Oleh
FAIQOTUL HIKMAH
NIM: 109011000086
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
Oleh:
FAIQOTUL HIKMAH
NIM: 109011000086
Dosen Pembimbing:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 28 Maret 2015
Menyatakan,
FAIQOTUL HIKMAH
iii
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Upaya Guru PAI dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus
Ciputat disusun oleh Faiqotul Hikmah, Nomor Induk Mahasiswa 109011000086,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munasaqah pada tanggal 07 April 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) dalam bidang
Pendidikan Agama Islam.
ABSTRAK
Faiqotul
Hikmah
(NIM:
109011000086).
Upaya
Guru
PAI
dalam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya Guru PAI dalam
mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan kreativitas siswa.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2015 sampai bulan Maret 2015 di
SMP Nusantara Plus.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi langsung pada proses pembelajaran PAI,
wawancara dengan Guru PAI, Kepala Sekolah dan beberapa siswa-siswi serta
dokumentasi-dokumentasi. Adapun untuk menulis data digunakan metode deskriptif
kualitatif, yakni uraiannya dijelaskan pada kejadian-kejadian yang tampak.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa guru membuat rencana
pembelajaran berupa silabus, RPP dan menggunakan metode, strategi serta media
yang relevan guna mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran PAI.
Kreativitas siswa dapat berkembang dalam pembelajaran PAI dengan cara
menggunakan metode, strategi serta media yang relevan dengan materi yang
diajarkan.
Kata Kunci
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang
menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku bersandar
dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas. Shalawat dan Salam senantiasa
menyelimuti baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut sampai akhir zaman.
Selama
penulisan
skripsi
yang berjudul
Upaya
Guru
PAI dalam
viii
6. Cecep Setiawan, MA., Kepala sekolah SMP Nusantara Plus yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang
beliau pimpin.
7. Seluruh dewan guru SMP Nusantara Plus khususnya guru Pendidikan Agama
Islam Asep Edy Sudrajat, S.Pd, Drs. Syaefudin, dan Amir Hamzah, SHI yang
telah besedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai penulis.
8. Siswa-siswi kelas VIII SMP Nusantara Plus yang telah bersedia sebagai subyek
dalam Penelitian.
9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam
meminjam buku.
10. Kedua orang tua tercinta H. Chozin Husain dan Hj. Mugiati Daiman, yang selalu
penulis banggakan yang telah memberikan dukungan secara moril dan materiil,
yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta memberikan semangat
yang bertubi-tubi. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan cinta yang
mereka berikan kepada penulis.
11. Pengasuh Pesantren Darus-sunnah Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA,. dan
Hj. Ulfah Uswatun Hasanah yang selalu memberikan dorongan, motivasi dan doa
kepada penulis.
12. Keluarga besarku
Sri Wahyuni
Khaliq, Rifan Zainuddin dan Nuriyatul Khamsah, Zainal Muttaqin dan Alvi
Alvavi Maknuna, Nur Istiqomah dan Abdul Kholiq, yang telah banyak
memberikan dorongan, kasih sayang, semangat dan bantuan baik secara moril
maupun materiil demi lancarnya penyusunan skripsi ini.
13. Keponakan-keponakan
Jauhari, Nurul Jauzak, Muhammad Kafa Billah, Muhammad Arjun Naja, Atika
Ajibah dan Uzma.
14. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009,
kelas PAI-C dan Fiqih-C. Terimakasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan
ix
dan motivasi. Tiada hal yang terindah kecuali mengenang masa kita berjuang
bersama di kampus tercinta.
15. Sahabat-sahabat seperjuangan di Pesantren Ilmu Hadits Darus Sunnah khususnya
angkatan ke-12 (AntaBena). Terimakasih atas kebersamaannya, dukungan,
bantuan dan motivasi.
16. Sahabat-sahabat terbaikku Reni Kurniawati, Nurul Hasanah dan Izza Farhatin
Ilmi. Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan yang selama ini yang kalian
berikan.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali Jazakumullah Ahsanal
Jazaa semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT.
Penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca demi memperbaiki karya tulis ini, semoga dapat membawa manfaat bagi
para pengkaji/pembaca dan bagi penulis sendiri. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
viii
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
10
12
16
17
17
xi
19
19
21
22
22
25
28
28
....
28
29
31
32
34
35
37
39
40
40
41
42
44
48
48
49
xii
50
b. Pelaksanaan ........................................................................ 51
d. Evaluasi ...................................................................
58
59
B. Saran ............................................................................................
60
61
LAMPIRAN ....................................................................................................
64
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai
peranan
yang
sangat
menentukan
bagi
pengetahuan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak seperti perkembangan teknologi dan
informasi yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Hal ini sesuai firman
Allah dalam surah ar-Rad ayat 11:
Ibid., h. 4.
dalam pikiran manusia, terdapat proses menerima pesan atau memori, kemudian
proses pengolahan yang nantinya mampu menghasilkan berbagai konsep maupun
gagasan cemerlang.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan. Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil
yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun
orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar itu mendapatkan hasil baik.3
Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara
bersamaan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas
yang terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya
perubahan pada anak didik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar meliputi:
1. Perubahan intensional dalam arti perubahan yang terjadi karena intensitas
pengalaman, praktik, atau latihan yang dilakukan secara sengaja atau dengan
kata lain perubahan yang terjadi dalam perkembangan kepribadian seseorang
bukan terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil belajar.
2. Perubahan yang terjadi bersifat kontinyu dan fungsional, yaitu suatu proses
yang selalu berkembang sesuai pembelajaran yang didapat.
3. Perubahan belajar menuju arah positif, dalam arti sesuai dengan yang
diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of succes) baik
dipandang dari segi siswa, guru, maupun lingkungan sosial.
4. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh makna tertentu bagi
siswa setidaknya sampai batas waktu tertentu, baik demi alasan
27.
Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2001), Cet. I, h.
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Bandung: Teraju, 2004), Cet. I, h.
Alisuf Subri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2008, h.1.
123.
94-95.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah adalah:
1. Seorang guru harus paham tentang upaya dalam mengembangkan
kreativitas siswa
2. Guru belum dapat mengembangkan keterampilannya dalam proses belajar
mengajar
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian perlu dibatasi dengan jelas sehingga dapat
mengarahkan perhatian secara seksama pada masalah tersebut. Agar dapat dikaji
dan dijawab secara mendalam, maka dalam penelitian ini peneliti membatasai
masalah pada: Upaya Guru PAI dalam mengembangkan kreativtas siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Nusantara Plus.
D. Perumusan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah dibatasi pada penjabaran di atas maka
dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana upaya guru
dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui upaya guru dalam mengembangkan kreativitas siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini sangat diharapkan
dapat berguna bagi berbagai pihak yang berkaitan, adapun manfaat yang
diharapkan diantaranya adalah:
1. Ditinjau dari segi teoritis
Secara umum penelitian ini memberikan manfaat dalam dunia pendidikan
dalam meningkatkan sumber daya manusia, kepribadian serta dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan,
sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap pelajaran didapatnya dan
motivasi yang baik dalam mengikuti pembelajaran PAI.
2. Ditinjau dari segi praktis
Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai masukan:
a. Bagi penulis
Penulis
memperoleh
pengalaman
secara
langsung
dalam
upaya
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Guru Agama Islam
a. Pengertian Guru Agama Islam
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bias juga di masjid,
di surau/musala, di rumah dan sebagainya.1
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat
tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat
mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak
guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Tapi lebih berat lagi
mengemban tanggung jawab. Sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas
Syaiful bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), Cet. III, h.31.
10
dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus guru
berikan pun tidak hanya secara kelompok (klasikal), tetapi juga secara
individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan
sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan
sekolah tetapi di luar sekolah sekalipun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang
yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina
anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar
sekolah.
Guru adalah profesi yang memiliki kedudukan yang terhormat di
hadapan masyarakat yang memberikan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia
maupun ilmu akhirat bagi peserta didik di masa yang akan datang, sehingga
betapa mulianya kedudukan para guru dalam islam yang tercermin dari
firman Allah SWT dalam surat Al Mujadalah ayat 11:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadilah: 11).
11
dan membina anak didik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
bangsanya di kemudian hari.
Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang
dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian dari seluruh
hidup dan kehidupannya mengabdi kepada Negara dan bangsa guna
mendidik anak didik menjadi manusia susila yang cakap, demokratis, dan
bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan
Negara.
Menjadi guru menurut Prof. Zakiah Daradjat tidak sembarangan,
tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan:
1) Takwa kepada Allah SWT
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu Pendidikan Islam, tidak mungkin
mendidik anak didik agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya,
sebagaimana Rasulullah saw. menjadi teladan bagi umatnya. Sejauhmana
seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak
didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil mendidik mereka
agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.2
2) Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu
yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar.
Kecuali dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak didik meningkat,
sedang jumlah guru jauh dari mencukupi, maka terpaksa menyimpang untuk
sementara, yakni menerima guru yang belum berijazah. Tetapi dalam
keadaan normal ada patokan bahwa makin tinggi pendidikan guru makin
baik pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 41.
12
3) Sehat Jasmani
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka
yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular,
umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping itu,
guru yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar. Kita kenal ucapan
mens sana in corpore sano, yang artinya dalam tubuh yang sehat
terkandung jiwa yang sehat. Walaupun pepatah itu tidak benar secara
keseluruhan, akan tetapi kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat
kerja. Guru yang sakit-sakitan kerapkali terpaksa absen dan tentunya
merugikan anak didik.
4) Berkelakuan Baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru
harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara
tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi
anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru
berakhlak mulia pula. Guru yang tidak berakhlak mulia tidak mungkin
dipercaya untuk mendidik. Yang dimaksud dengan akhlak mulia dalam ilmu
pendidikan Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti
dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad saw. Diantara akhlak
mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil
terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa,
gembira,
bersifat
manusiawi,
bekerjasama
dengan
guru-guru
lain,
Ibid.
13
1. Kompetensi Guru
Pada mulanya kompetensi ini diperoleh dari preservice training
yang kemudian dikembangkan dalam pekerjaan professional guru dan
dibina melalui in service training. Pada dasarnya guru harus memiliki tiga
kompetensi, yaitu: kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan
kompetensi dalam cara-cara mengajar.
a.
Kompetensi Kepribadian
Setiap guru memiliki kepribadiaannya sendiri-sendiri yang unik.
Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama memiliki pribadi
keguruan. Jadi pribadi keguruan itu pin unik pula, dan perlu
diperkembangkan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam:
1) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau
murid yang diajarkannya.
2) Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar-mengajar
sehingga amat bersifat menunjang secara moral (batiniah) terhadap
murid bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran
serta perbuatan murid dan guru.
3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung
jawab dan saling mempercayai antara guru dan murid.4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2001), Cet. II, h.263.
14
komponen-komponen
atau
informasi-informasi
itu
Ibid., h. 264.
15
16
17
e.
siapa saja yang telah menerjunkan diri sebagai guru. Semua peranan yang
diharapkan dari guru seperti diuraikan di bawah ini:
1) Korektor
2) Inspirator
3) Informator
4) Organisator
5) Motivator
6) Inisiator
7) Fasilitator
8) Pembimbing
9) Demonstrator
10) Pengelola kelas
11) Mediator
12) Supervisor
18
13) Evaluator. 8
19
2. Kreativitas Belajar
a. Definisi Kreativitas Belajar
Menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia Kreativitas dapat diartikan
sebagai daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
10
. Berikut ini
20
diskontinuitas,
diferensiasi,
dan
integrasi
antara
setiap
tahap
perkembangan.13
Menurut Abdul Rahman Shaleh kreativitas adalah suatu kemampuan
untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut memecahkan
ide yang asli atau menghasilakan suatu yang adaptis (fungsi kegunaan) yang
secara penuh berkembang. Kreativitas dan kecerdasan seseorang tergantung pada
kemampuan mental yang berbeda-beda. 14
Menurut J.P. Guilford yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh disebut
berfikir divergen, yaitu aktivitas mental yang asli, murni dan baru, yang berbeda
dari pola piker sehari-hari dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan
persoalan.15
Menurut Utami Munandar kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. 16
Kreativitas ini hanyalah suatu kemampuan yang tersusun dan tidak
sederhana, serta terdiri dari faktor-faktor yang dapat menambah kemampuan
untuk berkreasi. Seperti, kemampuan untuk memperbarui kembali dan
12
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanakkanak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. III, h. 13.
13
Ibid.
14
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2004), Cet.III, h.271.
15
Ibid.
16
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi
para Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999), Cet.III, h.47.
21
menciptakan hubungan yang baru atas sesuatu yang telah diketahui dan
disepakati, kemampuan untuk cepat tanggap terhadap segala prinsip yang baru,
kemampuan untuk bersikap fleksibel dan berekspresi secara bebas, dan
kemampuan
untuk
tanggap
terhadap
permasalahan-permasalahan
yang
melingkupi seseorang. 17
Berdasarkan beberapa definisi kreativitas yang dikemukakan di atas, maka
kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melihat bermacammacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah dengan melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya
baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga lebih efisien,
efektif dan produktif.
17
Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), h.30-31.
18
Nashori, op. Cit. h. 43-44.
22
19
23
dan
membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak. 20
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar
diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna, dan tidak dapat dilakukan hanya dengan
kegiatan belajar bersifat ekspositori. Karena inti dari kreativitas adalah
pengembangan kemampuan berpikir divergen dan bukan berpikir konvergen.
Berpikir devergen adalah proses berpikir melihat suatu masalah dari berbagai
sudut pandangan atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan
pemecahan.
Untuk
mengembangkan
kemampuan
demikian
guru
perlu
untuk
memecahkan
masalah,
melakukan
beberapa
percobaan,
20
24
25
23
26
1) Rangsangan Mental
Suatu karya kreatif dapat muncul jika anak mendapatkan rangsangan
mental yang mendukung. Pada aspek kognitif anak distimulasi agar mampu
memberikan berbagai alternative pada setiap stimulan yang muncul. Pada aspek
kepribadian anak distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi
pribadi kreatif seperti percaya diri, keberanian, ketahanan diri, dan lain
sebagainya. Pada aspek suasana psikologis (psychological athmosphere)
distimulasi agar anak memiliki rasa aman, kasih sayang dan penerimaan.
Menerima anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya akan membuat anak
berani mencoba, berinisiatif, dan berbuat sesuatu secara spontan. Sikap ini sangat
diperlukan dalam pengembangan kreativitas.
24
27
Oleh sebab itu banyak sekali hal-hal yang harus diketahui oleh seorang
pendidik baik orang tua maupun para guru di sekolah untuk mengembangkan
kreativitas seorang anak. Sehingga tidak adanya pola pikir yang monoton, tidak
berkembang untuk berpikir maju atau tidak dapat memunculkan suatu ide baru.
Oleh karena itu harus lebih cermat bagi para guru dan orang tua dalam memahami
karakteristik seorang anak.
25
28
jujur,
adil,
etis,
berdisiplin,
bertoleransi,
menjaga
26
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2012 Tentang Pendidikan
Agama Islam, h. 2.
27
29
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
a) Al-Quran dan Hadits
b) Aqidah
c) Akhlak
d) Fiqih
e) Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan
manusia dengan alam sekitarnya.28
Ibid.
Sumber diambil dari Perpustakaan Utama Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
30
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
BULAN
NO KEGIATAN
1.
2.
Penyerahan
skripsi
Menyerahkan bab
I, II, III
3.
4.
Pengajuan surat
izin penelitian ke
sekolah
Melakukan
Penelitian di
5.
31
10
11
12
32
sekolah
6.
Pengolahan data
dan penyusunan
skripsi
B. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang
suatu variabel, gejala, atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu.1
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J moleong
menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.2
Kemudian lebih lanjut Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif
berakar pada akar alamiah sebagai keutuhan. Mengandalkan manusia sebagai alat
penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara
induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari
dasar, bersifat deskriptif.3
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada berdasarkan data-data. Disamping itu juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterprestasi, serta bersifat koperatif dan korelatif.4
Menurut E. Kristi Poerwandari menyatakan bahwa dalam kualitatif
sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu.5
33
Dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan informasi atau gambaran terkait
guru PAI dan upayanya dalam mengembangkan kreativitas siswa.
Adapun penulisan skripsi ini penulis mengacu kepada buku pedoman
penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2014.
1. Tahap Pra Lapangan
Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan sebelum memasuki tahap lapangan
adalah:
a. Menyusun rencana penelitian
Rencana penelitian disusun berdasarkan BAB 1 yang telah ditulis yaitu
Upaya Guru PAI dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Kelas VIII
SMP Nusantara Plus Ciputat. Adapun fokus penelitiannya yaitu ingin
mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan
kreativitas siswanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Memilih lapangan penelitian
Lokasi yang penulis pilih adalah SMP Nusantara Plus Ciputat, karena
lokasinya mudah terjangkau .
c. Mengurus perizinan
Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMP Nusantara Plus
Ciputat, terlebih dahulu meminta izin surat observasi dan penelitian di
Akademik lantai 2 yang mana setelah itu ditanda tangani oleh Ketua
jurusan, kemudian memberikan surat permohonan izin untuk
melakukan penelitian di SMP Nusantara Plus Ciputat dan diserahkan
kepada Kepala Sekolah.
2. Tahap Lapangan
Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan pada saat memasuki tahap lapangan
adalah:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
34
35
36
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.9
Hubungan antara peneliti dengan pemberi informasi (responden) bukan
hubungan antara atasan dengan bawahan atau hubungan antara para ahli dengan
sebaliknya, melainkan peneliti dating adalah meminta dengan memohon
kesediaannya dalam memberikan informasi.
Melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam
(indepth information) karena beberapa hal, antara lain:
a. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak
dimengerti responden.
b. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up questions).
c. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan.
d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa
mendatang.10
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan
wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara
terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih
sistematis terhadap hasil wawancara. Dari berbagai sumber data, perlu dicatat
mana data yang dianggap penting, data yang sama dikelompokkan. Hubungan
10
37
satu data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan, sehingga menghasilkan
pola dan makna tertentu. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan kembali
kepada sumber data lama atau yang baru agar memperoleh ketuntasan dan
kepastian.
3. Analisis Dokumen
Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat
dan sebagainya.
Dalam literatur paradigma kualitatif ada dibedakan istiah documents dari
records (bukti catatan). Records segala catatan tertulis yang disiapkan seseorang
atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa atau menyajikan perhitungan,
sedangkan dokumen adalah barang yang tertulis atau terfilmkan selain records
yang tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti. 11
11
12
h.126.
13
38
2. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan adalah lamanya keikutsertaan peneliti pada
latar penelitian, dengan perpanjangan pengamatan ini diharapkan agar hubunan
peneliti dengan narasumber akrab, tidak ada jarak lagi, terbuka dan saling
mempercayai sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan.14
Dalam rangka memperoleh hubungan keakraban ini, peneliti ikut serta
dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan penelitian ini. Keikutsertaan peneliti
terhadap pengamatan ini mulai dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 14
Maret 2015.
3.
Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
Dalam bahasa sehari-hari triangulasi dikenal dengan istilah cek dan ricek
yaitu pengecekan data menggunakan beragam sumber, tehnik dan waktu.
Beragam sumber maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan
apakah datanya benar atau tidak. Beragam tehnik berarti penggunaan berbagai
cara secara berdampingan untuk memastikan apakah datanya memang benar. Cara
yang digunakan adalah wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen. 15
4. Pemeriksaan Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
yang dipeoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dalam
hal ini peneliti melakukan diskusi dengan Sofi Rofiqoh, Reni Anggraeni, dan
Khalida Zia Razak.
14
Nusa putera, Penelitaian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks Permata
Puri Media, 2011), h.189.
39
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40
41
siswa yang terdiri dari 4 lokal kelas. Dikarenakan banyak lokal yang dipakai SMK
sehingga jika ditambah SMP maka tidak mencukupi untuk 5 kelas, sampai
sekarang hanya 4 kelas dari masing-masing angkatan.
Adapun kebijakan dan strategi SMP Nusantara Plus yaitu selain
mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama juga mampu menawarkan program
kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang tersebut. Bagi mereka
yang mau mendalami ilmu agama SMP Nusantara Plus menyediakan waktu
khusus begitu juga kelas exact.
42
(PAI) memacu pada kurikulum Depag yaitu ada mata pelajaran Fiqih, Akidah
Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Al-Quran Hadits.
Sedangkan untuk alokasi jam belajar di SMP Nusantara Plus dibagi
menjadi dua waktu yakni ada jam pagi dan jam siang. Jam pagi untuk kelas VIII
dan IX, sedangkan jam siang untuk kelas VII. Alokasi waktu untuk pelajaran
agama kelas siang (kelas VII) dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran hanya 30
menit, sedangkan untuk kelas pagi 1 jam pelajaran 35 menit.
No.
Jenis Ruangan /
Bangunan
Jml.
Ukuran
Kondisi Ruangan
PxL
CB
TB
A. RUANG BELAJAR
1
6x7
Ruang Perpustakaan
8x9
6x7
6x7
6x7
Ruang Kesenian
6x7
12 x 14
6x7
4x4
7
8
Ruang Serbaguna /
Aula
Ruang Multimedia
B. RUANG KANTOR
1
Ruang
Kepala
Sekolah
2x2
Ruang Guru
6x7
Ket.
43
4
5
Komite
Sekolah
2x3
4x3
C. RUANG PENUNJANG
1
Ruang Gudang
7x2
Ruang BP / BK
2x2
Ruang UKS
3x7
Ruang OSIS
2x7
18 x 21
Ruang
Ibadah
Masjid
Ruang WC Guru
2x3
Ruang WC Siswa
12
2x2
Ruang Koperasi
4x3
Ruang Kantin
12 x 14
10
2x2
D. SARANA PENUNJANG
1
Lapangan Olahraga
20 x 22
Lapangan Upacara
22 x 24
Tempat Parkir
5 x 22
Kendaraan
Operasional
APV
44
Status Guru
Guru
PNS
GTT
Bantu Honor
Quran Hadits
b. Aqidah Akhlah
c. Fiqih
No.
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
a.
d.
Sejarah
Kebudayaan
Islam
e. BTQ
2
Pendidikan Kewarganegaraan
Matematika
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Penjaskes
45
10
11
BK
12
Budi Pekerti
Total
41
41
Rombel/Kelas
Jumlah
VII-1
20
16
36
VII-2
22
16
38
VII-3
19
16
35
VII-4
24
14
38
85
62
147
VIII-1
18
22
40
VIII-2
20
18
38
VIII-3
17
19
36
VIII-4
20
18
38
75
77
152
IX-1
21
17
38
IX-2
20
18
38
IX-3
20
20
40
Jumlah
Jumlah
46
IX-4
18
19
37
Jumlah
79
74
153
Jumlah Total
239
213
452
No.
Urut
Nama
Jabatan
Cecep Setiawan, MA
Kepala Sekolah
Kurikulum
Gazalba, MM.Pd
Kesiswaan
Pemb. OSIS
Drs. Syaefudin
Pemb. ROHIS
Drs. Suhadi
Kord. BK
Guru
Sulaiman, S.Psi
Guru
Guru
10
Guru
11
Jamaluddin, S.Ag
Guru
12
Fadhila, S.Pd
Guru
13
Fitriani, M.Pd
Guru
47
14
Sudarno, S.Pd
Guru
15
Guru
16
Siswandi, SE
Guru
17
Guru
18
Guru
19
Guru
20
Guru
21
Yunitasari L. S.Pd
Guru
22
Muhibbah, S.Pd
Guru
23
Tarmudji, S.Pd
Guru
24
Guru
25
Guru
26
Guru
27
Guru
28
29
A' Dilah
Kasir
30
Farhan Fauzan
Tata Usaha
48
B. Deskripsi Data
Data dalam peneltian kualitatif dipahami sebagai data yang tidak bisa diukur
atau dinilai dengan angka secara langsung.1 Data dalam penelitian kualitatif
bukanlah berbentuk berdasarkan tabel angka-angka atau hasil pengukuran atau
penelitian secara langsung yang mana dianalisis secara statistik. Data kualitatif
adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan. Sedangkan
menurut Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa, sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sedangkan data tertulis, foto,
rekaman, dan statistik adalah data tambahan.2
1. Data Utama
Data utama berupa kata-kata yang diperoleh melalui wawancara dan data
yang berupa tindakan diperoleh melalui observasi. Pertama wawancara dilakukan
dengan berbagai pihak yang terkait, diantaranya Guru Pendidikan Agama Islam,
siswa, dan Kepala Sekolah. Dalam memilih dan memanfaatkan informan adalah
orang-orang yang tahu tentang situasi dan kondisi daerah penelitian, jujur,
terbuka, dan mau memberikan informasi yang benar. Kedua, observasi atau
pengamatan secara langsung.
2. Data Tambahan
Data tambahan yakni berupa sumber tertulis dan dokumentasi. Sumber
tertulis itu berupa data-data yang diperoleh dari SMP Nusantara Plus, seperti
progam tahunan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP
Nusantara Plus, data profil sekolah, keadaan siswa, sarana dan prasarana yang ada
di SMP Nusantara Plus. Sedangkan dokumentasi seperti foto-foto, untuk
h.105.
2
49
penunjang data-data yang diperoleh dari SMP Nusantara Plus supaya diterima
keabsahannya.
3. Gambaran Subjek
No
Nama
Jenis Kelamin
Jabatan
1.
Guru Fikih
2.
Syaefuddin
3.
Amir Hamzah
Guru SKI
4.
Cecep Setiawan
Kepala Sekolah
5.
Zahwa Iskandar
6.
Nabila Wahda
7.
Kemal Azhari
50
51
ketika pembelajaran itu dicantumkan dalam rencana pembelajaran dan yang pasti
mengklasifikasi siswa dalam pemahaman dan praktek keagamaan.3
RPP itu adalah sebagai kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh guru
sebelum mengajar, karena RPP itu di dalamnya berisi tentang materi yang akan
diajarkan pada saat guru masuk ke kelas atau ruangannya dimana tempat dia
mengajar.4
Pada saat menjelang Tahun Ajaran Baru, ketentuan yang ada di SMP
Nusantara Plus setiap guru bidang study, diwajibkan membuat RPP, silabus,
tentang materi / bidang study yang diajarkan dan itu sudah menjadi kebiasaan dari
tahun ke tahun.5
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah proses yang memberikan keputusan bahwa
proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang diperlukan sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Guru hendaknya memperhatikan tahapan kegiatan
pembelajaran meliputi membuka pelajaran, penyampaian materi, dan menutup
pelajaran. Bahwa pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre test
(membuka pelajaran), pembentukan kompetensi (menyampaikan materi pelajaran,
post test (menutup pelajaran).
Pada awal pembelajaran PAI, kegiatan pembelajaran yang dirumuskan
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, yang mana pada
kegiatan awal meliputi pengkondisian kelas, kesiapan belajar siswa, kegaiatan
berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang piket, pengecekan kehadiran
siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian pada kegiatan inti
meliputi semua pencapaian tujuan pembelajaran menggunakan strategi-strategi
pembelajaran yang telah dirancang, yaitu strategi pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Kemudian pada kegiatan penutup meliputi penyimpulan
pembelajaran, pemberian evaluasi, dan tindak lanjut.
3
52
Menurut
hasil
observasi
dan
wawancara
upaya
guru
dalam
mengembangkan kreativitas siswa sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari proses kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam. Dapat dilihat
dari kreativitas siswa dan dari segi metode dan media yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Media
yang
digunakan
adalah
penampilan
video
dan
gambar
dengan
53
guru membentuk seluruh siswa menjadi 8 kelompok yang mana setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa. Setelah pembagian kelompok, siswa diarahakan oleh guru
untuk bersama anggotanya masing-masing dan guru mengarahakan siswanya
untuk membuat kelompok untuk mendiskusikan topik pembahasan.
Setelah kelompok telah terbagi, kemudian guru meminta siswa membaca
baik-baik petunjuk melakukan diskusi. Dalam kelompok, secara bersama-sama
siswa dituntun untuk mendiskusikan sebanyak mungkin gagasan penyelesaian
terhadap masalah yang diajukan. Setelah semua jawaban didiskusikan antar
anggota kelompok, siswa dituntut untuk merencanakan penyelesaian masalah
yang tepat. Guru mengajak siswa saling memberi gagasan dan saling menghargai
gagasan anggota kelompoknya. Menurut hasil pengamatan penulis, metode ini ada
kelebihan dan kekurangaanya. Kelebihannya ada metode diskusi ini membuat
pikiran siswa lebih berkembang dan berkreativitas, dalam metode ini siswa sama
sekali tidak dibatasi dalam mengungkapkan gagasan dan pikirannya sehingga
siswa mampu untuk menghasilkan ide dan ini termasuk ciri-ciri kraetivitas.
Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah kalau metode tanpa ada arahan atau
rangsangan dari guru itu sendiri tidak akan terjadi diskusi yang bermutu, jadi
disinilah upaya guru untuk memberikan rangsangan dan megarahkan agar terjadi
diskusi yang bisa membuat kreativitas siswa berkembang.
Metode yang bisa memicu siswa menjadi interaktif dalam hal menanya
dan menjawab permasalahan yang muncul di kelas adalah metode diskusi, karena
metode tersebut siswa bisa bertanya permasalahan yang dia hadapi dan siswa lain
bisa memberikan solusi atau jawaban dari pertanyaan yang muncul di kelas.7
Setelah setiap mendiskusikan beberapa penyelesaian masalah, guru
memberi
kesempatan
semua
kelompok
untuk
mendemonstrasikan
hasil
diskusinya. Di sini terlihat banyak siswa yang antusias ingin membacakan hasil
pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan secara kelompok tadi. Guru
memberi kesempatan setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka,
54
pembelajaran
dilanjutkan
dengan
menyimpulkan
hasil
pembelajaran, guru melakukan tanya jawab kepada siswa dan mengajak semua
siswa terlibat untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Para siswa antusias untuk
mengemukakan gagasannya terhadap kesimpulan dari pembelajaran yang
diajarkan.
Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran, guru berusaha membuat
suasana pembelajaran yang mendukung kebebasan psikologi anak, walaupun
belum sepenuhnya dilakukan. Jika kebebasan anak dibatasi, anak menjadi kurang
tertantang untuk terus menerus mengeksplorasi rasa ingin tahunya, enggan
mencoba suatu hal sehingga tidak memacu perkembangan kreativitasnya.
Guru bersikap terbuka terhadap gagasan siswa melalui kegiatan tanya
jawab, guru terbuka terhadap pendapat dan jawaban yang diutarakan oleh siswa,
guru tidak membatasi minat siswa untuk memberi gagasan mereka, pembatasan
minat akan mematikan pemikiran kreatif siswa. Guru mempersilahkan semua
siswa yang ingin memberi pendapat baik itu ketika menjawab pertanyaan ketika
diskusi dan menyimpulkan materi.
Guru menciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima antar
siswa yang lain, antar kelompok satu dengan kelompok yang lain, guru
mengarahkan dan membimbing siswa untuk saling menghargai pendapat teman
ketika berdiskusi dan ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya.8
Guru juga menghargai gagasan siswa, ketika guru memberi penguatan dan
bersikap positif terhadap siswa yang menjawab pertanyaan. Karena sifat saling
menghargai merupakan salah satu ciri afektif anak yang kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara, guru mengatakan ; Setiap siswa mendapat
bagian kelompok diskusi dan kelompok diskusi mempunyai peran masing-masing
8
Hasil Observasi
55
memberikan
penjelasan
siswa
diberi
kesempatan
untuk
menanyakan materi yang belum dipahami agar lebih paham atau terkadang
masalah yang lain terkait dengan materi yang diajarkan.11
Observasi selanjutnya pada pelajaran al-Quran Hadits pada pelajaran kali
ini yang digunakan adalah metode menghafal dengan materi surah-surah pendek
pilihan dan kepedulian sosial (al-Kautsar dan al-Maun), setelah guru menjelaskan
materi kegiatan selanjutnya yaitu menghafal, siswa disuruh memilih hafalan surat
al-Kautsar atau al-Maun. Pada metode menghafal ini ada siswa yang hafalannya
lancar ada juga yang masih terbata-bata. Dalam metode ini upaya guru dalam
mengembangkan kreativitas siswa cukup berhasil walaupun ada beberapa siswa
hafalannya yang masih terbata-bata.
Observasi selanjutnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,
pada pembelajaran kali ini guru menampilkan materi dan gambar melalui power
point, dalam penampilan power point ini dapat membantu mempermudah siswa
dalam mengingat yang telah dipelajari pada mata pelajaran ini.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Guru PAI dalam proses
pembelajarannya sudah berpusat pada siswa dan ada upaya guru untuk
56
12
13
57
58
BAB V
PENUTUP
dalam mengembangkan
kreativitas siswa pada mata pelajaran PAI tergolong sudah baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik
kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Upaya Guru PAI dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan berupa RPP yang dibuat oleh guru sudah baik,
karena indikator-indikator dan semua aspek yang ada di dalam RPP sudah
terlaksana menurut rencana yang diinginkan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru terlihat sudah baik dalam mengupayakan
pengembangan kreativitas siswa, ini terlihat dari pemilihan metode maupun
media pembelajaran disesuaikan dengan materi ajar, pembelajaran berpusat
pada siswa dan guru berusaha tidak membatasi kegiatan dan kemampuan
siswa saat pembelajaran PAI.
59
60
3. Evaluasi
Pada tahap evaluasi pada pembelajaran PAI sudah berjalan dengan
baik, karena pada tahap ini guru lebih menekankan pada kehadiran siswa,
prestasi siswa dan antusiasnya dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada pihak sekolah terkait
dengan penelitian yang telah dilakukan ini diantaranya:
1. Seorang guru hendaknya selalu berusaha agar dalam kegiatan belajarmengajar metode, dan media yang digunakan bisa mengembangkan
kreativitas siswa.
2. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana,
karena tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana salah satu hal yang
dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Bandung :
Rosdakarya, 2007.
Rachmawati, Yeni, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman
Kanak-kanak, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005.
Sanjaya , Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006.
Satiadarma, P.Monty dan Waruru, E. Fidelis, Mendidik Kecerdasan, Jakarta:
Pustaka Populer Obor, 2003.
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , Dan R&&D, Bandung:
Alfabeta, 2012.
Uno, B. Hamzah, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
: Faiqotul Hikmah
N]M
:10901 1000086
VIII
BAB
No
Refcrensi
Paraf
,_
4.
5.
BAB
II
Syaiful Bahri Djamarah, Gunt dan Anak Didik dalam
interalrsi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet
Ke-3, h.31 .
Mucharam,
I
,.+\
)lL
-/- ll
10.
13.
Mengembangkan
14.
.-{}
Dalanr
16.
17.
18.
BAB
III
'*
-/
E. Kristi
A.
l, h.102.
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Lexy
J.
Fakultas
Keguruan, Pedoman
Penulisan Skripsi.
BAB IV
SKI Amir
Hamzah, SHI
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
003
No. 080/YAN/SMP
- M/SK.P/IIV2015
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah pertama ( SMp Nusantara plus,
)
Dengan ini menerangkan bahwa yang bemama dibawah ini :
Nama
Faiqotul Hikmah
NIM
109011000086
Fakultas
Telah melaksanakan penelitian di SMP Nusantara plus selama satu bulan, terhitung tanggal
Febuari Vd l4 Maret 2015.
Demikian surat keterangan ini kami sampaikarl agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
6f
"*At9
ffi
13
UIN JAKARTA
FORM (FR}
FITK
A. h. H. J@da t\to 95 CbuLt 15412 tuo@sh
I .3
: Bimbingan Skripsi
lg+dlt2} I 4
Jakarta" 23-01:2ot 4
Kepada Yth.
Yudhi Munadi, M.Ag
Pembimbing Skripsi
Fakuhas llmu Tarbiyah dan Keguruan
Assalamu'oloikum wr.wb.
: Faiqotul Hikmah
NIM
10901 1000086
X (Sepuluh)
Jurusan
Semester
Judul
Skripsi
menjji
pembimbing UII
*str3k:i/?utl!ry terlampir.
Saudara dapat
s*ai;dil;*.
a.n. Dekan
Khon, M.Ag
Tembusan:
Dekan FITK
Mahasiswa ybs.
l.
2.
,-.
,.:,,
. ,-i-- !
DEPARTEMEN AGAMA
UTNJAKARTA
FITK
Llt!!l
t,)i
i't**"
r" u
"*",1s412
FORM (FR)
tn
:
Terbit :
No. Revisi: :
0O
Hal
111
No.
Dokumen
Tgl.
lo**l
FITK-FRiAKD,o82
5 Januari2009
akarta, 12 Februari 20 I 5
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Observasi
Kepada Yth.
di
Tempat
A
s sol a
Nama
Faiqotul Hikmah
NIM
109011000086
Jurusan
XI (Sebelas)
Judul Skipsi :Upaya Guru PAI dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Nusantara Plus.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
Semester
observasi
Untuk
Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terima kasih.
Was s o I antu' a I ai kum w r.w b.
Tembusan:
l.
2.
3.
Dekan FITK
Pembantu Dekan Bidang Akademik
Mahasiswa yang bersangkutan
tersebut
DEPARTEMEN AGAMA
No.
UIN JAKARTA
Tgl.
No.
FORM (FR)
FITK
$
:
Terbit :
Revisi: :
Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-082
5 Januari 2009
00
111
Kepada Yth.
di
Tempat
Assalamu'alaikum wr.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahrv4
Nama
Faiqotul Hikmah
NIM
109011000086
Jurusan
Semester
XI
(Sebetas)
Judul Skipsi
Untuk
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalantu'alai kum
r.w b.
Tembusan:
Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
l.
3.