra
penglihatan dan pendengaran pemirsanya secara bersamaan.
Untuk kepentingan periklanan, seorang pembuat iklan haruslah
memahami dengan baik media-media yang paling efektif dalam
penyampaian pesan-pesan. Pada praktiknya, hal ini banyak
bergantung kepada konsumen. Konsumenlah yang menentukan
apakah dia akan memanfaatkan media visual, audio, audio-visual, atau
multimedia.
VIDEOGRAFI

3. Berbagai Peralatan dalam Pembuatan Video


Pada unit pertama sudah dibahas tentang berbagai
kelengkapan dalam sebuah studio film. Selain peralatan yang bersifat
fisik tersebut, juga dibutuhkan peralatan jenis lain, yang sifatnya
nonfisik, yaitu cerita, naskah, dan storyboard. Jadi, secara lengkap,
kebutuhan dalam pembuatan film adalah sebagai berikut.
a. cerita
b. naskah
c. storyboard
d. kamera
e. komputer
f. software editing video-audio
g. kepingan VCD/DVD

4. Langkah-langkah dalam Pembuatan Video


a. Menulis Cerita
Untuk membuat film, Anda harus memiliki cerita. Tanpa sebuah
cerita, tentulah tidak akan ada yang dapat dilakukan. Pun begitupun
dalam pembuatan iklan. Saat ini, iklan-iklan biasanya disampaikan
dalam sebuah cerita, baik cerita tentang keingintahuan seseorang
atas sebuah produk, cerita tentang pengalaman pemakainya,
maupun cerita lain yang bersinggungan dengan produk ciri, fungsi,
atau manfaat produk.
b. Menulis Naskah
Cerita yang telah ditulis kemudian diterjemahkan menjadi naskah
film atau naskah iklan. Naskah iklan ini dijadikan dasar pembuatan
storyboard.
c. Membuat Storyboard
Pada proses pengambilan suara dan gambar, tim harus memiliki
panduan yang lebih jelas agar hasil yang didapat benar-benar
sesuai rencana. Untuk itu, dibuatlah storyboard.
d. Mengambil Gambar
Setelah naskah dan storyboard selesai dibuat, tim pun mengambil
gambar berdasarkan naskah dan storyboard tersebut. Pada proses
ini, tentu saja dialog juga langsung diambil.
e. Transfer File
Gambar dan suara yang tersimpan di kamera kemudian
dimasukkan ke dalam komputer. Untuk itu, dilakukan proses
transfer file. File harus disesuaikan dengan kebutuhan software
yang akan digunakan. Jika tidak sesuai, file tidak dapat dibaca.
VIDEOGRAFI

f. Editing
Setelah file ditransfer ke komputer, dilakukanlah proses editing atau
penyuntingan. Pada tahap ini, bagian-bagian yang dianggap tidak
perlu dapat dibuang. Pada tahap ini dapat pula dilakukan
penambahan animasi, efek suara, atau unsur lain.
g. Rendering
Rendering adalah proses yang dilakukan jika proses editing sudah
selesai dan produk siap dipublikasikan. Pada proses ini file
ditransfer menjadi format tertentu sesuai kebutuhan.
h. Burn to Disc/Tape
Setelah rendering selesai, file sudah siap disimpan ke media
penyimpanan akhir, misalnya VCD, DVD, atau bentuk lain.

E. Rangkuman
1. Desain komunikasi visual adalah pekerjaan komunikasi yang
menggarap pengolahan pesan untuk tujuan sosial dan komersial dari
individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain.
2. Bidang desain komunikasi visual terbagi menjadi tiga, yaitu grafis,
multimedia, dan periklanan.
3. Video dipandang dapat menyampaikan pesan lebih efektif karena
menggunakan audio dan video sekaligus.
4. Kelengkapan yang dibutuhkan dalam pembuatan video adalah cerita,
naskah, storyboard, kamera, komputer, software editing audio-video,
dan kepingan VCD/DVD.
5. Langkah-langkah dalam pembuatan video adalah (a) menulis cerita, (b)
menulis naskah (c) membuat storyboard, (d) mengambil gambar, (e)
transfer file, (f) editing, (g) rendering, (h) burn to disc.
VIDEOGRAFI

UNIT 3 MEMBUAT NASKAH VIDEO

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Membuat Naskah Video


Proses Pembuatan Naskah Video

Membuat Naskah Video


Membuat Naskah Video
Proses Pembuatan Naskah Video

Membuat Naskah Video


Proses Pembuatan Naskah Video
Berbagai Istilah dalam naskah Video

B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi langkah-langkah dalam pembuatan naskah video.
2. Memahami cara membuat naskah video.
3. Menyusun naskah produksi (skenario) film.

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Video tentulah tidak lagi menjadi produk asing bagi pelajar
Indonesia, Oleh karena itu, pekerjaan mengamati video bukanlah
pekerjaan yang sulit. Hanya saja, kecuali untuk kepentingan
pembelajaran, video-video tersebut tidak pernah dilengkapi dengan
naskah.
Naskah hanya dibutuhkan pada proses pembuatan video atau
iklan. Setelah selesai, hanya video/iklan jadi yang dipublikasikan.
Walaupun begitu, Anda dapat menemukan contoh naskah di
perpustakaan sekolah dan atau menemukan naskah yang telah
diunggah ke internet.
VIDEOGRAFI

Setelah menemukan, cermatilah naskah tersebut. Untuk


mencermati kekhasannya, Anda dapat membandingkannya dengan
naskah-naskah lain, misalnya dengan naskah drama. Sebagai
panduan, berikut hal-hal yang perlu dicermati.
a. Cermatilah ciri khas naskah video!
b. Cermatilah berbagai istilah yang digunakan dalam naskah video!
c. Cermatilah proses pembuatan naskah video!

2. Menanya
Buatlah daftar pertanyaan untuk membantu proses
pengumpulan informasi. Anda dapat menggunakan daftar pertanyaan
berikut dalam proses menanya ini.
a. Apakah ciri khas naskah video/iklan yang membedakannya dengan
naskah-naskah lain?
b. Istilah-istilah apa sajakah yang digunakan dalam naskah
video/iklan, temukan pula arti tiap-tiap istilah tersebut!
c. Apa sajakah yang dilakukan penulis naskah dalam penulisan
naskah video/iklan?
Agar dapat mengumpulkan informasi lebih luas dan detail, Anda
dapat menambahkan sendiri beberapa pertanyaan yang dianggap
perlu. Jangan lupa tulislah pertanyaan Anda pada sebuah lembar
pertanyaan. Jika kesulitan, gunakan form berikut sebagai model.

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

3. Mengumpulkan Data
Carilah informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan
pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Jangan lupa data atau
informasi yang didapatkan ditulis pada lembar khusus. Berikut contoh
tabel pencatatan informasi atau data.

Tanggal
Sumber Bentuk
No. pengambilan Keterangan
informasi informasi
data
1.
2.
3.
dst.

4. Mendiskusikan
Data yang sudah dikumpulkan kemudian didiskusikan pada
kelompok-kelompok kecil. Hal ini dilakukan untuk menguji informasi
dan pemahaman yang Anda dapatkan. Selain itu, kegiatan diskusi juga
bertujuan untuk memperkaya dan memperkuat pengetahuan Anda.
Oleh karena itu, bagilah kelas Anda menjadi beberapa
kelompok. Dalam pembagian kelompok, yang harus diingat adalah
perbandingan antara jumlah anggota dengan keluasan tema. Jangan
sampai membentuk kelompok dengan anggota terlalu banyak untuk
tema yang sempit. Jika itu dilakukan, tentu beban kerja tiap-tiap
anggota tidak akan maksimal.
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Anda gunakan
sebagia tema diskusi.
a. Ciri naskah video.
b. Istilah bahasa Inggris yang digunakan dalam naskah drama.
c. Padanan bahasa Indonesia istilah yang digunakan dalam naskah
video.
d. Padanan istilah-istilah yang digunakan dalam naskah video dalam
bahasa Indonesia.
e. Proses penulisan naskah drama.
Daftar tersebut tidaklah mutlak, Anda dapat mengembangkannya
sendiri sesuai kebutuhan. Yang perlu diingat, pertanyaan tidak
boleh keluar dari tema dan jangan sampai mengulang materi
pertanyaan terdahulu/sebelumnya.
VIDEOGRAFI

5. Menyajikan
Diskusi belumlah tuntas tanpa penyajian hasil atau presentasi.
Penyajian hasil merupakan bentuk pertangungjawaban kelompok atas
kegiatan yang telah dilakukan sekaligus bertujuan pengujian hasil
diskusi Anda. Pada proses penyajian ini, peserta lain berkesempatan
memberikan pertanyaan, masukan, atau sekadar pendapat atas hasil
diskusi kelompok Anda.
Perlu diingat, berbagai pendapat dan masukan yang diberikan
hendaknya dicatat secara rapi agar dapat dijadikan sebagai bahan
untuk perbaikan atau untuk berbagai kepentingan lain pada masa yang
akan datang.

D. Penyajian Materi
1. Mengenal Naskah Video
Penulisan naskah secara teoretis merupakan komponen dari
pengembangan media atau secara lebih praktis merupakan bagian dari
kegiatan poduksi media. Penulisan naskah ini tentu saja melalui tahap-
tahap perencanaan dan desain, pengembangan, serta evaluasi.
Seperti halnya proses menulis pada umumnya, penulisan untuk
naskah video atau film ini juga dimulai dengan penelaahan ide/gagasan
dan topik. Gagasan yang telah dirumuskan kemudian dikembangkan
menjadi sebuah cerita. Perhatikan contoh berikut.
Ide/Gagasan
Dampak negatif jejaring sosial

Cerita
“Terjebak Jaringan Facebook”

Dusun Tegalanom dihuni oleh penduduk yang mayoritas


pekerjaannya adalah petani. Mereka hidup berdampingan dengan
damai. Sebuah permasalahan dialami para pemuda, kekompakan
dalam beberapa kegiatan mulai mengalami kemunduran.
Anom adalah pemuda tanggung yang peduli tentang
permasalahan tersebut. Dia bertanya-tanya, mengapa teman-temannya
mulai terasa malas. Dia pun mulai berpikir dan menyelidiki hal itu.
Secara diam-diam, Anom merencanakan sebuah niat baik.
Pemuda Tegalanom memiliki kegiatan rutin, yaitu pertemuan
Minggu Pon. Pada kesempatan itu, Anom mulai melancarkan aksinya,
menghampiri dan mengajak beberapa orang teman. Pemuda pertama
yang diajaknya adalah si Galo. Ketika didatangi, si Galo sedang asyik
menonton sepak bola melalui layar ponselnya. Sementara itu, teman
lainnya, punya kesibukan yang hampir sama. Ada yang sedang asyik
VIDEOGRAFI

SMS, ngerumpi di pos ronda, asyik menonton sinetron di layar televisi,


ada pula yang hanya nongkrong tidak jelas.
Perjalanan Anom berakhir di teras rumah Aiti, seorang remaja
putri. Ditemui Anom, Aiti sedang asyik mengakses situs jejaring sosial
Facebook. Dia terlihat asyik dengan teman-teman Facebook-nya itu.
Ajakan Anom pun ditolak mentah- mentah oleh Aiti.
Pagi harinya, Simbok Yoto, Ibu Aiti, bertanya kepada Aiti
tentang ketidakhadirannya pada acara kumpul pemuda semalam.
Terjadilah dialog yang sengit nan lucu. Berulang kali Aiti menyebut kata
Facebook. Ibunya tentu saja tidak paham.
Malam berikutnya, Aiti dan Maya naik sepeda motor ke luar
kampung menuju kota untuk bertemu Tean, sang pujaan hati Aiti,
seorang pemuda yang dikenalnya melalui Facebook. Sampai di taman
kota, mereka penasaran seperti apa Tean. Sepuluh menit kemudian
datanglah seorang pria dengan postur tinggi, besar, hitam, namanya
Begu. Dia datang bersama seorang teman dan mengaku diminta Tean
menjemput Aiti dan Maya.
Aiti dan Maya sempat curiga atas alasan Tean. Keduanya
bertanya-tanya, mengapa Tean tidak datang sendiri untuk menjemput.
Sebelum keduanya sempat berpikir lebih jauh, Begu dan temanya
membekap keduanya dengan sapu tangan hingga tidak sadarkan diri.
Aiti dan Maya ambruk. Keduanya pun diangkat masuk ke sebuah mobil
yang diparkir tidak jauh dari tempat itu. Sementara itu, sepeda motor
yang digunakan Aiti dan Maya dibawah oleh teman Begu. Dia
mengikuti mobil yang membawa Aiti dan Maya.
Di sebuah rumah kosong, gelap, pengap, dan jauh dari
keramaian, Aiti dan Maya diturunkan. Begu dan komplotannya
merampas semua barang yang dibawa keduanya sebelum pergi
meninggalkan Aiti dan Maya yang mulai tersadar dari pingsannya.
Ketika pergi, dompet Begu terjatuh tanpa disadarinya.
Anom dan Ketud melaporkan kejadian tersebut ke Polsek
Prambanan. Anom adalah pemuda yang peduli dengan teman-
temannya dan Ketud adalah ketua pemuda, keduanya merasa
terpanggil untuk membantu Aiti dan Maya. Mereka pun menjelaskan
dengan rinci kejadian yang menimpa Aiti dan Maya sesuai yang
dituturkan keduanya melalui telepon. Rupa-rupanya para penyekap
tidak sempat mengambil ponsel Aiti.
Bersama polisi, Anom dan Ketud menuju ke lokasi Aiti dan
Maya disekap. Tiba di lokasi penyekapan, Anom, Ketud, dan Pak Polisi
langsung mencari Aiti dan Maya. Mereka disertai papa Maya dan
pemuda-pemuda lain. Tidak lama kemudian, mereka menemukan Aiti
dan Maya masih terlihat lunglai.
VIDEOGRAFI

Aiti dan Maya mengucapkan terima kasih kepada rombongan


yang telah mencarinya. Keduanya dibawa pulang ke kantor polisi untuk
dimintai keterangan lebih lanjut. Pak Polisi pun berjanji untuk mengusut
kejadian tersebut sampai tuntas dan menangkap penjahat yang telah
menyekap Aiti dan Maya secepat mungkin.
Saat rombongan bergerak meninggalkan rumah tempat Aiti dan
Maya disekap, mereka melihat kedatangan Begu bersama temannya.
Begu dan temannya kembali untuk mencari dompet Begu yang
terjatuh. Terjadilah kejar-kejaran yang cukup panjang dan melelahkan.
Begu berhasil melarikan diri sementara temannya tertangkap.
Setelah diselidiki, ternyata otak penyekapan itu bernama Siko.
Lelaki ini telah berulang kali melakukan penipuan melalu jejaring sosial.
Siko menjalankan aksinya dengan cara menyewa penjahat bayaran.
Dua hari kemudian, Anom dan Mas Tumu mengadakan
pengajian dan penyuluhan dengan tema pergaulan bebas dan dampak
negatifnya jejaring sosial, khususnya Facebook.
Pasca kejadian itu, suasana di wilayah Tegalanom mulai
membaik. Apalagi mereka telah mendapatkan siraman rohani dan
penyuluhan dari pakar teknologi informasi. Para pemuda pun kembali
rukun dan kompak untuk menjalankan kegiatan kepemudaan.
Di akhir cerita Anom bermimpi bertemu Aiti. Dalam mimpinya,
Anom diam-diam jatuh hati kepada Aiti. Mereka lari-lari dan hampir
berpelukan bagai di film India. Begitu sadar ternyata Anom hanya
memeluk guling.
TAMAT

Tahapan berikutnya adalah pembuatan sinopsis, sinopsis,


treatment, storyboard atau perangkat gambar cerita, skrip atau
skenario, dan naskah program atau naskah produksi. Berikut contoh
sinopis untuk cerita “Terjebak Jaringan Facebook”.

“Terjebak Jaringan Facebook”

Anom adalah pemuda dari Dusun Tegalanom. Dia merasa


resah menyaksikan semangat teman-temannya untuk berorganisasi
mulai menurun. Pertemuan Minggu Pon semakin sepi saja.
Oleh karena itu, Anom pun berniat mengaktifkan pemuda-pemuda yang
ada di kampungnya. Ternyata bukan perkara mudah. Ketika dia
berkeliling kampung pada malam Minggu Pon, dia menemukan teman-
temannya sudah memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Si Galo asik
menonton sepak bola melalui ponselnya, pemuda lain ngerumpi di pos
ronda, asyik SMS, ada pula yang sekadar nongkrong tidak jelas.
VIDEOGRAFI

Yang terakhir ditemuinya adalah seorang pemudi bernama Aiti.


Aiti menolak ajalan Anom untuk mendatangi pertemuan malam Minggu
Pon. Tidak ada alasan yang penting, Aiti sedang asyik bercengkerama
di dunia maya bersama teman-teman Facebooknya.
Malam berikutnya, Aiti dan temannya, Maya, diculik oleh orang
yang dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook. Anom dan pemuda
lain bertindak. Bersama polisi mereka mendatangi lokasi penyekapan
Aiti dan Maya. Beruntung keduanya masih selamat. Di tempat kejadian,
secara tidak sengaja mereka bertemu dengan para penculik yang
kembali untuk mengambil dompetnya yang terjatuh. Terjadi kejar-
kejaran yang berujung tertangkapnya satu di antara penculik.
Ternyata mereka hanyalah penjahat suruhan seseorang. Si
penyuruh adalah penjahat yang sering beraksi dengan mencari korban
melalui jejaring sosial.
Akibat kejadian tersebut, para pemuda mulai sadar. Setelah
dilakukan pengajian dan penyuluhan teknologi informasi, para pemuda
pun semakin sadar dan kembali aktif berorganisasi.
Setelah ide, cerita, sinopsis, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan naskah. Naskah merupakan persyaratan yang harus ada
untuk suatu program yang terkontrol isi dan bentuk penyajiannya.
Sebuah naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah
produksi program video/iklan. Kualitas sebuah naskah sangat
menentukan hasil akhir/produk dari sebuah program. Naskah pada
umumnya berisi gambaran atau deskripsi tentang pesan atau informasi
yang disampaikan seperti alur cerita, karakter tokoh utama,
dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala hal yang
berkaitan dengan pembuatan sebuah program video dan televisi.
Naskah pada umumnya digunakan sebagai dokumen yang
dapat mengarahkan sutradara dan kerabat kerja (crew) dalam bekerja
menyelesaikan produksi program video. Naskah sebuah program video
berisi beberapa informasi tentang adegan yang melibatkan artis,
setting, dan property. Sutradara dan kerabat kerja harus mematuhi isi
dan alur cerita yang terdapat dalam sebuah naskah.
VIDEOGRAFI

Pada umumnya, secara fisik, naskah terbagi menjadi dua jenis,


yaitu naskah satu kolom dan naskah dua kolom.
a. Naskah Satu Kolom
Dalam naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur
audio dan visual tidak dipisahkan. Semua ditulis berurutan
tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk program yang akan
direkam dengan multikamera dan tidak dengan teknik film (satu
kamera) perlu diperhatikan bahwa:
 Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena tahapan
perekaman akan berjalan bersamaan dengan saat penampilan.
 Pendekatan produksi video (multikamera) akan memudahkan
proses pascaproduksi. Pada tahapan pascaproduksi, biasanya
tidak banyak penyuntingan karena unsur dramatik sudah
dilaksanakan saat perekaman.
Contoh naskah satu kolom:

Judul: “TERJEBAK JARINGAN FACEBOOK”

Scene 1. Profil dusun dan beberapa kegiatan pemuda yang


sepi.
EXT. SUASANA PROFIL DUSUN TEGALANOM
INT. SUASANA KUMPULAN PEMUDA YANG SEPI
DISSOLVE. SUASANA GOTONG ROYONG YANG SEPI
INSTRUMEN MUSIK
Alunan musik tradisional Jawa
Scene 2. Anom merenung minta petunjuk Tuhan
EXT. BELAKANG RUMAH. SORE HARI.
CLOSE UP. Tampak Anom merenung sendirian.
ANOM
Ya Allah, berilah petunjuk-Mu agar
pemuda-pemudi kami kompak kembali.
Scene 3. Anom membujuk teman-temanya agar datang di
kumpulan Minggu Pon
EXT. MALAM HARI. LIMA TEMPAT BERBEDA.
SHOOT 1. CONVERSATION. Anom menghampiri Galo dan
temannya yang tengah asik nonton bola di ponsel.
ANOM
“Gal yuk kumpulan!”
GALO
“Nggak ah, Nom, tanggung nih!”
VIDEOGRAFI

SHOOT 2. WIDE SHOOT. Tampak beberapa pemudi tengah asik


ngerumpi di pos ronda.
ANOM
“Mbak, berangkat kumpulan, yuk!”
EMPAT PEMUDI SEREMPAK MENJAWAB
“Halah Nom, lagi asik nih!”
SHOOT 3. DISSOLVE. Anom melanjutkan ke teman-teman yang
lainnya semuanya menolak dengan alasan macam-macam.
CLOSE UP. Anom tampak prihatin sambil melanjutkan perjalanan
hendak menghampiri Aiti.
MUSIK INSTRUMEN GALAU SEDIH
DUBBING ANOM
“Sabar ya Allah, sabar!!!”.
Scene 4. Anom membujuk Aiti di teras rumah tetapi ditolak
mentah-mentah.
SHOOT 1.EXT. TERAS RUMAH AITI.
WIDE SHOOT. Aiti dan Maya tengah asik FB-an. Aiti tertarik
dengan Tean yang ganteng, nampak kaya, dan keren.
SHOOT 2. ZOOM IN. TERAS RUMAH AITI.
ANOM
“Ti, Yuk berangkat kumpulan!”
AITI
“Hari gini kumpulan, Nom? Mbok kalau
ngajak itu dolan!”
PANNING, ANOM PERGI SAMBIL MENGERUTU
“Duh cewek zaman sekarang sok gaul
amat, ihh ganteng banget, keren banget,
Aiti, Aiti!”
SHOOT 3. WIDE SHOOT. SUASANA KUMPULAN.
DUBBING ANOM
“Ya Allah, beneran nggak ini yang datang
kok cuma segini!”

Scene 5. Dialog Aiti dan simbok Yoto


EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH AITI. PUKUL 6.00 PAGI TILT
DOWN. DISSOLVE TEMPAT TIDUR AITI
INSTRUMEN MUSIK
VIDEOGRAFI

INT. TEMPAT TIDUR AITI. PUKUL 7.00 PAGI. CONVERSATION.


Simbok minta penjelasan kepada Aiti tentang masalah semalam
dan penasaran tentang Facebook tersebut.
SIMBOK
“Ti, semalam kamu kok nggak ikut
kumpulan pemuda Minggu Pon?”
AITI
“Kan ada teman datang Mi, lagian males,
Mi, kumpulan gitu!”
SIMBOK
Eh Ti, nggak boleh ngomong gitu, tuh
kamu main hp terus itu ngapain, Ti?”
AITI
“Lagi FB-an ama cowok ganteng, Mi!”
SIMBOK
“Apa itu FB-an, Ti? simbok ngak tahu!”
Scene 6. Aiti dan Maya ke taman kota untuk bertemu Tean
sang pujaan hati
EXT. JALAN DUSUN. MENJELANG MAGRIB.
PANNING RIGHT . Aiti dan Maya naik sepeda motor dengan
tergesa-gesa menuju taman kota.
DST....

b. Naskah Dua Kolom


Pada naskah dua kolom, penulisan deskripsi visual
seperti setting, gerakan kamera, instruksi acting, dan efek
visual dituliskan pada kolom terpisah dari kolom audio. Jadi,
kolom audio khusus tempat menuliskan unsur audio termasuk
narasi, dialog, sound effect, musik, dan instruksi auditif.
Prinsipnya, dari segi isi, naskah satu kolom dan dua
kolom akan menghasilkan produk identik. Namun, dari segi tata
letak naskah satu kolom tampak lebih konvensional. Walaupun
demikian, pada produksi yang sesungguhnya sutradara lebih
menyukai bentuk satu kolom. Alasannya, bagian kiri naskah
yang kosong dapat digunakan sebagai tempat untuk
membubuhkan catatan khusus arahan. Misalnya kapan harus
CUT, atau DISSOLVE dari satu kamera ke kamera lain, gerak
kamera atau objek, musik, sound effect, catatan sumbernya, dan
lain-lain.
VIDEOGRAFI

Contoh naskah dua kolom


Judul: TERJEBAK JARINGAN FACEBOOK
Sc Video Audio
1/1 EXT. SUASANA PROFIL DUSUN INSTRUMEN
INT. SUASANA KUMPULAN MUSIK
PEMUDA YANG SEPI DISSOLVE. Alunan musik
SUASANA GOTONG ROYONG tradisional Jawa
YANG SEPI
2/1 EXT. BELAKANG RUMAH. SORE ANOM
HARI. Ya Allah berilah
CLOSE UP. Tampak Anom petunjuk Mu agar
merenung sendirian. pemuda-pemudi kami
kompak kembali
3/1 EXT. MALAM HARI. LIMA tempat ANOM
berbeda. “Gal, yuk kumpulan!”
CONVERSATION. Anom GALO
menghampiri Galo dan temannya “Nggak ah Nom,
yang tengah asik nonton bola di tanggung nih!”
ponsel.
3/2 WIDE SHOOT. Tampak beberapa ANOM
pemudi tengah asik ngerumpi di “Mbak, berangkat
pos ronda. kumpulan, yuk!”
EMPAT PEMUDI
SEREMPAK
MENJAWAB
“Halah Nom, lagi
asik nih!”
3/3 DISSOLVE. Anom melanjutkan ke MUSIK
teman-teman yang lainnya INSTRUMEN
semuanya menolak dengan alasan GALAU SEDIH
macam-macam. DUBBING ANOM
CLOSE UP. Anom tampak prihatin “Sabar ya Allah,
sambil melanjutkan perjalanan sabar!!!”.
hendak menghampiri Aiti.
4/1 EXT. TERAS RUMAH AITI. ANOM
WIDE SHOOT. Aiti dan Maya “Ti, yuk berangkat
tengah asik Fb-an dan Aiti tertarik kumpulan!”
dengan Tean yang ganteng, AITI
nampak kaya, dan keren. “Hari gini kumpulan
Nom? mbok kalau
ngajak itu dolan!”
VIDEOGRAFI

Sc Video Audio
PANNING, ANOM PERGI SAMBIL ANOM
MENGERUTU “Duh cewek zaman
sekarang sok gaul
amat, ihh ganteng
banget, keren
banget, Aiti,Aiti!”
4/2 WIDE SHOOT. SUASANA DUBBING ANOM
KUMPULAN “Ya Allah, beneran
nggak ini yang datang
kok cuma segini!”
5/1 EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH INSTRUMEN
AITI. JAM 6 PAGI TILT DOWN. MUSIK
DISSOLVE TEMPAT TIDUR AITI
5/2 INT. TEMPAT TIDUR AITI. JAM 7 SIMBOK
PAGI. CONVERSATION. Simbok “Ti, semalam kamu
minta penjelasan kepada Aiti kok nggak ikut
tentang masalah semalam dan kumpulan pemuda
penasaran tentang Facebook Minggu Pon?”
tersebut. AITI
“Kan ada teman
datang, Mi, lagian
males, Mi, kumpulan
gitu!”
SIMBOK
Eh Ti, nggak boleh
ngomong gitu, tuh
kamu main ponsel
terus itu ngapain,Ti?”
AITI
“Lagi FB-an ama
cowok ganteng, Mi!”
SIMBOK
“Apa itu FB-an Ti?
Simbok ngak tahu!”
6/1 EXT. JALAN DUSUN. INSTRUMEN
MENJELANG MAGRIB. MUSIK
PANNING RIGHT . Aiti dan maya
naik sepeda motor dengan
tergesa-gesa menuju taman kota.
DST....
VIDEOGRAFI

Dalam menulis naskah video, perlu memperhatikan


beberapa hal, di antaranya judul program dan deskripsi adegan.
Judul program hendaknya ditulis di bagian tengah atas kertas
dengan huruf kapital. Sementara itu, deskripsi ditulis dengan aturan
berikut.
 Indikator tempat, yaitu menerangkan lokasi pengambilan gambar di
dalam atau di luar ruang. Indikator ini ditulis dengan nomor urut
dengan kapital.
Contoh:
INTERIOR atau EXTERIOR
(biasanya disingka INT. atau EXT.)
 Indikator setting, yaitu menuliskan tempat kejadian dan
dituliskan secara singkat dan jelas.
Contoh:
INT.-RUANG KELAS
 Indikator waktu kejadian, ditulis singkat dalam huruf kapital.
Contoh:
INT.-RUANG KELAS - PAGI
 Instruksi jenis shoot/gerakan kamera (angle) ditulis dalam huruf
kapital.
Contoh:
INT.-RUANG KELAS-PAGI
LS.-PAK GURU DUDUK SISWA MEMBERI SALAM KEPADA PAK
GURU DARI KURSINYA
(LS berarti long shoot)

Contoh untuk bentuk dua kolom:


Sc Video Audio
1/1 EXT. SUASANA PROFIL INSTRUMEN
DUSUN MUSIK
INT. SUASANA KUMPULAN Alunan musik
PEMUDA YANG SEPI tradisional Jawa
DISSOLVE. SUASANA
GOTONG ROYONG YANG
SEPI
VIDEOGRAFI

 Nama tokoh (kecuali bila termasuk dalam dialog), isyarat


musik, sound effect, dan instruksi acting semuanya ditulis dalam
huruf kapital. Untuk naskah dua kolom, ketiga hal tersebut
ditulis dalam kolom audio. Perhatikan contoh berikut ini:

Sc Video Audio
3/2 WIDE SHOOT. Tampak ANOM
beberapa pemudi tengah asik “Mbak, berangkat
ngerumpi di pos ronda. kumpulan, yuk!”
EMPAT PEMUDI
SEREMPAK
MENJAWAB
“Halah Nom, lagi
asik nih!”
VIDEOGRAFI

2. Proses Pembuatan Naskah Video


VIDEOGRAFI

E. Rangkuman
1. Naskah merupakan deskripsi tentang pesan atau informasi yang ingin
disampaikan dalam sebuah video yang akan dibuat.
2. Naskah berisi alur cerita, karakter tokoh utama, dramatisasi, peran,
setting, dan property atau segala hal yang berkaitan dengan
pembuatan sebuah program video dan televisi.
3. Naskah terbagi menjadi dua model penulisan, yaitu naskah yang ditulis
satu kolom dan naskah dua kolom.
VIDEOGRAFI

SHOOTING VIDEO
UNIT 4

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Mengenal Kamera Video

SHOOTING VIDEO Mengoperasikan Kamera Video

Karakteristik beberapa angle


kamera

B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi jenis-jenis kamera berikut fungsinya.
2. Memahami cara kerja kamera.
3. Mendeskripsikan karakteristik beberapa angle kamera.
4. Menggunakan kamera untuk mengambil gambar dengan berbagai
angle.

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Perkembangan teknologi saat ini demikian pesat. Tak terkecuali
dengan teknologi kamera sebagai satu di antara peralatan penting
dalam produksi video.
Pada tahap pengamatan ini, ada beberapa hal yang hendaknya
Anda cermati, di antaranya sebagai berikut.
a. Berbagai jenis dan model kamera.
b. Berbagai jenis dan model kamera yang digunakan untuk produksi
video.
c. Cara mengoperasikan kamera.
d. Angle kamera.
VIDEOGRAFI

2. Menanya
Untuk melengkapi pengetahuan, Anda dapat bertanya kepada
pihak-pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang
kamera. Berikut di antara daftar pertanyaan yang dapat Anda gunakan
sebagai bahan.
a. Kamera apa sajakah yang dapat digunakan dalam produksi video.
b. Bagaimana karakteristik tiap-tiap model kamera yang Anda
temukan?
c. Bagaimana cara mengoperasikan kamera video?
d. Ada berapa macam angle kamera dan bagaimana karakteristik tiap-
tiap angle tersebut?
e. Tuliskan daftar pertanyaan Anda pada lembar khusus. Berikut
contoh tabel untuk daftar pertanyaan yang Anda buat.

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.

3. Mengumpulkan Data
Temukan informasi-informasi tambahan tentang kamera video.
Informasi tersebut dapat Anda jadikan sebagai pengaya atau
pembanding informasi yang telah Anda dapatkan. Tuliskan informasi
yang Anda temukan dalam tabel pada lembar khusus. Berikut contoh
tabel yang dapat Anda gunakan sebagai rujukan.

Tanggal
Sumber Bentuk
No. pengambilan Keterangan
informasi informasi
data
1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

4. Mendiskusikan
Sebagai individu, manusia pastilah memiliki banyak
keterbatasan. Untuk itulah, manusia memerlukan orang lain untuk
menyempurnakan. Pada tahap ini, keterlibatan pihak lain tersebut
terwujud pada diskusi kelompok. Berikut tawaran tema yang dapat
Anda jadikan sebagai rujukan untuk tema diskusi.
a. Jenis dan karakteristik kamera.
b. Jenis dan karakteristik kamera video.
c. Cara mengoperasikan kamera.
d. Perawatan kamera.
e. Jenis dan karakteristik angle kamera.

5. Menyajikan
Sajikanlah hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas.
Mintalah masukan dari kelompok lain dan dari guru atas hasil diskusi
kalian.

D. Penyajian Materi
1. Mengenal Kamera Video
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang
mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera
Video termasuk salah satu produk teknologi digital sehingga disebut
pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan
mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke
mode digital elektronis.
Dalam pembuatan video, kamera memiliki peran yang sangat
strategis. Untuk itu, tim, khususnya juru kamera harus memahami jenis
dan fungsi tiap-tiap jenis kamera tersebut. Berikut beberapa jenis
kamera yang banyak digunakan saat ini.
a. Kamera Foto (Still Photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak
bergerak (still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar
berasal dari pita selluloid sehingga setelah melakukan perekaman
harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi.
VIDEOGRAFI

kamera analog kamera pocket (digital)

b. Kamera Film (Cinema Photography)


Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto,
namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan
gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion.

Kamera 35 mm

Kamera 8 mm Kamera 16 mm
VIDEOGRAFI

c. Kamera Video (Video Photography)


Untuk kamera video sendiri memiliki persamaan dengan
kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion).
Akan tetapi, yang membedakannya adalah bahan bakunya yang
berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya
dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan
elektronis.

Kamera Betacam Mini DV HD Cam

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas:


VIDEOGRAFI

Keterangan
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog / digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.

2. Memulai Mengoperasikan Kamera Video


Untuk dapat mengoperasikan kamera dengan baik, seorang juru
kamera harus mengenal kamera yang digunakannya. Berikut hal-hal
yang perlu diketahui tentang penggunakan kamera video.

a. Persiapan Mengoperasikan Kamera Video


Begitu banyak merek dan tipe/seri kamera video yang ada
saat ini. Terkadang seseorang merasa kesulitan atau kebingungan
ketika menggunakan kamera video yang tidak biasa dia pakai.
Pada dasarnya pengoperasian kamera video adalah sama. Ada
prosedur yang harus diperhatikan oleh seorang kamerawan ketika
akan menggunakan kamera video. Adapun prosedur yang harus
diperhatikan tersebut adalah:
 Periksa apakah baterai pack-nya sudah terisi penuh atau
belum. Jika belum, harus segera diisi kembali dalam keadaan
baterai terpasang di camera/video handycam. Dapat pula
dilakukan pengisian ulang di luar camera/video handycam bila
ada alatnya. (sebaiknya memiliki baterai cadangan).
 Siapkan memory stick baru; DVD-R Sony 30min atau jenis lain
yang baru/kosong untuk digunakan. Lalu, masukkan ke dalan
kamera/Video handycam (sebaiknya memiliki memory atau
kaset cadangan).
 Lakukan pemeriksaan atas seluruh tombol-tombol kontrol yang
ada, apakah berfungsi atau tidak. Bila tidak, laporkanlah ke dive
shop jika masih dalam masa garansi. Bisa pula dengan cara
membeli yang baru.
VIDEOGRAFI

b. Prosedur Menghidupkan Kamera Video

Handycam.

1) Lepas penutup lensa.


2) Pindahkan posisi tombol power dari off ke kamera dengan
menekan dan tahan tombol kunci kemudian dorong ke bawah.
3) Buka layar LCD, dengan menekan kunci layar LCD, kemudian
dibuka searah tanda panah. Secara otomatis view finder akan
mati.
4) Tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Tekan tombol
start/stop kembali untuk berhenti merekam.

c. Mengoperasikan Kamera Virtual dan Live Shooting


Visualisasi yang tampak pada layar pada dasarnya
merupakan hasil dari kerja kamera video yang merekam objek
dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan letak dan posisi
serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat dari
gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari kamera. Seorang
skriptwriter harus mengetahui petunjuk-petunjuk yang berhubungan
dengan gerakan kamera.
Berikut beberapa petunjuk berkenaan dengan gerakan
kamera.
 Pan right, menggerakkan kamera ke kanan.
 Pan left, menggerakkan kamera ke kiri.
 Tilt up, menggerakkan kamera ke atas.
 Tilt down, menggerakkan kamera ke bawah.
 Zoom in,mengatur pengambilan ke arah CU.
 Zoom out, mengatur pengambilan ke arah LS.
 Dolly in (track in), mendorong kamera ke arah subyek.
 Dolly out (track out),menarik kamera menjauhi subyek.
VIDEOGRAFI

 Camera follow, kamera mengikuti ke mana perginya subyek .


 Fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk
perlahan-lahan.
 Fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memudar
perlahan-lahan.
 Super atau superimpose, penampilan sesuatu ke atas
pengambilan yang ada.
 Dissolve, pembauran secara perlahan menggantikan yang
sebelumya .
 Wipe, mengganti pengambilan yang sebelumnya dengan efek
penghapusan.

3. Karakteristik Beberapa Angle Kamera


Contoh gambar ini diambil dari film pendek berjudul
“Terjebak Jaringan Facebook”

a. Eye level
Pada eye level, kamera diposisikan sejajar dengan mata
subjek. Angle jenis ini digunakan agar penonton atau audiens
memiliki interpretasi yang sama dengan operator kamera. Segala
pergerakan kamera menjadi tanggung jawab operator.

b. Low angle
Kamera berada sejajar dengan tanah. Posisi kamera dapat
menghadap 45o ke atas (frog eye) atau sejajar dengan tanah. Angle
seperti ini menyebabkan subjek tampak lebih besar atau lebih tinggi
dibandingkan aslinya.
VIDEOGRAFI

c. High angle
Pada angle ini, kamera berada 45o di atas subjek dan
menghadap subjek. Angle jenis ini menjadikan subjek terlihat lebih
kecil dibandingkan aslinya.

d. Conversation
Posisi kamera menghadap subjek ketika dua orang atau lebih
dalam posisi sejajar dengan subjek lain dan sedang melakukan
percakapan.

e. Two shoot
Posisi kamera menghadap subjek ketika dua orang atau lebih
dalam posisi sejajar dengan subjek lain dan tanpa percakapan.
VIDEOGRAFI

f. Close up
Tipe shoot yang hanya menunjukkan wajah dan sedikit
pundak. Fokus pada bagian tertentu yang menjadi perhatian utama.

g. Medium Close Up
Tipe shot yang menunjukkan wajah, dada, leher, dan pundak.
Gambar yang diambil agak lebih luas seperti pasfoto.

h. Big Close Up
Lebih mengutamakan pada wajah, bahkan biasanya dahi atau
bagian atas kepala sedikit terpotong. Tipe shoot ini akan
menonjolkan mimik subjek.
VIDEOGRAFI

i. Extreme Close Up
Tipe ini lebih dekat atau besar dibandingkan MCU, CU, dan
BCU. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pesan verbal dari
subjek, misalnya mata yang semakin tajam dengan menyipit atau
melotot, dan meneteskan air mata. Angle jenis ini ingin
menunjukkan hal-hal yang sifatnya detail. Biasanya yang diambil
pada tipe ini hanya mata dan sekitarnya. Untuk bibir tidak
dianjurkan kecuali memang menjadi point of interest. Jika tidak
berhati-hati menggunakan angle jenis ini, bisa jadi kesan yang
diperoleh tidak sesuai harapan.

j. Medium Shoot
Batasannya perut hingga head room. Angle jenis ini
memberikan informasi kostum yang dikenakan subjek, keadaan
fisik subjek (sedang berdiri atau duduk), juga menunjukkan info
tentang keberadaan subjek.
Hanya saja, info yang disampaikan tidak sebanyak yang
terlihat pada jenis angle medium long shoot.
VIDEOGRAFI

k. Medium long shoot


Persentase tentang subjek dengan keterangan tempat
berbanding seimbang, batasannya adalah dari paha sampai
dengan head room.

l. Long shoot
Tipe shoot yang memberikan informasi letak atau keberadaan
subjek, keadaan fisik subjek, dan pakaian subjek. Batasannya
adalah head room sampai dengan di bawah sepatu atau telapak
kaki.

m. Extreme long shoot


Persentase informasi yang diperoleh antara subjek dengan
tempat atau background 30:70.
VIDEOGRAFI

n. Wide shoot
Lebih sering menggunakan lensa wide seperti 16mm, 11mm,
dan 8mm. Shoot jenis ini bertujuan memberikan informasi tempat,
suasana, keadaan cuaca, dan lain-lain.

o. Bird eye
Kamera berada tepat di atas subjek menghadap ke bawah
(subjek) memberikan kesan seolah-olah manusia itu kecil, seperti
burung yang sedang terbang melihat subjek.

E. Rangkuman
1. Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu
menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Jenis kemera
yaitu kamera foto, dan kamera film, kamera video.
2. Tahapan mengoperasikan kamera adalah persiapan, menghidupkan
kamera, dan mengopersikan kamera.
Angle kamera sangat beragam, di antaranya adalah eye level, low
angle, high angle, conversation, two shoot, close up, medium close up,
big close
3. up, extreme close up, medium shoot, medium long shoot, long shoot,
extreme long shoot, wide shoot, dan bird eye.
VIDEOGRAFI

UNIT 5 EDITING VIDEO

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Persiapan editing

Editing Video Editing Video

Editing Audio

B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi persiapan editing video.
2. Menyebutkan peralatan yang dibutuhkan dalam editing video.
3. Mendeskripsikan langkah-langkah dalam proses editing video.
4. Mendeskripsikan langkah-langkah dalam mengisi suara.
5. Mendeskripsikan langkah-langkah dalam editing suara

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Untuk dapat menyelesaikan tahap ini dengan baik, tentu saja
Anda menyaksikan langsung proses editing video. Jika tidak dapat
langsung, Anda bisa mengamatinya pada video tutorial yang telah
diunggah pada jaringan internet. Beberapa hal yang hendaknya diamati
adalah sebagai berikut.
a. Persiapan editing video.
b. Persiapan editing audio.
c. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam editing video.
d. Perangkat lunak dibutuhkan dalam edting audio.
e. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam editing video.
f. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam editing audio.
g. Keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat mengedit video.
h. Keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat mengedit audio.
i. Proses editing video.
j. Proses editing audio.
VIDEOGRAFI

2. Menanya
Temuilah orang-orang yang berkompeten dan/atau orang yang
mengetahui detail editing audio-video. Tanyakan kepada mereka hal-
hal berikut.
a. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan sebelum melakukan
editing video?
b. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan sebelum melakukan
editing audio?
c. Perangkat lunak apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing yang
dibutuhkan dalam video?
d. Perangkat lunak apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing audio?
e. Perangkat keras apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing video?
f. Perangkat keras apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing audio?
g. Keterampilan apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing video?
h. Keterampilan apa sajakah yang dibutuhkan dalam editing audio?
i. Apa sajakah yang dilakukan pada proses editing video?
j. Apa sajakah yang dilakukan pada proses editing audio?
k. Apakah editing video dan audio dapat diintegrasikan?
Tuliskan daftar pertanyaan Anda pada lembar khusus. Gunakan
tabel berikut untuk menempatkan pertanyaan-pertanyaan Anda. Jika
dipandang perlu, tabel dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan Anda.

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.

3. Mengumpulkan Data
Pengamatan dan wawancara saja bisa jadi belum cukup untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Untuk itu, Anda dapat
mencari data tambahan atau pembanding pada sumber-sumber lain,
misalnya buku, tutorial, dan sebagainya. Gunakan tabel berikut sebagai
tempat mendata informasi yang didapatkan.
VIDEOGRAFI

Tanggal
Sumber Bentuk
No. pengambilan Keterangan
informasi informasi
data
1.
2.
dst.

4. Mendiskusikan
Diskusikanlah hasil pencarian yang telah Anda lakukan. Tahap
ini diperlukan untuk menguji dan memperkuat pendapat Anda. Diskusi
dapat dilakukan pada kelompok kecil. Berikut daftar tema yang dapat
Anda diskusikan.
a. Persiapan dalam editing video-audio.
b. Perangkat lunak editing video-audio.
c. Perangkat keras editing video-audio.
d. Keterampilan yang dibutuhkan sebagai prasyarat agar dapat
melakukan editing video-audio.
e. Proses editing video-audio.

5. Menyajikan
Sajikan hasil diskusi Anda di depan kelas. Mintalah masukan
dari kelompok-kelompok lain dan dari guru Anda. Catatlah dengan rapi
semua masukan yang disampaikan sebagai bahan perbaikan atas
informasi yang telah Anda temukan dan rumuskan.

D. Penyajian Materi
1. Persiapan Editing Video
Ada banyak program editing video yang dapat anda gunakan, di
antaranya Windows Movie Maker, Adobe Premier Pro, Avid Express
Pro, Final Cut Pro, dan lain-lain. Windows Movie Maker adalah
program editing video yang sangat sederhana. Untuk
menggunakannya, Anda tidak perlu melakukan instalasi secara khusus
karena program ini merupakan program bawaan sistem operasi
Windows.
Pada modul ini, program yang digunakan adalah Adobe
Premiere Pro. Untuk dapat mengoperasikannya, tentu saja terlebih
dahulu Anda harus meng-install-nya ke komputer.
VIDEOGRAFI

2. Kebutuhan Pendukung Editing


a) Komputer
 Prosessor yang berkinerja tinggi, minimal Pentium III 500 Mhz
atau yang lebih cepat.
 RAM minimal 128 Mb, dianjurkan 384 sampai 768 Mb.
 Hardisk UltraDMA/33 dengan ruang kosong paling tidak
mencapai 10 GB (video digital membutuhkan 183 MB per menit
video).
 Graphic card minimal PCI berkinerja tinggi dengan RAM 8 Mb,
dianjurkan AGP berkinerja sangat tinggi dengan RAM 64 Mb.
 Monitor komputer minimal 15”.
 Sistem operasi Windows Xp.
 Sound card.
 CD RW atau drive DVD-RAM
 Video card (untuk merekam video analog), bisa juga berupa
VGA card ataupun TV card yang mempunyai kanal video Input.
 IEEE 1394 Card/Fire Wire (untuk merekam video digital).
b) Sofware
Perangkat lunak untuk keperluan editing video, antara lain :
1) Adobe Premiere 6.5
2) Pinacle Studio 7
3) Ulead Video Studio 7
4) Vegas video 4
5) MGI Video Wave II
6) Power Director
7) Windows Movie Maker

c) Langkah-langkah Editing Video


Pada dasarnya, editing memang persoalan tentang
menggabungkan atau menyatukan shoot-shoot, sehingga tercapai
perpaduan beberapa shoot agar terbentuk kesatuan yang selaras dari
bahan yang diambil. Selanjutnya diolah dengan berbagai efek untuk
menciptakan suatu kombinasi yang selaras sehingga tercipta hasil
sesuai dengan yang diinginkan.
Proses penggabungan untuk memperoleh kontinuitas gambar
ini merupakan suatu kreativitas seni tersendiri, dalam hal ini faktor
pengalaman, dasar acuan, isi pesan yg disampaikan akan
memengaruhi nilai kreativitas editing.
VIDEOGRAFI

Capturing
Proses editing video dimulai dengan capturing. Proses
capturing adalah pemindahan data analog dari kaset DV ke dalam
harddisk komputer, menjadi data digital. proses ini memerlukan
beberapa alat tambahan diantaranya kabel firewire, plug in firewire
pada CPU komputer dan DV playback atau bisa juga handycam itu
sendiri.

Converting
Program Adobe Primere Pro hanya dapat menerima kompresi
format jenis tertentu untuk diedit, yang paling umum format AVI (Audio
Video Interleave) ini adalah format baku saat video capturing. Oleh
karena itu, perlu dilakukan proses converting apabila format video tidak
mendukung.

Pemotongan Stock Movie


Stock Movie hasil capturing kemudian dipotong berdasarkan
nomor scene pada storyboard, karena setiap scene diambil take
sebanyak tiga sampai empat kali, maka harus dipilih mana yang paling
bagus dari segi angle, komposisi, content, dan lain sebagainya. Setelah
dipotong, kemudian disusun menurut nomor urut scene pada
storyboard.

Compositing
Proses ini bekerja menggabungkan semua adegan (scene) ke
dalam satu kesatuan editing video. Termasuk memberikan efek-efek
yang dibutuhkan, sound efek, backsound, visual efek, animasi, dan
penyuntingan grafis.

1. Persiapan Mengisi Suara


Dalam bidang perfilman, pengalihan suara (dubbing atau
looping) merupakan proses merekam atau menggantikan suara
untuk suatu tokoh karakter. Istilah ini paling kerap digunakan untuk
merujuk kepada suara-suara yang direkam yang bukan milik
pemain asli dan bertutur dalam bahasa yang berlainan dengan
pemain asli tersebut.
Adapun yang perlu dipersiapkan dalam melakukan dubbing
adalah sebagai berikut.
VIDEOGRAFI

a. Mic Recording

b. Headset

c. Komputer/PC

2. Mengisi (Dubbing) Sound Recording


Ada banyak software untuk melakukan dubbing, salah
satunya Nuendo. Untuk dapat melakukan dubbing terlebih dahulu
Anda harus memastikan perangkat tersebut terpasang dengan baik.
 Sambungkan dinamic microphone ke audio input pada PC.
Jika conector jack microphone tidak sama dengan mic input
port pada PC, bisa diatasi dengan menggunakan jack converter
dari jack besar ke jack mini atau sebaliknya. Converter jack bisa
dibeli di toko elektronik. Pada PC biasanya port microphone
ada tulisan "Mic".
Setelah microphone disambungkan pada saat kali pertama,
biasanya Windows belum mendeteksi adanya perangkat
microphone yang tersambung. Hal ini bisa membuat Nuendo
susah mendeteksi audio input source. Jadi kita harus
melakukan deteksi perangkat microphone terlebih dahulu
VIDEOGRAFI

(hanya pertama kali saja).


 Dalam keadaan microphone tersambung dan pastikan mic
dalam keadaan ON, masuk control panel, sound and audio
device. Pada jendela sound and audio device, pilih voice. Pada
voice recording tekan tombol volume. Pastikan channel mic
volume "tidak dalam keadaan MUTE". Jika mic volume sudah
aktif, lalu close jendela recording control.
 Masih pada jendela voice recording, tekan tombol test
hardware. Klik next. tunggu beberapa saat Windows melakukan
deteksi hardware. Akan muncul jendela sound hardware test
wizard. Test sinyal input pada microphone dengan berbicara
atau nyanyi. Pada mic channel akan kelihatan aktivitas grafis
sinyal yang naik turun menandakan adanya sinyal masuk. Jika
tidak ada sinyal, periksa kembali koneksi microphone sudah
benar atau belum, atau mungkin kabel mic yang bermasalah.
Jika sinyal sudah terdeteksi, pada jendela sound hardware test
wizard, klick next.

 Lakukan test sinyal sekali lagi dengan berbicara atau bernyanyi


untuk mendengar sinyal output pada desktop speaker.
Biasanya di sini akan terjadi latency, biarkan saja. Karena pada
test ini Windows tidak mendeteksi ASIO4ALL sebagai audio
accelerator. Jika sinyal output telah terdengar pada desktop
speaker, maka pengetesan sound hardware telah sukses. Klick
next dan finish. Sampai disini, setting voice recording sudah
selesai. Lalu, memulai recording menggunakan software
Nuendo.
3. Memahami Cara Penerapan Editing Sound
Sound dalam sebuah video sangatlah berperan penting, di
antaranya sebagai berikut.
 Menetapkan lokasi/setting. Suara-suara ayam, itik, kambing,
akan menggambarkan lokasi pembicaraan di tempat
perkampungan petani.
 Menunjukkan waktu dalam setting, misalnya suara burung
hantu dan jengkerik menunjukkan malam hari.
 Memberikan tekanan pada bagian program dalam suatu
adegan, seperti tegang, dan tenang.
 Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang,
misalnya suara angin sepoi-sepoi dengan ombak di pantai
akan menggambarkan dua remaja yang saling merayu
karena kasmaran.
 Memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan
atau kejadian.
VIDEOGRAFI

4. Melakukan Editing Sound


Efek suara atau sound effect yaitu suara-suara tiruan
atau sebenarnya yang menampilkan daya imajinasi dan
penafsiran pengalaman tentang situasi yang sedang ditampilkan.
Merupakan suara suasana/latar belakang yang bisa diambilkan
dari original sound/sengaja ditambahkan dengan suara lain/suara
musik.
Secara umum, suara latar belakang yang digunakan harus
mendukung suasana yang ingin ditunjukkan pada video, bisa
menggunakan suara asli dari video yang terekam kamera atau
menggunakan suara lain yang sudah dilakukan proses editing.
Akan tetapi dalam sebuah video dokumenter, sound effect
harus terkesan alami, tidak boleh terlihat/terdengar suara yang
keluar dari topik yang dibawakan. Ini akan menjadi sebuah
tantangan tersendiri dalam pengimplementasian sound effect
dalam pembuatan sebuah video dokumenter.

Sebagai contoh, dalam sebuah video dokumenter yang


mengambil objek masyarakat pedalaman, musik modern tidak
dapat dijadikan musik background karena dalam faktanya memang
tidak ada. Oleh karena itu, harus diberikan suara-suara hewan atau
musik tradisional yang berkaitan dengan topik yang dibawakan.
Dalam cakupan pengerjaan proyek akhir ini ada sistem
editing yang dikerjakan, yaitu editing sound effect dan voice over
yang mengacu pada perbaikan kualitas serta penggabungan antara
audio dan video. Dalam proses pengeditan ini digunakan software
Adobe Soundbooth. Pada tahap editing pertama kali adalah
proses pembersihan noise yang mengganggu berupa bunyi pada
level tertentu yang sangat mengganggu.
Setelah tahap penghilangan noise, perlu adanya
penambahan gain volume untuk membuat suara lebih keras.
Selanjutnya, untuk memantapkan suara digunakan effect EQ:
parametric.
Setelah semua audio dan video siap maka langkah
selanjutnya menggabungkan keduanya menjadi sebuah film sesuai
dengan treatment yang sudah dibuat. Penggabungan audio dan
video menggunakan software Adobe Premiere. Pada proses
penggabungan antara audio dan video perlu disesuaikan level
suara antara audio yang satu dengan yang lain.
Pengaturan backsound juga penting, terutama jika ada
suara voice over yang masuk, maka level suara harus dikurangi
mendekati senyap atau hanya terdengar sayup-sayup. Pada
awal track audio juga diberi efek fade in untuk memperhalus proses
VIDEOGRAFI

masuknya suara pada suatu scene. Tak hanya pada awal track,
pada akhir track juga harus diberi efek fade out guna mencegah
tabrakan dengan track lain di video. Jika proses penggabungan
selesai, maka tahap terakhir adalah proses rendering.
VIDEOGRAFI

UNIT 6
FINISHING VIDEO

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Rendering

Finishing Video

Print to disc

B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami cara mempersiapkan proses rendering
2. Melakukan proses rendering.
3. Memahami cara mempersiapkan kebutuhan yang mendukung untuk
melakukan print to tape atau burn to media disc.
4. Melakukan print to tape atau burn to media disc.

C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Unit ini memandu Anda untuk menyelesaikan tahap proses
pembuatan video. Pada tahap ini, ada dua hal yang dilakukan, yaitu
rendering dan print to tape/disc. Ada beberapa hal yang dapat Anda
amati untuk kepentingan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Persiapan rendering.
b. Persiapan print to tape.
c. Persiapan print to disc.
d. Proses rendering.
e. Proses print to tape.
f. Persiapan print to disc.
Saat melakukan pengamatan, jangan lupa mencatat hasil
pengamatan Anda pada lembar khusus.
VIDEOGRAFI

2. Menanya
Sampaikanlah beberapa pertanyaan kepada ahli editing video
tentang rendering dan print to tape/disc. Anda dapat bertanya kepada
ahli editing karena hakikatnya rendering dan print to tape/disc ini
merupakan proses akhir dari editing video. Berikut beberapa
pertanyaan yang dapat Anda ajukan.
a. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan untuk melakukan
rendering?
b. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan untuk melakukan
pekerjaan print to tape?
c. Persiapan apa sajakah yang harus dilakukan untuk melakukan
pekerjaan print to disc?
d. Bagaimanakah cara melakukan rendering?
e. Bagaimanakah cara melakukan print to tape?
f. Bagaimanakah cara melakukan print to disc?
Anda dapat menambahkan beberapa pertanyaan lain jika
dipandang perlu. Tulislah pertanyaan-pertanyaan Anda pada lembar
khusus. Buatlah form berikut pada lembar pertanyaan Anda. Anda
dapat memodifikasi form ini sesuai kebutuhan.

No. Pertanyaan

1.
2.
3.
dst.

3. Mengumpulkan Data
Untuk melengkapi data yang anda kumpulkan, carilah data-data
lain yang berkaitan dengan proses rendering, print to tape, dan print to
disc. Selain sebagai pelengkap, data-data yang Anda temukan dapat
dijadikan sebagai pembanding.

Tanggal
Sumber Bentuk
No. pengambilan Keterangan
informasi informasi
data
1.
2.
3.
dst.
VIDEOGRAFI

4. Mendiskusikan
Diskusikanlah hasil pengamatan dan/atau temuan-temuan yang
Anda dapatkan. Pada tahap ini tiap-tiap anggota dapat saling memberi
masukan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

5. Menyajikan
Hasil diskusi kelompok kemudian disampaikan di depan kelas.
Pada tahap ini, kelompok Anda berkesempatan mendapat masukan-
masukan dari anggota kelompok lain dan dari guru Anda. Jangan lupa
catat secara detail berbagai pertanyaan dan masukan yang diberikan.

D. Penyajian Materi
1. Rendering
Render merupakan proses mengubah file project menjadi
sebuah file yang dapat dijalankan pada media lain. Format file hasil
render ini dapat berbeda, sesuai keinginan. Proses rendering terdiri
atas banyak jenis, di antaranya movie, frame, dan audio.
Yang pertama, render movie. Render movie adalah proses
mengekspor file video yang ada di dalam sequence menjadi file lain
untuk dapat dijalankan pada program media player. File yang
dihasilkan dari render movie ini berupa file dengan ekstensi (*.avi). File
dengan ekstensi (*.avi) ini akan menghasilkan gambar dengan kualtias
baik, sama seperti aslinya. Hanya saja, file jenis ini berukuran besar,
sehingga ruang yang dibutuhkan pun besar.
Yang kedua adalah render frame. Render frame adalah proses
mengekspor file menjadi still image. Render jenis ini diperlukan jika
ingin mengambil gambar video yang ada di dalam sequence.
Yang ketiga, render audio. Render jenis ini diperlukan untuk
mengekspor audio yang ada di dalam sequence. Hasil dari render
audio ini adalah file audio dengan ekstensi (*.wav).
VIDEOGRAFI

2. Langkah-langkah Rendering
a) Susunlah beberapa klip video pada timeline dan berilah beberapa
efek transisi yang diperlukan sehingga tampilan timeline seperti
berikut.

b) Atur work area bar Anda hanya pada timeline klip Anda, dengan
cara geser pada bagian awal dan akhir. Work area bar adalah
seperti gambar berikut ini.

Work area bar pada start/awal project


(lingkaran).

Work area bar pada end/akhir project


(lingkaran)
VIDEOGRAFI

Setelah Anda atur awal dan akhir work area bar sesuai dengan
area yang Anda render jadikan file video AVI, tampilan timeline
yang work area bar yang akan dirender adalah sebagai berikut.,

c) Waktu yang dibutuhkan proses render banyak bergantung kepada


panjang project video dan kecepatan procesor computer. Untuk
mempercepat proses render maka alangkah baiknya Anda
melakukan render preview terlebih dahulu, perhatikan gambar
berikut.

d) Pada gambar tersebut seperti yang ditunjuk pada tanda panah,


terdapat bagian klip yang diberi efek transisi dan ada warna
merahnya disebut juga overload area, ini menunjukkan processor
tidak akan kuat memutar video tersebut secara langsung. Untuk itu
perlu dilakukan proses render priview, caranya: tekan tombol enter
pada keyboard Anda dan terjadilah proses render preview.

z
VIDEOGRAFI

Setelah Anda melakukan render preview dengan menekan tombol


enter, maka timeline akan menunjukkan tampilan yang semula di
timeline berwarna merah menjadi hijau seperti berikut ini:

Catatan: Langkah ini sebaiknya dilakukan setiap kali setelah Anda


meletakkan efek transisi dan efek video serta file gambar, ini
dimaksudkan untuk mengurangi beban komputer serta untuk
mempercepat proses render yang menjadikan file project Anda
menjadi file AVI
e) Bila langkah no. 3 tersebut telah anda lakukan berikutnya kita
lakukan render. Pilih menu file  export  movie.

Muncul windows export movie, pilih folder tempat Anda akan


menyimpan file video AVI Anda dan jangan lupa pada bagian file
name tulis nama filenya. Kemudian klik tombol setting untuk
mengatur file hasil render Anda.
VIDEOGRAFI

Setting pada tab general.

Setting pada tab video.

Setting pada tab keyframe and rendering.

Setting pada tab audio.


VIDEOGRAFI

Kemudian klik tombol OK, kemudian klik save maka akan terjadi
proses rendering seperti gambar berikut.

f) Proses rendering selesai, silakan periksa file hasil rendering Anda


di folder/drive melalui windows explorer.

g) File hasil render yang berformat AVI bisa anda buka dengan
Windows Media Player atau media player yang ada.
VIDEOGRAFI

h) Burn to Media Disc


Media disk yang paling banyak digunakan saat ini adalah VCD dan
DVD. Untuk dapat membuat VCD dan DVD hal pertama yang harus
dilakukan adalah membuat file dengan format (*.avi) atau MPEG2.
Perlu dipertimbangkan, bahwa kapastitas untuk satu keping VCD
maksimal 80 menit, sementara untuk satu keping DVD maksimal
120 menit. Jadi, jika file lebih besar dari kepasitas maksimal
tersebut, harus dipecah menjadi dua file.
Agar dapat membuat VDC dan DVD, Anda memerlukan
program burning. Program burning yang paling banyak digunakan
saat ini adalah Nero Express.

3. Burning VCD
Perlu diingat bahwa walaupun kapasitas maksimal VCD adalah
80 menit, durasi yang disarankan untuk satu keping VCD adalah 60
menit. Jika lebih dari itu, dikhawatirkan pembakaran ke VCD akan tidak
sempurna.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kecepatan
pembakaran. Usahakan untuk menggunakan kecepatan rendah
mengingat kecepatan VCD player berbeda-beda. Jika melakukan
burning dengan kecepatan terlalu tinggi, dikhawatirkan VCD player
dengan kecepatan rendah tidak dapat membacanya. Secara detail,
langkah-langkah membuat VCD adalah sebagai berikut.

1) Buka program NERO EXPRESS

Gambar hasil extreme long shoot


VIDEOGRAFI

2) Pilih VIDEOS/PICTURES  VIDEO CD untuk membuka halaman


MY VIDEO CD.

Gambar hasil extreme long shoot

3) Klik tombol add untuk memasukkan FILE video yang akan di-VCD-
kan.

Gambar hasil extreme long shoot

4) Lihat kota dialog OPEN FILE, lalu pilih FILE VIDEO yang diinginkan
dalam kotak dialog OPEN FILE.

Gambar hasil extreme long shoot


VIDEOGRAFI

5) Klik tombol ADD untuk memasukkan FILE dan klik CLOSE untuk
mengakhiri

Gambar hasil extreme long shoot

6) Klik tombol NEXT untuk menuju ke halaman pengaturan menu


VCD.

Gambar hasil extreme long shoot


VIDEOGRAFI

7) Klik NEXT untuk menunju ke halaman FINAL BURN SETTING.


Pada halaman ini, Kalian diminta untuk mengatur kecepatan
pembakaran, nama VCD, jumlah penggandaan, dan tempat
pembakaran.

Gambar hasil extreme long shoot

8) Klik tombol BURN untuk memulai proses pembakaran.

9) Setelah selesai klik OK pada kotak dialog yang ditampilkan.


VIDEOGRAFI

10) Klik EXIT untuk mengakhiri.

a. Burning DVD
Program Nero juga dapat digunakan untuk membuat video dengan
format DVD. Nero yang digunakan kali ini adalah Nero Start Smart.
Langkah-langkah membuat DVD menggunakan Nero Start Smart
adalah sebagai berikut.

1) Jalankan program NERO START SMART.


Pilih menu PHOTO AND VIDEO  MAKE YOUR OWN DVD-
VIDEO.
VIDEOGRAFI

2) Klik menu ADD VIDEO FILE di jendela Nero di halaman


CONTENT.

3) Setelah memasukkan video ke dalam program Nero, klik tombol


NEXT untuk menunju ke halaman SELECT MENU.
VIDEOGRAFI

4) Pilih bentuk/style menu yang akan digunakan. Klik dua kali pada bagian
menu yang akan diedit.

5) Klik tombol NEXT untuk menuju ke halaman PREVIEW.

6) Klik NEXT untuk menuju ke halaman BURN OPTIONS dan klik tombol
BURN untuk memulai membakar DVD.
VIDEOGRAFI

7) Setelah itu Nero akan otomatis meng-convert menu dan file


video menjadi format DVD.

8) Klik NEXT setelah proses selesai.

E. Rangkuman
1. Render merupakan proses mengubah file project menjadi file yang dapat
dijalankan pada media lain. Proses rendering terdiri dari banyak jenis, di
antaranya movie, frame, dan audio.
2. Media banyak digunakan untuk penyimpanan video saat ini ada VCD dan DVD.
Untuk dapat mengekspor sebuah file menjadi VCD dan DVD, Kalian memerlukan
program khusus. Di antara program yang banyak digunakan adalah Nero.

Anda mungkin juga menyukai