Anda di halaman 1dari 16

Cara Membuat Film Pendek

Disusun bersama Staf wikiHow | 17 Referensi

Dalam Artikel Ini:Membuat Naskah dan Storyboard Melakukan Tahap


PraproduksiMelakukan Proses SyutingMenyunting Film

Apakah Anda bercita-cita untuk menjadi sutradara? Jika impian terbesar Anda adalah
memiliki karier yang mapan di bidang penyutradaraan, salah satu proses yang perlu Anda
tempuh (meski tidak wajib) adalah belajar membuat film pendek. Meski terkesan berat,
menciptakan film pendek yang padat dan menarik sesungguhnya tidaklah sesulit
memindahkan gunung. Sejauh Anda melakukan tahapan praproduksi yang benar, memiliki
peralatan yang memadai, serta mengaplikasikan berbagai kiat sederhana lain yang tercantum
dalam artikel ini, niscaya Anda akan mampu menciptakan film pendek yang berkualitas!

Bagian 1

Membuat Naskah dan Storyboard

1.

Tentukan ide naskah. Pikirkan ide naskah yang bisa Anda ceritakan dalam waktu
kurang dari 10 menit. Agar cerita Anda tidak terlalu rumit, cobalah berfokus pada ide
utamanya terlebih dahulu. Pikirkan pula genre film yang ingin Anda buat; apakah itu
horor, drama, atau genre lainnya?[1]
o Pikirkan salah satu kejadian yang menarik dalam hidup Anda, dan gunakan
pengalaman tersebut sebagai sumber inspirasi naskah.
o Pikirkan ruang lingkup cerita Anda dan apakah cerita tersebut sejalan dengan
bujet yang Anda miliki.
2.

Buat naskah film pendek Anda. Jika Anda memang sedang mempelajari teknik
penulisan naskah, cobalah membuat naskah Anda sendiri. Naskah film pendek harus
mengandung elemen lengkap yaitu permulaan, pertengahan, dan penyelesaian.
Umumnya, panjang naskah film pendek dengan durasi 10 menit adalah tujuh sampai
delapan halaman.[2]

o Jika keuangan Anda terbatas, jangan membuat naskah dengan cerita yang
terlalu kompleks (seperti mengandung adegan ledakan api atau membutuhkan
efek digital yang mahal).
3.
3

Cari berbagai contoh naskah yang tersedia daring. Jika kesulitan membuat naskah
sendiri, cobalah mencari naskah-naskah film yang sudah dipublikasikan daring. Jika
Anda berniat untuk mengubah naskah tersebut menjadi film komersial, jangan lupa
meminta izin kepada penulis aslinya.[3]

o Beberapa penulis menjual naskah mereka dengan biaya tertentu.


4.
4

Buat storyboard (sketsa gambar yang disusun berdasarkan urutan adegan dalam
naskah). Sederhananya, storyboard adalah sekumpulan gambar yang
mendeskripsikan cerita dalam setiap adegan. Gambar yang Anda buat tidak perlu
terlalu detail atau artistik, namun harus cukup jelas sehingga Anda mampu memahami
detail terkait setiap adegan dalam naskah. Membuat storyboard sebelum memulai
proses syuting membantu Anda untuk lebih berfokus pada rencana pengambilan
gambar. Selain itu, Anda juga akan menghemat lebih banyak waktu pengerjaan jika
terlebih dahulu menuangkan seluruh ide dan konsep dalam secarik kertas.[4]

o Jika kesulitan menggambarkan detail naskah secara spesifik, cobalah


menggambar stik figur untuk merepresentasikan masing-masing aktor dan
menggambar bentuk sederhana untuk merepresentasikan masing-masing objek
dalam setiap adegan.

Bagian 2

Melakukan Tahap Praproduksi

1.
1

Cari lokasi yang menarik dan sesuai dengan naskah Anda. Jika ingin
menggunakan kantor atau kedai tertentu untuk dijadikan lokasi syuting, jangan lupa
meminta izin secara resmi kepada pihak-pihak yang berwenang. Jika adegan dalam
naskah membutuhkan lokasi syuting di dalam ruangan, cobalah memanfaatkan ruang-
ruang di apartemen atau rumah Anda. Jika Anda membutuhkan lokasi syuting di luar
ruangan, cobalah mencari lokasi yang aman dan legal.[5]

o Terkadang Anda perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk


mendapatkan izin syuting di lokasi miliki pribadi maupun umum.
2.
2

Cari aktor untuk film pendek Anda. Jika memiliki anggaran lebih untuk
menggunakan aktor profesional, Anda boleh mengadakan audisi khusus untuk
mencari aktor yang sesuai. Namun jika film pendek tersebut sekadar dibuat untuk
memenuhi kepuasan pribadi, Anda cukup meminta bantuan kepada sahabat dan/atau
kerabat terdekat untuk berperan di sana. Pada dasarnya, cari aktor yang mampu
menjiwai perannya sebaik mungkin; untuk mengetahuinya, mintalah mereka
membaca naskah Anda dan nilai kelayakan mereka melalui uji coba tersebut.[6]

3.
3

Rekrut kru film. Kru film berfungsi untuk membantu Anda mengerjakan berbagai
aspek teknis saat proses pembuatan film berlangsung (misalnya aspek produksi,
sinematografi, pencahayaan, penyuntingan, dan pengaturan suara). Anda bisa memilih
untuk mempekerjakan kru profesional atau mengerjakannya sendiri; seluruhnya
sangatlah bergantung pada bujet Anda.[7]

o Jika tidak memiliki bujet untuk mempekerjakan kru profesional, mintalah


bantuan teman Anda yang menyukai dunia perfilman secara cuma-cuma.
4.
4

Beli dan sewa peralatan syuting. Untuk proses pengambilan gambar, Anda
membutuhkan kamera, lampu, dan alat perekam suara. Pada dasarnya, peralatan
syuting yang dijual secara bebas memiliki harga yang bervariasi. Jika bujet Anda
terbatas, cobalah membeli kamera digital yang dijual dengan harga kurang dari satu
juta rupiah; jangan salah, banyak pula pembuat film yang hanya menggunakan
kamera ponsel pintarnya, lho! Namun jika Anda memiliki bujet lebih, cobalah
membeli kamera DSLR yang berkualitas dan berharga lebih mahal.[8]

o Jika ingin gambar yang diambil terlihat lebih stabil, pastikan Anda
menggunakan tripod.
o Jika ingin melakukan syuting pada siang hari, cobalah memanfaatkan matahari
sebagai sumber pencahayaan Anda.
o Jika ingin melakukan syuting di dalam ruangan, umumnya Anda
membutuhkan dudukan lampu dan lampu sorot.
o Untuk merekam suara, Anda bisa menggunakan mikrofon boom yang berharga
mahal. Namun jika keuangan Anda terbatas, Anda juga bisa menggunakan
perekam suara sederhana atau mikrofon kecil tanpa kabel.
o Hati-hati, mikrofon perekam bawaan pada kamera cenderung kurang mampu
menangkap suara dengan jelas.

Bagian 3
Melakukan Proses Syuting

1.

Latih setiap adegan dalam naskah. Saat aktor tiba di lokasi syuting, mintalah
mereka membaca naskahnya sambil berakting. Sembari mereka melakukan
pendalaman peran, jelaskan ekspektasi Anda terkait peran yang mereka mainkan.
Jelaskan pula bagaimana cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta
sampaikan kritik dan saran yang membangun terkait akting mereka.[9]

o Proses ini disebut blocking adegan.


2.
2

Mintalah para aktor mengenakan kostum. Jika peran dalam naskah Anda
membutuhkan kostum atau riasan khusus, pastikan mereka menyiapkan semuanya
sebelum syuting dimulai (metode ini ampuh membantu proses pendalaman peran
mereka). Setelah proses melatih adegan selesai, mintalah mereka mengenakan kostum
yang sudah disiapkan.[10]

3.
3

Rekam adegan dalam naskah. Storyboard yang sudah dibuat sebelumnya akan
membantu Anda mengetahui daftar adegan yang perlu direkam (shot list). Alih-alih
merekamnya secara berurutan, cobalah merekam adegan yang mudah dan sederhana
terlebih dahulu. Bersedialah berkompromi dengan jadwal para aktor dan manfaatkan
setiap waktu luang di lokasi syuting dengan efisien. Jika Anda memiliki akses untuk
memasuki beberapa lokasi umum, cobalah merekam sebanyak mungkin adegan selagi
Anda di sana; melakukannya akan menghemat waktu syuting dan mencegah Anda
kembali mengunjungi lokasi yang sama di kemudian hari.[11]

o Adegan-adegan yang sudah Anda rekam dapat ditata dalam urutan yang benar
pada proses pascaproduksi.
4.
4

Berfokuslah pada elemen visual. Film yang Anda buat berdurasi pendek; itulah
mengapa sering kali visualisasi film jauh lebih penting daripada narasinya. Untuk itu,
pilih lokasi yang menarik secara visual dan gunakan pencahayaan yang mampu
menambah keindahan keseluruhan adegan. Pastikan pula gambar yang diambil tidak
kabur dan tidak terhalang oleh apa pun.[12]

5.
5

Ucapkan terima kasih kepada seluruh aktor dan kru yang terlibat. Seusai
merekam seluruh adegan di dalam storyboard, mulailah memasuki tahap
pascaproduksi atau proses penyuntingan. Sampaikan rasa terima kasih Anda kepada
semua orang yang terlibat dan sampaikan bahwa Anda akan kembali menghubungi
mereka setelah proses penyuntingan selesai.

Bagian 4

Menyunting Film

1.

Unggah data video ke peranti lunak untuk menyunting film seperti Avid, Final
Cut Pro, atau Windows Movie Maker. Atur seluruh data video dalam folder-folder
yang rapi agar dapat diakses dengan lebih mudah dan cepat; langkah ini perlu
dilakukan agar pekerjaan Anda lebih rapi dan efisien. Setelah seluruh data video
dipindahkan dan dirapikan, Anda bisa mulai melakukan proses penyuntingan. [13]

2.
2

Buat suntingan kasar. Mulailah dengan menyusun rekaman adegan dalam urutan
yang benar; sembari melakukannya, cobalah mengevaluasi alur dan koherensi adegan.
Saat membuat suntingan kasar, pastikan alur adegan dalam cerita Anda masuk akal
dan berkesinambungan.[14]

3.
3

Tambahkan audio. Masukkan berkas audio berisi dialog aktor dan sesuaikan dengan
adegannya. Anda juga bisa menambahkan latar audio berupa musik atau efek suara
yang terasa cocok.[15]

4.
4

Padatkan adegan. Setelah membuat suntingan kasar, evaluasi kembali film Anda
bersama produser dan penyunting lainnya. Terimalah kritik dan saran yang mereka
berikan dan lakukan proses penyuntingan kedua.[16]

o Tambahkan efek-efek tertentu untuk memperhalus proses transisi setiap


adegan.
o Jika ada adegan yang terkesan kaku atau canggung, cobalah menyunting
dialog-dialog di dalamnya agar terasa lebih padat.
5.

Evaluasi kembali hasil suntingan kedua dan lakukan proses penyuntingan


terakhir. Setelah memadatkan adegan, evaluasi kembali film Anda bersama produser,
sutradara, dan penyunting lainnya. Mintalah mereka memberikan kritik dan saran
secara mendetail; sampaikan pula masalah-masalah yang Anda hadapi selama proses
penyuntingan berlangsung. Setelah seluruh pihak produksi menganggap film Anda
layak dikonsumsi publik, Anda bisa mulai memublikasikannya kepada khalayak
umum.[17]

Hal yang Anda Butuhkan


 Kamera
 Mikrofon
 Lampu sorot
 Aktor
 Peranti lunak untuk menyunting video

Anda mungkin juga menyukai